Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Sepsis Neonatorum Di Klinik Bersalin Yusnidar Medan Tahun 2009

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan perkiraan World Health Organitation (WHO) hampir semua (98%) dari lima juta kematian neonatal terjadi di negara berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini dan 42% kematian neonatal disebabkan infeksi seperti: sepsis, tetanus neonatorum, meningitis, pneumonia, dan diare. (Imral chair, 2007)

Laporan WHO tahun 2005 angka kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20 per 1000 kelahiran hidup. Jika angka kelahiran hidup di Indonesia sekitar 5 juta per tahun dan angka kematian bayi 20 per 1000 kelahiran hidup, berarti sama halnya dengan setiap hari 246 bayi meninggal, setiap satu jam 10 bayi Indonesia meninggal, jadi setiap enam menit satu bayi Indonesia meninggal. (Roesli Utami, 2008) Menurut DEPKES RI angka kematian sepsis neonatorum cukup tinggi 13-50% dari angka kematian bayi baru lahir. Masalah yang sering timbul sebagai komplikasi sepsis neonatorum adalah meningitis, kejang, hipotermi, hiperbilirubinemia, gangguan nafas, dan minum.(Depkes, 2007)

Di negara berkembang termasuk Indonesia, tingginya angka morbiditas dan mortalitas Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR) masih menjadi masalah utama. Penyebab utama mortalitas BBLR di negara berkembang adalah asfiksia, sindrom gangguan nafas, infeksi, serta komplikasi hipotermi. Di Indonesia sekitar 70% persalinan terjadi di


(2)

kematian neonatus di rumah adalah kegagalan untuk mengenal faktor resiko tinggi pada kehamilan, persalinan, periode neonatus dan tidak merujuk pada saat yang tepat. Upaya perawatan BBLR dengan praktek “metode botol panas dan bedong” serta praktek tradisional lainnya yang bersifat pendekatan supernatural, terbukti tidak dapat membantu bahkan seringkali memberikan dampak buruk terhadap kondisi fisik bayi, seperti kasus luka bakar akibat teknologi pemanasan dengan lampu petromaks. (Bangun lubis, 2008)

Menurut dr. Imral Chair SpA(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan ketua I Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinsia) dalam seminar “Orientasi Metode Kanguru” yang diselenggarakan Forum Promosi Kesehatan Indonesia, bayi premature maupun bayi cukup bulan yang lahir dengan berat badan rendah, terutama di bawah 2000 gram, terancam kematian akibat hipotermi yaitu penurunan suhu badan di bawah 36,50c disamping asfiksia dan infeksi. (Imral Chair,2007)

Untuk mengetahui kematian perinatal diperlukan tindakan bedah mayat, karena bedah mayat sangat susah dilakukan di Indonesia maka kematian janin dan neonatus hanya didasarkan pada pemeriksaan klinik laboratorium. Dengan dasar pemeriksaan itu, sebab utama kematian perinatal di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta adalah infeksi, asfiksia neonatorum, trauma, kelahiran, cacat bawaan, penyakit yang berhubungan prematuritas, immaturitas, dan lain-lain. (Sarwono, 2002)

Infeksi pada neonatus merupakan sebab yang penting terhadap terjadinya morbiditas dan mortalitas selama periode ini. Lebih kurang 2% janin dapat terinfeksi in utero dan 10% bayi baru lahir terinfeksi selama persalinan atau dalam bulan pertama kehidupan. (Rachma, 2005)


(3)

Kerentanan neonatus terhadap infeksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kulit dan selaput lendir yang tipis dan mudah rusak, kemampuan fagositosis dan leukosit immunitas masih rendah. Immunoglobulin yang kurang efisien dan luka umbilikus yang belum sembuh. Bayi dengan BBLR lebih mudah terkena sepsis neonatorum. Tindakan invasif yang dialami neonatus juga meningkatkan resiko terjadinya infeksi nasokomial. (Surasmi, 2003)

Infeksi pada Bayi Baru Lahir (BBL) sering sekali menjalar ke infeksi umum sehingga gejala umum tidak menonjol lagi. Beberapa gejala tingkah laku BBL tersebut di atas adalah malas minum, gelisah atau mungkin tampak letargi, frekuensi pernafasan meningkat, berat badan tiba-tiba menurun, muntah dan diare. (Sarwono, 2002)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tingkat pengetahuan ibu hamil tentang sepsis neonatorum di Klinik Bersalin Yusnidar Medan Tahun 2009”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang diatas penulis merumuskan masalah bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang sepsis neonatorum di Klinik Bersalin Yusnidar Medan Tahun 2009”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum


(4)

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut Untuk mengidentifikasikan karakteristik responden

Untuk mengidentifikasikan pengetahuan ibu hamil tentang sepsis neonatorum meliputi pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi sepsis neonatorum, patofisiologi, faktor predisposisi, manifestasi klinis, pencegahan dan pengobatan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi 1. Bagi Klinik

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi klinik untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang sepsis neonatorum.

2. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi terutama di DIV Bidan Pendidik USU Medan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik terutama tentang sepsis neonatorum.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan masalah sepsis neonatorum

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman yang berharga bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian.


(5)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SEPSIS NEONATORUM DI KLINIK BERSALIN YUSNIDAR MEDAN

TAHUN 2009

0 8 5 1 0 2 0 6 3

SRI JUNITA SIMAREMARE

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Sepsis Neonatorum di Klinik Bersalin Yusnidar Medan Tahun 2008”.

Dalam penyelesaian Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD&KGEH selaku Dekan FK USU.

2. dr. Murniati Manik, MSc, Sp.KK selaku ketua program studi D IV Bidan Pendidik FK USU dan selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.

3. Setiawan, SKp. MNS yang telah memberikan masukan dan arahan untuk Karya Tulis Ilmiah ini

4. dr. Cut Adella Adeya, SpOG, selaku penguji II yang telah memberikan masukan dan arahan untuk Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D IV Bidan Pendidik FK USU.

6. Kedua orang tua tercinta yaitu Desmon Simaremare SPd dan Ratauli Simanjuntak SPd, yang telah memberikan kasih sayang, dorongan moril maupun material kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(7)

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Teman–teman DIV Bidan Pendidik seperjuangan telah memberikan bantuan dan dukungan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Semua pihak yang mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam menghadapi setiap rintangan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk ini penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaatkan bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2008


(8)

D IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Sri Junita Simaremare NIM : 085102063

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Sepsis Neonatorum Di Klinik Bersalin Yusnidar Medan Tahun 2009

ABSTRAK viii+ hal 28 + tabel 2 + skema 1+ lampiran 8

Angka kematian sepsis neonatorum cukup tinggi 13-50% dari angka kematian bayi baru lahir (Depkes, 2007). Angka kejadian sepsis neonatorum masih cukup tinggi dan merupakan penyebab kematian utama pada neonatus. Hal ini dikarenakan neonatus rentan terhadap infeksi. Kerentanan neonatus terhadap infeksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kulit dan selaput lendir yang tipis dan mudah rusak, kemampuan fagositosis dan leukosit immunitas masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang sepsis neonatorum di Klinik Bersalin Yusnidar Medan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah populasi sebanyak 384 orang ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilan di klinik bersalin Yusnidar pada bulan januari sampai dengan desember 2008 . Pengambilan sampel penelitian ini adalah dengan teknik accidental sampling sebanyak 32 orang . Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari 2009. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan pengetahuan ibu hamil tentang sepsis neonatorum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang tentang sepsis neonatorum yaitu sebanyak 19 orang (59,37%), pengetahuan cukup yaitu sebanyak 4 orang (12,50%), dan pengetahuan baik yaitu sebanyak 9 orang (28,13%). Tenaga kesehatan diharapkan menyebarkan informasi melalui penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil maupun ibu melahirkan. Dengan penyebaran informasi kesehatan yang merata kepada masyarakat diharapkan pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil akan meningkat dan pada akhirnya dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.

Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu hamil, Sepsis neonatorum Daftar pustaka 24 (1996-2008)


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

1. Tujuan Umum ... 3

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Sepsis Neonatorum ... 5

1. Pengertian Sepsis Neonatorum ... 5

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sepsis neonatorum ... 6

3. Patofisiologi ...6

4. Faktor Predisposisi...7

5. Manifestasi Klinis... 7

6. Pencegahan... 8

7. Pengobatan...9

B. Pengetahuan ...10

1. Pengertian...10

2. Berbagai cara memperoleh pengetahuan ...10

3. Tingkat Pengetahuan ... 11


(10)

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 14

A. Kerangka Konsep ... 14

B. Definisi Operasional ... 15

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 17

A. Desain Penelitian ... 17

B. Populasi dan Sampel ... 17

1. Populasi ... 17

2. Sampel ... 17

C. Lokasi Penelitian ... 17

D. Waktu Penelitian ... 18

E. Pertimbangan Etik ... 18

F. Instrumen Penelitian ... 18

G. Validitas . ... 19

H. Pengumpulan Data ... 19

I. Analisa Data ... 20

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

A. Hasil Penelitian... 21

B. Pembahasan ... 22

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

A. Kesimpulan ... 25

B. Saran ... 25 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema 1 : Kerangka Konsep………. 14


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 Karakteristik responden ibu hamil di klinik bersalin Yusnidar Medan

...21 Tabel 5. 2 Tingkat pengetahuan ibu hamil di kilinik bersalin Yusnidar Medan ...22


(13)

D IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Sri Junita Simaremare NIM : 085102063

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Sepsis Neonatorum Di Klinik Bersalin Yusnidar Medan Tahun 2009

