Pertanyaan Penelitian Pertanyaan mendasar yang menjadi acuan penelitian ini adalah: Tujuan Penelitian Tinjauan Pustaka

5 NATO Dalam Operasi Militer yang Dipimpin oleh Amerika Serikat di Afghanistan Masa Pemerintahan George W. Bush.

2. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan mendasar yang menjadi acuan penelitian ini adalah:

1. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi keterlibatan NATO dalam operasi militer yang dipimpin oleh Amerika Serikat di Afghanistan masa pemerintahan George W. Bush? 2. Apakah keterlibatan NATO dalam operasi militer yang dipimpin oleh Amerika Serikat di Afghanistan sudah berjalan dengan efektif?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan antara lain: 1. untuk mengetahui dan menganalisis keterlibatan NATO dalam Invasi Amerika Serikat ke Afganistan masa Pemerintahan George W. Bush 2. untuk memahami faktor-faktor yang mendorong NATO melibatkan diri dalam invasi Amerika Serikat ke Afghanistan. 3. untuk mengetahui efektivitas peran NATO dalam Invasi Amerika Serikat ke Afganistan masa Pemerintahan George W. Bush

4. Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian sudah dilakukan seputar masalah ketelibatan NATO di Afghanistan. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Vincent Morelli dan Paul Belkin dengan judul “NATO in Afghanistan: A Test of the Transatlantic Alliance ” tahun 2009. Penelitian Vincent dan Paul menjelaskan tentang para anggota NATO yang sejak KTT di Washington tahun 1999, berusaha mencari peran ”baru” bagi NATO, agar organisasi internasional tersebut mampu 6 beroperasi diluar kawasan Eropa untuk memerangi ancaman yang muncul seperti terorisme dan proliferasi senjata nuklir. Ancaman seperti terorisme sendiri baru terjadi pada tahun 2001, tepatnya di dua gedung penting milik Amerika Serikat yaitu gedung World Trade Center dan Pentagon. Akibat serangan terorisme tersebut, pemerintah Amerika Serikat memutuskan untuk menyerang Afghanistan dikarenakan pemerintah negara tersebut yaitu Taliban dianggap telah menyembunyikan Osama Bin laden. Dengan meminta bantuan sekutunya yaitu NATO, akhirnya pada tanggal 7 Oktober 2001 Amerika Serikat menyerang Afghanistan. Bagi NATO, Afghanistan adalah negara pertama baginya untuk melaksanakan peran barunya memerangi terorisme dan juga dijadikan sebagai tes aliansi politik dan uji kemampuan militer para pasukan NATO. 9 Di tahun 2003, setelah dua tahun berada di Afghanistan atas permintaan PBB dan Pemerintah Republik Islam Afghanistan NATO mengambil alih pimpinan ISAF International Security Assistance Force. ISAF di bawah kepemimpinan NATO berlangsung dalam empat tahap. Tahap pertama tahun 2003-2004 ISAF di bawah pimpinan NATO pindah ke bagian utara Afghanistan, yang di dominasi oleh pasukan Perancis dan Jerman. Tahap kedua dimulai pada Mei 2005, ISAF di bawah pimpinan NATO pindah ke bagian barat Afghanistan, yang di dominasi oleh pasukan Italia dan Spanyol. Tahap ke tiga yang berlangsung pada tanggal 31 Juli 2006 ISAF pindah ke bagian selatan Afghanistan yang merupakan markas dari Taliban. Tahap ke empat dimulai pada 5 Oktober 2006, dalam tahap ini Amerika Serikat mengirimkan 10.000 sampai 12.000 pasukannya sendiri untuk ISAF. Di Dalam tahap ke empat ini ISAF 9 http:www.fas.orgsgpcrsrowRL33627.pdf, diakses pada tanggal 4 Februari 2011. 7 diminta untuk dapat memperkuat pasukannya agar menguasai seluruh wilayah yang ada di Afghanistan. Namun dalam tugas memimpin ISAF tersebut NATO menemui beberapa kendala diantaranya: harus menopang pemerintahan yang lemah di Kabul, menggunakan kemampuan militer di negara yang sangat jauh dan mempunyai medan yang sangat kasar, dan membangun kembali negara yang hancur akibat perang dan terganggu akibat perdagangan narkotika. Selain itu, penelitian lain juga dilakukan oleh Budiman dengan judul “Perubahan Struktur Komando NATO Pasca Tragedi 11 September 2001” pada tahun 2005. 10 Hasil penelitiannya, Budiman mengungkapkan bahwa pasca tragedi 11 September, Amerika Serikat berusaha menjaga keamanan wilayah dan warga negaranya dari kemungkinan terjadinya serangan terorisme berikutnya sebagai sebuah kepentingan yang mendapatkan prioritas utama. Berbagai usaha dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat untuk mewujudkan kepentingan nasionalnya tersebut, salah satu caranya adalah dengan melakukan perubahan di dalam struktur komando militer NATO. dalam struktur komando milter yang baru, NATO membentuk dua komando yaitu Allied Command Operations ACO dan Allied Command Transformation ACT. ACO bertugas untuk melaksanakan kegiatan operasional sedangkan ACT bertugas untuk melaksanakan transformasi di dalam tubuh NATO. Selain itu NATO juga membentuk NATO Response Force NRF yaitu sebuah pasukan yang fleksibel dan mampu merespon segala macam situasi. Skripsi ini dibuat untuk memberikan sumbangsih ilmu terkait keterlibatan NATO dalam invasi Amerika Serikat di Afghanistan Jika pada penelitian Vincent 10 Budiman, Perubahan Struktur Komando NATO pasca 11 September 2001, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2005, h. 74. 8 dan Paul menitikberatkan pada kepemimpinan NATO dalam ISAF, maka analisa penulis dalam skripsi ini lebih difokuskan pada intervensi militer yang dilakukan oleh NATO di Afghanistan. Sedangkan dalam penelitian Budiman yang membahas perubahan dalam struktur komando militer NATO, maka skripsi ini memfokuskan pembahasan pada faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan NATO dalam operasi militer yang dipimpin oleh Amerika Serikat di Afghanistan masa pemerintahan George W. Bush

5. Kerangka Pemikiran