Menurut M. Sobry Sutikno 2008 dalam Jamaludin, 2015:254 ada tiga prinsip penerapan variasi dalam proses pembelajaran.
1. Variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang hendak dicapai, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
2. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
3. Komponen variasi tertentu memerlukan susunan dan perencanaan yang baik. Artinya secara eksplisit dicantumkan dalam RPP. Akan tetapi apabila
diperlukan, komponen keterampilan tersebut dapat digunakan secara luwes dan spontan.
D. Dimensi-Dimensi Variasi dalam Proses Belajar Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, ada beberapa dimensi variasi yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1. Variasi dalam Gaya Mengajar Guru
Variasi dalam gaya mengajar guru banyak sekali. Beberapa diantaranya yang termasuk dalam variasi gaya mengajar guru yaitu sebagai berikut
a. Penguatan Variasi Suara
Tidak dapat dipungkiri bahwa suara guru memiliki peranan penting dalam melahirkan variasi mengajar. Karena itu, intonasi, volume, nada,
dan kecepatan suara guru perlu diatur dengan baik. Dalam hal ini termasuk perubahan nada suara yang keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi
rendah, dari cepat menjadi lambat, dari suara gembira menjadi sedih, atau disaat memberi tekanan pada kata-kata tertentu. Tergantung dari pesan atau
konteks cerita yang sedang disampaikan guru.
b. Pemberian Waktu
Setelah guru menyampaikan materi pelajaran, siswa perlu diberi waktu untuk menelaah kembali atau mengorganisasikan pertanyaan-
pertanyaan guru yang belum jelas.
c. Kontak Pandang
Ketika guru menyampaikan materi pelajaran hendaklah berbagi pandangan kepada seluruh siswa dan tidak dibenarkan memandang kepada
orang tertentu saja. Kontak pandang dapat digunakan untuk memberikan informasi atau dapat juga digunakan untuk mengetahui perhatian dan
pemahaman siswa. Hal ini juga dipengaruhi oleh gaya penataan posisi duduk siswa.
d. Gerakan Anggota Badan dan Mimik
Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala dan badan adalah aspek yang amat penting dalam berkomunikasi. Sehingga dalam
menyampaikan materi, seorang guru hendaklah tidak seperti patung tetapi guru hendaklah bergerak secara leluasa seperti mengelilingi siswa atau
berjalan didepan kelas.
e. Pidah Posisi
Perpindahan posisi guru selain bermanfaat untuk guru itu sendiri agar tidak jenuh, juga agar perhatian siswa tidak monoton. Dengan bergerak
berarti guru tidak dalam satu posisi saja, melainkan ia berpindah-pindah tetapi perpindahan tersebut harus sewajarnya tidak boleh berlebihan.
Beberapa petunjuk praktis diantaranya: 1 Jangan membiasakan menerangkan sambil berjalan mondar-
mandir tetapi juga jangan membiasakan menerangkan sambil duduk saja.
2 Jangan membiasakan bergerak bebas dalam kelas, hal ini. 3 Jangan membiasakan menerangkan selalu sambil menulis
menghadap papan tulis.
2. Variasi dalam Penggunaan Media
Ada tiga komponen dalam variasi media, yaitu media pandang visual, media dengar audio, dan media taktil. Ketiga media ini harus digunakan
secara bervariasi dalam arti berganti-ganti bahkan mungkin ketiganya digunakan. Penggunaan variasi media ini karena besar kemungkinan tiap
anak mempunyai kesenangan yang berbeda-beda dalam menggunakan alat indera untuk belajar, maka pendekatan multi-indera ini akan dapat
memenuhi selera anak yang berbeda tersebut. a. Variasi Media Pandang
Media pandang adalah media yang dapat dilihat dengan panca indera. Media pandang merupakan hal yang sangat penting untuk diperkenalkan
dan dipergunakan oleh guru ketika membelajarkan siswanya.