ABSTRAK viii+ hal 28 + tabel 2 + skema 1+ lampiran 8

Angka kematian sepsis neonatorum cukup tinggi 13-50% dari angka kematian bayi baru lahir (Depkes, 2007). Angka kejadian sepsis neonatorum masih cukup tinggi dan merupakan penyebab kematian utama pada neonatus. Hal ini dikarenakan neonatus rentan terhadap infeksi. Kerentanan neonatus terhadap infeksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kulit dan selaput lendir yang tipis dan mudah rusak, kemampuan fagositosis dan leukosit immunitas masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang sepsis neonatorum di Klinik Bersalin Yusnidar Medan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah populasi sebanyak 384 orang ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilan di klinik bersalin Yusnidar pada bulan januari sampai dengan desember 2008 . Pengambilan sampel penelitian ini adalah dengan teknik accidental sampling sebanyak 32 orang . Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari 2009. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan pengetahuan ibu hamil tentang sepsis neonatorum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang tentang sepsis neonatorum yaitu sebanyak 19 orang (59,37%), pengetahuan cukup yaitu sebanyak 4 orang (12,50%), dan pengetahuan baik yaitu sebanyak 9 orang (28,13%). Tenaga kesehatan diharapkan menyebarkan informasi melalui penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil maupun ibu melahirkan. Dengan penyebaran informasi kesehatan yang merata kepada masyarakat diharapkan pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil akan meningkat dan pada akhirnya dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.

Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu hamil, Sepsis neonatorum Daftar pustaka 24 (1996-2008)


(14)

TINJAUAN PUSTAKA

A. SEPSIS NEONATORUM 1. Pengertian Sepsis Neonatorum

Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah. Perjalanan penyakit sepsis dapat berlangsung cepat sehingga sering kali tidak terpantau tanpa pengobatan yang memadai sehingga neonatus dapat meninggal dalam waktu 24 sampai 48 hari. (Surasmi, 2003)

Sepsis neonatal adalah merupakan sindroma klinis dari penyakit sistemik akibat infeksi selama satu bulan pertama kehidupan. Bakteri, virus, jamur, dan protozoa dapat menyebabkan sepsis bayi baru lahir. (DEPKES 2007)

Sepsis neonatorum adalah infeksi yang terjadi pada bayi dalam 28 hari pertama setelah kelahiran. (Mochtar, 2005)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sepsis pada bayi baru lahir dapat di bagi menjadi tiga kategori yaitu:

a. Faktor maternal terdiri dari:

1) Ruptur selaput ketuban yang lama 2) Persalinan prematur

3) Amnionitis klinis 4) Demam maternal

5) Manipulasi berlebihan selama proses persalinan 6) Persalinan yang lama


(15)

b. Pengaruh lingkungan yang dapat menjadi predisposisi bayi yang terkena sepsis, tetapi tidak terbatas pada buruknya praktek cuci tangan dan teknik perawatan, kateter umbilikus arteri dan vena, selang sentral, berbagai pemasangan kateter selang trakeaeknologi invasive, dan pemberian susu formula.

c. Faktor penjamu meliputi jenis kelamin laki-laki, bayi prematur, berat badan lahir rendah, dan kerusakan mekanisme pertahanan dari penjamu. (Wijayarini,2005)

3. Patofisiologi

Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus melalui beberapa cara yaitu:

a. Pada masa antenatal atau sebelum lahir

Pada masa antenatal kuman dari ibu setelah melewati plasenta dan umbilikus masuk ke dalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin. Penyebab infeksi adalah virus yang dapat menembus plasenta antara lain:virus rubella, herpes, sitomegalo, koksaki, influenza, parotitis. Bakteri yang melalui jalur ini antara lain: malaria, sipilis, dan toksoplasma.

b. Pada masa intranatal atau saat persalinan

Infeksi saat persalinan terjadi karena kuman yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai korion dan amnion. Akibatnya terjadi amnionitis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilikus masuk ketubuh bayi. Cara lain yaitu pada saat persalinan, kemudian menyebabkan infeksi pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau port de entre, saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman ( misalnya: herpes genetalia, candida albicans, gonorrhea).


(16)

c. Infeksi pascanatal atau sesudah melahirkan

Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran umumnya terjadi sesudah kelahiran, terjadi akibat infeksi nasokomial dari lingkungan di luar rahim (misalnya melalui alat-alat penghisap lendir, selang endotrakea, infus, selang nasogastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut menangani bayi, dapat menyebabkan terjadinya infeksi nasokomial. Infeksi juga dapat melalui luka umbilikus. (Surasmi, 2003)

4. Faktor predisposisi

Terdapat berbagai faktor predisposisi terjadinya sepsis, baik dari ibu maupun bayi sehingga dapat dilakukan tindakan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya sepsis. Faktor predisposisi itu adalah: Penyakit yang di derita ibu selama kehamilan, perawatan antenatal yang tidak memadai; Ibu menderita eklamsia, diabetes mellitus; Pertolongan persalinan yang tidak higiene, partus lama, partus dengan tindakan; Kelahiran kurang bulan, BBLR, cacat bawaan. Adanya trauma lahir, asfiksia neonatus, tindakan invasif pada neonatus; Tidak menerapkan rawat gabung. Sarana perawatan yang tidak baik, bangsal yang penuh sesak. Ketuban pecah dini, amnion kental dan berbau; Pemberian minum melalui botol, dan pemberian minum buatan.

