Media Interaktif Desain Multimedia .1 Animasi

75 tersebut menyebabkan adanya keperluan untuk menggunakan bahasa yang kuantitatif juga. Kesederhanaan serta makna dari ungkapan-ungkapan simbolik itu dalam kaitan dengan gejala atau peristiwa alam yang ingin di”bahasa”kan perlu memperoleh prioritas. e Kerangka Logika Taat-Azas ’Logical self-Consistency’ dari Hukum Alam Ilmu fisika meyakini bahwa aturan alam memiliki sifat-sifat taat-azas secara logika. Hal ini erat kaitannya dengan ilmu matematika sebagai ”bahasa” yang sangat cermat memiliki sifat memudahkan kita menguji ketaat-azasan self- consistency, dengan ilmu matematika sebagai bahasa akan bisa digunakan untuk menjelaskan dan menguji sifat-sifat taat azas alam tersebut. f Inferensi Logika Logika memiliki peran mengendalikan hukum-hukum alam. Dimulai dari sebuah aturan yang diungkapkan matematika kita dapat menggali konsekuensi- konsekuensi logis yang dilahirkan semata-mata lewat inferensi logika, tanpa melihat makna kongkret yang sesungguhnya, langkah ini sering dilakukan dalam ilmu fisika. g Hukum Sebab Akibat Causality Seringkali untuk menyimpulkan aturan yang dianggap sebagai hukum alam terdapat kerancuan. Sebuah aturan dapat dinyatakan sebagai hukum sebab akibat apabila ada ”reproducibility” dari akibat sebagai fungsi dari penyebabnya yang 76 dapat dilakukan kapan saja dan oleh siapa saja. Sebagian besar aturan fisika yang disebut ”hukum” adalah hukum sebab akibat, sedangkan pada bagian-bagian tertentu dari ilmu fisika dikenal istilah korelasi antara gejala alam, tetapi tidak disimpulkan sebagai hukum sebab akibat. h Pemodelan Matematika Rumus-rumus yang melukiskan hukum-hukum alam dalam fisika adalah buatan manusia yang ingin melukiskan gejala dan perangai alam tersebut, baik dalam be ntuk kualitatif maupun kuantitatif. Hal ini dapat disebutkan sebagai ”model” yang ungkapannya menggunakan ”bahasa” matematika. Karena pada hakekatnya ungkapan itu adalah ”model” maka dalam fisika perlu juga ditekankan mengenal model alternatif tidak harus hanya satu model, dengan cara ini kita dapat mendidik peserta didik untuk mempunyai sikap ”berpikir alternatif” tidak bersikeras dengan satu macam cara untuk memahami sebuah permasalahan. i Membangun Konsep Seluruh gejala alam dalam fisika tidak semuanya dapat dipahami dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Kadang-kadang kita harus membangun sebuah konsep atau pengertian baru yang tidak ada padanannya dengan pengertian- pengertian yang sudah ada. Konsep baru tadi bukan semata cara pandang baru tetapi juga memiliki manfaat.