Pengetahuan Ibu Hamil tentang Nyeri dan Manajemen Nyeri Persalinan di Klinik Bersalin Hj. Mariani

(1)

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG NYERI DAN

MANAJEMEN NYERI PERSALINAN DI KLINIK BERSALIN

HJ. MARIANI MEDAN

SKRIPSI

Oleh

Monica S Sianturi 071101040

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang

telah memberkati dan membimbing penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengetahuan Ibu Hamil tentang Nyeri dan Manajemen Nyeri Persalinan di Klinik

Bersalin Hj. Mariani Medan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan

menambah informasi serta daftar referensi bagi para pembaca.

Penyusunan skripsi ini telah mendapat banyak bantuan, bimbingan, dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima

kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara dan Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing yang dengan penuh

keikhlasan dan kesabaran telah memberikan waktu untuk membimbing

dan memberikan masukan yang sangat berharga dalam penulisan skripsi

ini.

3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku dosen penguji I.

4. Ibu Siti Saidah Nasution, S.Kp, MKep, Sp. Mat selaku dosen penguji II.


(4)

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada

penulis.

7. Pihak Klinik Bersalin Hj. Mariani Medan yang telah memberi izin

penelitian dan informasi bagi penulis.

8. Keluarga tercinta, si bapak (R. Sianturi), si mama (N. Sipahutar), dan si

ade (Oan Sianturi) yang senantiasa memanjatkan doa, memberikan

perhatian, kasih sayang, dukungan baik moral maupun materil, dan yang

senantiasa memberikan semangat untuk penulis.

9. Si abg (Erikson Silitonga) dan keluarga (d’wie, d’jon, dan jack) terkasih

yang telah memberikan semangat dan dukungan bagi penulis.

10.Sahabat-sahabat terbaik : Restiana (Ponong), Dian (Podin), dan Betty

(Pobet) yang selalu menemani dan memberikan semangat kepada penulis

dalam penyelesaian skripsi ini dan sahabat-sahabat kecilku : Rina (Sob)

dan Lides (Bibi) yang telah memberikan penghiburan kepada penulis.

11.Teman-teman stambuk 2007, adik-adik stambuk 2008, 2009, dan 2010

Fakultas Keperawatan yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

12.K’elyn yang selalu membantu, mendukung dalam doa, dan selalu

memberikan motivasi yang berharga kepada penulis.

13.Teman-teman kost di Pj.12 yang telah memberikan semangat dan

dukungan selama proses pengumpulan data.


(5)

skripsi ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan,

terkhusus ilmu keperawatan.

Medan, Juni 2011


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Prakata ... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Skema ... viii

Daftar Tabel ... ix

Abstrak ... x

Abstract ... xi

Bab 1. Pendahuluan ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 4

3. Tujuan Penelitian ... 4

4. Manfaat Penelitian ... 5

Bab 2 Tinjauan Pustaka ... 6

1. Pengetahuan ... 6

1.1 Defenisi Pengetahuan ... 6

2. KonsepNyeri ... . 7

2.1 Defenisi Nyeri ... . 7

2.2 Fisiologi Nyeri ... . 8

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri ... 10

2.4 Klasifikasi Nyeri ... 11

3. Nyeri Persalinan ... 14

3.1 Defenisi Nyeri Persalinan ... 14

3.2 Fisiologi Nyeri Persalinan ... 15

3.3 Pengukuran Intensitas Nyeri ... 16

4. Manajemen Nyeri Persalinan ... 20

4.1 Defenisi Manajemen Persalinan ... 20

4.2 Jenis-Jenis Manajemen Nyeri Persalinan ... 21

Bab 3 Kerangka Penelitian ... 26

1. Kerangka Konseptual ... 26

3. Defenisi Operasional ... 27

Bab 4 Metodologi Penelitian ... 28

1. Desain Penelitian ... 28

2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 28


(7)

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

4. Pertimbangan Etik ... 30

5. Instrumen Penelitian ... 31

6. Uji Validitas dan reliabilitas ... 32

7. Metode Pengumpulan Data ... 33

8. Prosedur Penelitian ... 33

9. Analisa Data ... 34

Bab 5 Hasil dan Pembahasan ... 36

1. Hasil Penelitian ... 36

1.1 Karakteristik Demografi ... 36

1.2 Karakteristik Obstetri ... 37

1.3 Pengetahuan tentang Nyeri dan manajemen Nyeri Persalinan ... 38

2. Pembahasan ... 38

2.1 Karakteristik Responden ... 38

2.2 Pengetahuan Responden tentang Nyeri Persalinan ... 40

2.3 Pengetahuan Responden tentang Manajemen Nyeri Persalinan ... 41

Bab 6 Kesimpulan dan Saran ... 43

1. Kesimpulan Hasil Penelitian ... 43

2. Saran ... 44

Daftar Pustaka ... ... 45

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Responden ... 48

2. Instrumen Penelitian ... 49

3. Jadwal Tentatif Penelitian ... 53

4.Taksasi Dana Penelitian ... 54

5. Daftar Riwayat Hidup ... 55

6. Uji Reliabilitas Instrumen ... 56

7. Tabel Frekuensi Karakteristik Demografi ... 57

8. Tabel Frekuensi Karakteristik Obstetri responden ... 59

9. Tabel Analisa Skor Total ... 60

10. Tabel Analisa Skor Pengetahuan Tentang Nyeri ... 61

11. Tabel Analisa Skor Pengetahuan Tentang Manajemen Nyeri ... 64

12. Tabel Cross Tab ... 66


(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Penelitian Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Nyeri dan Manajemen Nyeri Persalinan……….26


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Defenisi Operasional Variabel Penelitian………27 Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Demografi………37 Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Obstetri…………37 Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan………..38


(10)

Judul : Pengetahuan Ibu Hamil tentang Nyeri dan Manajemen Nyeri Persalinan di Klinik Bersalin Hj. Mariani

Nama Mahasiswa : Monica S Sianturi

NIM : 071101040

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2011

Abstrak

Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu hamil tentang nyeri dan manajemen nyeri persalinan di Klinik Bersalin Hj.Mariani Medan. Penelitian deskriptif ini menggunakanan teknik purposive sampling dengan besar sampel 50 orang. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang mencakup data demografi, riwayat obstetri, dan pernyataan mengenai pengetahuan tentang nyeri dan manajemen nyeri persalinan. Pengumpulan data berlangsung mulai dari Februari hingga April 2011. Hasil analisa menunjukkan bahwa sebanyak 27 orang responden (54,0%) memiliki pengetahuan yang cukup tentang nyeri persalinan namun, 28 orang responden (56,0%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang manajemen nyeri persalinan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang terkait dengan nyeri persalinan atau manajemen nyeri persalinan pada ibu yang akan melalui tahap-tahap kelahiran bayinya. Sebagai rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, peneliti berikutnya dapat meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang nyeri dan manajemen nyeri persalinan.


(11)

Title : Maternal Knowledge About Labor Pain and Labor Pain Management in Hj.Mariani Maternity Clinic Medan

Name : Monica S Sianturi

NIM : 071101040

Department : Bachelor of Nursing (S.Kep)

Year : 2011

Abstract

Labor pain is a subjective experience of physical sensations associated with uterine contractions, cervical dilatation and thinning, and decrease the fetus during labor. The study aims to determine the extent of maternal knowledge about labor pain and labor pain management in Hj.Mariani Maternity Clinic Medan. This descriptive study used purposive sampling technique with a large sample of 50 people. The research instrument used in the form of a questionnaire that included demographic data, obstetric history, and statements about the knowledge of labor pain and labor pain management. Data collection takes place from February to April 2011. Results of analysis showed that 27 respondents (54.0%) having enough knowledge about labor pain but 28 respondents (56.0%) having less knowledge about labor pain management. The result is expected to be a source of data for the next researcher who wanted to conduct research related to labor pain management or labor pain in women who are going through the stages of the birth of her baby. As a recommendation for further research, the next researcher to examine the factors that influence maternal knowledge about pain and labor pain management.


(12)

Judul : Pengetahuan Ibu Hamil tentang Nyeri dan Manajemen Nyeri Persalinan di Klinik Bersalin Hj. Mariani

Nama Mahasiswa : Monica S Sianturi

NIM : 071101040

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2011

Abstrak

Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu hamil tentang nyeri dan manajemen nyeri persalinan di Klinik Bersalin Hj.Mariani Medan. Penelitian deskriptif ini menggunakanan teknik purposive sampling dengan besar sampel 50 orang. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang mencakup data demografi, riwayat obstetri, dan pernyataan mengenai pengetahuan tentang nyeri dan manajemen nyeri persalinan. Pengumpulan data berlangsung mulai dari Februari hingga April 2011. Hasil analisa menunjukkan bahwa sebanyak 27 orang responden (54,0%) memiliki pengetahuan yang cukup tentang nyeri persalinan namun, 28 orang responden (56,0%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang manajemen nyeri persalinan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang terkait dengan nyeri persalinan atau manajemen nyeri persalinan pada ibu yang akan melalui tahap-tahap kelahiran bayinya. Sebagai rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, peneliti berikutnya dapat meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang nyeri dan manajemen nyeri persalinan.


(13)

Title : Maternal Knowledge About Labor Pain and Labor Pain Management in Hj.Mariani Maternity Clinic Medan

Name : Monica S Sianturi

NIM : 071101040

Department : Bachelor of Nursing (S.Kep)

Year : 2011

Abstract

Labor pain is a subjective experience of physical sensations associated with uterine contractions, cervical dilatation and thinning, and decrease the fetus during labor. The study aims to determine the extent of maternal knowledge about labor pain and labor pain management in Hj.Mariani Maternity Clinic Medan. This descriptive study used purposive sampling technique with a large sample of 50 people. The research instrument used in the form of a questionnaire that included demographic data, obstetric history, and statements about the knowledge of labor pain and labor pain management. Data collection takes place from February to April 2011. Results of analysis showed that 27 respondents (54.0%) having enough knowledge about labor pain but 28 respondents (56.0%) having less knowledge about labor pain management. The result is expected to be a source of data for the next researcher who wanted to conduct research related to labor pain management or labor pain in women who are going through the stages of the birth of her baby. As a recommendation for further research, the next researcher to examine the factors that influence maternal knowledge about pain and labor pain management.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Banyak ahli yang mendefenisikan tentang nyeri, diantaranya adalah

Brunner & Suddarth (2002) mengatakan nyeri adalah pengalaman sensori dan

emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau

potensial. Hal yang sama tertulis dalam kamus saku keperawatan, nyeri

merupakan distress, penderitaan atau kesakitan akibat stimulasi ujung-ujung saraf

khusus.

