biasanya guru menggunakan tes formatif. Tes formatif yang baik bila memenuhi beberapa persyaratan, yaitu valid, obyektif, dan praktis. Penilaian dapat dilakukan
melalui tes dan non tes. Tes dapat menggunakan berbagai cara, seperti essay, ja- waban singkat, dan pilihan jamak. Non tes dapat dilakukan melalui pemberian tu-
gas membaca, menyimpulkan, melakukan pengamatan, meresume, membuat lapo- ran dan sebagainya.
Hasil dan bukti belajar dari siswa ialah adanya perubahan tingkah laku. Menurut Hamalik 2004 yaitu:
Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak
mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedang berpikir dapat dilihat
dari raut mukanya, sikapnya dalam rohaniahnya tidak bisa kita lihat.
Menurut Dick dan Reiser Sopah, 2000 mengatakan bahwa: Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil
kegiatan pembelajaran mereka membedakan hasil belajar atas empat macam, yaitu pengetahuan, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, dan sikap.
Tujuan dari pembelajaran adalah adanya perubahan perilaku siswa baik dari segi aktivitas maupun penguasaan konsep siswa. Menurut Tim Penyusun 2003
bahwa: Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional, mencakup komponen pengetahuan, keterampilan, kecakapan, keman- dirian, kreativitas, kesehatan, akhlak, ketakwaan, dan kewarganegaraan.
Tujuan-tujuan penguasaan konsep adalah tujuan-tujuan yang lebih banyak berke- naan dengan perilaku dalam aspek berfikirintelektual. Menurut Anderson dan
Krathwohl Thohir, 2008 mengatakan bahwa: Ada enam tingkatan dalam kawasan penguasaan konsep yang berlaku untuk
tujuan-tujuan dalam kawasan ini:
a. mengingat remember, b. memahami understand,
c. menerapkan apply, d. menganalisis analyze,
e. menilai evaluate, f. mencipta create.
Kemampuan penguasaan konsep adalah kemampuan berfikir. Kemampuan berfi- kir meliputi kemampuan mengingat, kemampuan memahami, kemampuan mene-
rapkan, kemampuan menganalisis, kemampuan menilai, dan kemampuan berkrea- si. Hasil belajar siswa harus mencerminkan adanya peningkatan aktivitas dan
penguasaan konsep. Hasil belajar siswa dikatakan baik jika hasil yang meliputi aspek tersebut meningkat dan belum optimal jika salah satu aspek kemampuan
belum meningkat.
D. Lembar Kerja Siswa
Media adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang diguna- kan oleh guru dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dalam proses pem-
belajaran akan memudahkan guru untuk menyampaikan materi pelajaran dan mengefektifkan waktu serta akan menimbulkan interaksi antara guru dengan
siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk media adalah LKS. Pada peneliti-an ini digunakan Lembar Kerja Siswa LKS sebagai alat bantu
pembelajaran. LKS ini diharapkan dapat membantu siswa mengkonstruksi konsep materi sistem koloid. LKS yang digunakan adalah LKS yang bersifat
konstruktif yang berisi prosedur percobaan dan pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara kronologis untuk mengarahkan siswa mengkonstruksi konsep
materi sistem koloid.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam membantu siswa agar dapat berpar- tisipasi aktif dalam kegiatan belajar serta dapat berpikir kritis, kreatif dan berani
mengemukakan pendapat serta percaya diri adalah dengan menggunakan LKS sebagai media pembelajaran. LKS merupakan salah satu bentuk program yang
berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan keterampilan Prianto dan Harnoko, 1997.
Pada proses pembelajaran, LKS digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk menuntun siswa memahami suatu materi pokok yang telah atau sedang diajarkan,
karena siswa harus mengemukakan pendapatnya dan harus menyimpulkan. Menurut Sriyono 1992 bahwa:
1. LKS merupakan tugas yang sifatnya mengarahkan siswa untuk mencari fakta-fakta yang berhubungan dengan bahan yang diajarkan.
2. LKS merupakan penggalian pengertian bahan ke arah pemahaman. 3. LKS sifatnya untuk memantapkan materi pelajaran yang telah dikaji da-
lam diskusi kelas dimana kebenaran atau kesimpulan telah diterima oleh seluruh siswa.
Menurut Prianto dan Harnoko 1997, manfaat dan tujuan LKS antara lain: 1. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.
2. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep. 3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses pembela-
jaran. 4. Membantu guru dalam menyusun pelajaran.
5. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembela- jaran.
6. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari me- lalui kegiatan belajar.
7. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipe- lajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
Dari uraian tersebut penggunaan LKS bertujuan untuk mengarahkan siswa agar lebih aktif dan memberikan dorongan belajar yang tinggi, menjadi penghubung
antara guru dengan siswa serta mempercepat pemahaman materi pelajaran. LKS
digunakan untuk mengecek tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disa- jikan dalam proses pembelajaran. Guru dapat mengetahui siswa yang sudah me-
mahami materi dan yang belum memahami materi atau kesulitan dapat dilihat dari hasil kerja siswa. Guru harus memberikan bimbingan, disinilah tugas guru seba-
gai fasilitator dan motivator untuk memberikan pelayanan dan bimbingan kepada siswa dalam belajar agar siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembela-
jaran.