Peran Olah Tanah dalam Meningkatkan Organisme Tanah

Kolberg, Westfall, dan Peterson 1999 menunjukkan bahwa tingkat pengisian air pada pori tanah merupakan hal yang paling mendasar dalam menentukan aktivitas mikroba tanah. Bakteri dan protozoa cenderung hidup dalam air tanah. Sedangkan fungi dalam tanah hidup disepanjang daerah pori yang terisi oleh air. Selanjutnya dikatakan pula bahwa air tanah tidak hanya secara langsung mempengaruhi aktivitas dan pertumbuhan biota tanah, tapi juga merupakan media yang mempengaruhi ketersediaan sumber energi dan nutrisi. Kelembapan dan temperatur tanah merupakan faktor yang menentukan mineralisasi N dalam tanah. Hal tersebut berkaitan dengan bahan organik tanah, yakni dengan meningkatnya air dan temperatur dalam tanah akan meningkatkan dekomposisi bahan organik. Kemasaman tanah merupakan sifat fisik-kimia yang paling banyak diteliti pengaruhnya terhadap ekologi mikrobia. Salah satu konsekuensi yang sangat penting dari pH tanah adalah pengaruhnya terhadap kelarutan hara keracunan dan kekurangan, seperti unsur Fe, Mn, dan Zn akan berkurang ketersediaannya pada pH melampaui netral, dan akan bersifat racun bila pH di bawah 5. Hara P kurang tersedia pada pH rendah maupun tinggi. Pada pH rendah umumnya dijumpai dominasi fungi sedangkan bakteri termasuk aktinomycetes umumnya dominan pada pH 6-8. Permukaan koloid tanah biasanya memiliki pH yang lebih rendah 2 unit atau lebih dari pH larutan. Kemasaman pH daerah rizosfer sebagian dikontrol oleh sumber hara nitrogen bagi tanaman. Dekomposisi bahan organik oleh mikrobia cenderung meningkatkan kemasaman tanah akibat asam organik yang dihasilkan Killham, 1999. Temperatur memiliki efek langsung maupun tidak langsung pada aktivitas biologi dalam tanah. Efek langsung yaitu terhadap laju reaksi fisik dalam tanah dan efek tidak langsung adalah mempengaruhi aktivitas mikrobia tanah melalui aspek lain seperti laju pelapukan mineral, laju difusi, potensi redoks, aktivitas air, dan lain-lain. Perlu diperhatikan bahwa temperatur tanah juga dapat berinteraksi dengan faktor lain dalam mengatur aktivitas mikrobia tanah Megharaj et al., 1999. Menurut Geissen dan Brummer 1999, cahaya juga mempengaruhi kegiatan biota tanah, yakni mempengaruhi distribusi dan aktivitas organisme yang berada di permukaan tanah dimana alga yang dominan, pada tanah tanpa penutup tanah, serta di permukaan batuan. Efek tidak langsung oleh cahaya terhadap mikrobia tanah adalah lebih penting. Cahaya merupakan sumber energi pada komponen fotoautotropik biota tanah. Sekitar 5 total radiasi matahari digunakan untuk reaksi fotosintesis mikrobia tanah tanaman,alga, dan bakteri fotoautotropik.

2.4 Sistem Olah Tanah

Tanah merupakan benda alam yang bersifat dinamis, sumber kehidupan, dan mempunyai fungsi penting dari ekosistem darat yang menggambarkan keseimbangan yang unik antara faktor fisik, kimia, dan biologi. Komponen utama tanah terdiri dari mineral anorganik, pasir, debu, liat, bahan-bahan organik hasil dekomposisi dari biota tanah, serangga, bakteri, fungi, alga, nematoda, dan sebagainya Abawi dan Widmer, 2000 dalam Subowo et al., 2003. Dalam budidaya pertanian, pengolahan tanah merupakan suatu kegiatan yang sangat penting. Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi

Dokumen yang terkait

Laju Penutupan Tanah dengan Tanaman Kacang- kacangan (Leguminous) pada Lahan Alang-Alang

3 31 74

PENGARUH SISTEM PENGOLAHAN TANAH TERHADAP KANDUNGAN BIOMASSA NITROGEN MIKROORGANISME (N-mik) LAHAN BEKAS ALANG-ALANG (Imperata cylindrica L.) UMUR LEBIH DARI 10 TAHUN YANG DITANAMI JAGUNG (Zea mays L.)

3 21 43

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH TERHADAP POPULASI DAN BIOMASSA CACING TANAH PADA LAHAN BEKAS ALANG-ALANG (Imperata cylindrica L.) YANG DITANAMI KEDELAI (Glycine max L.) MUSIM KEDUA

1 46 58

PENGARUH OLAH TANAH KONSERVASI DAN PEMUPUKAN NITROGEN JANGKA PANJANG TERHADAP TOTAL BAKTERI TANAH PADA LAHAN PERTANAMAN JAGUNG DI TANAH ULTISOL

0 2 10

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH TERHADAP KANDUNGAN C-ORGANIK TANAH DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max L) PADA LAHAN BEKAS ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) MUSIM TANAM KEDUA

0 8 38

PEMAKAIAN KOMPOS ALANG-ALANG (Imperata cylindrica L. BEAUV) PADA TANAH ULTISOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP KETERSEDIAAN P DAN PRODUKSI KEDELAI(Composed Alang-alang (Imperata cylindrica L. BEAUV) used to P-aviable and Soybean yield on Ultisol soil).

2 3 4

PENGARUH pH MEDIA TANAM TERHADAP SENYAWA ALELOPATI YANG DIKELUARKAN OLEH ALANG-ALANG (Imperata cylindrica).

0 0 24

Potensi Alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv) dalam Produksi Etanol Menggunakan Bakteri Zymomonas mobilis

0 7 5

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN APLIKASI HERBISIDA TERHADAP RESPIRASI TANAH PADA LAHAN PERTANAMAN JAGUNG (Zea mays) MUSIM TANAM KE TIGA

0 0 6

PENGARUH EKSTRAK ALANG-ALANG (Imperata cylindrica L.) DAN TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA PADA PERTANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)

0 0 14