Nyeri bertindak sebagai tanda peringatan terjadinya kerusakan jaringan

dan bersifat subjektif. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak

orang dibanding suatu penyakit manapun. Nyeri merupakan alasan utama

seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan (Brunner & Suddarth,

2002). Nyeri bisa terjadi bersama proses penyakit atau bersamaan dengan

beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan, demikian juga dengan proses

persalinan.

Menurut Prawirohardjo (2008), ibu bersalin akan merasakan nyeri

sepanjang proses persalinan berlangsung. Nyeri yang timbul merupakan suatu

tanda awal proses persalinan dan akan berlanjut sampai dengan kala IV

persalinan. Pada kala I, nyeri timbul karena adanya rangsangan viseral, berasal

dari kontraksi uterus dan dilatasi serviks. Pada kala II, nyeri disebabkan oleh


(15)

apabila terjadi robekan struktur jalan lahir selama kontraksi. Nyeri yang timbul

pada kala III disebabkan oleh pelepasan uri dari dinding endometrium. Pada kala

IV, nyeri timbul disebabkan oleh adanya luka robek pada jalan lahir dan karena

proses penyesuaian kembali organ reproduksi kekeadaan seperti sebelum hamil

(Bobak, 2004).

Selain variasi dari penyebab nyeri yang berubah, ada hal lain yang

berubah. Intensitas nyeri yang dialami ibu semakin lama akan semakin meningkat

akibat kontraksi yang semakin lama semakin meningkat; amplitudo meningkat,

frekuensi semakin sering, dan durasi semakin lama (Prawirohardjo, 2008).

Meningkatnya intensitas nyeri tersebut mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa

bagi para ibu. Kebanyakan ibu meminta agar persalinannya dipercepat dan ingin

diberikan obat penghilang rasa sakit dan sebahagian lagi ingin agar dilakukan

operasi (Hutajulu, 2003). Intensitas nyeri ini lebih bersifat subjektif, hanya

seberapa lama, sering, dan hebatnya intensitas nyeri itu berbeda pada setiap ibu.

Ada ibu yang nampaknya lebih bisa menahan nyeri, tetapi ada ibu yang

berteriak-teriak sampai seakan-akan meledakkan rumah sakit (Musbikin, 2005).

Sebagian besar ibu menganggap dan membayangkan nyeri persalinan

sebagai hal atau pengalaman yang menakutkan. Bayangan tersebut terutama

muncul pada masa kehamilan trimester III terkhusus bagi ibu primigravida.

Banyak ibu yang belum siap memiliki anak karena membayangkan rasa sakit yang

akan dialami saat melahirkan (Bobak, 2004). Hasil penelitian oleh Niven dan

Gijsbern didapatkan bahwa intensitas nyeri persalinan jauh melebihi intensitas


(16)

wanita mengalami nyeri persalinan yang cukup berat sehingga menyebabkan rasa

takut bahkan trauma untuk melahirkan lagi.

Nyeri saat melahirkan oleh sebagian kalangan masyarakat diangggap

sebagai suratan takdir bagi setiap ibu, tetapi kini mulai dianggap sebagai suatu hal

yang tidak selamanya harus diterima apa adanya. Hasil penelitian Dahniar (2009)

pada masyarakat mengenai pengaruh nilai budaya masyarakat terhadap perawatan

ibu hamil, bersalin, dan nifas membuktikan anggapan masyarakat tersebut di atas

bahwa seorang perempuan, serta hal-hal yang terjadi selama proses tersebut sudah

merupakan takdir yang harus dijalani.

Kebanyakan para calon ibu menganggap nyeri persalinan adalah suratan

takdir dari Yang Maha Kuasa atau menganggapnya sebagai hal yang wajar saja,

namun nyeri pada saat persalinan harus tetap dipantau dan diatasi baik oleh

petugas kesehatan yang bersangkutan maupun ibu secara mandiri atau dibantu

petugas kesehatan (Walsh, 2007). Peran perawat dalam mengatasi masalah yang

terkait dengan nyeri persalinan adalah mampu membantu ibu dalam mengatasi

nyerinya sehingga membuat pasien merasa nyaman menjalani tiap tahap

persalinannya.

Tanggung jawab ibu adalah melahirkan bayinya dan melewati masa-masa

kesakitan menjelang kelahiran bayinya dan tanggung jawab perawat pula

membantu mengatasi masalah nyeri yang pasti akan dihadapi ibu. Jadi, diperlukan

kerja sama perawat dan ibu dalam melakukan manajemen nyeri persalinan.


(17)

bagaimana ibu memaknai nyeri persalinan, dan tentunya sejauh mana

keterampilan perawat dalam melakukan manajemen nyeri persalinan.

Hal-hal yang perlu dilakukan seorang perawat ialah melakukan asuhan

keperawatan kepada ibu sebelum dimulainya proses persalinan. Mulai dari

mengkaji terlebih dahulu sejauh mana pengetahuan ibu tentang nyeri persalinan

dan kesiapannya dalam menghadapi proses persalinan. Setelah mengkaji

pengetahuan ibu, perawat bertanggung jawab untuk melakukan intervensi,

mengajarkan kepada ibu teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan ibu saat

nyeri mulai timbul, sehingga ibu dapat melewati masa persalinan dengan rasa

nyeri yang tidak berlebihan atau dapat dioleransi ibu, ibu merasa lebih nyaman,

dan persalinan berjalan lancar. Oleh karena masalah di ataslah peneliti melakukan

penelitian ini pada ibu hamil untuk mengetahui tingkat pengetahuannya tentang

nyeri dan manajemen nyeri persalinan.

2. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka didapatkan rumusan

masalah yaitu sejauh mana pengetahuan ibu hamil tentang nyeri dan manajemen

nyeri persalinan.

3. Tujuan Penelitian

3.1. Mengidentifikasi sejauh mana pengetahuan ibu hamil tentang nyeri yang akan


(18)

3.2. Mengidentifikasi sejauh mana pengetahuan ibu hamil tentang manajemen

nyeri persalinan yang akan diterapkan pada saat proses persalinan.

4. Manfaat Penelitian 4.1. Pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah perbendaharaan wawasan

bahasan tentang nyeri dan manajemen nyeri persalinan sebab topik ini masih

sangat penting dan sangat sering dijumpai di masyarakat.

4.2. Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang

pengetahuan ibu hamil tentang nyeri dan manajemen nyeri persalinan sehingga

dapat dijadikan pertimbangan dalam memberikan asuhan keperawatan.

4.3. Penelitian keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data bagi peneliti

selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang terkait dengan nyeri persalinan

atau manajemen nyeri persalinan pada ibu yang akan melalui tahap-tahap


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengetahuan

1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, juga bisa didapat dari

informasi yang disampaikan oleh guru, orang tua, teman, buku, dan surat kabar

(Notoatmodjo, 2003).

Menurut Setiawati (2008), pengetahuan adalah hasil dari proses

pembelajaran dengan melibatkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan

pengecap. Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam

setiap mengambil keputusan sehingga individu tersebut akan melakukan

perubahan dengan mengadopsi perilaku. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah

ada dan tersedia sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan

bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari pikiran seseorang yang telah

mempunyai pengetahuan kepada pikiran orang lain yang belum memiliki


(20)

2. Konsep Nyeri 2.1 Defenisi Nyeri

Association for the Study of pain mendefinisikan nyeri sebagai pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan, muncul dari

kerusakan jaringan secara aktual atau potensial atau menunjukkan adanya

kerusakan (NANDA, 2006). Nyeri terjadi bersama proses penyakit atau

bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan (Brunner &

Suddart, 2002). Nyeri merupakan campuran fisik, emosi dan perilaku (Potter &

Perry, 2005).

Menurut Arthur Custon (Depkes RI, 1997), nyeri adalah suatu mekanisme

proteksi bagi tubuh, timbul bilamana jaringan sedang dirusak dan menyebabkan

individu bereaksi untuk menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri.

Dalam Prasetyo (2010), ada tiga macam teori nyeri yang dapat dijelaskan

sebagai berikut :

2.1.1. Teori pola (Pattern Theory), mengemukakan bahwa terdapat dua serabut

saraf nyeri utama yakni serabut yang menghantarkan nyeri secara cepat dan

serabut yang menghantar nyeri secara lambat (serabut A-delta dan serabut C).

Stimulasi dari saraf ini membentuk sebuah pola.

2.1.2. Teori pemisahan (specificity theory), mengemukakan bahwa rangsangan

sakit masuk ke spinal cord melalui dorsalis yang bersinaps di daerah posterior


(21)

2.1.3. Teori pengendalian gerbang (gate control theory) yang dikemukakan oleh

Melzak dan Wall, menjelaskan tranmisi dan persepsi nyeri. Rangsangan atau

impuls nyeri yang disampaikan oleh syaraf perifer aferen ke korda spinalis dapat

dimodifikasi sebelum tramisi ke otak. Sinaps dalam dorsal medulla spinalis

beraktifitas seperti pintu untuk mengijinkan impuls masuk ke otak. Kerja kontrol

gerbang ini menguntungkan dari kerja serat saraf besar dan kecil yang keduanya

berada dalam rangsangan akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat akan

meningkatkan aktifitas subtansia gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya

pintu sehingga katifitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rasa nyeri

terhambat juga. Rangsangan serat besar ini dapat langsung merangsang ke korteks

serebri dan hasil persepsinya akan dikembalikan ke dalam melalui serat eferen dan

reaksinya mempengaruhi aktifitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan

menghambat aktifitas substansi gelatinosa dan membuka pintu mekanisme

sehingga aktifitas sel T meningkat dan akan menghantarkan ke otak.

