PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN KONSEPSISTEM KOLOID (PTK Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Bandar Lampung 2010-2011)

(1)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di SMA Negeri 3 Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata tes formatif materi sistem koloid kelas XI IPA 1 semester genap Tahun Pelajaran 2009/2010 yaitu sebesar 62,56.

Materi sistem koloid merupakan suatu materi yang konsepnya berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam proses pembelajaran sis-tem koloid, siswa dapat diajak berpikir melalui fakta yang dia sis-temukan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang melibatkan siswa aktif di dalamnya dengan pengetahuan awal yang dimilikinya, dapat membantu siswa menyele-saikan masalah-masalah tersebut dengan mudah. Adapun standar kompetensi yang harus dicapai adalah menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapan-nya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan kompetensi dasar yang harus di-capai yaitu, 1) Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam ke-hidupan sehari-hari. 2) Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada disekitarnya.

Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pen-didikan di sekolah. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian kompetensi


(2)

pendidikan salah satunya tergantung pada proses belajar yang dialami siswa selama pembelajaran berlangsung. Metode yang digunakan dalam proses pem-belajaran materi sistem koloid selama ini menggunakan metode ceramah yang sesekali diselingi tanya jawab, dan latihan soal. Kegiatan praktikum hanya di-lakukan untuk membuktikan konsep sesuai dengan materi yang telah didapat-kan siswa sebelumnya. Siswa kurang dilibatdidapat-kan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa cenderung hanya menerima materi dari guru, pasif dan kurang mampu untuk memecahkan masalah dalam proses pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran siswa lebih dominan mendengar, mencatat materi, serta me-ngerjakan latihan soal yang dijelaskan dan dituliskan oleh guru di papan tulis, siswa kurang dilibatkan dalam menemukan konsep sehingga pembelajar-an menjadi monoton dpembelajar-an siswa kurpembelajar-ang termotivasi untuk belajar, bahkpembelajar-an ada beberapa siswa yang mengantuk, mengerjakan tugas pelajaran yang lain dan mengobrol dengan teman. Hal ini tidak sesuai dengan aspek proses pembela-jaran menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menempat-kan siswa sebagai subyek pembelajaran, sedangmenempat-kan guru bertindak sebagai mo-tivator dan fasilitator. Setiap siswa harus memiliki kompetensi dalam semua mata pelajaran setelah proses pembelajaran.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu metode pembelajar-an ypembelajar-ang lebih tepat dpembelajar-an menarik, salah satunya adalah dengpembelajar-an pembelajarpembelajar-an penemuan terbimbing. Model pembelajaran ini selaras dengan pendekatan konstruktivisme yaitu pengetahuan siswa dibangun sendiri melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran penemuan terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatkan


(3)

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Model ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mendiskusikan jawaban yang tepat. Selain itu, model ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama. Model pembelajaran ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri dan siswa betul-betul ditempatkan sebagai subjek belajar.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Larasati (2008) yang melaku-kan penelitian tindamelaku-kan di SMA Arjuna Bandar Lampung pada kelas X2, me-nunjukkan bahwa pada pembelajaran dengan model penemuan terbimbing da-pat meningkatkan aktivitas on task siswa dan penguasaan konsep materi hukum dasar kimia.

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul

“Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dan Penguasaan Konsep Materi Sistem Koloid (PTK Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Bandar Lampung 2010-2011)”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan rata-rata motivasi belajar siswa pada materi sistem koloid dari siklus ke siklus ?


(4)

2. Bagaimanakah pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan rata-rata penguasaan konsep siswa pada materi sistem koloid dari siklus ke siklus ?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Meningkatkan rata-rata motivasi belajar siswa pada materi sistem koloid

melalui pembelajaran penemuan terbimbing dari siklus ke siklus.

2. Meningkatkan rata-rata penguasaan konsep siswa pada materi sistem koloid melalui pembelajaran penemuan terbimbing dari siklus ke siklus.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1) Bagi siswa

Pembelajaran penemuan terbimbing memudahkan siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari dan meningkatkan motivasi siswa dalam bel-ajar kimia.

2) Bagi guru

Pembelajaran penemuan terbimbing dapat menjadi salah satu alternatif bagi guru kimia dalam memilih model pembelajaran sebagai upaya meningkat-kan motivasi belajar dan penguasaan konsep siswa khususnya materi sistem koloid.


(5)

3) Bagi sekolah

Pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran khususnya mata pelajaran kimia.

E.Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 semester genap SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010-2011

2. Materi pokok pada penelitian ini adalah Sistem Koloid yang terdiri dari sub materi pokok sistem koloid, sifat-sifat koloid, peranan koloid dalam kehidup-an dkehidup-an pembuatkehidup-an koloid.

3. Pembelajaran penemuan terbimbing adalah pembelajaran dengan cara siswa ikut dilibatkan dan berperan aktif dalam proses penemuan suatu konsep di-bawah bimbingan dan arahan guru. Proses pembelajaran penemuan terbim-bing dalam penelitian ini menggunakan media LKS yang disusun untuk membantu siswa dalam menemukan konsep.

4. Motivasi belajar yang diukur adalah adanya hasrat dan keinginan berhasil (memperhatikan penjelasan guru secara seksama selama proses pembelajar-an dpembelajar-an mengemukakpembelajar-an pendapat) dpembelajar-an adpembelajar-anya dorongpembelajar-an dpembelajar-an kebutuhpembelajar-an da-lam belajar (bertanya kepada guru atau teman saat diskusi dan aktif dada-lam diskusi kelompok).

5. Penguasaan konsep adalah nilai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar, yang ditunjukan dengan nilai tes formatif setiap siklus.


