Keutamaan variasi dalam kegiatan belajar

(1)

KEUTAMAAN VARIASI

DALAM PROSES BELAJAR PEMBELAJARAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu: Drs. Jamaludin, M. Pd

Disusun Oleh: Kelompok 12

1. Risma Samrotunnajah : 1132020141

2. Suryati Suteja : 1132020167

3. Zahrul Anam : 1132020178

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG


(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita semua dapat menjalankan kewajiban kita yaitu menuntut ilmu sebagai bekal kesempurnaan ibadah kita kepada-Nya. Shalawat serta salam tercurah kepada suri tauladan baginda Nabi Muhammad SAW.

Atas segala kehendak-Mu Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah Belajar dan Pembelajaran tentang “Keutamaan Variasi dalam Proses Belajar Pembelajaran”

Dalam menyusun makalah ini, kami telah berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik dan sesuai harapan, walaupun dalam pembuatannya kami menghadapi kesulitan, karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan sumber referensi serta keterampilan yang penulis miliki.

Semoga makalah ini menjadi tolak ukur bagi kami serta bermanfaat bagi para mahasiswa lainnya.

Bandung, September 2015

Kelompok 12


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...2

B. Rumusan Masalah...2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Variasi dalam Proses Pembelajaran...3 B. Tujuan Variasi dalam Proses Belajar Pembelajaran...3 C. Prinsip-Prinsip Penerapan Variasi dalam Proses Belajar

Pembelajaran...5 D. Dimensi-Dimensi Variasi dalam

Proses Belajar Pembelajaran...5

BAB III PENUTUP

A. Simpulan...9

DAFTAR PUSTAKA...10


(4)

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pendidikan yang dalam hal ini proses belajar mengajar ditentukan keberhasilannya oleh berbagai komponen belajar seperti pendidik/guru, peserta didik/siswa, materi pelajaran, dan tujuan proses belajar mengajar. Bila hal-hal tersebut sudah terpenuhi dengan baik maka keberhasilan proses belajar mengajar besar harapan akan tercapai dengan baik.

Namun tidak dipungkiri lagi di dalam proses belajar pembelajaran adakalanya siswa bahkan guru mengalami kejenuhan. Hal ini tentu menjadi problem bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk mengatasi kejenuhan itu perlu diciptakan situasi dan kondisi belajar mengajar yang bervariasi sehingga kondisi di kelas tidak menjenuhkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan variasi dalam pembelajaran? 2. Apa tujuan dari variasi dalam proses pembelajaran?

3. Bagaimana prinsip penerapan variasi dalam proses pembelajaran? 4. Sebutkan dimensi-dimensi variasi dalam proses pembelajaran?


(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Variasi dalam Proses Belajar Pembelajar

Kata variasi berasal dari bahasa Inggris variety, yang berarti macam, keberagaman, keanekaragaman, selingan, selang-seling, atau pergantian (Abudin Nata, 2008:27). Menurut Udin S. Winataputra (2004) mengartikan variasi sebagai keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan untuk memberikan kesan yang unik. Adapun menurut M. Sobry Sutikno (2009:141) variasi pembelajaran merupakan keanekaragaman dalam penyajian kegiatan mengajar.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa variasi pembelajaran adalah gaya atau cara yang berbeda-beda dan unik yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar, agar kondisi pembelajaran tidak membosankan.

Guru yang mampu menghadirkan proses pembelajaran yang bervariasi kemungkinan besar kejenuhan tidak akan terjadi. Kejenuhan siswa dalam memperoleh pelajaran yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung seperti kurang memperhatikan, mengantuk, mengobrol dengan sesame teman atau pura-pura ke kamar kecil hanya untuk menghindari kebosanan. Karenanya, pembelajaran yang bervariasi sangat urgent sehingga situasi dan kondisi belajar mengajar berjalan normal (Sobry Sutikno, 2009:142). Kondisi belajar menurut pendapat Eveline Siregar (2010:171) adalah suatu keadaan yang dapat memengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

B. Tujuan Variasi dalam Proses Belajar Pembelajaran

Sebenarnya tujuan variasi dalam proses pembelajaran sudah sangat jelas yaitu membuat siswa merasa nyaman dan tidak bosan. Tujuan umum dari variasi proses pembelajaran adalah untuk menciptakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.