2.2 Fisiologi Nyeri

Berdasarkan teori pola (pattern Theory), fisiologi nyeri melalui empat

proses, diawali proses transduksi (transduction) dimana suatu stimuli nyeri diubah

menjadi suatu aktivitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Stimuli ini

dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas), listrik atau kimia. Proses kedua

yakni proses transmisi (transmision) merupakan penyaluran impuls melalui saraf

sensoris menyusul proses transduksi. Impuls ini akan disalurkan oleh serabut saraf


(22)

dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke talamus

selanjutnya impuls disalurkan ke daerah somato sensoris di korteks serebri

melalui neuron ketiga, dimana impuls tersebut diterjemahkan dan dirasakan

sebagai persepsi nyeri. Proses ketiga yakni modulasi (modulation), adalah proses

dimana terjadi interaksi antara sistem analgesik endogen yang dihasilkan oleh

tubuh pada saat nyeri masuk ke kornu posterior medula spinalis. Proses acendern

ini dikontrol oleh otak. Sistem analgesik endogen yang meliputi enkefalin,

endorfin, serotonin, dan noradrenalin memiliki efek yang dapat menekan impuls

nyeri pada kornu posterior medula spinalis. Kornu posterior ini dapat diibaratkan

sebagai pintu yang dapat tertutup atau terbuka. Proses modulasi inilah yang

menyebabkan persepsi nyeri menjadi sangat subjektif pada setiap orang

(Luckmann & Sorensen’s, 1987). Proses terakhir adalah persepsi (perception),

merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri (Potter & Perry, 2005).

Menurut Davis (2003 dalam Harahap, 2007), proses persepsi ini tidak hanya

berkaitan dengan proses fisiologis atau proses anatomis saja, akan tetapi juga

meliputi pengenalan (cognition) dan ingatan (memory). Oleh karena itu, faktor

psikologis, emosional dan behavioral (perilaku) juga muncul sebagai respon

dalam mempersepsikan pangalaman nyeri tersebut. Proses ini jugalah yang

menjadikan nyeri tersebut suatu fenomena yang multidimensional (Luckman &


(23)

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri

Menurut Potter & Perry (2005), nyeri dipengaruhi oleh berbagai faktor,

yaitu: usia, ansietas dan kelelahan, pengalaman sebelumnya, pengetahuan tentang

nyeri, dan dukungan keluarga dan sosial. Usia merupakan variabel penting yang

mempengaruhi nyeri pada individu. Toleransi terhadap nyeri meningkat sesuai

dengan pertambahan usia, misalnya semakin bertambah usia seseorang maka

semakin bertambah pula pemahaman terhadap nyeri dan usaha mengatasinya

(Potter & Perry 2005).

Hubungan antara nyeri, ansietas, dan keletihan bersifat kompleks, ansietas

seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri dapat menimbulkan perasaan

ansietas, maka rasa cemas yang tidak hilang seringkali menyebabkan psikosis dan

gangguan kepribadian, sedangkan keletihan meningkatkan persepsi dan rasa

kelelahan yang menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan

kemampuan koping (Potter & Perry, 2005).

Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu tersebut

akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang. Cara

seseorang berespons terhadap nyeri adalah akibat dari banyak kejadian nyeri

selama rentang kehidupannya. Bagi beberapa orang nyeri masa lalu dapat saja

menetap dan tidak terselesaikan, seperti pada nyeri kronis dan persisten (Brunner

& Suddarth, 2001).

Pengetahuan tentang nyeri atau arti nyeri bagi individu memiliki banyak

perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri tersebut merupakan arti yang negatif,


(24)

sering kali membutuhkan dukungan, bantuan, dan perlindungan dari anggota

keluarga lain atau teman terdekat. Kehadiran orang terdekat akan meminimalkan

kesepian dan ketakutan walaupun nyeri masih dirasakan oleh klien (Prasetyo,

2010).

2.4 Klasifikasi Nyeri

Nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan berdasarkan

pada tempat, sifat, berat ringannya nyeri, dan waktu serangannya.

2.4.1. Nyeri Berdasarkan Tempatnya

Berdasarkan tempatnya, nyeri dibedakan menjadi empat. Jenis yang

pertama adalah pheriperal pain, merupakan nyeri yang terasa pada permukaan

tubuh. Nyeri ini termasuk nyeri pada kulit dan permukaan kulit. Stimulus efektif

yang menimbulkan nyeri di kulit dapat berupa rangsangan mekanis, suhu,

kimiawi, atau listrik (Price dan Wilson, 2002).

Jenis yang kedua yakni deep pain. Menurut Price dan Wilson (2002), deep

pain merupakan nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam (nyeri somatik, mengacu pada nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligamentum, tulang

sendi, dan arteri) atau pada organ tubuh visceral (visceral pain, meliputi

apendisitis akut, cholecysitis, penyakit kardiovaskular, dan gagal ginjal).

Nyeri yang ketiga adalah reffered pain, merupakan nyeri dalam yang


(25)

bagian tubuh di daerah yang berbeda, bukan dari daerah asal nyeri (Bunner dan

Suddarth, 2002).

Jenis nyeri yang terakhir yakni central pain, merupakan nyeri yang terjadi

karena perangsangan pada sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus,

dan lain-lain (Luckmann dan Sorensen’s, 1987).

2.4.2. Nyeri Berdasarkan Sifat

Nyeri berdasarkan sifatnya dibagi dalam tiga jenis, yakni incidental pain,

steady pain, dan Proximal Pain. Menurut IASP (1979), Incidental pain adalah

nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang. Steady pain adalah nyeri yang

timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu yang lama, merupakan tingkatan

nyeri yang konstan pada obstruksi dan distensi (Gillenwater et all, 1996).

Proximal Pain adalah nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap ± 10 – 15 menit, lalu menghilang, kemudian

timbul lagi (Cherington, 1974).

2.4.3. Nyeri Berdasarkan Ringan Beratnya

Nyeri berdasarkan ringan beratnya dibedakan atas nyeri ringan, sedang,

dan berat. Nyeri ringan adalah nyeri yang timbul dengan intensitas yang ringan.

Pada nyeri ringan biasanya pasien secara objektif dapat berkomunikasi dengan

baik (Dharmayana, 2009). Nyeri sedang adalah nyeri yang timbul dengan


(26)

menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dan

dapat mengikuti perintah dengan baik (Dharmayana, 2009).

Nyeri berat adalah nyeri yang timbul dengan intensitas yang berat. Pada

nyeri berat, secara objektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tetapi

masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri tetapi tidak

dapat mendeskripsikannya, dan tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas

panjang (Dharmayana, 2009).

2.4.4. Nyeri Berdasarkan Waktu Serangan

Berdasarkan waktu serangan, nyeri dibedakan atas nyeri akut dan kronis.

Nyeri akut biasanya awitannya tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera

fisik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi. Jika

kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistematik, nyeri akut

biasanya menurun sejalan dengan terjadinya penyembuhan; nyeri ini umumnya

terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan. Cedera atau

penyakit yang menyebabkan nyeri akut dapat sembuh secara spontan atau dapat

memerlukan pengobatan (Brunner & Suddarth, 2001).

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang

satu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang

diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera

spesifik. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan


(27)

respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya (Brunner &

Suddarth, 2001).

Nyeri kronis sering didefenisikan sebagai nyeri yang berlangsung selama

enam bulan atau lebih, meskipun enam bulan merupakan suatu periode yang dapat

berubah untuk membedakan antara nyeri akut dan nyeri kronis. Suatu episode

nyeri dapat mempunyai karakteristik nyeri kronis sebelum enam bulan telah

berlalu, atau beberapa jenis nyeri dapat tetap bersifat akut secara primer selama

lebih dari enam bulan. Meskipun demikian, setelah enam bulan banyak nyeri yang

diikuti dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan nyeri itu sendiri

(Brunner & Suddarth, 2001).

3. Nyeri Persalinan

3.1 Defenisi Nyeri Persalinan

Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik

yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta

penurunan janin selama persalinan (Arifin, 2008).

Nyeri persalinan dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat, sifat, ringan

berat, dan waktunya sesuai dengan pengklasifikasian nyeri secara umum yang

telah dibahas sebelumnya. Berdasarkan tempatnya, nyeri persalinan digolongkan

dalam deep pain karena terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam (somatik)

atau pada organ tubuh visceral. Berdasarkan sifatnya nyeri persalinan termasuk

dalam proximal pain karena intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu sangat tinggi


(28)

Berdasarkan ringan beratnya, nyeri persalinan digolongkan dalam ketiga kelas

nyeri tersebut mulai dari ringan, sedang hingga berat karena memang intensitas

nyeri yang dialami ibu pada saat persalinan dimulai dari intensitasnya yang ringan

semakin lama semakin meningkat dan kuat. Berdasarkan waktu serangannya,

nyeri persalinan termasuk dalam nyeri akut karena mengindikasikan bahwa cedera

telah terjadi (dilatasi dan pembukaan serviks) dan nyerinya menurun sejalan

dengan terjadinya proses pemulihan ibu ke keadaan seperti sebelum hamil

(Bobak, 2004).

3.2 Fisiologi Nyeri Persalinan.

Kebanyakan ibu mengalami tingkat nyeri persalinan sedang sampai berat.

Pada persalinan kala satu, nyeri visceral yang timbul adalah dari kontraksi uterus

dan dilatasi serviks. Rasa nyeri ditransmisikan melalui aferen serabut saraf

visceral, yang berjalan bersama serabut saraf simpatik dan memasuki spinal cord T-10, T-11, T-1 2, dan L1. Pada persalinan kala dua, turunnya janin

mengakibatkan peregangan pelvis, vagina, dan perineum, yang mengakibatkan

nyeri somatik. Rasa nyeri ini ditransmisikan melalui saraf pudendal dan masuk

pada spinal cord S-2, S-3, dan S-4. Saraf pudendal mempersarafi vagina, vulva,

perineum, otot motorik pelvic floor, dan perineum (Prawirohardjo, 2008).