5. Manifestasi klinis

Tanda dan gejala sepsis neonatorum umumnya tidak jelas dan tidak spesifik.Tanda dan gejala sepsis neonatorum yaitu: Tanda dan gejala umum meliputi hipertermia atau hipotermi bahkan normal, aktivitas lemah atau tidak ada tampak sakit, berat badan


(17)

hidung; Tanda dan gejala pada system kardiovaskuler meliputi hipotensi, kulit lembab, pucat dan sianosis; Tanda dan gejala pada saluran pencernaan mencakup distensi abdomen, malas atau tidak mau minum, diare; Tanda dan gejala pada sistem saraf pusat meliputi refleks moro abnormal, iritabilitas, kejang, hiporefleksia, fontanel anterior menonjol, pernafasan tidak teratur; Tanda dan gejala hematology mencakup tampak pucat, ikterus, patikie, purpura, perdarahan, splenomegali.

6. Pencegahan

a. Pada masa antenatal

Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang di derita ibu, asupan gizi yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan ibu dan janin, rujukan segera ketempat pelayanan yang memadai bila diperlukan. b. Pada saat persalinan

Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik, yang artinya dalam melakukan pertolongan persalinan harus dilakukan tindakan aseptik. Tindakan intervensi pada ibu dan bayi seminimal mungkin dilakukan (bila benar-benar diperlukan). Mengawasi keadaan ibu dan janin yang baik selama proses persalinan, melakukan rujukan secepatnya bila diperlukan dan menghindari perlukaan kulit dan selaput lendir.

c. Sesudah persalinan

Perawatan sesudah lahir meliputi menerapkan rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, mengupayakan lingkungan dan peralatan tetap bersih,


(18)

steril. Tindakan invasif harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip aseptik. Menghindari perlukaan selaput lendir dan kulit, mencuci tangan dengan menggunakan larutan desinfektan sebelum dan sesudah memegang setiap bayi. Pemantauan bayi secara teliti disertai pendokumentasian data-data yang benar dan baik. Semua personel yang menangani atau bertugas di kamar bayi harus sehat. Bayi yang berpenyakit menular di isolasi, pemberian antibiotik secara rasional, sedapat mungkin melalui pemantauan mikrobiologi dan tes resistensi. (Sarwono, 2004)

7. Pengobatan

Prinsip pengobatan sepsis neonatorum adalah mempertahankan metabolisme tubuh dan memperbaiki keadaan umum dengan pemberian cairan intravena termasuk kebutuhan nutrisi. Menurut Yu Victor Y.H dan Hans E. Monintja pemberian antibiotik hendaknya memenuhi kriteria efektif berdasarkan hasil pemantauan mikrobiologi, murah, dan mudah diperoleh, tidak toksik, dapat menembus sawar darah otak atau dinding kapiler dalam otak yang memisahkan darah dari jaringan otak dan dapat diberi secara parenteral. Pilihan obat yang diberikan ialah ampisilin dan gentamisin atau ampisilin dan kloramfenikol, eritromisin atau sefalasporin atau obat lain sesuai hasil tes resistensi.

Dosis antibiotik untuk sepsis neonatorum : Ampisislin 200 mg/kgBB/hari, dibagi 3 atau 4 kali pemberian; Gentamisin 5 mg/kg BB/hari, dibagi dalam 2 pemberian; Kloramfenikol 25 mg/kg BB/hari, dibagi dalam 3 atau 4 kali pemberian; Sefalasporin 100 mg/kg BB/hari, dibagi dalam 2 kali pemberian;Eritromisin500 mg/kg BB/hari,


(19)

B. Pengetahuan 1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian beasar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo,2007). Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada di kepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberi tahu oleh orang lain. Pengetahuan juga dari tradisi. (Prasetyo,2007)

2. Berbagai cara memperoleh pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokan menjadi dua yaitu :

a. Cara tradisional atau non-ilmiah terdiri dari : 1) Cara coba salah (trial and error)

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil, di coba kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil, maka akan di coba kemungkinan yang lain sampai di dapatkan hasil mencapai kebenaran. 2) Cara kekuasaan atau otoritas

Di mana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pimpinan agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.


(20)

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang sama, orang dapat menggunakan cara tersebut.

4) Melalui jalan pikiran

Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya.

