Analisis faktor Tinjauan Pustaka

23 Banyaknya elemen sampel harus memadai yaitu minimal 4 empat atau 5 lima kali variabel yang diteliti. b. Membuat matrik korelasi Pada tahap ini, ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan. Pertama, yaitu menentukan besaran nilai Barlett Test of Sphericity, yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel, dan kedua adalah Keiser- Meyers-Oklin KMO Measure of Sampling Adequacy, yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan koefisein korelasi parsialnya. Analisis faktor dikatakan layak apabila besaran KMO nilainya minimal 0,5. c. Ekstraksi faktor Pada tahap ini, dilakukan proses inti analisis faktor, yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang memiliki nilai KMO0,5 sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Tujuan mengekstrasi faktor yaitu agar faktor tidak berkorelasi dengan sesamanya. Metode yang digunakan untuk maksud ini adalah Principal Component Analysis PCA. Penentuan jumlah faktor di mana masing-masing faktor merupakan gabungan dari beberapa faktor yang saling berhubungan berkorelasi didasarkan atas besarnya eigen value, percentage of variance dari setiap faktor yang muncul. Semakin besar eigen value setiap faktor semakin representative faktor tersebut untuk mewakili 24 sekelompok variabel. Faktor-faktor yang dipilih faktor yang memiliki eigen value 1. d. Rotasi faktor Pada tahap ini matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang lebih sederhana sehingga mudah untuk diinterpretasikan. e. Intepretasi faktor Pada tahap ini, akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya.

10. Penelitian terdahulu tentang perilaku konsumen

Penelitian tentang perilaku konsumen yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Adapun persamaannya yaitu pada topik dan tujuan penelitian, serta metode analisis yang digunakan. Perbedaanya terletak pada komoditas yang diteliti dan lokasi penelitian. Penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini adalah : Yulisa 2013 meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian kopi bubuk instan siap saji dan sikap mahasiswa Unila terhadap penilaian berbagai merek kopi bubuk instan siap saji. Data yang terkumpul dalam penelitian dianalisis secara kuantitatif menggunakan analisis komponen utama untuk menjawab tujuan pertama, serta analisis sikap Fishbein untuk menjawab tujuan ke dua. 25 Hasil analisis menggunakan analisis komponen utama dari lima belas variabel yang diduga mempengaruhi keputusan pembelian kopi bubuk instan siap saji terdapat nilai Measure of Sampling Adequacy MSA salah satu variabel pengaruh orang lain nilainya di bawah 0,5, sehingga variabel tersebut dikeluarkan, akibatnya hanya ada empat belas variabel yang diolah untuk analisis selanjutnya . Keempat belas faktor variabel tersebut kemudian dapat dikelompokkan menjadi empat komponen utama, yaitu KU I Faktor Internal, KU II Faktor Eksternal, KU III Faktor Manfaat, dan KU IV Faktor Keunggulan. Kopi instan siap saji yang paling banyak dikonsumsi oleh mahasiswa adalah merek Torabika. Berdasarkan empat belas faktor variabel yang diduga mempengaruhi keputusan pembelian kopi bubuk instan siap saji, dapat direduksi menjadi empat komponen. Komponen utama I faktor internal terdiri dari aroma, pilihan rasa, kekentalan, dan krimer. Komponen utama II faktor eksternal terdiri dari merek, iklan, harga, dan bonus. Komponen utama III faktor manfaat terdiri dari variabel penghilang rasa kantuk dan variabel teman minum makanan lain. Komponen utama IV faktor keunggulan terdiri dari variabel tidak berampas, mudah didapatkan, dan praktis. Hasil analisis menggunakan analisis sikap Fishbein menyatakan bahwa merek ABC mendapatkan nilai tertinggi di antara merek lainnya meskipun pengonsumsinya paling sedikit dibandingkan pengkonsumsi merek lainnya. Penilaian sikap mahasiswa terendah didapatkan merek Goodday. 26 Jika diurutkan penilaian sikap terbaik dari yang tertinggi sampai terendah adalah ABC, Nescafe, Luwak White Koffie, Torabika, dan Good Day. Sukhufi 2011 telah meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen tanaman hias anthurium gelombang cinta di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu, Malang. Penelitiannya bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik, sikap dan perilaku konsumen dalam pembelian anthurium gelombang cinta dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian tersebut. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis sikap dan perilaku, dilengkapi dengan uji validitas, reliabilitas dan analisa faktor. Hasil analisis deskriptif menyatakan bahwa karakteristik konsumen anthurium gelombang cinta didominasi oleh laki-laki, usia 46-55 tahun, dengan pendidikan terakhir S1, jenis pekerjaan wiraswasta, dengan tingkat pendapatan Rp1.000.000 – Rp2.000.000 per bulan dan berasal dari wilayah luar Malang. Berdasarkan sumber daya responden, selera dan akses informasi, daya beli konsumen sebagian besar pada tingkat harga Rp10.000 – Rp25.000, menyukai ukuran sedang yang tidak terlalu pendek maupun terlalu tinggi dan menggunakan media majalah serta internet untuk mengakses informasi. Rata-rata responden membeli anthurium gelombang cinta dengan alasan ikut-ikutan dan memanfaatkannya sebagai hiasan. Variabel yang merupakan atribut tanaman hias dan anthurium gelombang cinta yang paling dominan adalah keindahan dan keunikan.