(6)

6. Lembar Kerja Siswa yang berisi materi pelajaran, permasalahan, dan perta-nyaan yang telah disusun secara kronologis, untuk membantu siswa dalam menemukan dan memahami materi sistem koloid.


(7)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Dalam belajar, kognitivisme mengakui pentingnya faktor individu dalam be-lajar tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan. Bagi kognitivisme, belajar merupakan interaksi antara individu dan lingkungan, dan hal itu terjadi terus-menerus sepanjang hayatnya. Teori ini pun mengenal konsep bahwa be-lajar ialah hasil interaksi yang terus-menerus antara individu dan lingkungan melalui proses memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yg sudah ada dan menyesuaikan diri dengan infomasi yang baru.

Menurut Sund, “penemuan merupakan proses mental dimana siswa mampu mengasimilasi suatu konsep atau prinsip”. Proses mental tersebut ialah meng-amati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menje-laskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. (Roestiyah, 2001) Pembelajaran penemuan terbimbing merupakan suatu cara penyampaian materi dimana pada proses belajar memungkinkan siswa menemukan sendiri prinsip-prinsip dan konsep materi tersebut. Dalam proses ini, siswa didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan prinsip ber-dasarkan bahan atau data yang telah disediakan. Sehingga, siswa diharapkan terlibat aktif di dalam proses belajarnya dan guru harus memberikan bimbingan


(8)

untuk mengembangkan pengetahuan siswa. Guru bertindak sebagai penunjuk jalan, membantu siswa supaya mempergunakan ide, konsep dan pengetahuan yang sudah siswa pelajari sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang mengikutserta-kan siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Hamalik (2002) dilihat dari besarnya kelas, pendekatan penemuan ter-bimbing dapat dilaksanakan dengan dua sistem komunikasi yaitu sistem satu arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing).

1. Sistem satu arah (ceramah reflektif)

Pendekatan satu arah berdasarkan penyajian satu arah (penuangan/exposi-tion) yang dilakukan oleh guru. Struktur penyajiannya dalam bentuk usaha merangsang siswa untuk melakukan penemuan di depan kelas. Langkah-langkah pembelajarannya, guru mengajukan suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah tersebut melalui langkah-langkah penemuan . Cara-nya adalah dengan mengajukan pertaCara-nyaan-pertaCara-nyaan kepada kelas, mem-beri kesempatan kepada kelas untuk melakukan refleksi. Selanjutnya guru menjawab sendiri pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya itu. Dalam pro-sedur ini guru tidak menentukan/menunjukkan aturan-aturan yang harus di-gunakan oleh siswa, tetapi dengan pertanyaan-pertanyaan guru mengundang siswa untuk mencari aturan-aturan yang harus diperbuatnya. Pemecahan masalah berlangsung selangkah demi selangkah dalam urutan yang ditemu-kan sendiri oleh siswa.

2. Sistem dua arah (penemuan terbimbing)

Sistem dua arah melibatkan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Siswa melakukan penemuan sedangkan guru membimbing mereka ke arah yang tepat atau benar. Sekalipun di dalam kelas yang terdiri dari 20 sampai 30 orang siswa hanya beberapa orang saja yang benar-benar melaku-kannya, sedangkan yang lainnya berpartisipasi dalam proses penemuan mi-salnya dalam sistem ceramah reflektif. Dalam kelompok yang lebih kecil, guru dapat melibatkan hampir semua dalam proses itu. Dalam sistem ini, guru perlu memiliki keterampilan memberikan bimbingan, yakni mendiag-nosis kesulitan-kesulitan siswa dan memberikan bantuan dalam memecah-kan masalah yang mereka hadapi.

Djamarah dan Zain (2002) berbendapat bahwa:

Dalam sistem belajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam ben-tuk final, tetapi siswa diberi peluang unben-tuk mencari dan menemukan sendiri.


(9)

Guru membimbing siswa dalam proses mencari dan menemukan, selain itu guru juga mengawasi proses tersebut. Apabila siswa mengalami kesulitan, guru membantu siswa dengan memberi pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk menemukan prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang dicari. Jadi parti-sipasi secara aktif sangat diperlukan agar metode penemuan terbimbing ini berhasil.

Dengan demikian, model penemuan terbimbing adalah model pembelajaran di

mana siswa berpikir sendiri sehingga dapat ”menemukan” prinsip umum yang

diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan-perta-nyaan yang mengarahkan.

Model pembelajaran penemuan terbimbing selaras dengan pendekatan kon-struktivisme yaitu pengetahuan siswa dibangun sendiri melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Konstruktivisme adalah salah satu filasafat ilmu yang menetapkan bahwa pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) kita sendiri (Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu, 2001).

Menurut Von Glaserfeld dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu (2001), agar siswa mampu mengkontruksi pengetahuan maka diperlukan:

1. Kemampuan siswa untuk mengingat dan mengungkapkan kembali penga-laman, hal ini sangat penting karena pengetahuan dibentuk berdasarkan interaksi individu siswa dengan pengalaman-pengalaman tersebut. 2. Kemampuan siswa untuk membandingkan dan mengambil keputusan

me-ngenai persamaan dan perbedaan suatu hal. Kemampuan membandingkan sangat penting agar siswa mampu menarik sifat yang lebih umum dari pengalaman-pengalaman yang khusus serta melihat kesamaan dan perbeda-annya untuk selanjutnya membuat klasifikasi dan mengkontruksi

pengetahuan.

3. Kemampuan siswa untuk lebih menyukai pengalaman yang satu daripada yang lain, hal ini akan menimbulkan penilaian siswa terhadap pengalaman dan menjadi landasan bagi pembentukan pengetahuannya.