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah. (Notoatmodjo,2005)

3. Tingkat pengetahuan 1. Tahu ( know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat kembali ( recall ) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari dan rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari


(21)

2. Memahami ( comprehension )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasiakan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengunakan materi yang telah dipelajari pada suatu atau kondisi nyata. Aplikasi disini diartikan penggunaan hukum– hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (Analisys)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau sesuatu objek ke dalam komponen – komponen tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata–kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan) , membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)


(22)

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. ( Notoatmodjo,2007)

4. Kategori Pengetahuan

Menurut Arikunto 2002, pengetahuan dibagi 3 kategori yaitu Baik : 76% - 100%, Cukup : 60% - 75%, dan Kurang : ≤ 55%


(23)

Pengetahuan Ibu Hamil

Karakteristik - Umur - Pendidikan - Pekerjaan - Paritas

Sepsis neonatorum : - Pengertian

- Faktor-faktor yang mempenaruhi sepsis

- Patofisiologi - Faktor Predisposisi - Manifestasi klinis - Pencegahan - Pengobatan BAB III

Kerangka Konsep

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah landasan berpikir bagi seorang peneliti dalam memandang permasalahan penelitiannya atau model yang mengambarkan kemampuan peneliti dalam merangkumkan atau menyusun landasan teoritis penelitiannya (Zaluchu,2005)

Adapun kerangka konsep untuk penelitian di jelaskan dalam bentuk bagan sebagai berikut :

:


(24)

B. Definisi operasional

No Variabel

Defenisi Operasional

Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala

1 Umur Batas usia responden yang dihitung sejak seorang ibu lahir sampai saat ini

Kuesioner Mengisi lembar kuesioner

1. <20 tahun 2. 20-30 tahun 3. 31-40 tahun

Interval

2 Pendidikan Jenjang pendidikan formal ibu yang terakhir dan memiliki ijazah

Kuesioner Mengisi lembar kuesioner 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. PT Ordinal

3 Pekerjaan Suatu kegiatan yang dilakukan oleh responden untuk mendapatkan imbalan berupa uang atau barang

Kuesioner Mengisi lembar kuesioner 1. IRT 2. Wiraswasta 3. PNS 4. Karyawan Nominal

4 Paritas Jumlah semua total anak yang pernah dilahirkan oleh ibu

Kuesioner Mengisi lembar kuesioner 1. Primigravida 2. Secundigravida 3. Multigravida Ordinal

5 Pengetahuan Ibu hamil tentang

sepsisi neonatorum

Segala sesuatu yang diketahui ibu hamil tentang Sepsis neonatorum yang meliputi: pengertian, faktor-faktor yang Kuesioner terdiri dari 28 pertanyaan

Check list 1. Baik : 76-100% (bila menjawab 22–28 pertanyaan)


(25)

patofisiologi, faktor predisposisi,

manisfestasi klinik, pencegahan,

pengobatan

60-75% (bila menjawab 16-21 pertanyaan) 3. Kurang : < 55% (bila menjawab 0-15

pertanyaan)


(26)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan deskriptif untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang sepsis neonatorum di klinik bersalin Yusnidar Medan tahun 2009.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian atau yang akan diteliti (Suyanto, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu hamil yang memeriksakan kehamilan ke klinik bersalin Yusnidar Medan, berdasarkan catatan klinik jumlah ibu hamil dari bulan Januari – Desember 2008 sebanyak 384 orang. 2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi (Sastroasmora, 2006). Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling yaitu subjek dijadikan sampel karena kebetulan dijumpai ditempat dan waktu secara bersamaan pada saat pengumpulan data. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan sebanyak 32 orang.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klinik bersalin Yusnidar Medan dengan pertimbangan bahwa di klinik tersebut belum pernah dilakukan penelitian mengenai


(27)

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2009.

E. Pertimbangan Etik

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti mendapat persetujuan institusi pendidikan yaitu DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan izin dari pimpinan klinik Yusnidar Medan. Peneliti memberikan penjelasan kepada calon responden bersedia, maka calon responden dipersilakan untuk menandatangani informed consent tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri.

Untuk menjaga kerahasiaan maka kuesioner yang dibagikan tidak mencantumkan nama responden pada lembaran kuesioner, tetapi dengan menggunakan nomor kode pada masing-masing lembaran tersebut dan informasi yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasarkan literatur yang ada, kuesioner yang dibagikan terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang pertama adalah data demografi sedangkan yang kedua adalah kuesioner pengetahuan ibu hamil tentang sepsis neonatorum meliputi pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya sepsis neonatorum, patofisiologi, faktor predisposisi, manifestasi klinis, pencegahan dan pengobatan dengan 28 pertanyaan (dimana pertanyaan 1-4 berisi


(28)

pertanyaan tentang patofisiologi, pertanyaan 15-18 berisi pertanyaan tentang faktor predisposisi, pertanyaan 19-20 berisi pertanyaan tentang manifestasi klinis, pertanyaan 21-26 berisi pertanyaan tentang pencegahan sepsis neonatorum, dan pertanyaan 27-28

berisi pertanyaan tentang pengobatan sepsis neonatorum.) Sebelum menentukan kategori baik, cukup, dan kurang terlebih dahulu menentukan

tolak ukur/ kriteria yang akan dijadikan penentuan pengukuran pengetahuan. Soal yang diberikan sebanyak 28 pertanyaan, masing-masing jawaban yang benar diberi bobot 1 dan yang salah diberi bobot 0 dengan kategori : Baik bila menjawab 22-28 pertanyaan benar (76 % - 100 %), cukup bila menjawab 16-21 pertanyaan benar (60 % - 75 %), kurang bila menjawab 0 – 15 pertanyaan benar (< 55 %.)

