2. Uji Reliabilitas
Melakukan suatu penelitian yang menggunakan uji coba angket diperlukan suatu alat pengumpul data yaitu reabilitas. Metode yang digunakan untuk
mengukur reabilitas, alat ukur dapat dipakai atau tidak diadakan uji coba angket dengan menggunakan metode belah dua dengan item genap dan
ganjil dengan lagkah langkah yang ditempuh sebagai berikut :
1. Menyebar angket untuk uji coba kepada 10 orang diluar responden 2. Untuk menguji reabilitas soal angket digunakan angket belah dua
atau ganjil genap 3. Kemudian mengkolerasikan klompok ganjil dan genap dengan
kolerasi produk moment, yaitu :
r
xy
═
N y
y N
x N
y x
xy
2 2
2 2
x
Keterangan :
Rxy = hubungan variable x dan y x
= Variable bebas y = Variable terikat
n = jumlah responden
4. Kemudian dicari reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman Brown Sutrisno Hadi, 1986: 37 agar diketahui koofesien seluruh
item itu rxy
=
rgg rgg
1
2
Keterangan : rxy = koofesien reabilitas seluruh item
= koofesien item ganjil genap
Adapun kreteria reabilitas Manase Malio, 1986: 139 adalah sebagai berikut:
0,90- 1,00 = reliabilitas tinggi 0,50- 0,89 = reliabilitas sedang
0,00-0,49 = reliabilitas rendah
3. Teknis Analisis Data
Tindak lanjut dari pengumpulan data adalah menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan suatu analisis data kualitatif yaitu dengan
menguraikan kata kata dalam kalimat serta angka secara sistematis selanjutnya menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi
yaitu: I=
NT- NR K
Keterangan I = interval
NT = nilai tertinggi NR = nilai terendah
K = kategori Kemudian untuk mengetahui tingkat presentase Muhammad Ali 1984:
184 digunakan rumus sebagai berikut. P = F x 100
N Keterangan
P = Besarnya presentase F = Jumlah alternativ seluruh item
N = Jumlah perkalian antara item dengan responden Untuk menafsirkan banyaknya presentase Suharsimi Arikunto,
1997: 196 yang diperoleh dengan kreteria sebnagai berikut : 76-100 baik
56-75 cukup 4055 tidak baik
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian terhadap persepsi guru MTs. Negeri Pringsewu dengan dimasukkannya Pendidikan Karakter dikurikulum
tingkat satuan pendidikan Tahun 2011-2012 maka kesimpulannya adalah sebagai berikut :
1. Indikator aspek pengamatan
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa dari 46 responden, diantaranya 4
8,69
, menyatakan bahwa dimasukkannya Pendidikan Karakter dikurikulum tingkat satuan pendidikan kurang baik responden
beranggapan bahwa dengan titerapkannya Pendidikan Karakter di sekolah tidak akan berpengaru pada pembentukan sikap dan karaktristik siswa.
Selanjutnya 17 responden
36,95
menyatakan bahwa dimasukkannya Pendidikan Karakter dikurikulum tingkat satuan pendidikan cukup baik,
maksudnya adalah responden beranggapan bahwa dengan titerapkannya Pendidikan Karakter di sekolah cukup baik untuk membantu pembentukan
sikap dan karaktristik siswa. Kemudian 25 responden 54,34 menyatakan bahwa dimasukkannya Pendidikan Karakter dikurikulum
tingkat satuan pendidikan adalah baik. responden beranggapan bahwa