Nyeri paling hebat pada fase akhir persalinan terjadi ketika pembukaan

mulut rahim, iskhemia otot rahim, serta kekuatan kontraksi rahim mencapai


(29)

simpatis, memasuki sumsum melalui saraf torokal 10-11-12. Oleh karena itu,

nyeri rahim terutama dirasakan pada dermatom torokal 10, 11, dan 12. Nyeri

perineal disalurkan melalui persarafan sensorik nervus kudensus yang memasuki

susunan saraf pusat melalui sakral 2, 3, dan 4, karena itu nyeri pada perineal

dirasakan pada dermatum sakral 2, 3, dan 4 (Hutajulu, 2005).

Rasa nyeri pada alat-alat tubuh di daerah pelvis terutama pada daerah

traktus genitalia interna disalurkan melalui susunan saraf simpatis dan

parasimpatis. Saraf simpatis menyebabkan kontraksi dan vasokonstriksi,

sebaliknya saraf parasimpatis mencegah kontraksi dan menyebabkan vasodilatasi.

Pengaruh kedua jenis persarafan ini menyebabkan terjadinya kontraksi rahim yang

intermitten. Rangkaian susunan saraf simpatis daerah pelvik terdiri dari tiga

rangkaian yaitu rantai sakralis, pleksus haemorpoldalis superior, dan pleksus

hipogastrika superior (Hutajulu, 2005).

3.3. Pengukuran Intensitas Nyeri

Perbedaan respon terhadap nyeri salah satunya adalah karena persepsi

akan intensitas nyeri yang dirasakan. Intensitas nyeri adalah gambaran tentang

seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat

subjektif dan individual. Ada kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama

dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan

pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik

tubuh terhadap nyeri itu sendiri, namun menurut Tamsuri (2007) pengukuran


(30)

sendiri. Oleh karena nyeri bersifat subjektif atau berbeda setiap orang, maka

pengukuran intensitas nyeri perlu menggunakan skala. Menurut Smeltzer, (2002)

skala pengukuran nyeri adalah sebagai berikut :

3.3.1. Skala Intensitas Nyeri Deskriptif

Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang

lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS)

merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang

tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking

dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tidak tertahankan”. Perawat

menunjukkan kepada klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih

intensitas nyeri terbaru yang dirasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh

nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak

menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk

mendeskripsikan nyeri. Skala penilaian numerik (Numerical rating scales, NRS)

lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien

menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan


(31)

dilakukan. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan

patokan 10 cm (AHCPR, 1992).

3.3.2. Skala Identitas Nyeri Numerik

3.3.3. Skala Analog Visual

Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel subdivisi.

VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus-menerus

dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan

penuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS dapat merupakan

pengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat

mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata


(32)

3.3.4. Skala Nyeri Menurut Bourbanis

Keterangan :

0 : Tidak nyeri, 1-3 : Nyeri ringan (secara objektif klien dapat

berkomunikasi dengan baik), 4-6 : Nyeri sedang (secara objektif klien mendesis,

menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat

mengikuti perintah dengan baik), 7-9 : Nyeri berat (secara objektif klien terkadang

tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi

dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi), dan 10 : Nyeri sangat berat

(pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul).

Karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau

intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri

sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini berbeda

bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk

dipastikan.

Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan

tidak menghabiskan banyak waktu saat klien melengkapinya. Apabila klien dapat

membaca dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala


(33)

skala deskriptif setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau

menilai apakah nyeri mengalami penurunan atau peningkatan (Potter & Perry,

2005).

4. Manajemen Nyeri Persalinan 4.1 Defenisi

Manajemen nyeri adalah suatu proses untuk menurunkan bahkan

menghilangkan nyeri sampai pada tingkat yang dapat ditoleransi. Manajemen

nyeri persalinan merupakan proses mengatasi nyeri atau menurunkan intensitas

nyeri sampai batas toleransi ibu sehingga ibu merasa nyaman saat proses

persalinan berlangsung. Manajemen nyeri harus menggunakan pendekatan yang

holistik/ menyeluruh karena nyeri mempengaruhi keseluruhan aspek kehidupan

manusia. Oleh karena itu, kita tidak boleh hanya terpaku hanya pada satu

pendekatan saja tetapi juga menggunakan pendekatan-pendekatan yang lain yang

mengacu kepada aspek kehidupan manusia yaitu biopsikososialkultural dan

spiritual. Pendekatan non farmakologik dan pendekatan farmakologik tidak akan

berjalan efektif bila digunakan sendiri-sendiri, keduanya harus dipadukan dan

saling mengisi dalam rangka mengatasi/ penanganan nyeri ibu (Walsh, 2007).

Ibu adalah individu yang berbeda satu dengan yang lain, yang berespon

secara berbeda terhadap nyeri, sehingga penanganannya tidak bisa disamakan

antar ibu yang satu dengan yang lainnya. Pengkajian yang tepat dan akurat tentang

nyeri sangat diperlukan sebagai upaya untuk mencari solusi yang tepat untuk


(34)

berkesinambungan, sebagai upaya mencari gambaran yang terbaru dari nyeri yang

dirasakan oleh ibu (Walsh, 2007).

4.2. Jenis-Jenis Manajemen Nyeri Persalinan

Program persiapan menuju persalinan biasanya menggabungkan berbagai

pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis. Semua cara yang digunakan

idealnya memenuhi syarat-syarat berikut; aman bagi ibu dan anak, analgetika

yang baik selama periode nyeri pada proses persalinan, tidak mempengaruhi

sistem pernafasan, jantung dan pembuluh darah, tidak mempengaruhi perjalanan

persalinan, tidak mempengaruhi bayi selama dalam rahim dan setelah lahir, tanpa

efek samping yang berbahaya, dan kemungkinan berhasil sangat besar (Hutajulu,

2005).

4.2.1. Intervensi Farmakologi

Beberapa agen famakologi digunakan untuk menangani nyeri memerlukan

kolaborasi dan pendelegasian dari dokter kepada perawat, antara lain pemberian

sedatif/tranquilizer (golongan barbiturat, benzodiazepin, fenotiazin, dan

hidroksilin), Opioid (morfin, mepedirin, fentanil, butorfanol, dan nalbufin), serta

analgesia dan anastesia lokal dan regional (blok infiltrasi lokal, blok paraservikal,

blok pudendal, analgesia epidural, injeksi narkotik intratekal, blok


(35)

a. Blok Infiltrasi Lokal

Infiltrasi lokal perineum dapat dilakukan sebelum melakukan episiotomi

atau setelah kelahiran untuk memperbaiki episiotomi atau laserasi. Infiltrasi 5

sampai 10 ml lidokain 1% biasanya cukup untuk menganastesi jaringan yang akan

dimanipulasi dan dijahit (Walsh, 2007).

b. Blok Paraservikal

Agens ini paling efektif ketika ibu memasuki fase akselerasi pada kala satu

(Walsh, 2007).

c. Blok Pudendal

Blok pudendal dapat menjadi anastesi yang sangat efektif untuk persalinan

kala dua, melahirkan dengan alat, dan perbaikan perineal setelah melahirkan

(Walsh, 2007).

d. Analgesia Epidural

Keuntungan blok epidural adalah peredaan nyeri efektif sementara ibu

tetap sadar dan rileks serta kemampuan untuk mengontrol pemberian sehingga


(36)

e. Injeksi Narkotik Intratekal

Keuntungan menggunakan agen ini meliputi peredaan nyeri cepat dan

efektif, mempertahankan sensasi mengejan, dan tidak ada kehilangan kontrol

motorik tubuh bawah (Walsh, 2007).

f. Blok Spinal/Subaraknoid

Penggunaannya jarang pada persalinan spontan dan kelahiran pervagina.

Biasanya digunakan pada kelahiran seksio sesarea (Walsh, 2007).

g. Anastesi Umum

Perlu ketika ada kontraindikasi untuk blok regional (termasuk pasien

menolak) dan kelahiran cepat perlu dilakukan untuk indikasi janin (Walsh, 2007).

4.2.2. Intervensi non Farmakologis

Tindakan nonfarmakologis mencakup intervensi perilaku kognitif dan

penggunaan agen-agen fisik. Tujuan intervensi perilaku kognitif adalah mengubah

persepsi klien tentang nyeri, mengubah perilaku nyeri, dan memberi klien rasa

pengendalian yang lebih besar. Agen-agen fisik bertujuan untuk memberikan rasa

nyaman, memperbaiki disfungsi fisik, mengubah respon fisiologis dan

mengurangi rasa takut. Pedoman AHCPR (1992), dikutip oleh Brunner & Suddart

(2001), penatalaksanaan nyeri intervensi non farmakologis untuk klien yang


(37)

memperoleh manfaat dari upaya menghindari atau mengurangi terapi obat, klien

yang memiliki kemungkinan untuk mengalami dan mengembangkan koping

dengan interval nyeri pasca operasi yang lama, klien yang masih merasa nyeri

setelah menggunakan terapi non farmakologis.

a. Relaksasi

Teknik relaksasi merupakan tindakan eksternal yang mempengaruhi

respon internal individu terhadap nyeri. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri

atas relaksasi otot, relaksasi tarik nafas dalam, atau imajinasi terbimbing (Brunner

& Suddarth, 2002).

b. Distraksi

Merupakan metode untuk menghilangkan rasa nyeri dengan cara

mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal yang lain sehingga pasien akan terlupa

pada nyeri yang dialami. Teknik distraksi dapat menurunkan nyeri pada skala

nyeri ringan dan ini akan efektif digunakan segera setelah nyeri. Teknik ini hanya

bekerja pada waktu singkat pada nyeri untuk beberapa menit selama prosedur

invasif (Brunner & Suddarth, 2002).

c. Hipnosis

Teknik untuk menekan gejala untuk memblok kesadaran pada nyeri atau

penggantian gejala yang akan membuat interpretasi terhadap nyeri menjadi positif


(38)

d. Akupresur

Adalah pendekatan penyembuhan yang berasal dari daerah timur yang

menggunakan masase titik tertentu di tubuh (garis aliran energi/meridian) untuk

menurunkan nyeri atau mengubah fungsi organ (Walsh, 2007).

e. Kompres panas dan dingin

Penggunaan kompres panas untuk area yang tegang dan nyeri dianggap

meredakan nyeri dengan mengurangi spasme otot yang disebabkan oleh iskhemia,

yang merangsang neuron yang memblok transmisi lanjut rangsang nyeri dan

menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah ke area tersebut (Walsh,

2007). Pemberian kompres dingin menurunkan ketidaknyamanan dengan

mengurangi sensitivitas kulit dan otot superfisial oleh rangsangan neurosensori


(39)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

1. Kerangka konseptual

Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh

mana pengetahuan ibu hamil tentang nyeri dan manajemen nyeri persalinan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui telinga dan mata.