G. Validitas

Uji validitas kuesioner dilakukan dengan cara content validity yang mana diuji kepada orang yang lebih ahli dalam penelitian ini yaitu dokter spesialis anak oleh dr. Fitri Sp. A sehingga instrumen dinyatakan valid dan mampu mengukur variabel. Dengan perbaikan kuesioner pada nomor 10,13,28.

H. Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu: pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti setelah mendapat surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari program DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan


(29)

bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan mengisi seluruh pertanyaan. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuesioner. Setelah kuesioner di isi, dikumpulkan kembali oleh peneliti.

I. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini adalah univariat yaitu untuk menganalisis masing-masing variabel dan hasilnya disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.


(30)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden pada penelitian ini adalah umur, pendidikan, pekerjaan, paritas.

Tabel 5.1

Karakteristik Responden Ibu Hamil di Klinik Bersalin Yusnidar Medan dengan (n=32)

Karakteristik Responden f %

Umur

<20 1 3.13

20 – 30 27 84.38

31 – 40 4 12.50

Pendidikan

SD 9 28,13

SMP 10 31,25

SMA 4 12.50

Perguruan Tinggi 9 28,13

Pekerjaan

IRT 20 62,50

Wiraswasta 5 15,62

PNS 4 12,50

Karyawan 3 9,37

Paritas

Primigravida 10 34,38

Sekundigravida 10 34.38

Multigravida 12 37,50

Mayoritas responden berumur 20-30 tahun, yaitu sebanyak 27 orang (84,38), dan hanya 1 orang (3,13) responden yang berumur < 20 tahun; Dilihat dari segi


(31)

Pekerjaan responden, bahwa sebagian besar responden ibu rumah tangga yaitu sebanyak 20 orang (62,50%), dan paling sedikit bekerja sebagai karyawan sebanyak 3 orang (9,37%); Karakteristik paritas menunjukkan sebagian besar responden dengan paritas multigravida sebanyak 12 orang (37,50%), paritas primigravida sebanyak 10 orang (34,38%), paritas sekundigravida sebanyak 10 orang (34,38%). Dapat dilihat dari Tabel Karakteristik.

2. Pengetahuan Responden

Tabel 5.2

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Di Klinik Bersalin Yusnidar Medan

Tingkat

Pengetahuan f %

Baik 9 28,13

Cukup 4 12,50

Kurang 19 59.37

Total 32 100.00

Pengetahuan ibu hamil tentang sepsis neonatorum menunjukkan bahwa dari 32 orang ibu hamil menunjukkan kategori baik hanya mencapai 28,13%, kategori cukup mencapai 12,50% sedangkan yang terbesar adalah kategori kurang mencapai 59,37%. Dapat dilihat dari tabel Tingkat Pengetahuan.

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian di klinik bersalin Yusnidar Medan maka diperoleh karakteristik demografi baik responden yang berpengetahuan kurang terdapat pada responden dengan umur 20-30 tahun sebanyak 16 orang (50 %), dan berpengetahuan


(32)

Berdasarkan pendidikan responden yang berpengetahuan kurang terdapat pada responden dengan pendidikan SMP sebanyak 9 orang (28,13%) dan berpengetahuan baik terdapat responden dengan pendidikan PT sebanyak 8 orang (25%), dan pada responden dengan pendidikan SD sebanyak 8 orang (25%). Berdasarkan pekerjaan responden yang berpengetahuan kurang terdapat pada responden yang bekerja sebagai IRT sebanyak 16 orang (50%), dan berpengetahuan baik terdapat pada responden yang bekerja sebagai PNS sebanyak 4 orang (12,5%). Berdasarkan paritas responden yang berpengetahuan kurang terdapat pada responden dengan paritas multigravida sebanyak 8 orang (25%) dan berpengetahuan baik terdapat pada responden dengan paritas multigravida sebanyak 4 orang (12,5%) serta responden dengan paritas sekundigravida sebanyak 4 orang (12,5%).

2. Pengetahuan Responden

Menurut Notoatmodjo,2007 pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian beasar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu hamil tentang sepsis neonatorum di klinik bersalin Yusnidar Medan menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan kurang sebanyak 19 orang (59,37%).

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2004) yang melakukan penelitian tentang pengetahuan ibu tentang infeksi pada bayi


(33)

infeksi pada bayi baru lahir yaitu 50% dan hanya 17,64% ibu yang mempunyai pengetahuan baik tentang infeksi pada bayi baru lahir.

Sedangkan penelitian Purba tahun 2005 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu mempunyai pengetahuan cukup tentang sepsis neonatorum yaitu 41,61% dan hanya 16,67% ibu yang mempunyai pengetahuan baik tentang sepsis neonatorum.

