Tinjauan Komunikasi Tradisional TINJAUAN PUSTAKA

1. Faktor-faktor Lahirnya Kesenian Seni dapat lahir dan berkembang karena pada umumnya manusia senang pada keindahan. Sampai dengan sekarang telah terdapat banyak macam seni yang dapat dikelompokkan menjadi beberapa cabang seni. Pengelompokkan tersebut berdasarkan pada media yang dipakai untuk mengungkapkannya. Macam-macam cabang seni adalah: 1 Seni suara, yaitu seni yang diungkapkan dengan media suara. Misalnya seni musik, seni vokal, seni baca Al Qur’an. 2 Seni gerak, yaitu seni yang diungkapkan dengan media gerak. Misalnya seni tari, seni pantomim, senam irama. 3 Seni sastra, yaitu seni yang diungkapkan dengan media bahasa. Misalnya seni prosa, seni puisi. 4 Seni rupa, yaitu seni yang diungkapkan dengan media rupa. Misalnya seni lukis, seni patung, seni bangunan. 5 Seni drama, yaitu seni yang memperagakan suatu cerita dengan media suara, gerak dan rupa. Misalnya seni lenong, seni ludruk, seni opera. Pada waktu dulu penciptaan karya seni juga banyak terpengaruh oleh bentuk- bentuk alam, di samping faktor keindahan. Hal itu tampak jelas terutama pada karya-karya seni rupa. Pada zaman modern sekarang, karya-karya kontemporer masa kini lebih mengutamakan pada ide atau gagasan baru, ujudnya tampak lebih bebas bahkan banyak yang tidak berujud bentuk alam atau abstrak. Kadang-kadang juga tidak menunjukkan adanya keindahan, tetapi tetap dapat menyentuh rasa. Pengertian atau Definisi Kesenian diambil dari kata Seni yang berarti Proses dari manusia menciptakan atau intisari ekspresi dari kreativitas yang mengandung unsur keindahan dan keelokan, orang yang menciptakan sebuah kreativitas seni disebut Seniman. Definisi atau pengertian kesenian adalah bagian dari kebudayaan yang ada hubungannya dengan unsur keindahan dan keelokan, unsur itu adanya dalam batin dipikiran manusia yang termasuk unsur keindahan itu dan bisa juga definisi atau pengertian kesenian adalah proses penciptaan unsur-unsur yang membuat hati senang, puas buat melengkapi sisi bathin kehidupan manusiawi.

E. Tinjauan Lempar Selendang

1. Sejarah Lahirnya Lempar Selendang Upacara adat pernikahan ini salah satunya adalah tari selendanglempar selendang, yaitu sebuah tarian menggunakan kain selendang oleh muli mekhanai yang diringi oleh musik tradisional gong dan rebana. Secara bergantian muli mekhanai mencari pasangan hingga terbentuk dua pasangan lalu barulah tarian dimulai, proses pergantian antar muli mekhanai satu dengan yang lainnya adalah saat dihentikannya alunan musik ditengah pasangan muli mekhanai yang sedang menari lalu mereka masing-masing memilih dan memberikan selendang untuk penari selanjutnya secara berpasangan dan demikian seterusnya. Acara muda mudi ini bisa di bilang tradisi, turun temurun dari generasi ke generasi. Upacara adat pernikahan ini salah satunya adalah tari selendanglempar selendang, yaitu sebuah tarian menggunakan kain selendang oleh muli mekhanai yang diringi oleh musik tradisional gong dan rebana. Secara bergantian muli mekhanai mencari pasangan hingga terbentuk dua pasangan lalu barulah tarian dimulai, proses pergantian antar muli mekhanai satu dengan yang lainnya adalah saat dihentikannya alunan musik ditengah pasangan muli mekhanai yang sedang menari lalu mereka masing-masing memilih dan memberikan selendang untuk penari selanjutnya secara berpasangan dan demikian seterusnya. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Dahulu di Lampung Barat hanya ada alat musik gong dan rebana dan belum ada VCD Player maka sekarang sudah ada VCD Player yang lebih canggih, sehingga alat-alat musik tradisional tadi ditinggalkan dan digantikan dengan alat musik yang lebih canggih dan lebih mudah digunakan, kondisi yang demikian mau tidak mau berpengaruh terhadap kesenian tradisonal kita, padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Sebenarnya perubahan dan pergeseran nilai suatu kebudayaan adalah lumrah adanya, asalkan tidak bergeser terlalu jauh dari sifat dan nilai-nilai aslinya, karena pada dasarnya pun kebudayaan sebagai hasil cipta, rasa, dan karya manusia adalah bergerak secara dinamis.