Di sinilah memang terlihat bahwa ketidak jelasan mengenai tarif batas atas untuk kelas ekonomi baik penerbangan lokal maupun Internasional, para
konsumen merasa bahwa seperti ada keterpaksaan mereka untuk mendapatkan tiket apalagi di hari-hari besar, konsumen juga bingung untuk menyalahkan
siapa, apakah pihak maskapai dan apakah kontrol pemerintah yang masih kurang.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang bagaimana mekanisme penjualan harga tiket pesawat di Indonesia, atas dasar latar belakang masalah tersebut
pada penjualan tiket di maskapai penerbangan, penyusun tertarik untuk melakukan penelitian dengan ini penyusun mengangkat tema dengan judul:
TINJAUAN HUKUM TERHADAP PENERAPAN HARGA TIKET PESAWAT UDARA PADA MASKAPAI GARUDA INDONESIA UNTUK
PENERBANGAN DOMESTIK. Analisis Peraturan Mentri Perhubungan No. 26 Tahun 2010.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pesawat udara dan penetapan harga tiket
pesawat udara ? 2.
Apa yang harus dilakukan pihak maskapai dalam menetapkan harga tiket pesawat udara khususnya penerbangan domestik kelas ekonomi?
15
http:www.pelita.or.idbaca.php?id=38021akses, 29 September 2014, pukul 20.00 wib.
3. Bagaimana pandangan hukum terhadap penerapan harga tiket oleh
maskapai Garuda Indonesia? 4.
Bagaimana peran pemerintah dalam prakteknya untuk mengawasi mengenai tarif batas atas penumpang pesawat udara?
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini maka penulis membatasi masalah yang diteliti hanya
terfokus pada penerbangan rute Jakarta-medan dan sebaliknya medan- jakarta pada maskpai Garuda Indonesia dan terfokus hanya pada waktu
hari besar seperti libur idul fitri, tahun baru dan hari-hari besar lainnya pada maskapai Garuda Indonesia. Peneltian ini hanya membahas
penerapan harga tiket pesawat dan tidak membahas perlindungan konsumen.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan Peraturan Mentri perhubungan Nomor 26 tahun 2010 mengenai formulasi perhitungan tarif batas atas angkutan niaga berjadwal
tarif batas atas Jakarta-Medan hanya Rp 1.847.000 di luar surcharge, tax, maupun airport tax. Saat mengecek ke website Garuda Indonesia pada
tanggal yang sama dengan tiket kelas ekonomi, harga tiket yang tercantum Rp 2,3 juta dan tiket kelas eksekutif pada hari dan jam yang sama
ditawarkan dengan harga Rp 4,6 juta ”. Dari harga yang tercantum
sebagaimana dijelaskan di atas tarif batas atas jelas dilanggar oleh
maskapai Garuda Indonesia yang menjadi pertanyaan apakah memang kesalahan maskapai, dan apakah kesalahan agen portal. Hal ini terjadi
karena minimnya pengawasan terhadap pesawat udara sehingga penulis dapat merumuskan masalah yang akan diteliti. Bahwa masih banyak
maskapai-maskapai lain yang bisa diteliti penerapan harganya dan ada juga sebagian yang melebihi aturan yang ditetapkan.
Untuk mempermudah menjawab rumusan masalah tersebut, penulis merumuskan masalah secara
rinci sebagai berikut: a.
Bagaimana penetapan harga tiket pesawat pada penerbangan maskapai
Garuda Indonesia?
b. Bagaimana tinjauan hukum terhadap penerapan harga tiket pesawat
pada penerbangan maskapai Garuda Indonesia?
c. Bagaimana peran pemerintah dalam penetapan harga tiket pesawat
udara? D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk Mendeskripsikan penerapan harga pesawat oleh maskapai
Garuda Indonesia untuk penerbangan domestik
b. Untuk memberikan pandangan hukum terhadap strategi penerapan
harga maskpai Garuda Indonesia untuk penerbangan domestik.
c. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam penetapan harga tiket
pesawat.
2. Manfaat penelitian
a. Evaluasi kepada pemerintah yang mengatur tentang penerbangan
b. Menambah pemahaman bagi pemakai jasa penerbangan di
Indonesia. c.
Menambah khasanah keilmuan dalam bidang hukum bagi penulis khususnya, dan umumnya pada semua pembaca
d. Memberikan masukan bagi pengamat dibidang hukum serta pelaku
bisnis.
E. Review Studi Terlebih Dahulu
Mendukung penelaahan yang lenbih komprehensif, penyusun juga berusaha untuk melakukan kajian awal terhadap pustaka atau karya-karya
yang mempunyai relevansi terhadap topik yang akan diteliti. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan terdapat beberapa
buku, jurnal yang biasa dijadikan perbandingan maupun rujukan, meskipun pembahasannya pada masalah etika bisnis hanya secara global.
Sedangkan, sejauh pencarian penyusunan, belum ada karya tulis skripsi yang secara khusus membahas tinjauan hukum terhadap strategi penerapan
harga tiket pesawat pada maskapai penerbangan di Indonesia. Sebelumnya terdapat beberapa skripsi yang membahas penerapan
harga tiket, diantaranya:
1. Skripsi Rudi Pradoko Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2007
,
Tinjauan Hukum Islam Tehadap Penerapan Tiket di Yogyakarta,
akan tetapi lebih
kepada tinjauan islamnya dan itupun khusus pada ibukotanya, sedangkan penulis spesipikasinya membahas mengenai tinjauan
hukum terhadap strategi penerapan harga tiket pada maskapai di Indonesia.
2.
Skripsi Vinna Vanindia UPN “Veteran” Jawa Timur, Perlindungan Hukum Bagi Penumpang Pesawat Udara, lebih meneliti Hak-hak
penumpang seperti pelayanan, keselamatan dan tanggung jawab pengangkut dan asuransi dan skripsi ini juga menyingkung msalah
harga tiket standart dan promo, sedangkan penulis lebih meneliti kepada tinjauan hukum terhadap harga batas atas.
Disini juga terdapat beberapa buku yang membahas secara umum Tinjauan Hukum mengenai tarif penumpang pada penerbangan di
Indonesia, diantaranya : 1.
Saefullah Wiradipradja, Tanggung Jawab Perusahaan penerbangan Terhadap Penumpang Menurut hukum udara Indonesia, Jurnal hukum
Bisnis, Volume 25, No.1, tahun 2006. Penulis buku ini membahsa perlindungan konsumen pemakai jasa penerbangan dan tanggung
jawab perusahaan penerbangan, sedang penyusun lebih membahas mengenai tinjauan hukum terhadap penetapan harga tiket pesawat dan
pesawat yang diteliti hanya pesawat Garuda Indonesia. 2.
K.Martono, Hukum Udara, Angkutan Udara, dan Hukum Angkasa, Hukum Laut Internasional, Mandar Maju, 1995. Penulis buku ini
membahas mekanisme Hukum Udara dan seberapa banyak yang
diangkut serta berapa ketinggian yang boleh ditempuh, sedangkan penyusun lebih membahas mekanisme harga penerbangan domestik
nasional.
F. Kerangka Teori dan konseptual