Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak Tahun 2011

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG BAYI MAKROSOMIA DI KLINIK BERSALIN NIAR Jl. BALAI DESA

KECAMATAN MEDAN PATUMBAK

YASINTA WINTRY

NIM: 105102014

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PROGRAM D- IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Mei 2011

Yasinta Wintry

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011

ix + 36 hal + 4 tabel + 1 skema + 10 lampiran Abstrak

Makrosomia merupakan bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram. Saat ini insiden makrosomia umumnya berkisar 5-7 %. Makrosomia berisiko mempersulit proses kelahiran, meningkatkan kemungkinan perobekan atau perdarahan, serta kemungkinan melahirkan lewat operasi caesar. Sementara janin sendiri berisiko mengalami macet di bahu atau patah tulang selangka saat proses persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak Tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional study, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi

makrosomia, dan apabila ada seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak

hubungan itu dengan besar sampel sebanyak 58 orang dengan metode accidental

sampling. Penelitian dilakukan pada Februari sampai Mei 2011. Instrumen dalam

penelitian ini berupa kuesioner yang berisi 10 pertanyaan pengetahuan, dan 10 pernyataan sikap. Dari hasil penelitian diperoleh rata- rata pengetahuan ibu = 76,55, median = 80,00 dengan standar deviasi = 19,965, sedangkan rata-rata sikap ibu = 68,10, median = 65,00 dengan standar deviasi = 16,906. Dan melalui uji product moment diperoleh nilai p = 0,02 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia, dan diperoleh juga nilai r = 0,293 ini berarti hubungan yang ada berkekuatan sedang. Dan diharapkan kepada seluruh ibu hamil agar selalu aktif mencari informasi tentang kehamilan agar dapat mencegah resiko ataupun komplikasi yang bisa terjadi selama kehamilan dan persalinan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Makrosomia Daftar Pustaka 23 (1998-2010)


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil Alamin, penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya serta kemudahan yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilimiah yang berjudul “hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di klinik bersalin Niar Jalan Balai desa kecamatan Medan patumbak tahun 2011”.

Dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, sumbangan pemikiran, saran, dukungan, semangat dan doa. Untuk itu, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan F. Kep Universitas Sumatera Utara

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep selaku ketua program studi D IV Bidan Pendidik F. Kep Universitas Sumatera Utara.

3. Hj. Juliani, SST, MARS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, serta saran yang sangat bermanfaat dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Juniarsih, Amd. Keb, selaku pimpinan Klinik Bersalin Niar Medan.

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D IV Bidan Pendidik F.Kep Universitas Sumatera Utara.

6. Papa, mama, abang, dan adik tercinta yang tiada henti-hentinya memberikan kasih sayang, motivasi, serta doa sepanjang nafas penulis.


(5)

7. Teman-teman seperjuangan yang tidak dapat penulis tuliskan seluruhnya, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

8. Semua pihak yang telah mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Imiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Mei 2011


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………. i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI……….. iv

DAFTAR TABEL……….. vii

DAFTAR SKEMA………. viii

DAFTAR LAMPIRAN………... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….. 1

B. Perumusan Masalah………... 4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum……….. 4

2. Tujuan Khusus………. 4

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti……… 4

2. Bagi Institusi Pendidikan… ………... 5


(7)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN

1. Pengertian………. 6

2. Kategori pengetahuan………... 6

3. Tingkat Pengetahuan……… 7

B. SIKAP 1. Pengertian………. 8

2. Unsur Sikap……… 9

3. Kategori Sikap……… 10

4. Cara Pembentukan Sikap……… 11

5. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap………. 12

6. Pengukuran Sikap………... 12

7. Pengukuran Sikap Model Guttman……… 13

C. MAKROSOMIA 1. Pengertian……….. 13

2. Karakteristik Makrosomia………. 13

3. Etiologi……….. 13

4. Diagnosis………... 14

5. Prognosis………... 15

6. Penanganan………... 15

7. Komplikasi……… 15

8. Pencegahan……… 16

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep……… 17


(8)

B. Hipotesis……….. 17

C. Definisi Operasional……… 18

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian………. 19

B. Populasi dan Sampel……… 19

C. Tempat Penelitian……… 20

D. Waktu Penelitian………. 20

E. Pertimbangan Etik………... 21

F. Alat Pengumpulan Data……….. 22

G. Uji Validitas dan Reliabilitas……….. 23

H. Prosedur Pengambilan Data……… 24

I. Analisis Data………... 25

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Responden……….. 27

2. Pengetahuan Ibu………... 29

3. Sikap Ibu………... 29

4. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu………. 30

B. Pembahasan 1. Interpretasi dan Diskusi Hasil………... 31

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 35

B. Saran……….. 36


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan Karakteristik Demografi di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011……… 28 Tabel 5.2 Pengetahuan Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin

Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011 ……… 29 Tabel 5.3 Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar

Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011

……… 30 Tabel 5.4 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia

di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011……… 31


(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia………. 17


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Lembar Content Validity

Lampiran 4 : Master Data Penelitian

Lampiran 5 : Hasil Output Data Penelitian

Lampiran 6 : Lembar Konsultasi Proposal Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 7 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 9 : Balasan Surat Izin Penelitian

Lampiran 10 : Lembar Pernyataan Editor Bahasa Indonesia


(12)

PROGRAM D- IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Mei 2011

Yasinta Wintry

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011

ix + 36 hal + 4 tabel + 1 skema + 10 lampiran Abstrak

Makrosomia merupakan bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram. Saat ini insiden makrosomia umumnya berkisar 5-7 %. Makrosomia berisiko mempersulit proses kelahiran, meningkatkan kemungkinan perobekan atau perdarahan, serta kemungkinan melahirkan lewat operasi caesar. Sementara janin sendiri berisiko mengalami macet di bahu atau patah tulang selangka saat proses persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak Tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional study, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi

makrosomia, dan apabila ada seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak

hubungan itu dengan besar sampel sebanyak 58 orang dengan metode accidental

sampling. Penelitian dilakukan pada Februari sampai Mei 2011. Instrumen dalam

penelitian ini berupa kuesioner yang berisi 10 pertanyaan pengetahuan, dan 10 pernyataan sikap. Dari hasil penelitian diperoleh rata- rata pengetahuan ibu = 76,55, median = 80,00 dengan standar deviasi = 19,965, sedangkan rata-rata sikap ibu = 68,10, median = 65,00 dengan standar deviasi = 16,906. Dan melalui uji product moment diperoleh nilai p = 0,02 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia, dan diperoleh juga nilai r = 0,293 ini berarti hubungan yang ada berkekuatan sedang. Dan diharapkan kepada seluruh ibu hamil agar selalu aktif mencari informasi tentang kehamilan agar dapat mencegah resiko ataupun komplikasi yang bisa terjadi selama kehamilan dan persalinan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Makrosomia Daftar Pustaka 23 (1998-2010)


(13)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2005 kondisi derajat kesehatan Indonesia masih sangat memprihatinkan, antara lain ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu yang menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009 berkisar 226/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi baru lahir yaitu 26/1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu dan bayi merupakan barometer pelayanan kesehatan di suatu negara. Jika Angka Kematian Ibu dan bayi masih tinggi, berarti pelayanan kesehatan ibu dan bayi belum baik. Sebaliknya jika Angka Kematian Ibu dan bayi rendah, berarti pelayanan kesehatan ibu dan bayi sudah baik (Affandi, 2000).

Berdasarkan penelitian WHO tahun 2007, di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa per tahun. Di Indonesia, menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009 mengungkapkan rata-rata pertahun terdapat 401 bayi di Indonesia yang meninggal dunia sebelum umurnya mencapai 1 tahun. Bila dirinci terdapat 157.000 bayi meninggal dunia per tahun, atau 430 bayi per hari. Penyebab kematian terbanyak disebabkan oleh sepsis (infeksi sistemik), kelainan bawaan, dan infeksi saluran pernapasan akut (Riset Kesehatan Dasar Depkes, 2007).

Salah satu penyebab bayi mengalami gangguan pernapasan adalah bayi yang ukuran tubuhnya di atas normal. Kelahiran bayi besar ini menimbulkan komplikasi


(14)

dalam persalinan, apalagi jika melahirkan tidak di rumah sakit. Kemungkinan bayi akan lahir dengan gangguan nafas dan kadangkala bayi lahir dengan trauma tulang leher dan bahu. Semuanya ini terjadi akibat massa bayi yang besar sehingga tidak mungkin atau sangat sulit melewati panggul ibu. Kondisi bayi dengan berat lahir berlebih atau abnormal diistilahkan dengan fetal makrosomia atau bayi makrosomia. Makrosomia adalah bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram. Kemunculan bayi bayi seperti ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor kondisional atau hanya diduga penyebabnya, misalnya orangtuanya memang besar. Kedua, faktor ibu hamil yang menderita diabetes milletus. Ketiga, faktor ibu yang mengalami kelebihan berat badan pada saat hamil dan terakhir faktor ibu yang mengalami kehamilan lewat waktu (Partiwi, 2009).

Makrosomia juga dapat meningkatkan risiko trauma lahir, asfiksia, dan

persalinan dengan seksio caesar. Perlu diperhatikan bahwa janin yang terlampau besar berisiko mempersulit proses kelahiran, seperti meningkatkan kemungkinan perobekan atau perdarahan, serta kemungkinan harus melahirkan lewat operasi caesar. Sementara janin sendiri berisiko mengalami macet di bahu atau patah tulang selangka pada saat proses persalinan. Bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram berpotensi mengalami obesitas setelah dewasa. Obesitas dapat mengakibatkan berbagai penyakit diantaranya penyakit jantung, diabetes milletus dan stroke. Oleh sebab itu, usahakan berat badan ibu selama hamil dalam batasan normal sehingga berat badan bayi ketika lahir juga dalam kisaran normal (Rudolph, 2006).

