Seperti uraian di atas bahwa seseorang yang sudah melakukan belajar mengalami perubahan tingkah laku. Menurut Rochman Natawijaya 1984: 13 memaparkan tentang ciri perubahan tingkah laku
dalam pengertian belajar adalah seperti berikut ini: 1. Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini bahwa individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya individu telah merasakan terjadinya perubahan. Dalam dirinya individu yang bersangkutan menyadari bahwa
pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah.
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinue dan fungsional. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak
statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan perilaku dan akan berguna bagi kehidupan atau pun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan
mengalami perubahan dari tidak bias menulis menjadi bisa menulis. Perubahan ini berlangsung terus sampai kecakapan menulisnya menjadi baik dan sempurna.
B. Proses Belajar Mengajar PBM
Menurut Nasution yang dikutip Nanang Fattah 2007 PBM yang sesuai dengan kebutuhan, merupakan bentuk belajar yang menghadapkan siswa dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara
individual atau kelompok, tidak hanya sebatas cara konvensional, seperti guru menjelaskan materi kepada siswa di dalam kelas. PBM yang efektif adalah suatu kondisi yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berpikir dan berbeda pendapat dengan guru sehingga terjadi dialog interaktif.
C. Apersepsi
Menurut Piaget yang dikutip Suprayekti, dkk 2007 bahwa setiap siswa membawa pengertian dan pengetahuan awal yang sudah dimilikinya ke dalam setiap proses belajar, yang harus ditambahkan,
dimodifikasi, diperbarui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang dijumpai dalam proses belajar. Kegiatan guru dalam apersepsi lebih menitik beratkan kegiatan mengulas pelajaran yang sudah
dipelajari serta menghubungkannya dengan tahap pelajaran yang akan dipelajari. Apersepsi menekankan pada upaya guru dalam menghubungkan materi pelajaran yang sudah dimiliki oleh siswa dengan materi
yang akan dipelajari oleh siswa, Toto Rukimah 2004. Ada beberapa cara dalam kegiatan apersepsi
1. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya, 2. Memberikan komentar terhadap jawaban siswa serta mengulas materi pelajaran yang akan dibahas,
3. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa.
D. Motivasi
Banyak para ahli mendefinisikan motivasi, tetapi pada intinya sama yaitu dorongan baik dari dalam maupun dari luar untuk beraktifitas. Motivasi menutur Udin S. Winataputra 2001 berfungsi sebagai
motor penggerak aktifitas. Bila motonya tidak ada, maka aktifitas tidakakan terjadi. Motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik atau motivasi internal dan motivasi ekstrinsik atau motivasi eksternal.
Motivasi internal ditandai dengan dorongan berasal dari dalam diri siswa untuk berprilaku tertentu. Sedangkan motivasi eksternal berasal dari luar siswa. Memunculkan motivasi eksternal dapat dilakukan
dengan cara: memberi pujian, hadiah, nasehat, menciptakan suasana yang menyenangkan dan kadang- kadang teguran, Udin S Winataputra 2001.
Menurut Hull yang dikutip Suciati, dkk, 2005 menjelaskan konsep motivasi sebagai dorongan untuk memenuhi atau memuaskan kebutukan agar tetap hidup. Dorongan inilah yang menggerakkan dan
mengarahkan perhatian, perasaan dan perilaku atau kegiatan seseorang. Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas. Motivasi belajar berkaitan erat dengan
tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang sedang belajar itu sendiri. Bila seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna atau bermanfaat baginya maka motivasi
belajar akan muncul dengan kuat. Motivasi ada dua: motivasi instrinsik adalah motivasi yang muncul dari dirinya sendiri dan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang muncul dari luar diri siswa.
Guru sedapat mungkin harus dapat berusaha memunculkan motivasi instrinsik di kalangan para siswa pada saat mereka belajar, umpamanya dengan cara menjelaskan kaitan tujuan pembelajaran dengan
kepentingan atau kebutuhan siswa. H. Djadja Djadjuri 2004.
E. Penguatan