Keunggulan Pendekatan Konstruktivisme Pendekatan Konstruktivisme

akan dibahas. Bila perlu, guru memancing dengan pertanyaan problematik tentang fenomena yang sering dijumpai sehari-hari oleh peserta didik dan mengaitkannya dengan konsep yang akan dibahas. Selanjutnya, peserta didik diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan dan mengilustrasikan pemhamannya tentang konsep tersebut. Tahap kedua, peserta didik diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan penginterprestasian data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang olehguru. Secara keseluruhan dalam hidup ini akan terpenuhi rasa keingintahuan peserta didik tentang fenomena dalam lingkungannya. Tahap ketiga, peserta didik melakukan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil observasi peserta didik, ditambah dengan penguatan guru. Selanjutnya peserta didik membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari. Tahap keempat, guru berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik melalui kegiatan maupun pemunculan masalah-masalah yang berkatian dengan isu-isu dalam lingkungan peserta didik tersebut.

4. Keunggulan Pendekatan Konstruktivisme

Terdapat kekhususan pandangan tentang belajar dalam teori belajar konstruktivisme apabila dibandingkan dengan teori belajar behaviorisme dan kognitivisme. Teori behaviorisme lebih memperhatikan tingkah laku yang teramati, dan teori belajar kognitivisme lebih memperhatikan tingkah laku belajar dalam memproses informasi atau pengetahuan yang sedang dipelajari peserta didik tanpa mempertimbangkan pengetahuan atau informasi yang telah dikuasai sebelumnya. Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru kepada peserta didik. Artinya, bahwa peserta didik harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya, dengan kata lain peserta didik tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap di isi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru. Pembelajaran yang mengacu pada teori belajar konstruktivisme lebih memfokuskan pada kesuksesan peserta didik dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru, dengan kata lain peserta didik lebih didorong untuk mengkontruksi sendiri pengetahuan mereka melalui kegiatan asimilasi dan akomodasi Lapono, 2008: 28. Menurut Surahman 1986: 75 metode adalah cara yang fungsinya adalah alat untuk mencapai tujuan, makin baik metode makin baik pula pencapaian tujuan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Kelangsungan proses pembelajaran di sekolah ditentukan juga oleh banyaknya factor yang mendukung dalam pencapaian tujuan yang diharapkan. Salah satu faktor yang menentukan adalah bagaimana seorang guru mengadakan interaksi dalam proses pembelajaran di kelas, dengan menggunakan metode yang tepat, akan membuat pemahaman siswa terhadap materi pengajaran secara baik dan optimal. Oleh karena itu seorang guru dapat memiliki dan melaksanakan metode yang tepat dalam menyampaikan materi pengajaran sehingga suasana kelas akan hidup dan menimbulkan motivasi belajar pada siswa. Dengan demikian proses pembelajaran mengacu kepada rencana yang telah direncanakan di dalam fungsinya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Interaksi dalam proses belajar mengajar seorang guru berperan sebagai penggerakpembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses pembelajaran dapat menuntut siswa untuk belajar lebih aktif dan kreatif di dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan harus dapat mengurangi dominasi guru, untuk itu hendaknya seorang guru harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik, sehingga guru dapat melakukan proses pembelajaran berjalan dengan baik dan optimal apabila siswa aktif di dalam proses pembalajaran. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik dalam tujuan intruksional umum maupun tujuan intruksional khusus, diperlukan penggunaan metode yang tepat yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Dalam menyampaikan materi pelajaran, seorang guru harus menggunakan metode yang tepat agar dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus dapat memilih metode yang benar-benar sesuai dan mampu meningkatkan motivasi serta pemahaman siswa dalam mengikuti pelajaran dan menerima pelajaran. Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.

5. Penerapan Konstruktivisme di Kelas

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA MATEMATIKA KELAS IV SDN LABUHAN RATU IX TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 55

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 1 BHAKTI NEGARA WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 23 54

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 REJOSARI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 7 40

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 WAY KANDIS BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 15

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS IV B SD NEGERI 8 KARANG ANGAR JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011-2012

1 29 62

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 REJOSARI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 52

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KAMPUNG KOTAAGUNG KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 34

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI KARANG TARUNA WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 17 31

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI JARING-JARING BALOK DAN KUBUS MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION PESERTA DIDIK KELAS IV SD N 1 KARANGBENER

0 0 21

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SDN 9 SIANTAN

0 0 9