Mengingat risiko bayi makrosomia besar, ibu hamil diharapkan agar dapat menghindarinya. Misalnya, ibu hamil menjaga berat badannya selama hamil dalam batas


(15)

normal. Sebuah penelitian yang dilakukan Asosiasi Kebidanan dan Kandungan Amerika pada tahun 2002 yang dipublikasikan dalam jurnal Kebidanan dan Kandungan mengungkapkan bahwa ibu hamil yang mengalami peningkatan berat badan lebih dari 18 kg tetap berpotensi melahirkan bayi besar sekalipun ibu tidak mengidap diabetes milletus. Ini karena ibu hamil gemuk berisiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan bayi besar (Partiwi, 2009).

Saat ini insiden makrosomia umumnya berkisar 5-7% . Menurut Guinnes Book of

World Records menunjukkan bahwa bayi terberat di dunia dilahirkan di Kanada pada

tahun 1997 dengan berat badan mencapai 10,8 kg, bayi ini hanya dapat bertahan hidup dalam waktu 11 jam. Sedangkan di Indonesia, tepatnya di Medan Sumatera Utara bayi terberat pernah dilahirkan oleh seorang ibu yang berumur 41 tahun pada tahun 2009 dengan berat mencapai 8,7 kg. Dari data yang diperoleh peneliti di Klinik Bersalin Niar Medan didapatkan dari 718 kelahiran tahun 2010 periode Januari sampai Oktober terdapat 87 (12,12%) kelahiran dengan bayi makrosomia. Di mana dari 87 kelahiran tersebut terdapat 63 (54,81%) kelahiran yang tidak dapat lahir spontan, di mana bayi dilahirkan melalui proses operasi caesar. Bayi yang lahir dengan makrosomia rata-rata mengalami kesulitan bernafas (52,2%). Sementara ibu yang melahirkan bayi

makrosomia rata-rata mengalami perdarahan (38,4%). Melalui survei awal, peneliti

melakukan wawancara pada 7 orang ibu hamil, 5 diantaranya tidak mengetahui tentang

makrosomia, mereka tidak dapat menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan mengenai

pengetahuan dasar tentang makrosomia. Sedangkan 2 diantaranya mengetahui tentang makrosomia, mereka dapat menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan mengenai definisi dan penyebab makrosomia.


(16)

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011”

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah yaitu “bagaimanakah hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011”?

C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia b. Untuk mengetahui sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia

c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia

D.Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman dalam penerapan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan terutama tentang bayi makrosomia.


(17)

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan baru mengenai hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi

makrosomia, serta dapat digunakan sebagai wahana kepustakaan bagi mahasiswa

tentang pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia. c. Bagi Klinik Bersalin

Sebagai sumbangsih pemikiran bagi tenaga kesehatan agar dapat menginformasikan kepada ibu ibu hamil tentang bayi makrosomia dalam meningkatkan kesehatan pelayanan preventif.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.PENGETAHUAN 1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, insaf, mengerti, dan pandai (Salam, 2003).

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “What”. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan, penciuman, rasa, dan raba. Pengatahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Menurut Bloom dan Skinner pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan atau tulisan (Notoatmodjo, 2003).

2. Kategori Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu: a. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100%

dari seluruh petanyaan

b. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari seluruh pertanyaan

c. Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40% - 55% dari seluruh pertanyaan


(19)

3. Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengatahuan yang paling rendah

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah faham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.


(20)

e. Sintesis

Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menyambungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

B.SIKAP

1. Pengertian Sikap

Terdapat beberapa pendapat diantara para ahli apa yang dimaksud dengan sikap itu. Ahli yang satu mempunyai batasan lain bila dibandingkan dengan ahli lainnya. Untuk memberikan gambaran tentang hal ini, diambil beberapa pengertian yang diajukan oleh beberapa ahli, antara lain:

a. Thustone berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afeksi, baik bersifat positif maupun negative dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis, seperti: simbul, prase, slogan, orang, lembaga, cita-cita dan gagasan (Zuriah, 2003).

b. Howard Kendle mengemukakan, bahwa sikap merupakan kecendrungan (tendency) untuk mendekati (approach) atau menjauhi (avoid), atau melakukan sesuatu, baik secara positif maupun secara negative terhadap suatu lembaga, peristiwa, gagasan atau konsep.