Masih sebagian besar ibu berpengetahuan kurang tentang sepsis neonatorum, sangat mengkhawatirkan terhadap kesehatan bayi, hal ini karena sepsis dapat menyebabkan keadaan syok, kerusakan organ, cacat permanen dan kematian. Untuk itu dituntut peran berbagai pihak terutama tenaga kesehatan untuk menyebarkan informasi melalui penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil maupun ibu melahirkan. Dengan penyebaran informasi kesehatan yang merata kepada masyarakat diharapkan pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil akan meningkat dan pada akhirnya dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.


(34)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan ibu hamil tentang sepsis neonatorum di klinik bersalin Yusnidar Medan tahun 2009 diperoleh hasil sebegai berikut :

1. Karakteristik responden berumur 20-30 tahun sebanyak 27 orang (84,38%), berpendidikan SMP sebanyak 10 orang (31,25%), bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 20 orang (62,50%), dan responden dengan paritas multigravida sebanyak 12 orang (37,50%).

2. Pengetahuan responden kurang tentang sepsis neonatorum sebanyak 19 orang (59,37%).

6.2. Saran

1. Bagi klinik

Diperlukan peran berbagai pihak terutama tenaga kesehatan seperti bidan untuk menyebarkan informasi melalui penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil maupun ibu melahirkan. Dengan penyebaran informasi kesehatan yang merata kepada masyarakat diharapkan pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil akan meningkat dan pada akhirnya dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.


(35)

2. Bagi pendidikan

Penelitian ini dapat menjadi bahan informasi tentang sepsis neonatorum di DIV Bidan Pendidik USU Medan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lebih rinci tentang sepsis neonatorum.

4. Bagi peneliti

Peneliti dengan lebih banyak belajar tentang metodeologi penelitian dengan kemampuan melakukan penelitian yang lebih baik.

.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Asnah, dkk. 2008. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan : Program DIV Bidan Pendidik.

Bangun, Lubis. 2008. perawatan bayi : Jakarta : EGC.

Depkes. 2007. Buku Acuan Pelayan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta : Depkes RI.

______. 1996. Pedoman Pelayanan Antenatal Di Wilayah Kerja Puskesmas, Jakarta. Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metodologi Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data.

Jakarta : Salemba Medika

Imral Chair, 2007, Metode Kanguru Untuk Bayi Prematur di peroleh tanggal 11 juli 2007.

Mochtar, Roestam, 2005. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

__________________. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Prasetyo, B, dkk, 2007 Metode penelitian kuantitatif teori dan aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.


(37)

__________________. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

__________________. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Rachma. 2005. Perawatan Anak sakit. Jakarta : EGC

Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta : Pustaka Bunda.

Samin, Ahmad. 2008. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan : Universitas Sumatera Utara

Sarimawar, Sistem Pelayanan Kesehatan, maret 2008.

Sastroasmoro, 2006, Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Klinis, Jakarta, Sagung Seto. Surasmi, dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC

Suyanto, 2008, Riset Kebidanan, Yogyakarta, Mitra Cendikia. Wijayarini. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC


(38)

Kuesioner Penelitian

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Sepsis Neonatorum di Klinik Bersalin Yusnidar Medan Tahun 2009.

Nomor Responden : ____________ Di isi oleh Penulis Petunjuk:

Jawablah pertanyaan di bawah ini serta beri tanda chek list (  ) Pada salah jawaban yang telah disediakan.

A. Data Demografi

Umur :

Pekerjaan : Pendidikan : Paritas :

B. Pertanyaan Peneliti :

No Pertanyaan Benar Salah

01 Infeksi pada bayi sering terjadi pada bayi 0-28 hari 02 Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur 03 Infeksi pada bayi umur 0-1 bulan sangat berbahaya


(39)

06 Selaput ketuban yang lama robek dapat menyebabkan infeksi pada bayi

07 Ibu yang mengalami persalinan lama dapat menyebabkan infeksi pada bayi

08 Lingkungan yang kurang bersih pada bayi dapat menyebabkan infeksi

09 Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah mudah terkena infeksi

10 Pertolongan persalinan yang kurang bersih dapat menyebabkan infeksi

11 Ibu hamil yang terinfeksi kuman atau bakteri dapat menyebabkan infeksi pada bayinya juga

12 Bayi saat melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman dapat mengakibatkan infeksi

13 Bayi dapat terinfeksi melalui penghisap lendir yang kurang bersih 14 Bayi dapat terinfeksi melalui botol minuman atau dot yang kurang

bersih

15 Air ketuban yang kental dan berbau dapat menyebabkan infeksi pada bayi

16 Penyakit yang diderita ibu selama kehamilan dapat menyebabkan infeksi pada bayinya


(40)

pada bayinya

19 Bayi yang kulit lembab, pucat dan kebiruan adalah tanda dan gejala infeksi

20 Berat badan bayi yang tiba-tiba menurun adalah tanda gejala terjadinya infeksi

21 Pemeriksaan kesehatan ibu hamil secara berkala dapat mencegah infeksi pada ibu dan bayi

22 Imunisasi pada ibu hamil dapat mencegah infeksi pada ibu dan bayi

23 Perawatan tali pusat yang bersih dan steril dapat mencegah infeksi pada bayi

24 Perlu orang yang merawat bayi harus sehat untuk dapat mencegah terjadinya infeksi

25 Lingkungan dan peralatan yang bersih dapat mencegah terjadinya infeksi

26 Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi dapat mencegah terjadinya infeksi

27 Asi adalah nutrisi yang paling baik bagi bayi

28 Perlunya meningkatkan kekebalan tubuh bayi untuk mencegah terjadinya infeksi


(1)

2. Bagi pendidikan

Penelitian ini dapat menjadi bahan informasi tentang sepsis neonatorum di DIV Bidan Pendidik USU Medan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lebih rinci tentang sepsis neonatorum.

