Identifikasi Masalah Analisis Masalah

AKSELERASI : mempercepat penguasaan materi TERAPEUTIK : membantu mengatasi masalah sosial-pribadi. Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 sampai 100. Ktiteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75. Tindak lanjut diberikan sebagai suatu tindakan terhadap analisis hasil penilaian. Tindak lanjut yang diberikan antara lain melalui remedial dan pengayaan. Contoh, jika kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran tertentu 75 , perlu mendapatkan remedial untuk indikator- indikator yang belum dikuasai. Sebaliknya bila seorang anak mencapai kompetensi 75 , maka anak tersebut perlu mendapatkan pengayaan. Tindak lanjut remedial dan pengayaan dilakukan atas dasar analisis hasil evaluasi perorangan. Pendidik juga perlu melakukan analisis pencapaian kompetensi kelas, dan menemukan sebab-sebab yang mempengaruhi ketidak tercapaian ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Misalnya, kurangnya jam belajar yang tersedia, kurangnya sarana prasarana, suasana belajar yang kurang kondusif dan sebagainya yang biasa ditindak lanjuti dengan kebijakan sekolah maupun pemerintah daerah. BPNP, 2007. Dalam pembelajaran Matematika kompetensi dasar menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana di kelas IV SD Negeri Temuireng 02 Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, tahun pelajaran 20112012 menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih rendah. Dari 20 siswa yang mendapat nilai 70 atau yang telah mengalami belajar tuntas baru 7 siswa 35 sementara 13 siswa 65 mendapat nilai di bawah 70 atau belum mengalami belajar secara tuntas. Nilai rata-rata kelasnya yang dicapai adalah 65,40 .

1. Identifikasi Masalah

Untuk mengetahui secara lebih rinci kekurangan-kekurangan yang dialami siswa, penulis melakukan refleksi diri dengan menjawab sejumlah pertanyaan refleksi. Jawaban atas pertanyaan refleksi yang dimaksud meliputi: a. Sebagian besar siswa 75 belum mengalami belajar tuntas - Siswa sering ke luar masuk kelas dan gaduh - Siswa sering melihat ke luar sehingga perhatiannya tidak terpusat pada pelajaran b. Siswa kurang berani menjawab pertanyaan c. Siswa tidak berani bertanya bila mengalami kesulitan Dari identifikasi masalah di atas, dapat diketahui bahwa siswa belum berhasil belajar secara efektif, dengan indikator pokok nilai tes formatif rendah. Di samping itu, siswa kurang tertib mengikuti pelajaran karenanya perhatian terhadap pelajaran kurang. Siswa juga kurang aktif dan kemampuan berpikirnya kurang.

2. Analisis Masalah

Dari berbagai kekurangan yang dialami siswa dalam pembelajaran Matematika kompetensi dasar menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana diketahui bahwa proses pembelajaran belum berhasil menghantarkan siswa belajar secara efektif, proses pembelajaran belum efektif. Untuk mengetahui secara rinci sebab-sebab kekurang efektifan pembelajaran tersebut, penulis melakukan refleksi. Dari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan refleksi diketahui berbagai kekurangan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran kurang efektif karena: a. Siswa sering keluar masuk kelas dan gaduh disebabkan guru tidak memberi perhatian pada semua siswa b. Siswa sering melihat ke luar sehingga perhatiannya tidak terpusat pada pelajaran karena guru hanya memberi tugas pada siswa yang dianggap pandai saja c. Siswa kurang berani menjawab pertanyaan dikarenakan guru kurang memotifasi siswa untuk menjawab pertanyaan d. Siswa tidak berani bertanya bila mengalami kesulitan disebabkan guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya Secara singkat dapat dikatakan proses pembelajaran Matematika kompetensi dasar menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana di kelas IV SD Negeri Temuireng 02 belum berjalan secara efektif. Ketidak efektifan proses pembelajaran terjadi terutama karena guru kurang mengaktifkan siswa dalam pembahasan materi pelajaran. Di samping itu guru membahas materi terlalu cepat, komunikasi guru yang kurang lancar, kurangnya pemanfaatan peraga, dan guru kurang mengupayakan pemantapan penguasan materi oleh siswa. Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran peneliti menitikberatkan perbaikan pembelajaran pada alat peraga model bangun-bangun ruang. Menurut Ruseffendi, dkk. 1994 alat peraga merupakan alat yang digunakan untuk menerangkan atau mewujudkan konsep-konsep matematika. Dengan menggunakan alat peraga konsep-konsep dalam pembelajaran matematika akan mudah dipelajari oleh siswa.

B. Rumusan Masalah