(10)

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pembelajaran konteks-tual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya di-perluas melalui konteks yang terbatas (sempit). Pengetahuan bukanlah sepe-rangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. (Nurhadi dan Senduk, 2004)

Menurut Trianto (2007):

Setiap orang membangun pengetahuannya sendiri, sehingga transfer pengeta-huan akan sangat mustahil terjadi. Pengetapengeta-huan bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer dari orang yang mempunyai pengetahuan kepada orang yang belum mempunyai pengetahuan. Bahkan, bila seorang guru bermaksud men-transfer konsep, ide, dan pengertiannya kepada siswa, pemindahan itu harus diinterpretasikan dan dikonstruksikan oleh siswa itu lewat pengalamannya. Prinsip-prinsip konstruktivisme menurut Suparno (1997), antara lain:

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif; 2. Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa; 3. Mengajar adalah membantu siswa belajar;

4. Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir; 5. Kurikulum menekankan partisipasi siswa;

6. Guru adalah fasilitator.

Secara keseluruhan pengertian atau maksud pembelajaran secara konstrukti-visme adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru hanya berperan sebagai penghubung yang membantu siswa mengolah pengetahuan baru, me-nyelesaikan suatu masalah dan guru berperan sebagai pembimbing pada pro-ses pembelajaran yang menyediakan peluang kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan baru.


(11)

Adapun langkah-langkah pembelajaran penemuan terbimbing yaitu: 1. Kegiatan awal

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan tujuan dan mengkondisikan kelas untuk mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran. Siswa perlu mengetahui tujuan mengapa mereka harus berperan serta pada proses pem-belajaran tersebut. Siswa juga harus tahu apa yang dapat mereka lakukan setelah pembelajaran itu. Membantu siswa untuk menyadari adanya hubu-ngan antara materi yang akan dipelajari dehubu-ngan relevansinya terhadap kehi-dupan sehari-hari. Kesadaran itu juga akan membantu siswa memanfaatkan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan diikutinya. Kegiatan ini selain menyiapkan siswa untuk belajar juga akan memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.

2. Penemuan dan penerapan konsep

Keterlibatan siswa dalam menemukan suatu konsep akan sangat berarti se-bagai pengalaman belajar dengan bimbingan dan arahan guru. Proses pene-muan konsep ini dilaksanakan dengan melakukan penyelidikan dan pelatih-an terbimbing dengpelatih-an bpelatih-antupelatih-an media berupa LKS eksperimen maupun LKS non eksperimen. Melalui LKS siswa diarahkan untuk membangun sendiri pengetahuannya melalui konsep-konsep yang ditemukan.

3. Evaluasi

Pada kegiatan ini, evaluasi dilakukan baik terhadap langkah-langkah pene-muan maupun pada pengetahuan yang telah diperoleh siswa sebagai umpan balik dari proses pembelajaran. Umpan balik ini akan membuat siswa dapat


(12)

memperbaiki kesalahan dan diharapkan mampu menguasai konsep dengan baik. (Noviyanti, 2007)

Model penemuan terbimbing ini memiliki keunggulan sebagai berikut: (1) dapat membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan

dan penguasaan keterampilan dan proses kofnitif siswa. (2) Pengetahuan yang diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin meru-pakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh; dalam arti pendalaman dari pengertian, retensi dan transfer. (3) Membangkitkan gairah pada siswa. (4) Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri. (5) Dapat menyebabkan siswa mengarahkan diri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sen-diri untuk belajar lebih giat. (6) Dapat membantu memperkuat pribadi sis-wa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses pe-nemuan. (7) Strategi ini berpusat pada siswa, guru menjadi teman belajar

terutama dalam situasi penemuan yang “jawaban” nya belum diketahui se-belumnya. (Suryosubroto, 2002)

Selain mempunyai kelebihan model penemuan terbimbing juga mempunyai kelemahan, antara lain:

(1)Keharusan adanya persiapan mental untuk belajar cara ini. (2) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. (3) Harapan yang ditumpah-kan pada strategi ini mungkin mengecewaditumpah-kan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional. (4) Mengajar dengan penemuan dipandang lebih mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan keterampilan. (5) Fa-silitas yang dibutuhkan mungkin tidak ada. (6) Strategi ini memungkinkan tidak memberikan siswa kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau

pengertian-pengertian yang ditemukan akan diseleksi lebih dahulu oleh guru. (Suryosubroto, 2002).

B.Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif yang dilandasi tujuan untuk men-capai tujuan tertentu. Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diarti-kan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabdiarti-kan


(13)

individu tersebut bertindak atau berbuat. Adapun menurut Mc. Donald, moti-vasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

mun-culnya “feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini, motivasi mengandung tiga elemen/ciri pokok yakni, motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan. (Sardiman, 1994)

Menurut Djamarah (2008) “motivasi dapat dilihat dari dua sudut pandang,

yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang atau motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar atau motivasi ekstrinsik. Masing-masing motivasi tersebut mempunyai sumber yang berbeda, yaitu

1) Motivasi intrinsik adalah motivasi yang aktif dan berfungsi tidak memerlu-kan rangsangan dari luar, karena setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi itu intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu.

2) Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang aktif dan berfungsi karena ada rangsangan dari luar. Motivasi itu ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar.

Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukan masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya untuk memecahkan perhatiannya. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya


(14)

dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Adapun indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4) adanya penghar-gaan dalam belajar; 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa da-pat belajar dengan baik. (Uno, 2006)

Menurut Sardiman (1994), ada tiga fungsi motivasi, yaitu :

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat”.