Keterangan:

: Diteliti

: Tidak diteliti

Skema 1. Kerangka Penelitian Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Nyeri dan

Manajemen Nyeri Persalinan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang

• Nyeri Persalinan

• Manajemen nyeri persalinan

Respon Psikologis Ibu Terhadap Nyeri

Pengalaman Ibu Terhadap Nyeri

• Positif


(40)

2. Defenisi Operasional

Tabel 1. Defenisi Operasional Penelitian

Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Hasil Ukur Skala

Pengukuran Variabel Pengetahuan -Pengetahuan ibu hamil

tentang nyeri persalinan merupakan hasil dari tahu setelah ibu melakukan penginderaan terhadap nyeri persalinan. Pengetahuan ibu dapat diperoleh melalui informasi yang didengar dari orang tua, keluarga, teman, dan tetangga atau dari pengalaman yang dialami atau pun dilihat langsung oleh ibu.

-Pengetahuan ibu hamil tentang manajemen nyeri persalinan merupakan hasil dari tahu setelah ibu

melakukan penginderaan terhadap manajemen nyeri persalinan. Pengetahuan ibu dapat diperoleh melalui informasi yang didengar dari orang tua, keluarga, teman, dan tetangga atau dari pengalaman yang dialami atau pun dilihat langsung oleh ibu.

Kuesioner Kuesioner Baik 16-20 Cukup 12-15 Kurang 0-11 Baik 8-10 Cukup 6-7 Kurang 0-5 Ordinal Ordinal


(41)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi dalam mengidentifikasi

permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data (Nursalam, 2003).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang

bertujuan mengidentifikasi sejauh mana pengetahuan ibu hamil tentang nyeri dan

manajemen nyeri persalinan.

2. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi

dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan

kehamilan di Klinik Bersalin Hj. Mariani, yakni 360 orang (dari hasil perhitungan

rata-rata ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke Klinik Bersalin Hj.

Mariani tiap tahunnya).

2.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut

Arikunto (2006), jika populasi lebih dari 100 maka sampel dibuat sekitar 10-15%

atau 20-25% dari total populasi. Jumlah ibu hamil yang menjalani pemeriksaan

kehamilan tiap bulannya sekitar 30 orang, rata-rata per tahun adalah 360 orang.


(42)

20-25% dari 360 orang, yakni sekitar 72-90 orang. Namun, jumlah sampel yang

dapat terkumpul hanya 50 orang.

2.3 Teknik Sampling

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu suatu teknik

pengambilan sampel diantara populasi sesuai dengan kriteria penelitian, sehingga

sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal

sebelumnya (Nursalam, 2003).

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :

1) Ibu hamil trimester III

2) Dapat berbahasa Indonesia dengan baik

3) Bersedia menjadi responden penelitian

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Hj. Mariani jl.Gatot Subroto

Gg. Johar No.5. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut yakni karena jumlah ibu

yang melakukan pemeriksaan kehamilan banyak, sehingga memungkinkan untuk

mendapatkan sampel memadai sesuai dengan kriteria penelitian. Selain itu, letak

klinik Hj. Mariani strategis dan mudah dijangkau oleh peneliti. Penelitian ini


(43)

4. Pertimbangan Etik

Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang

teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika

penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki

risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek penelitian, namun

peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat

dan martabat kemanusiaan (Jacob, 2004). Ada empat prinsip etik yang akan

menjadi pertimbangan dalam penelitian ini, yakni

4.1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).

Beberapa tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan

martabat manusia, adalah: peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek

(informed consent) yang terdiri dari (a) penjelasan manfaat penelitian, (b) persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subyek

berkaitan dengan prosedur penelitian (c) persetujuan subyek dapat mengundurkan

diri kapan saja, dan (d) jaminan anonimitas dan kerahasiaan.

4.2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy

and Confidentiality).

Peneliti tidak menampilkan informasi mengenai identitas baik nama

maupun alamat asal subyek dalam kuesioner untuk menjaga anonimitas dan

kerahasiaan identitas subyek. Peneliti menggunakan koding (identification


(44)

3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness).

Peneliti mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak subyek untuk

mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun sesudah

berpartisipasi dalam penelitian.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms

and benefits) (Milton, 1999; Loiselle, Profetto-McGrath, Polit & Beck, 2004) Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna

mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian

dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence). Peneliti

meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek (nonmaleficence).

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk

kuesioner yang dibuat oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka

yakni mengenai konsep dan manajemen nyeri persalinan. Kuesioner terdiri dari

tiga bagian yaitu lembar pertama mengenai karakteristik responden yang di

dalamnya berisi data demografi dan riwayat obstetri responden. Lembar kedua

mengenai pengetahuan tentang nyeri. Lembar selanjutnya mengenai pengetahuan

tentang manajemen nyeri persalinan. Kuesioner mengenai data demografi

meliputi: usia, pendidikan terakhir, dan pekerjaan. Kuesioner mengenai riwayat


(45)

jawaban Benar dan Salah. Pernyataan kuesioner terbagi atas 10pernyataan positif

pada pernyataan 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, dan 19, kemudian 10 pernyataan

negatif pada pernyataan 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, dan 20. Kuesioner

pengetahuan tentang manajemen nyeri persalinan terdiri dari 10 pernyataan

dengan jawaban Benar dan Salah. Pernyataan kuesioner terbagi atas 5 pernyataan

positif pada pernyataan 1, 3, 5, 7, dan 9, kemudian 5 pernyataan negatif pada

pernyataan 2, 4, 6, 8, dan 10.Pada pernyataan positif benar diberi nilai 1 dan salah

diberi nilai 0. Hasil kuesioner ini adalah nilai tertinggi 20 dan terendah 0. Cara

pengisian lembar kuesioner adalah dengan menggunakan checklist (√) pada tempat yang tersedia.

6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi

rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul

tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Instrumen

penelitian ini telah diuji content validity oleh dua orang dosen yang ahli di bagian

maternitas dan masalah nyeri di Fakultas Keperawatan USU.

Test reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti sejauh

mana alat tersebut tetap konsisten bila dilakukan beberapa kali dengan


(46)

dilakukan terhadap 10 orang yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan

sebagai sampel (Azwar, 2003). Uji reliabilitas dalam penelitian ini dicari dengan

menggunakan analisis K-R 20 karena jenis pernyataan pada kuesioner adalah

pernyataan dikotomi dan merupakan instrumen baru. Hasil uji reliabilitas

kuesioner mengenai pengetahuan tentang nyeri persalinan memiliki nilai

reliabilitas 0,8251 dan nilai reliabilitas kuesioner mengenai pengetahuan tentang

manajemen nyeri persalinan sebesar 0,8498. Menurut Azwar (2003), instrumen

dikatakan reliabel jika memiliki nilai reliabilitas lebih dari 0,632.

7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan terhadap responden adalah

wawancara terstruktur, peneliti membimbing responden saat menjawab

pernyataan-pernyataan dalam kuesioner. Pengumpulan data dimulai setelah

peneliti meminta surat izin pelaksanaan penelitian yaitu dari Fakultas

Keperawatan USU dan Klinik Bersalin Mariani.

8. Prosedur Penelitian

Peneliti mengumpulkan data dengan mewawancarai responden yang

datang untuk memeriksakan kehamilannya. Pengumpulan data dimulai pada

tanggal 22 Februari 2011 sampai 30 April 2011. Peneliti hanya mewawancarai

responden yang memenuhi kriteria sampel. Setelah menemukan calon responden,


(47)

kesediaan calon responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Setelah

mendapatkan persetujuan responden, pengumpulan data dimulai.

Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara peneliti membacakan

pernyataan dalam lembar kuesioner dan responden hanya menjawab pernyataan

dengan jawaban ya atau tidak. Jawaban yang diberikan oleh responden juga

disesuaikan dengan hasil observasi peneliti pada saat pengisian kuesioner

berlangsung. Data yang telah terkumpul dianalisa dan masing-masing

dikategorikan dalam tiga kelompok yakni pengetahuan baik, cukup, dan kurang.

Sampel yang terkumpul selama proses pengumpula data sebenarnya belum

memenuhi target penelitian, yakni sebanyak 50 responden. Hal ini terjadi karena

banyaknya responden yang tidak bersedia untuk menjadi sampel dalam penelitian

ini. Dalam sehari penelitian, terdapat satu sampai tiga orang ibu hamil yang tidak

bersedia untuk menjadi responden. Apabila dihitung-hitung, selama duapuluh

sembilan hari penelitian, sekitar 29 sampai 87 orang ibu hamil yang tidak bersedia

untuk menjadi sampel dalam penelitian ini.

