22
B. Dinamika Kerjasama Indonesia – Palestina Sebelum Tahun 2008
1. Periode Soekarno
Perjuangan Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel telah dilakukan sejak periode Presiden Soekarno. Sejak awal, Indonesia
tidak mau mengakui Israel yang diproklamasikan oleh David Ben-Gurion
8
pada 14 Mei 1948. Menurut Presiden Soekarno, tiap bangsa punya hak menentukan
nasibnya sendiri tanpa melalui pengaturan dan campur tangan negara lain. Selain itu, dikarenakan Israel merebut tanah rakyat Palestina.
Sejak saat itu pemerintah Indonesia tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Bahkan ucapan selamat dan pengakuan kemerdekaan Indonesia
yang dikirimkan Presiden Israel Chaim Weizmann dan Perdana Menteri Ben Gurion tidak pernah ditanggapi serius pemerintah Indonesia. Mohammad Hatta
hanya mengucapkan terima kasih, namun tidak menawarkan timbal balik dalam hal pengakuan diplomatik
9
. Pada saat Konferensi Asia-Afrika
10
KAA tahun 1953, Indonesia dan Pakistan menolak keras diikut sertakannya Israel dalam konferensi tersebut.
Dikarenakan akan menyinggung perasaan bangsa Arab, yang pada saat itu masih berjuang memerdekaan diri. Sementara Israel adalah bagian dari imperialis yang
8
Perdana menteri Israel yang pertama, selain itu ia juga seorang pemimpin Zionis besar dan Kepala Eksekutif Organisasi Zionis Dunia pada tahun 1946.
Brenner, Michael; Frisch, Shelley April 2003. Zionism: A Brief History. Markus Wiener Publishers. p. 184.
9
http:historia.idmodernsukarno-dan-palestina.
10
Sebuah konferensi
antara negara-negara Asia
dan Afrika
, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh
Indonesia , Myanmar dahulu
Burma , Sri
Lanka dahulu Ceylon
, India
dan Pakistan
dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia pada saat itu.
23
hendak di hilangkan Soekarno. Dalam pidato pembukannya di KAA pada 1955 yang juga dihadiri pejuang Palestina Yasser Arafat, Soekarno menyatakan:
“Bahwa kolonialisme belum mati, hanya berubah bentuknya. Neo- kolonialisme itu ada diberbagai penjuru bumi, seperti Vietnam, Palestina,
Aljazair, dan seterusnya
11
.” Maka dari itu, dalam buku Ali Sastroamidjojo yang berjudul
“Tonggak- Tonggak di Perjalananku,
” presiden Soekarno mengajak agar bangsa-bangsa Asia dan Afrika didalam Konferensi ini membentuk satu front anti-kolonialisme
12
dengan membangun dan memupuk solidaritas Asia-Afrika. Seiring dengan waktu, presiden Soekarno semakin tegas mendukung perjuangan kemerdekaan rakyat
Palestina. Perlawanan terhadap Israel kembali dilakukan oleh Soekarno ketika Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games IV pada 1962. Pemerintah Indonesia
tidak memberikan visa kepada kontingen Israel. Dikarenakan Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel, tetapi alasan politik anti
imperialisme Soekarno mendasari kebijakan tersebut
13
. Akibatnya, Komite Olimpiade Internasional IOC menskors keanggotaan
Indonesia dengan batas waktu yang tidak ditentukan. Bahkan, Soekarno justru memerintahkan Komite Olimpiade Indonesia keluar dari IOC pada Februari 1963.
Soekarno terus melawan dengan sikap dan aksi yang nyata, Soekarno membentuk
11
Ibid
12
Anti-imperialisme dan Front Nasional. Seri Kursus Rakyat No. 2. Depagitprop, CC PKI, Jakarta, 1962.
13
Ibid
24
GANEFO
14
pada tahun 1963, yang menjadi pertanda kebesaran bangsa Indonesia dan pertanda ketidak tergantungan pada kekuatan-kekuatan dunia yang ada
15
. Semasa pemerintahan Soekarno, Indonesia aktif mendukung perjuangan
kemerdekaan Palestina. Tidak hanya ditingkat pemerintahan, rakyat Indonesia juga aktif mendukung kemerdekaan Palestina dan bangsa-bangsa lain seperti
Aljazair dan Afrika Selatan. Melalui OISRAA Organisasi Indonesia untuk Setiakawanan Rakyat Asia-Afrika yang berdiri pada 1960 dan tergabung dalam
AAPSO Organisasi Solidaritas Rakyat Asia-Afrika. Hingga saat Presiden Soekarno lengser dan digantikan oleh Jenderal
Soeharto pada tahun 1966, Soekarno tetap pada pendiriannya dalam hal perjuangan rakyat Palestina melwaan Israel. Dalam pidatonya pada hari ulang
tahun Republik Indonesia ke-21, Soekarno menyatakan: “Kita harus bangga bahwa kita adalah satu bangsa yang konsekuen terus,
bukan saja berjiwa kemerdekaan, bukan saja berjiwa anti imperialisme, tetapi juga konsekuen terus berjuang menentang inperialisme. Itu pulalah
sebabnya kita tidak mau mengakui Israel
16
.” Indonesia juga mendukung Resolusi Majelis Umum MU Perserikatan
Bangsa-Bangsa PBB No. 194 tentang isu Palestina. Resolusi ini dikeluarkan pada tanggal 11 Desember 1948 yang berbunyi:
14
Games of the New Emerging Force adalah ajang olahraga tandingan Olimpiade yang didirikan oleh presiden Soekarno, pada 10 November 1963. Sebelumnya, dalam pelaksanaan
Asian Games 1962 yang diadakan di Jakarta. Indonesia melarang Israel dan Taiwan mengikuti kegiatan tersebut, dikarenakan simpati yang besar terhadap Republik Rakyat Cina dan negara-
negara Arab, E
wa T. Parker, “Ganefo I: Sports and Politics in Djakarta,” Asian Survey, 5:4 1965, p.181.
15
http:historia.idmodernsukarno-dan-palestina
16
Ibid
25
“Majelis Umum menegaskan bahwa harus diizinkan secepat mungkin bagi pengungsi yang ingin kembali ke rumah mereka dan hidup damai dengan
tetangganya, dan demikian juga harus mendapat ganti rugi dari harta benda yang ditinggalkan, dan mendapat ganti rugi dari kerugian atau kerusakan
harta benda sesuai dengan hukum Internasional dan standar keadilan bagi yang tidak ingin kembali lagi.
” Oleh karena itu, Indonesia sangat setuju atas dikeluarkannya resolusi
Majelis Umum PBB yang memberikan hak-haknya atas rakyat Palestina.
2. Periode Soeharto