Dapat dikatakan bahwa adanya motivasi belajar pada seseorang adalah sangat penting dan mutlak harus dimilki. Tanpa adanya motivasi belajar siswa tidak akan pernah dapat melakukan atau mengerjakan pekerjaan yang sederhana se-kalipun. Karena tidak adanya kemauan atau kehendak untuk bisa. Motivasi yang baik akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula.

C.Penguasaan Konsep

Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan berfikir siswa. Ranah kognitif meliputi kemampuaan menghafal, kemampuan memahami, kemampuan mene-rapkan, kemampuan menganalisis, kemampuan mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Hasil belajar ranah kognitif, yaitu hasil penguasaan konsep


(15)

siswa setelah proses pembelajaran. Penguasaan konsep merupakan dasar dari pe-nguasaan prinsip-prinsip teori, artinya untuk dapat menguasai prinsip dan teori harus dikuasai terlebih dahulu konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori yang bersangkutan. Untuk mengetahui penguasaan konsep keberhasilan sis-wa, maka diperlukan tes yang akan dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai tertentu. Penguasaan konsep juga merupakan suatu upaya ke arah pemahaman siswa untuk memahami hal-hal lain di luar pengetahuan sebelumnya. Jadi, sis-wa dituntut untuk menguasai materi-materi pelajaran selanjutnya.

Mengenai konsep, Dahar (1998) mengemukakan bahwa :

Konsep adalah suatu abstraksi yang memiliki suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang lama. Setiap konsep tidak berdiri sendiri melainkan berhubung-an satu sama lain. Oleh karena itu, siswa dituntut tidak hberhubung-anya menghafal konsep saja, tetapi hendaknya memperhatikan hubungan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya.

Posner dalam Suparno (1997) menyatakan bahwa dalam proses belajar terdapat dua tahap perubahan konsep, yaitu tahap asimilasi dan akomodasi. Pada tahap asimilasi, siswa menggunakan konsep-konsep yang telah mereka miliki untuk berhadapan dengan fenomena yang baru. Pada tahap akomodasi, siswa meng-ubah konsepnya yang tidak cocok lagi dengan fenomena baru yang mereka ha-dapi. Dalam hal ini, guru sebagai pengajar harus memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi yang kondusif agar siswa dapat menemukan dan mema-hami konsep yang diajarkan.


(16)

Menurut Sagala (Nessinta, 2010), “konsep adalah buah pemikiran seseorang atau seke-lompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga menghasil-kan produk pengetahuan yang meliputi prinsip hukum dari suatu teori, konsep tersebut diperoleh dari fakta, peristiwa, dan pengalaman melalui generalisasi dan berpikir abstrak”.

Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono (2002) menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya in-teraksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Pengua-saan konsep adalah proses penyerapan ilmu pengetahuan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa pa-da akhir siklus. Penguasaan konsep merupakan suatu kemampuan yang dipa-da- dida-pat dari kegiatan belajar yang merupakan kegiatan kompleks. Setelah proses belajar dilakukan maka keberhasilan proses itu akan dapat dilihat dalam suatu tes penguasaan konsep. Dengan demikian siswa dikatakan menguasai konsep jika standar kompetensi dan kompetensi dasar materi pembelajaran telah ter-capai.

D.Lembar Kerja Siswa

Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah media be-rupa Lembar Kerja Siswa. Media pembelajaran adalah alat bantu untuk me-nyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pem-belajaran. Melalui penggunaan media pembelajaran akan memudahkan bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.


(17)

Menurut Sriyono (1992), Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mam-pu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajar-an.

Menurut Prianto dan Harnoko (1997), manfaat dan tujuan LKS antara lain: 1. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.

3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar me-ngajar.

4. Membantu guru dalam menyusun pelajaran.

5. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajar-an.

6. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajarai me-lalui kegiatan belajar.

7. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipela-jari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

Penggunaan LKS dalam pembelajaran akan memudahkan guru untuk menyam-paikan materi pelajaran dan mengefisienkan waktu, serta akan menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran, LKS digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk menuntun siswa dari suatu materi pokok atau sub materi pokok yang telah atau sedang disajikan. Melalui LKS siswa dituntut mengemukakan pendapat dan mampu mengambil kesimpulan. Dalam hal ini LKS merupakan salah satu media pem-belajaran yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Melalui LKS siswa harus mengemukakan pendapat dan mampu mengambil kesimpulan. Dalam hal ini LKS digunakan untuk meningkatkan


(18)

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. LKS yang digunakan dapat berupa LKS eksperimen dan LKS noneksperimen.

Menurut Sudjana (Djamarah dan Zain, 2002), fungsi LKS adalah :

1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efek-tif.

2. Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

3. Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mende-ngarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa. 6. Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang


(19)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2011 dan subyek dalam peneliti-an ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Bpeneliti-andar Lampung, semester genap Tahun Pelajaran 2010-2011, yang berjumlah 32 orang terdiri dari 12 sis-wa laki-laki dan 20 sissis-wa perempuan.

B.Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data motivasi belajar siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran Sistem Koloid dengan penerapan pembelajaran Penemuan Terbimbing yang diungkap melalui lembar obser-vasi motiobser-vasi belajar siswa dan lembar obserobser-vasi kinerja guru yang diamati oleh observer dan guru mitra.

2. Data kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data penguasaan konsep sistem koloid yang diperoleh melalui tes di setiap akhir siklus.


