Hipotesis PENGARUH SISTEM OLAH TANAH TERHADAP TOTAL BAKTERI TANAH PADA PERTANAMAN KEDELAI MUSIM TANAM KEDUA SETELAH PERTANAMAN JAGUNG DI LAHAN BEKAS ALANG-ALANG(Imperata cylindrica. L)

satu sel tersebut. Selain itu, terdapat pula mikroba yang memiliki sel banyak multiseluler. Pada jasad multiseluler umumnya sudah memiliki pembagian tugas diantara sel atau sel kelompoknya, walaupun organisasi selnya belum sempurna. Menurut Handayanto dan Hairah 2007, penyebaran bakteri di dalam tanah umumnya lebih beragam dibanding organisme lainnya diperkirakan lebih dari 200 genera bakteri yang hidup di dalam tanah. Bakteri dapat hidup pada tempat yang sebagian organisme lainnya tidak bisa hidup, hal ini karena diversitas metaboliknya. Total bakteri tanah yang ada di Bukit Maras jauh lebih tinggi dibandingkan dengan total bakteri tanah di Bukit Siam dikarenakan kandungan organik pada tanah di Bukit Maras jauh lebih baik sehingga kesuburan tanahnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan organik pada tanah di Bukit Siam, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan koloni bakteri di Bukit Siam antara lain pH, senyawa organik, jenis lapisan tanah, oksigen dan sebagainya karena terdapat korelasi yang kuat bahwa semakin banyak kandungan organik tanah dan oksigen, maka jumlah dan jenis mikroorganismenya juga semakin tinggi Virgianty et al., 2010.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Biota Tanah

Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya Martinko dan Madigan, 2005. Kolberg, Westfall, dan Peterson 1999 menunjukkan bahwa tingkat pengisian air pada pori tanah merupakan hal yang paling mendasar dalam menentukan aktivitas mikroba tanah. Bakteri dan protozoa cenderung hidup dalam air tanah. Sedangkan fungi dalam tanah hidup disepanjang daerah pori yang terisi oleh air. Selanjutnya dikatakan pula bahwa air tanah tidak hanya secara langsung mempengaruhi aktivitas dan pertumbuhan biota tanah, tapi juga merupakan media yang mempengaruhi ketersediaan sumber energi dan nutrisi. Kelembapan dan temperatur tanah merupakan faktor yang menentukan mineralisasi N dalam tanah. Hal tersebut berkaitan dengan bahan organik tanah, yakni dengan meningkatnya air dan temperatur dalam tanah akan meningkatkan dekomposisi bahan organik. Kemasaman tanah merupakan sifat fisik-kimia yang paling banyak diteliti pengaruhnya terhadap ekologi mikrobia. Salah satu konsekuensi yang sangat penting dari pH tanah adalah pengaruhnya terhadap kelarutan hara keracunan dan kekurangan, seperti unsur Fe, Mn, dan Zn akan berkurang ketersediaannya pada pH melampaui netral, dan akan bersifat racun bila pH di bawah 5. Hara P kurang tersedia pada pH rendah maupun tinggi. Pada pH rendah umumnya dijumpai dominasi fungi sedangkan bakteri termasuk aktinomycetes umumnya dominan pada pH 6-8. Permukaan koloid tanah biasanya memiliki pH yang lebih rendah 2 unit atau lebih dari pH larutan. Kemasaman pH daerah rizosfer sebagian dikontrol oleh sumber hara nitrogen bagi tanaman. Dekomposisi bahan organik oleh mikrobia cenderung meningkatkan kemasaman tanah akibat asam organik yang dihasilkan Killham, 1999. Temperatur memiliki efek langsung maupun tidak langsung pada aktivitas biologi dalam tanah. Efek langsung yaitu terhadap laju reaksi fisik dalam tanah dan

Dokumen yang terkait

Laju Penutupan Tanah dengan Tanaman Kacang- kacangan (Leguminous) pada Lahan Alang-Alang

3 31 74

PENGARUH SISTEM PENGOLAHAN TANAH TERHADAP KANDUNGAN BIOMASSA NITROGEN MIKROORGANISME (N-mik) LAHAN BEKAS ALANG-ALANG (Imperata cylindrica L.) UMUR LEBIH DARI 10 TAHUN YANG DITANAMI JAGUNG (Zea mays L.)

3 21 43

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH TERHADAP POPULASI DAN BIOMASSA CACING TANAH PADA LAHAN BEKAS ALANG-ALANG (Imperata cylindrica L.) YANG DITANAMI KEDELAI (Glycine max L.) MUSIM KEDUA

1 46 58

PENGARUH OLAH TANAH KONSERVASI DAN PEMUPUKAN NITROGEN JANGKA PANJANG TERHADAP TOTAL BAKTERI TANAH PADA LAHAN PERTANAMAN JAGUNG DI TANAH ULTISOL

0 2 10

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH TERHADAP KANDUNGAN C-ORGANIK TANAH DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max L) PADA LAHAN BEKAS ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) MUSIM TANAM KEDUA

0 8 38

PEMAKAIAN KOMPOS ALANG-ALANG (Imperata cylindrica L. BEAUV) PADA TANAH ULTISOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP KETERSEDIAAN P DAN PRODUKSI KEDELAI(Composed Alang-alang (Imperata cylindrica L. BEAUV) used to P-aviable and Soybean yield on Ultisol soil).

2 3 4

PENGARUH pH MEDIA TANAM TERHADAP SENYAWA ALELOPATI YANG DIKELUARKAN OLEH ALANG-ALANG (Imperata cylindrica).

0 0 24

Potensi Alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv) dalam Produksi Etanol Menggunakan Bakteri Zymomonas mobilis

0 7 5

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN APLIKASI HERBISIDA TERHADAP RESPIRASI TANAH PADA LAHAN PERTANAMAN JAGUNG (Zea mays) MUSIM TANAM KE TIGA

0 0 6

PENGARUH EKSTRAK ALANG-ALANG (Imperata cylindrica L.) DAN TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA PADA PERTANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)

0 0 14