37 dengan memberikan tinjauan singkat pada awal pembelajaran dan
ringkasan atau kesimpulan pada akhir pembelajaran. 5.
Prinsip umpan balik Prinsip ini menjelaskan jika dalam penyampaian pesan siswa diberi umpan
balik, hasil belajar akan meningkat. Jika salah diberikan pembetulan, dan jika benar diberikan konfirmasi atau penguatan. Dengan demikian, siswa
akan tahu di mana letak kesalahannya dan semakin mantap dengan pengetahuan yang diperolehnya.
2.6 Karakteristik Pembelajaran Fisika
Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Menurut Anwar 2009: 1, hakekat IPA atau sains terdiri atas tiga komponen, yaitu
produk, proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang dihafal, namun juga merupakan kegiatan atau
proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam. Selanjutnya dijelaskan bahwa hakekat IPA sebagai proses, merupakan suatu
proses yang diperoleh melalui metode ilmiah. IPA tidak hanya kumpulan-kumpulan pengetahuan tentang alam tetapi juga menekankan pada
cara kerja dan cara berpikir. Misalnya dalam melakukan penelitian, memahami IPA lebih dari hanya mengetahui fakta-fakta tetapi juga
memahami, mengumpulkan, dan menghubungkan fakta-fakta untuk menginterpretasikannya.
38 Berkaitan dengan fisika sebagai salah satu cabang IPA, dalam Permendiknas
No. 22 Thn. 2006 tentang standar isi, dijelaskan bahwa pembelajaran fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bekerja dan bersikap ilmiah, serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Pada tingkat SMAMA, fisika dipandang penting
untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan alasan 1 selain memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran fisika
dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari,
dan 2 mata pelajaran fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah
kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta untuk mengembangkan ilmu dan teknologi.
Pembelajaran fisika di tingkat SMAMA memiliki tujuan-tujuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa. Dalam standar isi dijelaskan bahwa
mata pelajaran fisika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut
1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan
dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
bekerjasama dengan orang lain. 3.
Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah,
39 mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan
merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. 5.
Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ruang lingkup mata pelajaran Fisika di SMAMA merupakan pengkhususan IPA di SMPMTs yang menekankan pada fenomena alam dan pengukurannya
dengan perluasan pada konsep abstrak yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut
1. Pengukuran berbagai besaran, karakteristik gerak, penerapan hukum
Newton, alat-alat optik, kalor, konsep dasar listrik dinamis, dan konsep dasar gelombang elektromagnetik.
2. Gerak dengan analisis vektor, hukum Newton tentang gerak dan gravitasi,
gerak getaran, energi, usaha, daya, impuls dan momentum, momentum sudut dan rotasi benda tegar, fluida, dan termodinamika.
3. Gejala gelombang, gelombang bunyi, gaya listrik, medan listrik, potensial
dan energi potensial, medan magnet, gaya magnetik, induksi
40 elektromagnetik dan arus bolak-balik, gelombang elektromagnetik, radiasi
benda hitam, teori atom, relativitas, dan radioaktivitas.
Berdasarkan pemaparan di atas, pembelajaran fisika tidak hanya menekankan pada aspek kognitif, tetapi juga menekankan pada aspek psikomotor. Salah
satu bentuk perwujudan pembelajaran yang menekankan pada aspek kognitif dan psikomotor adalah pembelajaran melalui praktikum. Dengan praktikum
siswa memiliki kemampuan untuk memupuk sikap ilmiah dan mengembangkan pengalaman belajar melalui serangakain percobaan
sehingga siswa juga memiliki kemampuan dari aspek psikomotor. Selanjutnya, jika praktikum dilengkapi dengan LKS sebagai panduannya
maka tentu saja siswa dapat lebih meningkat kemampuan dalam aspek kognitifnya. Siswa akan mampu mengembangkan kemampuan bernalar
dalam berpikir analisis dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam praktikum untuk kemudian
menjelaskannya. Di samping aspek kognitif dan psikomotor, dalam pembelajaran fisika juga sangat memperhatikan aspek afektif yang harus
dimiliki siswa sebagai salah satu perwujudan pendidikan berkarakter bangsa.
2.7 Bahan Ajar