(20)

C.Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Teknik observasi dilakukan untuk memperoleh data motivasi belajar siswa. Data motivasi belajar siswa diperoleh melalui observasi langsung menggu-nakan lembar observasi yang diidsi langsung pada saat proses pembelajaran berlangsung oleh satu orang observer yang dibantu oleh satu orang siswa yang dipercaya dalam tiap kelompok. Indikator motivasi belajar yang di-amati meliputi adanya hasrat dan keinginan berhasil dengan prediktor mem-perhatikan penjelasan guru secara seksama selama proses pembelajaran dan mengemukakan pendapat. Indikator yang kedua, adanya dorongan dan ke-butuhan dalam belajar dengan prediktor bertanya kepada guru atau teman saat diskusi dan aktif dalam diskusi kelompok.

2. Tes

Teknik tes dilakukan untuk mengambil data kuantitatif berupa data penguasaan konsep. Soal-soal tes formatif berupa pilihan jamak. Tes formatif dilakukan setiap akhir siklus.

D. Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu:

1. Terjadi peningkatan rata-rata motivasi belajar siswa dari siklus ke siklus 2. Terjadi peningkatan rata-rata penguasaan konsep siswa dari siklus ke siklus


(21)

E.Pengembangan Siklus Tindakan

Menurut Sunyono (2008) prosedur penelitian hendaknya dirinci mulai dari pe-rencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi, hingga analisis dan refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus tindakan. Jumlah siklus yang dila-kukan bergantung pada kepuasan peneliti, tetapi hendaknya lebih dari satu sik-lus dan minimal dua siksik-lus tindakkan.

Adapun prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahap setiap satu siklus, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Keempat tahap tersebut merupakan suatu siklus atau daur, sehingga setiap ta-hap akan selalu berulang kembali. Hasil repleksi dari siklus sebelumnya yang telah dilakukan akan digunakan untuk merevisi rencana atau menyusun peren-canaan berikutnya (Sunyono, 2008)

1. Perencanaan Tindakan

Kegiatan-kegiatan dalam perencanaan meliputi:

a. Melakukan penelitian pendahuluan ke sekolah, untuk mengetahui masalah-masalah yang ada dalam kegiatan belajar mengajar siswa yang mengakibatkan rendahnya motivasi belajar siswa dan penguasaan konsep siswa.

b. Menentukan subjek penelitian. c. Menyusun perangkat pembelajaran. d. Menyusun LKS (lembar kerja siswa).


(22)

e. Menyusun lembar observasi kinerja guru dan motivasi belajar siswa. f. Menyusun tes formatif untuk tes penguasaan konsep.

g. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan. h. Membagi siswa dalam 8 kelompok.

2. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Siklus I dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 5 x 45 menit. Pertemuan pertama me-nyampaikan materi sistem koloid dan jenis-jenis koloid dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Pertemuan kedua menyampaikan materi sifat-sifat ko-loid dengan alokasi waktu 2 x 45 menit sedangkan pertemuan ketiga dengan alokasi waktu 1 x 45 menit digunakan untuk tes formatif I. Begitu pula de-ngan siklus II yang terdiri dari 3 kali pertemuan dede-ngan alokasi waktu 5 x 45 menit. Pertemuan pertama menyampaikan materi peranan koloid dalam kehidupan (2 x 45 menit). Pertemuan kedua menyampaikan materi pem-buatan koloid (2 x 45 menit), dan pertemuan ketiga tes formatif II (1 x 45 menit). Adapun pelaksanaan setiap siklus adalah:

Siklus I

a. Mengelompokkan siswa berdasarkan kelompok-kelompok yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Guru menyampaikan indikator pembelajaran dan mengaitkan pembe-lajaran dengan pengetahuan awal siswa.


(23)

c. Guru melakukan pembelajaran penemuan terbimbing pada sub materi sistem koloid dan jenis-jenis koloid. Pembelajaran ini menggunakan media yaitu alat dan bahan untuk praktikum serta LKS.

d. Guru mitra melakukan observasi kinerja guru sekaligus menjadi observer motivasi belajar siswa dengan mengisi lembar observasi yang telah di-sediakan.

e. Melakukan tes formatif siklus I.

f. Bersama guru mitra melakukan refleksi, menemukan kekurangan yang terdapat pada siklus I, yaitu hasil observasi motivasi belajar dan hasil tes pada siklus I.

Siklus II

a. Melakukan perbaikan pada rancangan pembelajaran penemuan terbim-bing yang disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I.

b. Guru menyampaikan indikator pembelajaran dan mengaitkan pembela-jaran dengan penguasaan konsep siswa.

c. Guru melakukan pembelajaran penemuan terbimbing pada sub materi peranan koloid dalam kehidupan dan pembuatan koloid menggunakan media pembelajaran yaitu alat dan bahan untuk praktikum dan LKS. d. Guru mitra melakukan observasi kinerja guru dan bertindak sebagai

ob-server melakukan observasi motivasi belajar siswa dengan mengisi lem-bar observasi yang telah disediakan.

e. Melakukan tes formatif siklus II.

f. Bersama guru mitra melakukan refleksi untuk menemukan kekurangan yang terdapat pada siklus II.


(24)

g. Mengumpulkan dan mengolah data penelitian. h. Menganalisis data dan membuat simpulan. 3. Refleksi

Setelah satu siklus berakhir maka dilakukan refleksi bersama guru mitra me-ngenai proses pembelajaran yang telah dilakukan. Dari hasil refleksi dike-tahui apakah indikator kinerja tercapai atau tidak. Apabila terdapat keku-rangan dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung dicari solusi un-tuk mengata-sinya dan diperbaiki pada proses pembelajaran selanjutnya. Apabila proses pembelajaran yang telah berlangsung sesuai dengan yang di-harapkan, maka akan dipertahankan dan ditingkatkan lagi pada proses pem-belajaran selanjutnya.


(25)

Secara garis besar, langkah-langkah penelitian ditunjukkan dalam bagan berikut :

Gambar 1. Diagram penelitian tindakan kelas dimodifikasi menurut Hopkins dalam Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2008).