Sedangkan menurut Pupuh Fathurrahman dan Sobry Sutikno (2007), tujuan dari penggunaan variasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:


(7)

1. Agar Perhatian Siswa Meningkat

Selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa dituntut untuk memperhatikan materi, sikap dan teladan yang diberikan guru. Apabila perhatian siswa berkurang apalagi tidak memperhatikan sama sekali, sulit diharapkan jika siswa mengetahui dan memahami apa yang di uraikan oleh guru. Oleh karena itu dengan adanya variasi dalam proses pembelajaran siswa mampu mencerna pelajaran yang diberikan guru dengan penuh perhatian.

2. Memotivasi Siswa

Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Siswa yang tidak memiliko motivasi belajar tidak akan mendapatkan kualitas belajar dan prestasi yang baik. Selain siswa sendiri yang haris menjaga motivasinya, guru juga hendaklah membantu siswa untuk menjaga dan meningkatkan motivasi belajarnya.

3. Menjaga Wibawa Guru

Metode pengajaran guru yang monoton, akan menimbulkan kemalasan mengikuti pelajaran sehingga pandangan siswa bisa menjadi kurang baik terhadap guru (Jamaludin, 2015: 253). Untuk menghindari berbagai kejadian yang dapat merendahkan wibawa guru, salah satunya guru harus mampu mengajar dengan percaya diri, memiliki kesiapan mental dan intelek tual, memiliki kekayaan metode, keleluasaan teknik, dan sebagainya. Dengan kata lain guru harus memiliki bentuk dan model pengajaran yang bervariasi.

4. Mendorong Kelengkapan Fasilitas Pengajaran

Jika guru mampu menampilkan pengajaran yang bervariasi maka dengan sendirinya akan memicu sekolah menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung bagi penggunaan pengajaran yang bervariasi. Atau setidak-tidaknya siswa secara aktif menyediakan berbagai fasilitas yang memungkinkan ketika guru mengajar tersedia fasilitas yang memadai.


(8)

Menurut (M. Sobry Sutikno 2008 dalam Jamaludin, 2015:254) ada tiga prinsip penerapan variasi dalam proses pembelajaran.

1. Variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang hendak dicapai, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. 2. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga

tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran. 3. Komponen variasi tertentu memerlukan susunan dan perencanaan yang

baik. Artinya secara eksplisit dicantumkan dalam RPP. Akan tetapi apabila diperlukan, komponen keterampilan tersebut dapat digunakan secara luwes dan spontan.

D. Dimensi-Dimensi Variasi dalam Proses Belajar Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, ada beberapa dimensi variasi yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:

1. Variasi dalam Gaya Mengajar Guru

Variasi dalam gaya mengajar guru banyak sekali. Beberapa diantaranya yang termasuk dalam variasi gaya mengajar guru yaitu sebagai berikut

a. Penguatan Variasi Suara

Tidak dapat dipungkiri bahwa suara guru memiliki peranan penting dalam melahirkan variasi mengajar. Karena itu, intonasi, volume, nada, dan kecepatan suara guru perlu diatur dengan baik. Dalam hal ini termasuk perubahan nada suara yang keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dari suara gembira menjadi sedih, atau disaat memberi tekanan pada kata-kata tertentu. Tergantung dari pesan atau konteks cerita yang sedang disampaikan guru.

b. Pemberian Waktu

Setelah guru menyampaikan materi pelajaran, siswa perlu diberi waktu untuk menelaah kembali atau mengorganisasikan pertanyaan-pertanyaan guru yang belum jelas.

c. Kontak Pandang

Ketika guru menyampaikan materi pelajaran hendaklah berbagi pandangan kepada seluruh siswa dan tidak dibenarkan memandang kepada orang tertentu saja. Kontak pandang dapat digunakan untuk memberikan informasi atau dapat juga digunakan untuk mengetahui perhatian dan


(9)

pemahaman siswa. Hal ini juga dipengaruhi oleh gaya penataan posisi duduk siswa.