4. Bagi peneliti

Peneliti dengan lebih banyak belajar tentang metodeologi penelitian dengan kemampuan melakukan penelitian yang lebih baik.

.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Asnah, dkk. 2008. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan : Program DIV Bidan Pendidik.

Bangun, Lubis. 2008. perawatan bayi : Jakarta : EGC.

Depkes. 2007. Buku Acuan Pelayan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta : Depkes RI.

______. 1996. Pedoman Pelayanan Antenatal Di Wilayah Kerja Puskesmas, Jakarta. Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metodologi Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data.

Jakarta : Salemba Medika

Imral Chair, 2007, Metode Kanguru Untuk Bayi Prematur di peroleh tanggal 11 juli 2007.

Mochtar, Roestam, 2005. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

__________________. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Prasetyo, B, dkk, 2007 Metode penelitian kuantitatif teori dan aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Prawihardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.


(3)

__________________. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

__________________. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Rachma. 2005. Perawatan Anak sakit. Jakarta : EGC

Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta : Pustaka Bunda.

Samin, Ahmad. 2008. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan : Universitas Sumatera Utara

Sarimawar, Sistem Pelayanan Kesehatan, maret 2008.

Sastroasmoro, 2006, Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Klinis, Jakarta, Sagung Seto. Surasmi, dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC

Suyanto, 2008, Riset Kebidanan, Yogyakarta, Mitra Cendikia. Wijayarini. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC


(4)

Kuesioner Penelitian

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Sepsis Neonatorum di Klinik Bersalin Yusnidar Medan Tahun 2009.

Nomor Responden : ____________

Di isi oleh Penulis

Petunjuk:

Jawablah pertanyaan di bawah ini serta beri tanda chek list (  ) Pada salah jawaban yang telah disediakan.

A. Data Demografi

Umur :

Pekerjaan : Pendidikan :

Paritas :

B. Pertanyaan Peneliti :

No Pertanyaan Benar Salah

01 Infeksi pada bayi sering terjadi pada bayi 0-28 hari 02 Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur 03 Infeksi pada bayi umur 0-1 bulan sangat berbahaya

04 Infeksi pada bayi dapat menyebabkan hingga kematian pada bayi 05 Bayi yang lahir kurang bulan mudah terkena penyakit infeksi


(5)

06 Selaput ketuban yang lama robek dapat menyebabkan infeksi pada bayi

07 Ibu yang mengalami persalinan lama dapat menyebabkan infeksi pada bayi

08 Lingkungan yang kurang bersih pada bayi dapat menyebabkan infeksi

09 Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah mudah terkena infeksi

10 Pertolongan persalinan yang kurang bersih dapat menyebabkan infeksi

11 Ibu hamil yang terinfeksi kuman atau bakteri dapat menyebabkan infeksi pada bayinya juga

12 Bayi saat melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman dapat mengakibatkan infeksi

13 Bayi dapat terinfeksi melalui penghisap lendir yang kurang bersih 14 Bayi dapat terinfeksi melalui botol minuman atau dot yang kurang

bersih

15 Air ketuban yang kental dan berbau dapat menyebabkan infeksi pada bayi

16 Penyakit yang diderita ibu selama kehamilan dapat menyebabkan infeksi pada bayinya

17 Bayi dengan cacat bawaan akan mudah terkena infeksi


(6)

pada bayinya

19 Bayi yang kulit lembab, pucat dan kebiruan adalah tanda dan gejala infeksi

20 Berat badan bayi yang tiba-tiba menurun adalah tanda gejala terjadinya infeksi

21 Pemeriksaan kesehatan ibu hamil secara berkala dapat mencegah infeksi pada ibu dan bayi

22 Imunisasi pada ibu hamil dapat mencegah infeksi pada ibu dan bayi

23 Perawatan tali pusat yang bersih dan steril dapat mencegah infeksi pada bayi

24 Perlu orang yang merawat bayi harus sehat untuk dapat mencegah terjadinya infeksi

25 Lingkungan dan peralatan yang bersih dapat mencegah terjadinya infeksi

26 Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi dapat mencegah terjadinya infeksi

27 Asi adalah nutrisi yang paling baik bagi bayi

28 Perlunya meningkatkan kekebalan tubuh bayi untuk mencegah terjadinya infeksi