c. Siswa tidak berani bertanya bila mengalami kesulitan Dari identifikasi masalah di atas, dapat diketahui bahwa siswa belum berhasil belajar secara efektif,
dengan indikator pokok nilai tes formatif rendah. Di samping itu, siswa kurang tertib mengikuti pelajaran karenanya perhatian terhadap pelajaran kurang. Siswa juga kurang aktif dan kemampuan berpikirnya
kurang.
2. Analisis Masalah
Dari berbagai kekurangan yang dialami siswa dalam pembelajaran Matematika kompetensi dasar menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana diketahui bahwa proses pembelajaran belum berhasil
menghantarkan siswa belajar secara efektif, proses pembelajaran belum efektif. Untuk mengetahui secara rinci sebab-sebab kekurang efektifan pembelajaran tersebut, penulis
melakukan refleksi. Dari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan refleksi diketahui berbagai kekurangan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran kurang efektif karena:
a. Siswa sering keluar masuk kelas dan gaduh disebabkan guru tidak memberi perhatian pada semua siswa b. Siswa sering melihat ke luar sehingga perhatiannya tidak terpusat pada pelajaran karena guru hanya
memberi tugas pada siswa yang dianggap pandai saja c. Siswa kurang berani menjawab pertanyaan dikarenakan guru kurang memotifasi siswa untuk menjawab
pertanyaan d. Siswa tidak berani bertanya bila mengalami kesulitan disebabkan guru tidak memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya Secara singkat dapat dikatakan proses pembelajaran Matematika kompetensi dasar menentukan
sifat-sifat bangun ruang sederhana di kelas IV SD Negeri Temuireng 02 belum berjalan secara efektif. Ketidak efektifan proses pembelajaran terjadi terutama karena guru kurang mengaktifkan siswa dalam
pembahasan materi pelajaran. Di samping itu guru membahas materi terlalu cepat, komunikasi guru yang kurang lancar, kurangnya pemanfaatan peraga, dan guru kurang mengupayakan pemantapan penguasan
materi oleh siswa. Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran peneliti menitikberatkan
perbaikan pembelajaran pada alat peraga model bangun-bangun ruang. Menurut Ruseffendi, dkk. 1994 alat peraga merupakan alat yang digunakan untuk menerangkan atau mewujudkan konsep-konsep
matematika. Dengan menggunakan alat peraga konsep-konsep dalam pembelajaran matematika akan mudah dipelajari oleh siswa.
B. Rumusan Masalah
Dari sebab-sebab kekurang efektifan pembelajaran, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah dengan penggunaan alat peraga benda konkret dapat meningkatkan keaktivan siswa dalam
pembelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun ruang sederhana? 2. Apakah melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang ciri-ciri bangun
ruang sederhana?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: “Mendeskripsikan memanfaatkan alat peraga model bangun-bangun ruang dalam pembelajaran Metematika
kompetensi dasar menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana pada siswa kelas IV SD Negeri Temuireng 02 Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 20112012 agar prestasi siswa
dapat meningkat”.
D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Bagi Guru a. Memperoleh pengalaman profesional dalam mengatasi siswa yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana melalui pemanfaatan alat peraga model bangun-bangun ruang,
b. Memperoleh pengalaman profesional dalam pemanfaatan alat peraga, c. Hasil penelitian ini selain memberi masukan yang amat berarti, juga dapat dijadikan acuan dalam
pengembangan pembelajaran Matematika khususnya pembelajaran menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana.
2. Manfaat bagi sekolah
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana dengan memanfaatkan alat peraga yang ada di sekolah,
b. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga akan dapat mengangkat nama sekolah di lingkungan dinas maupun masyarakat.
3. Manfaat bagi pendidikan pada umumnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan kependidikan banyak guru khususnya guru sekolah dasar. Guru-guru di berbagai tempat tergerak mengadakan perbaikan pembelajaran melalui
penelitian tindakan kelas. Dengan banyaknya guru melakukan penelitian tindakan kelas diharapkan proses pembelajaran di berbagai sekolah berjalan lebih efektif.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Menurut Gagne yang dikutip Udin S.Winataputra 2004 bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman lihat Ratna Willis Dahar. 1989,
hal 11. Menurut Rusdi Susilana 2007 secara sederhana istilah pembelajaran instruction adalah upaya
untuk membelajarkan seseorang atau sekelompok orang melalui satu atau lebih strategi, metode dan pendekatan tertentu ke arah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Pembelajaran
merupakan suatu kegiatan terencana untuk mengkondidsikan seseorang atau sekelompok orang agar bisa belajar dengan baik. Oleh karena itu, unsur utama pembelajaran adalah siswa dan guru.
Padanan istilah “belajar” dan “pembelajaran” yang dapat dijumpai dalam kepustakaan asing adalah learning dan instruction. Istilah learning seperti dikemukakan oleh Fontana 1981: 147
mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman.
Definisi tersebut memusatkan perhatian pada tiga hal: 1. Bahwa belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku individu,
2. Bahwa perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman, dan 3. bahwa perubahan itu terjadi pada perilaku individu yang mungkin.
Di pihak lain istilah instruction seperti dikemukakan oleh Romiszowski 1981: 4 merujuk pada proses pengajaran berpusat pada tujuan yang dalam banyak hal dapat direncanakan sebelumnya pre-
planned. Karena sifat dan proses tersebut, maka proses belajar yang terjadi adalah proses perubahan perilaku dalam konteks pengalaman yang memang sebagian besar telah dirancang. Oleh sebab itu istilah
instruction sering diartikan sebagai proses pembelajaran yakni proses membuat orang melakukan proses belajar sesuai dengan rancangan.