Rencana Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I Refleksi I

Siklus I

Observasi I

Rencana Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II Siklus II

Refleksi II

Observasi II Orientasi Lapangan


(26)

F. Teknik Analisis Data

1. Data kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari data motivasi belajar siswa yaitu: a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Jika siswa memperhatikan penjelasan guru secara seksama selama proses pembelajaran, dan mengemukakan pendapat.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Jika siswa bertanya kepada guru atau teman saat diskusi dan aktif dalam diskusi kelompok.

Data yang didapat dalam bentuk skor diolah menjadi nilai. Untuk menghitung motivasi siswa digunakan rumus:

Keterangan :

Mts = Motivasi siswa

∑ Sms = Jumlah skor motivasi siswa Sm = Skor maksimal

Rata-rata motivasi siswa setelah satu pertemuan dihitung dengan rumus:

Keterangan:

= Rata-rata motivasi siswa dalam satu pertemuan = Jumlah motivasi siswa dalam satu pertemuan N = Jumlah siswa dalam satu pertemuan


(27)

Untuk menghitung rata-rata motivasi siswa setiap siklus ke-n menggunakan rumus:

Keterangan:

= Rata-rata motivasi siswa pada siklus ke-n

1

Mtv = Rata-rata motivasi siswa pada pertemuan ke-1

2

Mtv = Rata-rata motivasi siswa pada pertemuan ke-2

P = Jumlah pertemuan dalam satu siklus

Untuk menghitung persentase peningkatan rata-rata motivasi siswa dari siklus ke siklus digunakan rumus:

Keterangan:

= Persentase peningkatan rata-rata motivasi siswa = Rata-rata motivasi siswa pada siklus ke-n+1 = Rata-rata motivasi siswa pada siklus ke-n 2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data penguasaan konsep siswa yang diperoleh dari hasil tes formatif. Untuk menghitung rata-rata nilai penguasaan konsep tiap siklusnya digunakan rumus :


(28)

Keterangan :

i

K = Nilai rata-rata penguasaan konsep siklus ke-i i

ΣK

= Jumlah nilai penguasaan konsep siklus ke-i N = Jumlah siswa yang hadir pada tes formatif

Untuk menghitung persentase peningkatan rata-rata penguasaan konsep digunakan rumus:

%K

=

Keterangan:

%K = Persentase peningkatan rata-rata penguasaan konsep = Rata-rata penguasaan konsep siklus ke-i+1


(29)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran penemuan terbimbing meningkatkan persentase rata-rata motivasi belajar siswa pada materi pokok sistem koloid dari siklus I ke siklus II sebesar 46,92%.

2. Pembelajaran penemuan terbimbing meningkatkan persentase rata-rata pe-nguasaan konsep siswa pada materi pokok sistem koloid dari siklus I ke siklus II sebesar 13,87%.

B.Saran

1. Kepada guru bidang studi kimia yang mengajar di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Bandar Lampung bisa menerapkan pembelajaran penemuan ter-bimbing pada materi pokok sistem koloid.

2. Bagi calon peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan pem-belajaran penemuan terbimbing sebaiknya lebih memperhatikan alokasi waktu pada saat pembelajaran. Apalagi pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lebih lama baik dalam tahap persiapan maupun pelaksanaannya, sehingga diharapkan perencanaan yang dilakukan benar-benar siap baik alat


(30)

dan bahan untuk praktikum maupun LKS yang akan digunakan sehingga akan lebih mengefisienkan pembagian alokasi waktu.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., Suhardjono, Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Dahar, R. W. 1998. Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Dewi, I. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Keterampilan Generik Sains Siswa Pada Materi Pokok Sistem Koloid (PTK Pada Siswa Kelas XI IPA 3 SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008-2009). Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, S.B., dan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, B. S. 2008. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Usaha Nasional.

Surabaya.

Hamalik, Oe. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Nessinta, N. 2010. Penerapan Metode Problem Solving dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Asam Basa (PTK Pada Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 10 Bandar Lampung TP 2009-2010). Skripsi. Universitas

Lampung. Bandar Lampung

Noviyanti, N. 2007. Penerapan Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pokok Asam Basa dan Garam Siswa Kelas VIIc SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2007-2008. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Nurhadi, BY. dan AG. Senduk. 2004. Pembelajran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Universitas Negeri Malang. Malang.


(32)

Pannen, P., D. Mustafa dan M. Sekarwinahyu. 2001. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Proyek Pengembangan Universitas Terbuka Dirjen Pendidikan Tinggi. Depdiknas.

Prianto dan Harnoko. 1997. Perangkat Pembelajaran. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bandar Lampung.

Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Gravindo Persada Jakarta.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipta. Jakarta. Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Kanisius.

Yogyakarta.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Prestasi Pustaka. Jakarta.


(33)

ABSTRAK

PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN

PENGUASAAN KONSEPSISTEM KOLOID

(PTK Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Bandar Lampung 2010-2011)

Oleh Ade Maria Novita

Berdasarkan observasi, diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata pada materi po-kok sistem koloid siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2009-2010 adalah 62,56. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pe-lajaran kimia kelas XI IPA yang ditentukan sebesar 68. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran kimia rendah, hal ini terlihat banyaknya aktivitas siswa yang tidak relevan dengan pembelajaran, contohnya mengerjakan tugas lain, tidur dan mengobrol. Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan pe-nguasaan konsep siswa pada materi pokok sistem koloid adalah dengan menerap-kan pembelajaran penemuan terbimbing.

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan persentase rata-rata motivasi belajar siswa dan penguasaan konsep siswa melalui pembelajaran penemuan terbimbing.


