Pajak Penjualan Rasio Matematika Ekonomi

= Rp 75.000 + Rp 80.000,- = Rp 155.000,-

B. Diskon

Diskon adalah suatu cara yang di lakukan pengelola usaha untuk menarik para konsumen pembeli dalam membeli barangnya dengan cara memberikan potongan diskon. Pemberian potongan dengan mengunakan sejumlah presentase tertentu di sebut juga dengan reduksi harga atau dikenal sebagai potongan discount. Diskon= harga sebelum−harga sesudah harga sebel um Suku Potongan= Potongan p Harga Daftar D Contoh: Seseorang membeli baju seharga Rp 50.000,- dan setelah mendapat potongan dia hanya membayar sebesar Rp 35.000,- Berapakah besar potongan yang diperolehnya ? D =harga sebelum - harga sesudah D =Rp 50.000,- - Rp 35.000,- = Rp 15.000,- Maka besar potongan diskonnya adalah 15.000 50.000 X 100 =30

C. Pajak Penjualan

Pajak penjualan adalah pertambahan persentase kepada harga penjualan barang yang dikenakan kepada harga eceran. Dasar perhitungan pajak penjualan dikenakan pada saat penyerahan barang, pemaukan barang atau harga jual impor. Dalam pajak penjualan, berlaku tarif yaitu tariff pajak dengan persentase yang tetap. Pajak Penjualan = Harga Eceran – Harga Jual Contoh 1: Sejenis coklat dikenakan pajak 20. Berapa harga jual atas sejenis coklat yang diecer Rp 530,- jika pajak ditiadakan: Misalkan harga jual = x Harga eceran Rp 530,- = Harga jual x + 20 dari x Rp 530,- = x + 0,20x Rp 530 = 1,20 x Rp 5301,2 = x x = Rp 441,7 Jadi, coklat batang harganya Rp 442,- jika tidak dikenakan pajak penjualan. Contoh 2: Setiap kendaraan yang diimpor ke Indonesia dikenakan bea masuk 57,5 sedangkan pajak penjualan 20. a. Berapa harga eceran sebuah Toyota buatan jepang yang di daerah pabean Indonesia seharga Rp 12.500.000,- jika Importir menghendaki laba 25. b. Hitung persentase total kenaikan harga. Jawab: a. Bea masuk = Harga Pabean x bea masuk = Rp 12.500.000,- x 57,5 = Rp 7.187.500,- Biaya Import = Rp 12.500.000,- + Rp 7.187.500,- = Rp 19.687.500,- 20 pajak penjualan terhadap biaya import: = Biaya Total x suku pajak penjualan = Rp 19.687.500,- x 20 = Rp 3.937.500,- Biaya Total Import: = Biaya Import + Pajak Penjualan = Rp 19.687.500,- + Rp 3.937.500,- = Rp 23.626.000,- Dengan mengharapkan laba 25 terhadap biaya total = Biaya Total x suku laba = Rp 23.625.000,- x 25 = Rp 5.096.250 Harga Eceran = Biaya Total + laba = Rp 23.625.000,- + Rp 5.096.250,- = Rp 29.531.750,- b. Persentase total kenaikan harga kendaraan adalah: Persentase kenaikan = Harga Eceran – Harga Awal Harga Awal = Rp 29.531.750,- - Rp 12.500.000,- Rp 12.500.000,- = Rp 17.031.750,- Rp 12.500.000,- = 136,25

D. Rasio

Hubungan antar dua bilangan dapat dijelaskan dengan pernyataan rasio.Misalnya, sebuah SMU mempunyai guru sebanyak 40 orang dengan siswa 720 orang; Sebuah SMK mempunyai guru sebanyak 36 orang dengan siswa 504 orang; Sebuah MA mempunyai guru sebanyak 32 orang dengan siswa sebanyak 480 orang. Suku rasio jumlah guru terhadap jumlah murid, berturut-turut:  Di SMU = 720 40 = 1 orang guru : 18 orang siswa  Di SMK = 504 36 = 1 orang guru : 14 orang siswa  Di MA = 32 480 = 1 orang guru : 15 orang siswa Apa manfaatnya pernyataan angka rasio ini ? Dalam contoh rasio jumlah guru terhadap jumlah siswa di atas, kita akan dapat menaksir dengan cepat banyaknya guru jika diketahui jumlah siswa. Selain itu, di dalam proyeksi, kita dapat memperoleh segera keperluan guru, jika proyeksi siswa diketahui. Angka rasio lebih mudah dimengerti jika dinyatakan dalam bentuk pecahan, daripada bentuk desimal. Rasio juga banyak dipakai, misalnya:  Besar keluarga : 2 anak keluarga  Pemakaian bensin kendaraan : 12 km liter a Rasio tunggal Rasio 1:2 berarti sama sebagai pecahan ½ dan rasio berarti sama dengan pecahan ¾. Secara umum a:b berati sama seperti ab.Pecahan dapat di artikan sebagai rasio yang menjelaskan hubungan antara kuantitas yang sejenis yang di nyatakan dalam satuan yang sama. Oleh karena itu pecahan adalah rasio, maka rasio tidak berubah harga jika kedua bilangan dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama, misalnya: 10 : 12 = 20 : 24 = 5 : 6 = 40 : 48 dsb Contoh 1: Tentukan rasio gr terhadap kg. 1 kg = 1000gr rasio 11000 =1:1000 contoh 2: Sebuah toko menaikkan harga barang-barang dalam rasio 5:4. Tentukan: Harga baru atas barang yang semula seharga Rp 800,- Harga semula atas barang yang baru Rp 2000,- a. Harga baru =Rp. 800,- x 54 = Rp .1000 b. Harga baru =Harga lama x 54  45 x harga = harga lama  45 x Rp 2000,- = harga lama  Rp 1600,- = harga lama  Harga semula = Rp 1.600,- b Rasio majemuk Jika kita mengalikan serentak dua atau lebih terhadap rasio yang terpisah,kita peroleh rasio majemuk. Sebagai contoh x : y dikalikan dengan a : b sama dengan x y . a b = x .a x .b = x.a : y.b atau a.x : b.y Contoh: Sebuah mengalikan harga beberapa barangnya dalam rasio 5:2, sebulan kemudian diadakan penjualan obral dengan menurunkan dalam rasio 3:4. Tentukan: Harga jual barang yang semula seharga Rp 20.000,- Harga semula barang yang di tawarkan pada obral Rp 35.000,- Jawab: Rasio harga semula terhadap modal =52 x ¾ =158 atau 15:8 Harga obral yang semula Rp 20.000,- =Rp 20.000 x 158 =Rp 37.500,- Harga semula x 15 8 =harga obral Harga semula =harga obral x 815 =Rp 35.000 X 815 =Rp 65.625,-

E. Proporsi