9. Analisa Data

Penilaian pengetahuan pasien dalam penelitian ini dikategorikan

pengetahuan ibu hamil yang baik, cukup, dan kurang. Menurut Arikunto (2006),

untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang

dapat dibagi ke dalam tiga bagian yaitu :

1. Pengetahuan baik bila skor atau nilai 76-100 %


(48)

3. Pengetahuan kurang bila skor atau nilai < 60%

Analisa data dilakukan melalui beberapa tahap yang dimulai dengan

editing untuk memeriksa kelengkapan identitas dan memastikan semua jawaban

telah diisi, Kemudian dilanjutkan dengan memberi kode untuk memudahkan

peneliti dalam melakukan tabulasi data.

Pengolahan data demografi meliputi usia, pendidikan terakhir, dan

pekerjaan. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi data

tetapi tidak dianalisis (Arikonto,2006). Pengolahan data riwayat obstetri meliputi

gravida, usia kehamilan, dan riwayat persalinan lalu (jika ada) juga untuk

mendapatkan gambaran distribusi data, tidak untuk dianalisis. Pengolahan data

nyeri dan manajemen nyeri persalinan menggunakan teknik komputerisasi yang


(49)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

pengetahuan ibu hamil tentang nyeri dan manajemen nyeri persalinan di Klinik

Bersalin Hj. Mariani. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 22 Februari 2011

sampai dengan 30 April 2011 di Klinik Bersalin Hj. Mariani jalan Gatot Subroto

Medan dengan jumlah responden sebanyak 50 orang. Pada dasarnya jumlah

sampel yang terkumpul belum memenuhi target, hal ini diakibatkan oleh

ketidaksediaan responden untuk menjadi sampel. Responden pada penelitian ini

adalah ibu hamil trimester III yang melakukan pemeriksaan kehamilannya di

Klinik Bersalin Hj. Mariani.

1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini mencakup karakteristik demografi responden,

karakteristik obstetri responden, dan pengetahuan responden tentang nyeri dan

manajemen nyeri persalinan.

1.1 Karakteristik Demografi

Data demografi responden dapat dilihat pada Tabel 2. yang meliputi usia,

pendidikan terakhir, dan pekerjaan. Dari 50 orang responden mayoritas responden

berada pada rentang usia 20-35 tahun yakni sebanyak 40 orang (80,0%).


(50)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Demografi Responden di Klinik Bersalin Hj. Mariani (N=50 orang).

Data Demografi Responden Frekuensi Persentase (%)

Usia 20-30 40 80,0

> 30 10 20,0

Pendidikan

Terakhir SMP 7 14,0

SMA 35 70,0

Perguruan Tinggi 8 16,0

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 31 62,0

Petani 5 10,0

PNS 6 12,0

Wiraswasta 8 16,0

1.2 Karakteristik Obstetri

Hasil penelitian mengenai karakteristik responden menunjukkan bahwa

mayoritas responden adalah ibu multigravida sebanyak 34 orang (32,0%), dengan

usia kehamilan 36-41 minggu sebanyak 29 orang (58,0%), dan memiliki riwayat

persalinan normal sebanyak 30 orang (60,0%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Riwayat Obstetri Responden di Klinik Bersalin Hj. Mariani (N=50)

Riwayat Obstetri Frekuensi Persentase (%)

Gravida Primigravida 16 32,0

Multigravida 34 68,0

Usia Kehamilan 28-31 5 10,0

32-35 16 32,0

36-41 29 58,0

Riwayat Persalinan lalu Normal 30 60,0

Operasi 4 8,0


(51)

1.3 Pengetahuan tentang Nyeri dan Manajemen Nyeri Persalinan

Dari Tabel 4. dapat dilihat sebanyak 54,0% responden di Klinik Bersalin

Hj. Mariani telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang nyeri persalinan

namun, sebanyak 56,0% masih memiliki pengetahuan yang kurang tentang

manajemen nyeri persalinan.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Pengetahuan tentang Nyeri dan Manajemen Nyeri Responden di Klinik Bersalin Hj. Mariani (N=50)

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Pengetahuan Tentang Nyeri Persalinan

Kurang (0 - 11) 13 26,0

Cukup (12 - 15) 27 54,0

Baik (16 - 20) 10 20,0

Pengetahuan Tentang Manajemen Nyeri Persalinan

Kurang (0 - 5) 28 56,0

Cukup (6 - 7) 15 30,0

Baik (8 - 10) 7 14,0

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti membahas pengetahuan ibu hamil

tentang nyeri dan manajemen nyeri persalinan di Klinik Bersalin Hj. Mariani.

2.1 Karakteristik responden

Berdasarkan data demografi yang diperoleh dari hasil penelitian ini


(52)

kehamilannya di Klinik Bersalin Hj. Mariani mayoritas masih dalam usia muda.

Prawirohardjo (1999) mengatakan bahwa rentang usia reproduksi sehat yakni

antara 20-30 tahun. Indriati (2006) menambahkan bahwa kehamilan di usia 20-30

tahun adalah usia yang paling tepat bagi wanita untuk mempunyai anak. Usia

merupakan variabel penting yang mempengaruhi pengetahuan (Notoadmodjo,

2005), dengan bertambahnya usia seseorang maka pengetahuan yang diperolehnya

tentang suatu masalah juga akan mengalami pertambahan.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil yang

memeriksakan kandungannya berpendidikan SMA. Tingkat pendidikan

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang

terkait suatu hal. Menurut Kusnodiharjo dalam Sari (2003) tingkat pendidikan

tinggi memungkinkan seseorang untuk lebih terbuka dan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang untuk memahami informasi

dalam hal ini informasi mengenai nyeri persalinan. Pendidikan memberikan

nilai-nilai tertentu bagi manusia terutama dalam membuka pikirannya serta menerima

hal-hal yang baru dan berpikir secara ilmiah (Soekanto, 2000). Responden yang

mempunyai pendidikan lebih tinggi maka kemampuan berpikirnya akan semakin

baik sehingga akan lebih mudah untuk menerima hal-hal yang baru dan akan lebih

terbuka terhadap informasi dari luar termasuk nyeri persalinan.

Menurut Bobak (2000) pengalaman melahirkan sebelumnya juga dapat

mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Bagi ibu yang mempunyai pengalaman


(53)

nyeri dan tentu saja menambah informasi atau pengetahuan tentang nyeri

persalinan dan manajemen nyeri persalinan. Penelitian Rusdatin (2007)

menjelaskan bahwa primipara cenderung mengalami tingkat nyeri berat, hal ini

disebabkan responden multipara pernah mengalami proses persalinan sebelumnya

sehingga dimungkinkan responden telah mempunyai pengetahuan yang lebih

tentang nyeri persalinan dan mempersiapkan untuk mengurangi rasa nyeri

(manajemen nyeri persalinannya). Potter (1997) menyatakan bahwa seseorang

yang menginterpretasikan perasaan nyeri sebelumnya mempunyai persiapan yang

lebih baik untuk menghadapi perasaan nyeri selanjutnya, oleh sebab itu nyeri

persalinan pada responden multipara cenderung lebih rendah dibanding dengan

nyeri persalinan pada primipara karena pengalaman dan informasi yang telah

didapatkannya lebih banyak.

2.2 Pengetahuan responden tentang nyeri persalinan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 27 orang (54,0%) telah memiliki

pengetahuan cukup dan 10 orang responden (20,0%) memiliki pengetahuan baik

tentang nyeri persalinan. Pengetahuan responden tentang nyeri persalinan

dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, dan pengalaman sebelumnya. Usia

responden mayoritas berada pada rentang 20-35 tahun dan tingkat pendidikan

responden mayoritas SMA, karakteristik tersebut mempengaruhi pengetahuan

responden tentang nyeri persalinan. Sesuai dengan penelitian Madjit (2006),


(54)

kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur dan memiliki

pengetahuan yang cukup tentang nyeri persalinan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 34 orang responden

(68,0%) merupakan multigravida (kehamilan lebih dari satu kali). Menurut Bobak

(2000) pengalaman melahirkan sebelumnya juga dapat mempengaruhi respon ibu

terhadap nyeri. Ibu yang mempunyai pengalaman yang menyakitkan dan sulit,

perasaan cemas, dan takut pada pengalaman persalinan lalu akan menambah

informasi atau pengetahuan tentang nyeri persalinan. Pendapat yang mendukung

penelitian tersebut adalah penelitian Ranta (1995), bahwa nyeri persalinan pada

awal kala I lebih berat pada primigravida dibandingkan pada grandemultigravida.

Pendapat lain mengatakan bahwa pengalaman nyeri sebelumnya tidak

selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri dengan lebih mudah

pada masa yang akan datang. Kejadian nyeri mempengaruhi cara seseorang

berespons terhadap nyeri, bagi beberapa orang nyeri masa lalu dapat saja menetap

dan tidak terselesaikan, seperti pada nyeri berkepanjangan atau kronis dan

persisten (Brunner & Suddarth, 2001). Hapidou (2007) pada penelitiannya

mendapatkan bahwa ambang rasa nyeri pada multipara lebih tinggi dibanding

primipara.

2.3 Pengetahuan responden tentang manajemen nyeri persalinan

Karakteristik demografi menunjukkan bahwa mayoritas responden berada


(55)

bertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Iswani (2009), bahwa usia

responden pada rentang 20-35 tahun memiliki pengetahuan yang baik tentang

manajemen nyeri persalinan secara non farmakologis.

Karakteristik obstetri menunjukkan bahwa mayoritas responden

merupakan multigravida (kehamilan lebih dari satu kali), dengan kata lain

responden telah memiliki pengalaman hamil dan melahirkan, namun hasil

penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 28 orang

(56,0%) justru memiliki pengetahuan kurang tentang manajemen nyeri persalinan.

Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Bobak (2000) yang menyatakan bahwa

pengalaman melahirkan sebelumnya dapat mempengaruhi respon ibu terhadap

nyeri. Responden yang mempunyai pengalaman yang menyakitkan, perasaan

cemas, dan takut akan menambah informasi atau pengetahuan tentang manajemen

nyeri persalinan dihubungkan dengan pengalaman responden sebelumnya.