(34)

lembar observasi, serta data penguasaan konsep sistem koloid melalui tes forma-tif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari siklus I ke siklus II terjadi peningka-tan persentase rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 46,92%, dan penguasaan konsep siswa sebesar 13,87%.

Kata kunci : pembelajaran penemuan terbimbing, aktivitas motivasi belajar siswa, penguasaan konsep.


(35)

(PTK Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Bandar Lampung 2010-2011)

(Skripsi)

Oleh Ade Maria Novita

0613023013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(36)

PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN

PENGUASAAN KONSEPSISTEM KOLOID

(PTK Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Bandar Lampung 2010-2011)

Oleh Ade Maria Novita

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(37)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Bagan pelaksanaan penelitian ………. 24 2. Grafik rata-rata motivasi belajar siswa siklus I dan II ... 29 3. Grafik rata-rata penguasaan konsep siklus I dan II... 30


(38)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ………. viii

DAFTAR GAMBAR ………. ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Rumusan Masalah………... 3

C. Tujuan Penelitian……… 4

D. Manfaat Penelitian……….. 4

E. Ruang Lingkup Penelitian……… 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Penemuan Terbimbing………...… 7

B. Motivasi Belajar……….. 12

C. Penguasaan Konsep………. 14

D. Lembar Kerja Siswa ……… 16

III.METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian………. 19

B. Data Penelitian………. 19

1. Data kualitatif……… 19


(39)

vi

………...

2. Tes……….. 20

D. Indikator Kinerja………. 20

E. Pengembangan Siklus Tindakan………. 21 1. Perencanaan Tindakan... 21

2. Pelaksanaan Tindakan... 22

Siklus I………... 22

Siklus II………. 23

F. Analisis Data………... 26

1. Data kualitatif……… 26

2. Data kuantitatif……….. 27

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 29

1. Data Motivasi Belajar Siswa... 29

2. Data Penguasaan Konsep... 30

B. Pembahasan... 31

1. Siklus I... 31

2. Siklus II... 40

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 45

B. Saran... 45

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus ... 50

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 56

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 71

4. Soal tes formatif ... 98

5. Kunci jawaban tes formatif ... 106


(40)

vii

10.Daftar hadir seminar proposal... 134

11.Catatan usulan perbaikan proposal/skripsi... 135

12.Daftar hadir seminar hasil... 137

13.Saran-saran perbaikan ujian skripsi... 138

14.Surat izin penelitian pendahuluan... 141

15.Surat izin penelitian... 142


(41)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data rata-rata motivasi belajar siswa ... 29

2. Data peningkatan rata-rata penguasaan konsep siswa dari siklus I ke II ... 30

3. Data motivasi belajar siswa ... 108

4. Daftar nilai penguasaan konsep ... 112

5. Kisi-kisi observasi motivasi siswa ... 113

6. Data observasi motivasi belajar siswa setiap pertemuan ... 114


(42)

MOTTO

“Biarlah Alloh yang menilai kinerja masing-masing kita dalam mengemban amanah. Biarlah Alloh yang melihat seberapa besar proses yang kita lalui.

Biarlah Alloh yang mengatur bagaimana hasil dari apa yang kita kerjakan, Yang bisa kita perbuat adalah merencanakan strategi, lalu berusaha menjalankannya.

Alloh tak melihat hasil melainkan proses….

Kalaupun hasilnya memuaskan, anggap saja itu bonus dari Alloh atas loyalitas kita pada-Nya”.

“Ada dua sebab kegagalan, pertama berpikir tanpa bertindak, kedua bertindak tanpa

berpikir”

“Mulai dari diri sendiri dan bermanfaat bagi orang lain”


(43)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. ________________

Sekretaris: : Dr. Noor Fadiawati, M.Si. ________________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si. ________________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 002


(44)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ade Maria Novita

NPM : 0613023013

Program Studi : Pendidikan Kimia Jurusan/Fakultas : Pendidikan MIPA/KIP

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang telah di ajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Maret 2012 Yang menyatakan,

Ade Maria Novita NPM. 0613023013


(45)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya kepada Penulis.

Dengan kerendahan hati dan rasa sayang yang tulus, kupersembahkan lembaran- lembaran sederhana ini untuk :

Emak dan Minak…

Dua malaikat penjagaku di dunia, pahlawan tanpa tanda jasa dalam kehidupanku. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan menuntun setiap langkah emak dan minak

semoga kelak ananda bisa membahagiakan kalian. Aamiin. Keluarga besarku...

Perhatian dan motivasi kalian adalah penyemangat dalam hidupku. Sahabat-sahabatku...

Doa, perhatian, dan kebersamaan yang telah kalian berikan adalah suatu hal yang sangat berarti bagiku.


(46)

Judul Skripsi : PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM KOLOID

(PTK Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Bandar Lampung 2010-2011)

Nama Mahasiswa : Ade Maria Novita

Nomor Pokok Mahasiswa : 0613023013

Program Studi : Pendidikan Kimia

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. Dr. Noor Fadiawati, M.Si.

NIP 19660824 199111 2 002 NIP 19660824 199111 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(47)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Aji pada tanggal 08 Agustus 1987, putri bungsu dari delapan bersaudara dari pasangan bapak Sulaiman dan ibu Siti Khadijah. Penulis menyelesaikan jenjang studi di SD Negeri 1 Tangjung Aji pada tahun 2000, dan diterima sebagai siswi di SLTP PGRI 1 Bandar Lampung yang disele-saikan pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis terdaftar sebagai siswi SMA Negeri 3 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2006 dan di tahun 2006 melalui jalur SPMB, penulis tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Lampung.

Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah bergabung dalam organisasi FPPI sebagai anggota bidang keputrian tahun 2007-2008, serta telah menyelesaikan program pengalaman lapangan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung tahun 2010.