d. Gerakan Anggota Badan dan Mimik

Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala dan badan adalah aspek yang amat penting dalam berkomunikasi. Sehingga dalam menyampaikan materi, seorang guru hendaklah tidak seperti patung tetapi guru hendaklah bergerak secara leluasa seperti mengelilingi siswa atau berjalan didepan kelas.

e. Pidah Posisi

Perpindahan posisi guru selain bermanfaat untuk guru itu sendiri agar tidak jenuh, juga agar perhatian siswa tidak monoton. Dengan bergerak berarti guru tidak dalam satu posisi saja, melainkan ia berpindah-pindah tetapi perpindahan tersebut harus sewajarnya tidak boleh berlebihan. Beberapa petunjuk praktis diantaranya:

1) Jangan membiasakan menerangkan sambil berjalan mondar-mandir tetapi juga jangan membiasakan menerangkan sambil duduk saja.

2) Jangan membiasakan bergerak bebas dalam kelas, hal ini.

3) Jangan membiasakan menerangkan selalu sambil menulis menghadap papan tulis.

2. Variasi dalam Penggunaan Media

Ada tiga komponen dalam variasi media, yaitu media pandang (visual), media dengar (audio), dan media taktil. Ketiga media ini harus digunakan secara bervariasi dalam arti berganti-ganti bahkan mungkin ketiganya digunakan. Penggunaan variasi media ini karena besar kemungkinan tiap anak mempunyai kesenangan yang berbeda-beda dalam menggunakan alat indera untuk belajar, maka pendekatan multi-indera ini akan dapat memenuhi selera anak yang berbeda tersebut.

a. Variasi Media Pandang

Media pandang adalah media yang dapat dilihat dengan panca indera. Media pandang merupakan hal yang sangat penting untuk diperkenalkan dan dipergunakan oleh guru ketika membelajarkan siswanya.


(10)

Media pandang sebagai media pengajaran diantaranya media buku, majalah, globe, peta, film, gambar, grafik, papan tulis, poster dan sebagainya. Manfaat media pandang antara lain:

1) Membantu pemahaman konsep yang abstrak menjadi penjelasan yang konkret.

2) Agar siswa memiliki perhatian yang maksimal terhadap materi pembelajaran.

3) Membantu menumbuhkan watak kreatif dan mandiri siswa.

4) Mengembangkan cara berfikir siswa yang konsisten dan berkesinambungan.

5) Memberikan pengalaman baru dan unik.

b. Variasi Media Dengar

Dalam pembelajaran khususnya dalam menjelaskan materi kepada siswa, guru tidak cukup hanya mengandalkan suaaranya saja. Oleh karena itu, hendaknya guru menggunakan media yang lainnya yang memungkinkan siswa lebih berkonsentrasi dan merasa ada pengalaman baru terhadap suara itu.

c. Variasi Media Taktil ( media yang dapat diraba atau dimanupulasi) Media taktil merupak media pembelajaran yang dapat disentuh, diraba, atau dimanipulasikan. Dalam hal ini akan melibatkan siswa dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang dihasilkan dapat disebut sebagai media taktil. Misalnya model, patung, alat mainan, binatang hidup yang kecil dan sebagainya. Penggunaan media ini pada dasarnya merangsang siswa untuk kreatif.

3. Variasi Pola Interaksi

Variasi dalam pla interaksi yang lazim digunakan guru dalam Jamaludin (2015:257), adalah sebagai berikut:

a) Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah

Dalam komunikasi ini guru berperana sebagai pemberi aksi dan siswa penerima aksi. Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah, atau komunikasi sebagai aksi.


(11)

Pada komunikasi ini, guru dan siswa dapat berperan sama yaitu pemberi aksi dan penerima aksi. Disini sudah terlihat hubungan 2 arah, tetapi terbatas antara guru dan siswa secara individual. Keduanya dapat saling memberi dan menerima.

c) Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai tansaksi

Komunikasi ini tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa. Tetapi melibatkan interaksi yang lebih dinamis antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Hal ini mengarahkan siswa untuk belajar optimal, sehingga menumbuhkan siswa yang dapat mengembangkan komunikasi ini.


(12)

BAB III PENUTUP Simpulan

1. Variasi pembelajaran adalah gaya atau cara yang berbeda-beda dan unik yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar, agar kondisi pembelajaran tidak membosankan.