Penelitian Rusdatin (2007) juga menjelaskan bahwa responden primipara

cenderung mengalami tingkat nyeri berat dibandingkan dengan multipara, hal ini

disebabkan responden multipara pernah melahirkan sebelumnya sehingga

dimungkinkan responden telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang

cukup tentang nyeri persalinan bila dibandingkan dengan primipara sehingga

dapat mempersiapkan diri untuk mengurangi rasa nyerinya. Rusdatin (2007) juga

menyimpulkan adanya hubungan antara gravida dengan tingkat pengetahuan

responden tentang manajemen nyeri persalinan, semakin banyak pengalaman

kehamilan dan persalinan yang diperoleh responden maka pengetahuannya akan


(56)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan data hasil penelitian dapat

diambil kesimpulan dan saran mengenai pengetahuan ibu hamil mengenai nyeri

persalinan dan manajemen nyeri persalinan di Klinik Bersalin Hj. Mariani Medan.

1. Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa responden yang

memeriksakan kehamilannya di Klinik Bersalin Hj. Mariani mayoritas berada

pada rentang usia 20 sampai dengan 35 tahun (80,0%), dengan pendidikan

terakhir SMA (70,0%), dan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (62,0%).

Sebanyak 34 orang (680%) merupakan multigravida, dengan usia kehamilan

36-41 minggu (58,0%), dan mempunyai riwayat persalinan normal sebanyak 30

orang (60,0%).

Hasil penelitian menggambarkan bahwa mayoritas responden yakni,

sebanyak 27 orang (54,0%) telah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai

nyeri persalinan, namun mayoritas responden justru memiliki pengetahuan yang


(57)

2.Saran

2.1 Pendidikan Keperawatan

Topik mengenai nyeri dan manajemen nyeri persalinan masih sangat

penting dan sangat sering dijumpai di masyarakat, oleh sebab diharapkan agar

pendidikan keperawatan semakin menambah perbendaharaan wawasan bahasan

tentang nyeri dan manajemen nyeri persalinan.

2.2 Praktek Keperawatan

Diharapkan agar praktek keperawatan dapat menggali informasi terkait

pengetahuan ibu hamil tentang nyeri dan manajemen nyeri persalinan sehingga

dapat dijadikan pertimbangan dalam memberikan asuhan keperawatan terkait

manajemen nyeri persalinan.

2.3 Penelitian Keperawatan

Sebagai rekomendasi, sebaiknya peneliti selanjutnya meneliti tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang nyeri dan manajemen


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Agency for Health Care Policy and Research (AHCPR). Panel on the Prediction and Prevention of Pressure Ulcers in Adults. (1992). Prevention of Pressure Ulcers: A patient’s Guide. Washington, D.C.: Public Health Service, U.S Department of Health and Human Services.

Arifin, Zainal dan Junaiyah H. M. (2008). Sintaksis. Jakarta: Grasindo.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar. (2003). Sifat Manusia, Teori dan Pengukurannya. Jakarta: Pustaka Pelajar

Bobak, Lowdermilk, & Jansen. 2004. Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Brunner & Suddarth. (2001). Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC

Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Budiningsih, Asri C. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Cherington, P.W. (1974). Proximal Pain in Carpal Tunnel Syndrome. Diakses dari http://archsurg.ama-assn.org/cgi/content/citation/108/1/69 pada 15 oktober 2010

Dahniar. (2009). Pengaruh Nilai Budaya Masyarakat Terhadap Perawatan Ibu Hamil, Bersalin, dan Nifas di Desa Teluk Pulau Kabupaten Rokan Hilir.

Diakses dari repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6799/1/09E00783.pdf pada 13

Oktober 2010

Depkes RI. (1997). Peralatan Medis Esensial untuk Puskesmas. Jakarta: Depkes

Gillenwater et al. (1996). Adult and pediatric urology 4th ed. Philadelphia

Harahap, I. A. (2007). The Relations Among Pain Intensity, Pain Acceptance And Pain Behavior In Patients With Chronic Cancer Pain In Medan, Indonesia. Thailand: Copyright of prince of Songkla University.

Henderson, Christine. (2005). Buku Ajara Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC

Hutajulu, Pinda. (2000). Pemberian Valetamat Bromida Dibandingkan Hyoscine N Butil Untuk Mengurangi Nyeri Persalinan. Diakses dari


(59)

IASP. (1979). Penatalaksanaan Nyeri Kanker. Diakses dari http//: www.scribd.com/doc/9770806/Penatalaksanaan-nyeri-kanker pada 26 September 2010.

Indriati M T. (2006). Panduan lengkap kehamilan, persalinan, dan perawatan bayi. Jakarta

Iswani. (2009). Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Trimester III Tentang Metode Relaksasi untuk Menghilangkan Nyeri pada Persalinan Kala I di Klinik Bersalin Sumiariani. Medan. Medan : USU

Loiselle, C.G., Profetto-McGrath, J., Polit, D.F., & Beck, C.T. (2004). Canadian Essentials of Nursing Research. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Luckman & Sorensen’s. (1987). Medical Surgical Nursing. USA: WB. Saundress.

Madjid, Tita H. (2006). Perbedaan lamanya nyeri pasca salin pada luka Episiotomi dibandingkan dengan ruptur perineum Spontan. Diakses dari http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/12/perbedaan_lamanya_ nyeri_pasca_salin2.pdf. pada 10 mei 2011

Milton, C.L. (1999). Ethical Issue From Nursing Theoretical Perspectives. Nursing Science Quarterly.

Musbikin, Imam. (2005). Panduan Bagi Ibu Hamil & Melahirkan. Yogyakarta: Metra Pustaka.

NANDA. (2006). Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2005-2006. Philadelphia: NANDA International.

Notoadmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Potter, P. A & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol 2. Jakarta: EGC.

Prasetyo, Sigit Nian. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(60)

Prawirohardjo, sarwono. (2008). Ilmu kebidanan. Jakarta: PT bina pustaka sarwono prawirohardjo.

Price, Sylvia A & Lorraine M. Wilson. (2005). Patofisiologi edisi 6 vol 2. Jakarta: EGC.

Pritchard, Mcdonald, Gant. (1991). Williams obstetric 7th edition. Surabaya: Airlangga.

Ranta R, jouppla P. (1995). The intensity of labor pain in grand multiparas. Acta-Obstet- Gynecol-Scand

Rusdatin & Darmasta. (2007). Pengaruh Pemberian Teknik Akupresur Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I di Rumah Sakit Rajawali Citra Potorono

Banguntapan Bantul 2007. Diakses dari

http://p3m.amikom.ac.id/p3m/80%20-%20PENGARUH%20PEMBERIAN%20TEKNIK%20AKUPRESUR%20T ERHADAP%20TINGKAT%20NYERI%20PERSALINAN%20KALA%20I %20DI%20RUMAH%20SAKIT%20RAJAWALI%20CITRA%20POTOR

ONO%20BANGUNTAPAN%20BANTUL%202007.pdf pada 26 September 2010.

Sani, R. 2002. Menuju Kelahiran Yang Alami. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sari, AK. (2003). Pengetahuan Kader Desa tentang Metode Kontrasepsi Pil Kombinasi di Desa Bener Wonosari Klaten. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/view/subjects/RA0421.html pada 20 Mei 2011.

Setiawati, Santun. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans Info Median.

Simkin, Penny. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi. Jakarta: Arcan.

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. (2001). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.

Tamsuri, A. 2007. Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta: EGC.

Walsh, Linda V. 2007. Buku ajar kebidanan komunitas. Jakarta: EGC.


(61)

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden

Judul : Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Nyeri dan Manajemen Nyeri Persalinan di Klinik Bersalin Hj. Mariani Medan

Peneliti : Monica S Sianturi

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan jalur-A Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan sebagai proses belajar mengajar mata kuliah riset keperawatan.

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi sejauh mana pengetahuan ibu hamil tentang nyeri yang akan dihadapi pada saat persalinan berlangsung dan pengetahuannya tentang manajemen nyeri persalinan yang akan diterapkan pada saat proses persalinan.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, namun jika ibu tidak bersedia menjadi responden saya akan menghargainya. Saya menjamin jawaban dan identitas yang ibu berikan, akan saya simpan dan saya gunakan semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian ini.

Medan, 2010 Responden


(62)

Lampiran 2 Kuesioner “Pengetahuan Ibu Hamil tentang Nyeri dan Manajemen Nyeri Persalinan”

Kode :

Tanggal/waktu :

A. Kuesioner Karakteristik Responden

1. Data Demografi

Petunjuk pengisian: Isilah data yang sesuai pada pertanyaan dan

berikan tanda checklist () pada tempat yang telah disediakan di bawah ini.

Umur :

Pendidikan terakhir : ( ) Tidak sekolah ( ) SMA

( ) SD ( ) SMP

( ) Perguruan Tinggi

Pekerjaan : ( ) PNS ( ) Buruh

( ) Wiraswasta ( ) Petani

( ) Ibu Rumah Tangga ( ) Lainnya

2. Riwayat Obstetri

Kehamilan ke : ….

Usia kehamilan : ( ) 28-31 minggu ( ) 36-41 minggu


(63)

B. Pengetahuan ibu hamil tentang nyeri persalinan.

1. Jawablah pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist () pada tempat yang tersedia.

2. Semua pernyataan harus dijawab

3. Tiap satu pernyataan diisi dengan satu jawaban

4. Partisipasi Anda dalam memberikan informasi atau mengisi kuisioner ini dengan tepat sangat saya harapkan.

Keterangan:

B = Benar

S = Salah

No. Pernyataan Benar Salah

1. Nyeri menjelang proses persalinan adalah wajar dialami oleh setiap ibu.

2. Nyeri saat persalinan disebabkan oleh keluarnya kepala bayi melewati alat kelamin ibu.

3. Nyeri yang timbul pada saat sebelum bayi lahir berasal dari kontraksi dalam rahim ibu.

4. Nyeri yang muncul saat plasenta lahir akan lebih sakit dibandingkan dengan saat bayi keluar.

5. Nyeri persalinan semakin lama akan semakin sakit rasanya.

6. Nyeri pada saat persalinan akan terus terasa atau tanpa jeda sampai bayi lahir.

7. Kecemasan dapat meningkatkan nyeri pada persalinan.

8. Intensitas nyeri yang dialami oleh tiap ibu saat bersalin adalah sama.

9. Nyeri yang dialami saat persalinan disebabkan oleh adanya luka


(64)

10. Nyeri pada saat persalinan akan berakhir begitu bayi keluar.

11. Tubuh dapat menghasilkan zat yang dapat menekan rasa nyeri

12. Nyeri pada saat persalinan tidak perlu diatasi sebab akan

mengganggu proses persalinan.