(48)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Alloh SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dan Penguasaan Konsep Sistem Koloid (PTK Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20010-2011)” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia. 4. Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M.Si., selaku Pembimbing I dan Pembimbing

Akademik, yang telah berkenan memberikan bimbingan dan kesabarannya untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Pembimbing II, yang telah berkenan memberikan bimbingannya untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.


(49)

baik.

7. Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Pendidikan Kimia dan seluruh staf di jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung.

8. Kepala sekolah, guru mitra Ibu Defy Perdinasari S.Pd., serta siswa-siswi kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Bandar Lampung.

9. Orang tuaku yang tak pernah lelah mendoakan, memberikan kasih sayang, serta bantuan materi yang tidak pernah putus.

10.Keluarga besarku atas bantuan serta dukungannya selama ini.

11.Sahabat-sahabatku, alumni SMA Negeri 3 Bandar Lampung, teman-teman terbaikku di Pendidikan Kimia’06, serta teman-teman PPL di SMA Negeri 10 2010-2011 atas bantuan, dorongan, semangat, perhatian, kebersamaan yang indah dan berarti. dan kasih sayang yang diberikan selama ini.

12.Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, Maret 2012 Penulis


(1)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ade Maria Novita

NPM : 0613023013

Program Studi : Pendidikan Kimia Jurusan/Fakultas : Pendidikan MIPA/KIP

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang telah di ajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Maret 2012 Yang menyatakan,

Ade Maria Novita NPM. 0613023013


(2)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya kepada Penulis.

Dengan kerendahan hati dan rasa sayang yang tulus, kupersembahkan lembaran- lembaran sederhana ini untuk :

Emak dan Minak…

Dua malaikat penjagaku di dunia, pahlawan tanpa tanda jasa dalam kehidupanku. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan menuntun setiap langkah emak dan minak

semoga kelak ananda bisa membahagiakan kalian. Aamiin.

Keluarga besarku...

Perhatian dan motivasi kalian adalah penyemangat dalam hidupku.

Sahabat-sahabatku...

Doa, perhatian, dan kebersamaan yang telah kalian berikan adalah suatu hal yang sangat berarti bagiku.


(3)

Judul Skripsi : PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM KOLOID

(PTK Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Bandar Lampung 2010-2011)

Nama Mahasiswa : Ade Maria Novita Nomor Pokok Mahasiswa : 0613023013 Program Studi : Pendidikan Kimia

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. Dr. Noor Fadiawati, M.Si. NIP 19660824 199111 2 002 NIP 19660824 199111 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Aji pada tanggal 08 Agustus 1987, putri bungsu dari delapan bersaudara dari pasangan bapak Sulaiman dan ibu Siti Khadijah.

Penulis menyelesaikan jenjang studi di SD Negeri 1 Tangjung Aji pada tahun 2000, dan diterima sebagai siswi di SLTP PGRI 1 Bandar Lampung yang disele-saikan pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis terdaftar sebagai siswi SMA Negeri 3 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2006 dan di tahun 2006 melalui jalur SPMB, penulis tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Lampung.

Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah bergabung dalam organisasi FPPI sebagai anggota bidang keputrian tahun 2007-2008, serta telah menyelesaikan program pengalaman lapangan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung tahun 2010.


(5)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Alloh SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa dan Penguasaan Konsep Sistem Koloid (PTK Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20010-2011)” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia. 4. Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M.Si., selaku Pembimbing I dan Pembimbing

Akademik, yang telah berkenan memberikan bimbingan dan kesabarannya untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Pembimbing II, yang telah berkenan memberikan bimbingannya untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.


(6)

6. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku dosen penguji yang selalu

memberikan saran dan kritiknya untuk perbaikan skripsi ini agar menjadi lebih baik.

7. Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Pendidikan Kimia dan seluruh staf di jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung.

8. Kepala sekolah, guru mitra Ibu Defy Perdinasari S.Pd., serta siswa-siswi kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Bandar Lampung.

9. Orang tuaku yang tak pernah lelah mendoakan, memberikan kasih sayang, serta bantuan materi yang tidak pernah putus.

10.Keluarga besarku atas bantuan serta dukungannya selama ini.

11.Sahabat-sahabatku, alumni SMA Negeri 3 Bandar Lampung, teman-teman terbaikku di Pendidikan Kimia’06, serta teman-teman PPL di SMA Negeri 10 2010-2011 atas bantuan, dorongan, semangat, perhatian, kebersamaan yang indah dan berarti. dan kasih sayang yang diberikan selama ini.

12.Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, Maret 2012 Penulis


Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM KOLOID (PTK Pada Siswa Kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung)

0 4 52

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MINAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA (PTK di Kelas X2 SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010)

0 3 9

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN (PTK pada siswa kelas X KONSEP HIDROKARBON 1 SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2010-2011)

0 3 72

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN OBSERVASI DAN PENGUASAAN KONSEP KOLOID SISWA XI IPA SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG (Kuasi Eksperimen pada kelas XI IPA SMA Persada Bandar Lampung TP 2011-2012)

0 5 49

PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM KOLOID (PTK Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Surya Dharma 2 Bandar Lampung TP 2010-2011)

0 13 31

HUBUNGAN SIKAP (ATTITUDE) SISWA DAN MOTIVASI DALAM BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

0 11 69

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG

0 11 48

PENGARUH KUALITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN, KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010-2011

0 6 25

PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI (PTK Pada Siswa Kelas XI IPA I SMA Wijaya Bandar Lampung TP 2009-2010)

1 35 215

MODEL PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAN KONSEP MATEMATIKA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA.

0 0 34