2. Tujuan umum dari variasi proses pembelajaran adalah untuk menciptakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.

3. Ada tiga prinsip penerapan variasi dalam proses pembelajaran. a. Variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu;

b. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan; c. Komponen variasi tertentu memerlukan susunan dan perencanaan

yang baik.

4. Dalam proses pembelajaran, ada beberapa dimensi variasi yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:

a. Variasi dalam gaya mengajar guru; b. Variasi dalam penggunaan maedia; c. Variasi pola interaksi.


(13)

Daftar Pustaka

Abudin Nata. 1997. Moserenisasi Pendidikan Islam. Jakarta: Logos.

Eveline Siregar dan Hartin. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Jamaludin dkk. 2015. Pembelajaran Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

M. Sobry Sutikno. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.

Pupuh Fathurahman dan M. Sobry Sutikno. 2007. Belajar Mengajar (strategi mewujudkan pembelajaran bermakna melalui penanaman konsep umum dan konsep islami). Bandung: Refika Aditama.

Udin S. Winataputra. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.


(1)

Menurut (M. Sobry Sutikno 2008 dalam Jamaludin, 2015:254) ada tiga prinsip penerapan variasi dalam proses pembelajaran.

1. Variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang hendak dicapai, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. 2. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga

tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran. 3. Komponen variasi tertentu memerlukan susunan dan perencanaan yang

baik. Artinya secara eksplisit dicantumkan dalam RPP. Akan tetapi apabila diperlukan, komponen keterampilan tersebut dapat digunakan secara luwes dan spontan.

D. Dimensi-Dimensi Variasi dalam Proses Belajar Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, ada beberapa dimensi variasi yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:

1. Variasi dalam Gaya Mengajar Guru

Variasi dalam gaya mengajar guru banyak sekali. Beberapa diantaranya yang termasuk dalam variasi gaya mengajar guru yaitu sebagai berikut a. Penguatan Variasi Suara

Tidak dapat dipungkiri bahwa suara guru memiliki peranan penting dalam melahirkan variasi mengajar. Karena itu, intonasi, volume, nada, dan kecepatan suara guru perlu diatur dengan baik. Dalam hal ini termasuk perubahan nada suara yang keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dari suara gembira menjadi sedih, atau disaat memberi tekanan pada kata-kata tertentu. Tergantung dari pesan atau konteks cerita yang sedang disampaikan guru.

b. Pemberian Waktu

Setelah guru menyampaikan materi pelajaran, siswa perlu diberi waktu untuk menelaah kembali atau mengorganisasikan pertanyaan-pertanyaan guru yang belum jelas.

c. Kontak Pandang

Ketika guru menyampaikan materi pelajaran hendaklah berbagi pandangan kepada seluruh siswa dan tidak dibenarkan memandang kepada orang tertentu saja. Kontak pandang dapat digunakan untuk memberikan informasi atau dapat juga digunakan untuk mengetahui perhatian dan


(2)

pemahaman siswa. Hal ini juga dipengaruhi oleh gaya penataan posisi duduk siswa.

d. Gerakan Anggota Badan dan Mimik

Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala dan badan adalah aspek yang amat penting dalam berkomunikasi. Sehingga dalam menyampaikan materi, seorang guru hendaklah tidak seperti patung tetapi guru hendaklah bergerak secara leluasa seperti mengelilingi siswa atau berjalan didepan kelas.

e. Pidah Posisi

Perpindahan posisi guru selain bermanfaat untuk guru itu sendiri agar tidak jenuh, juga agar perhatian siswa tidak monoton. Dengan bergerak berarti guru tidak dalam satu posisi saja, melainkan ia berpindah-pindah tetapi perpindahan tersebut harus sewajarnya tidak boleh berlebihan. Beberapa petunjuk praktis diantaranya:

1) Jangan membiasakan menerangkan sambil berjalan mondar-mandir tetapi juga jangan membiasakan menerangkan sambil duduk saja.

2) Jangan membiasakan bergerak bebas dalam kelas, hal ini.

3) Jangan membiasakan menerangkan selalu sambil menulis menghadap papan tulis.