13. Respon nyeri yang dialami ibu hamil yang satu dengan yang lain

saat bersalin tidak sama.

14. Intensitas nyeri tidak dapat diukur.

15. Nyeri yang muncul pada kala III persalinan disebabkan oleh lahirnya plasenta.

16. Ibu yang melahirkan pada usia tua akan kurang merasakan nyeri

bila dibandingkan dengan ibu yang masih muda.

17. Nyeri yang sangat kuat akan mempercepat proses persalinan.

18. Rangsang nyeri persalinan disalurkan melalui saraf

19. Nyeri pada saat persalinan dapat dikurangi.

20. Ibu yang sudah sering melahirkan pasti tidak merasakan nyeri lagi


(65)

C. Pengetahuan ibu hamil tentang manajemen nyeri persalinan.

1. Jawablah pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist () pada tempat yang tersedia.

2. Semua pernyataan harus dijawab

3. Tiap satu pernyataan diisi dengan satu jawaban

4. Partisipasi Anda dalam memberikan informasi atau mengisi kuisioner ini dengan tepat sangat saya harapkan.

Keterangan:

B = Benar S = Salah

No. Pernyataan Benar Salah

1. Saat persalinan, penolong persalinan dapat memberikan obat untuk mengurangi nyeri

2. Mengkonsumsi obat adalah satu-satunya cara untuk mengurangi nyeri persalinan.

3. Untuk mengurangi nyeri persalinan dapat digunakan obat bius 4. Pembiusan dilakukan hanya pada persalinan dengan operasi sesar 5. Ada cara untuk mengurangi nyeri saat persalinan selain dengan

obat-obatan.

6. Menekan titik-titik tertentu pada tubuh tidak efektif untuk mengurangi nyeri persalinan

7. Mengalihkan perhatian ibu pada hal-hal tertentu dapat membantu mengurangi nyeri persalinan

8. Teknik mengurangi nyeri tanpa obat dapat menimbulkan efek samping.

9. Teknik menarik nafas dalam dapat menurunkan nyeri persalinan 10. Teknik pengalihan perhatian dapat memberikan manfaat dalam


(66)

(67)

Lampiran 4 Taksasi Dana Penelitian

1. PROPOSAL

− Biaya rental dan print proposal Rp 100.000

− Biaya internet Rp 30.000

− Fotocopy perbanyak proposal Rp 50.000

− Membeli sumber tinjauan kepustakaan Rp 50.000

− Biaya transportasi Rp 50.000

− Biaya sidang proposal Rp 60.000

2. PENGUMPULAN DATA

− Transportasi Rp 100.000

− Fotocopy kuisioner Rp 50.000

− Biaya penelitian Rp 70.000

3. ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN

− Biaya rental dan print Rp. 100.000

− Penjilidan Rp. 100.000

− Fotocopy laporan penelitian Rp. 100.000

− CD Rp. 10.000

− Sidang Skripsi Rp. 210.000


(68)

Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup

Nama : Monica S Sianturi

Tempat tanggal lahir : 071101040

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Alamat : Jl. Jamin ginting Gg.Pelita Jaya No.12 Padang

Bulan-Medan

Riwayat pendidikan:

1. Tahun 1994-1995: TK Faeri Gunung Sitoli, Nias

2. Tahun 1995-2001: SD N 091285 Panei Tongah Kab.Simalungun 3. Tahun 2001-2004: SLTP N 1 Panei Tongah Kab.Simalungun 4. Tahun 2004-2007: SMA Swasta RK Budi Mulia Pematang Siantar 5. Tahun 2007-2011 : Fakultas Keperawatan USU

Pengalaman lainnya:

1. Tahun 2010 sebagai peserta dalam seminar keperawatan dalam rangka peringatan HUT PPNI ke-36 Sumatera Utara tentang Prinsip keperawatan mandiri dan uji kompetensi perawat.

2. Tanggal 27 November 2010 sebagai peserta dalam seminar keperawatan Gerontik dengan tema “ Sukses di Masa Tua “


(69)

Lampiran 7

Tabel Frekuensi Karakteristik Demografi Responden

Statistics

Usia

Pendidikan_

terakhir Pekerjaan

N Valid 50 50 50

Missing 0 0 0

Mean 2.4600

Median 2.0000

Mode 2.00

Std. Deviation .50346

Minimum 2.00

Maximum 3.00

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20-30 27 54.0 54.0 54.0

>30 23 46.0 46.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Pendidikan_terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PERGURUAN TINGGI 8 16.0 16.0 16.0

SMA 35 70.0 70.0 86.0

SMP 7 14.0 14.0 100.0


(70)

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid IBU RUMAH TANGGA 31 62.0 62.0 62.0

PETANI 5 10.0 10.0 72.0

PNS 6 12.0 12.0 84.0

WIRASWASTA 8 16.0 16.0 100.0


(71)

Lampiran 8 Tabel Frekuensi Karakteristik Obstetri Responden

Statistics

Gravida Usia Kehamilan Riwayat_persalinan

N Valid 50 50 50

Missing 0 0 0

Mean 1.6800 2.4800

Median 2.0000 3.0000

Mode 2.00 3.00

Std. Deviation .47121 .67733

Minimum 1.00 1.00

Maximum 2.00 3.00

Gravida

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Primigravida 16 32.0 32.0 32.0

Multigravida 34 68.0 68.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Usia Kehamilan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 28-31 mggu 5 10.0 10.0 10.0

32-35 mggu 16 32.0 32.0 42.0

36-41 mggu 29 58.0 58.0 100.0


(72)

Riwayat_persalinan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BELUM PERNAH 16 32.0 32.0 32.0

NORMAL 30 60.0 60.0 92.0

OPERASI 4 8.0 8.0 100.0


(73)

Lampiran 9 Analisa Skor Total

Statistics Skor Pengetahuan Nyeri Persalinan Sor Pengetahuan Manajemen Nyeri Persalinan

N Valid 50 50

Missing 0 0

Mean 1.9400 1.5800

Median 2.0000 1.0000

Mode 2.00 1.00

Std. Deviation .68243 .73095

Minimum 1.00 1.00

Maximum 3.00 3.00

Skor Pengetahuan Nyeri Persalinan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 13 26.0 26.0 26.0

Cukup 27 54.0 54.0 80.0

Baik 10 20.0 20.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sor Pengetahuan Manajemen Nyeri Persalinan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 28 56.0 56.0 56.0

Cukup 15 30.0 30.0 86.0

Baik 7 14.0 14.0 100.0


(1)

Lampiran 12 Crosstabs

USIA * SKOR_PENGETAHUAN_NYERI Crosstabulation

Count

SKOR_PENGETAHUAN_NYERI

Total Kurang Cukup Baik

USIA 20-35 9 22 9 40

>35 4 5 1 10

Total 13 27 10 50

USIA * SKOR_PENGETAHUAN_MANAJEMEN Crosstabulation

Count

SKOR_PENGETAHUAN_ MANAJEMEN

Total Kurang Cukup Baik

USIA 20-35 21 13 6 40 >35 7 2 1 10


(2)

PENDIDIKAN_TERAKHIR * SKOR_PENGETAHUAN_NYERI Crosstabulation Count

SKOR_PENGETAHUAN_NYERI

Total Kurang Cukup Baik

PENDIDIKAN_ TERAKHIR

PERGURUAN TINGGI

1 6 1 8

SMA 11 16 8 35

SMP 1 5 1 7

Total 13 27 10 50

PENDIDIKAN_TERAKHIR * SKOR_PENGETAHUAN_MANAJEMEN Crosstabulation

Count

SKOR_PENGETAHUAN_ MANAJEMEN

Total Kurang Cukup Baik

PENDIDIKAN_ TERAKHIR

PERGURUAN TINGGI 4 3 1 8

SMA 19 10 6 35

SMP 5 2 0 7

Total 28 15 7 50

GRAVIDA * SKOR_PENGETAHUAN_NYERI Crosstabulation Count

SKOR_PENGETAHUAN_NYERI

Total Kurang Cukup Baik

GRAVIDA Primigravida 1 9 6 16

Multigravida 12 18 4 34


(3)

GRAVIDA * SKOR_PENGETAHUAN_MANAJEMEN Crosstabulation Count SKOR_PENGETAHUAN_ MANAJEMEN Total Kurang Cukup Baik

GRAVIDA Primigravida 8 5 3 16 Multigravida 20 10 4 34

Total 28 15 7 50

USIA_KEHAMILAN * SKOR_PENGETAHUAN_NYERI Crosstabulation

Count

SKOR_PENGETAHUAN _NYERI

Total Kurang Cukup Baik

USIA_KEHAMILAN 28-31 1 4 0 5 32-35 2 8 6 16 36-41 10 15 4 29

Total 13 27 10 50

USIA_KEHAMILAN * SKOR_PENGETAHUAN_MANAJEMEN Crosstabulation

Count

SKOR_PENGETAHUAN_ MANAJEMEN

Total Kurang Cukup Baik

USIA_KEHAMILAN 28-31 5 0 0 5

32-35 9 5 2 16


(4)

USIA_KEHAMILAN * SKOR_PENGETAHUAN_MANAJEMEN Crosstabulation

Count

SKOR_PENGETAHUAN_ MANAJEMEN

Total Kurang Cukup Baik

USIA_KEHAMILAN 28-31 5 0 0 5

32-35 9 5 2 16

36-41 14 10 5 29


(5)

(6)