2. Variasi dalam Penggunaan Media

Ada tiga komponen dalam variasi media, yaitu media pandang (visual), media dengar (audio), dan media taktil. Ketiga media ini harus digunakan secara bervariasi dalam arti berganti-ganti bahkan mungkin ketiganya digunakan. Penggunaan variasi media ini karena besar kemungkinan tiap anak mempunyai kesenangan yang berbeda-beda dalam menggunakan alat indera untuk belajar, maka pendekatan multi-indera ini akan dapat memenuhi selera anak yang berbeda tersebut.

a. Variasi Media Pandang

Media pandang adalah media yang dapat dilihat dengan panca indera. Media pandang merupakan hal yang sangat penting untuk diperkenalkan dan dipergunakan oleh guru ketika membelajarkan siswanya.


(3)

Media pandang sebagai media pengajaran diantaranya media buku, majalah, globe, peta, film, gambar, grafik, papan tulis, poster dan sebagainya. Manfaat media pandang antara lain:

1) Membantu pemahaman konsep yang abstrak menjadi penjelasan yang konkret.

2) Agar siswa memiliki perhatian yang maksimal terhadap materi pembelajaran.

3) Membantu menumbuhkan watak kreatif dan mandiri siswa.

4) Mengembangkan cara berfikir siswa yang konsisten dan berkesinambungan.

5) Memberikan pengalaman baru dan unik.

b. Variasi Media Dengar

Dalam pembelajaran khususnya dalam menjelaskan materi kepada siswa, guru tidak cukup hanya mengandalkan suaaranya saja. Oleh karena itu, hendaknya guru menggunakan media yang lainnya yang memungkinkan siswa lebih berkonsentrasi dan merasa ada pengalaman baru terhadap suara itu.

c. Variasi Media Taktil ( media yang dapat diraba atau dimanupulasi) Media taktil merupak media pembelajaran yang dapat disentuh, diraba, atau dimanipulasikan. Dalam hal ini akan melibatkan siswa dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang dihasilkan dapat disebut sebagai media taktil. Misalnya model, patung, alat mainan, binatang hidup yang kecil dan sebagainya. Penggunaan media ini pada dasarnya merangsang siswa untuk kreatif.

3. Variasi Pola Interaksi

Variasi dalam pla interaksi yang lazim digunakan guru dalam Jamaludin (2015:257), adalah sebagai berikut:

a) Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah

Dalam komunikasi ini guru berperana sebagai pemberi aksi dan siswa penerima aksi. Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah, atau komunikasi sebagai aksi.


(4)

Pada komunikasi ini, guru dan siswa dapat berperan sama yaitu pemberi aksi dan penerima aksi. Disini sudah terlihat hubungan 2 arah, tetapi terbatas antara guru dan siswa secara individual. Keduanya dapat saling memberi dan menerima.

c) Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai tansaksi

Komunikasi ini tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa. Tetapi melibatkan interaksi yang lebih dinamis antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Hal ini mengarahkan siswa untuk belajar optimal, sehingga menumbuhkan siswa yang dapat mengembangkan komunikasi ini.


(5)

BAB III PENUTUP Simpulan

1. Variasi pembelajaran adalah gaya atau cara yang berbeda-beda dan unik yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar, agar kondisi pembelajaran tidak membosankan.

2. Tujuan umum dari variasi proses pembelajaran adalah untuk menciptakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.

3. Ada tiga prinsip penerapan variasi dalam proses pembelajaran. a. Variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu;

b. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan; c. Komponen variasi tertentu memerlukan susunan dan perencanaan

yang baik.

4. Dalam proses pembelajaran, ada beberapa dimensi variasi yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:

a. Variasi dalam gaya mengajar guru; b. Variasi dalam penggunaan maedia; c. Variasi pola interaksi.


(6)

Daftar Pustaka

Abudin Nata. 1997. Moserenisasi Pendidikan Islam. Jakarta: Logos.

Eveline Siregar dan Hartin. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Jamaludin dkk. 2015. Pembelajaran Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

M. Sobry Sutikno. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.

Pupuh Fathurahman dan M. Sobry Sutikno. 2007. Belajar Mengajar (strategi mewujudkan pembelajaran bermakna melalui penanaman konsep umum dan konsep islami). Bandung: Refika Aditama.

Udin S. Winataputra. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.