(21)

c. Paul Massen dan David Krech, berpendapat sikap merupakan suatu system dari tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu kognisi (pengenalan), feeling (perasaan), dan action tendency (kecendrungan untuk bertindak) (Yusuf, 2006). d. Sarlito Wirawan Sarwono mengemukakan, bahwa “sikap adalah kesiapan

seseorang bertindak terhadap hal-hal tertentu (Azwar, 2007).

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kondisi mental relative menetap untuk merespon suatu objek atau perangsang tertentu yang mempunyai arti baik bersifat positif, netral, atau negative yang mengangkat aspek-aspek kognisi, afeksi, dan kecendrungan untuk bertindak.

2. Unsur (Komponen) Sikap

Menurut Yusuf (2006) unsur (komponen) yang membentuk struktur sikap, yaitu: a. Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang berkaitan

dengan pengetahuan, pandangan keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana persepsi orang terhadap objek sikap. Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Berisi persepsi dan kepercayaan yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif disamakan dengan pandangan (opini) apabila menyangkut masalah issu atau problem controversial.

b. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau rasa tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif. Merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional ini yang biasanya berakar paling dalam sebagai


(22)

komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Komponen afeksi disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.

c. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component, yaitu komponen yang berhubungan dengan kecendrungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukan intensitas sikap, yaitu menunjukan besar kecilnya kecendrungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Merupakan aspek kecendrungan berperilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang. Berisi tendensi untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang akan dihadapi

3. Kategori Sikap

a. Menurut Heri Purwanto, sikap terdiri dari:

1) Sikap Positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, menghadapkan objek tertentu.

2) Sikap Negatif, terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.

b. Menurut Azwar (2007), sikap terdiri dari: 1) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya, sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap gizi.

2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap. Karena dengan suatu


(23)

usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas dari pekerjaan itu benar atau salah berarti orang tersebut menerima ide tersebut.

3) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah suatu indikasi tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang mengajak ibu lain (tetangga, saudara, dan sebagainya) untuk pergi menimbang anaknya ke Posyandu adalah bukti bahwa ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

4) Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun ibu tersebut mendapatkan tantangan dari mertua dan orang tuanya sendiri

4. Cara Pembentukan atau Perubahan Sikap

Menurut Azwar (2007) sikap dapat dibentuk atau diubah melalui 4 macam cara, yaitu:

a. Adopsi, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang dan

terus-terusan, lama kelamaan secara bertahap ke dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya sikap.

b. Diferensiasi, dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman,

bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terdapatnya objek tersebut terbentuk sikap.


(24)

c. Intelegensi, tadinya secara bertahap dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu.

d. Trauma, pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sikap

Menurut Purwanto (1998) factor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap, yaitu:

a. Faktor intern, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan. Kita tidak dapat menangkap seluruh rangsanga dari luar melalui persepsi, oleh karena itu kita harus memilih rangsang-rangsang mana yang akan kita teliti dan mana yang harus diajauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif dan kecendrungan-kecendrungan dalam diri kita.

b. Faktor ekstern, yang merupakan factor di luar manusia yaitu: 1) Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap.

2) Kewibawaan orang yang mengemukakan sikap tersebut. 3) Sifat orang/kelompok yang mendukung sikap tersebut.

4) Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap. 5) Situasi pada saat sikap dibentuk (Purwanto, 1998).

6. Pengukuran Sikap

Dalam pengukuran sikap ada beberapa macam cara, yang pada garis besarnya dapat dibedakan secara langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung yaitu subjek secara langsung dimintai pendapat bagaimana sikapnya terhadap suatu masalah atau hal yang dihadapkan kepadanya. Dalam hal ini dapat dibedakan langsung yang


(25)

tidak berstruktur dan langsung berstruktur. Secara langsung yang tidak berstruktur misalnya mengukur sikap dan survei (misal public option survey). Sedangkan secara langsung yang berstruktur yaitu pengukuran sikap dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sedemikian rupa dalam suatu alat yang telah ditentukan dan langsung dibedakan kepada subjek yang diteliti (Arikunto, 2002).

7. Pengukuran Sikap Model Guttman

Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan ya, dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala guttman ini pada umumnya dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan analisisnya dapat dilakukan seperti skala likert (Hidayat, 2007).

C. MAKROSOMIA 1. Pengertian

Makrosomia atau bayi besar adalah bila berat badan bayi melebihi dari 4000

gram. (Wiliiam, 2001). Dalam dunia kedokteran makrosomia disebut giant baby.

Menurut Cunningham (2005) semua neonatus dengan berat badan 4000 gram atau lebih tanpa memandang usia kehamilan dianggap sebagai makrosomia.

2. Karakteristik Makrosomia

a. Mempunyai wajah berubi (menggembung), pletoris (wajah tomat) b. Badan montok dan bengkak

c. Kulit kemerahan d. Lemak tubuh banyak


(26)

3. Etiologi

a. Genetik, obesitas dan overweight yang dialami ayah ibu dapat menurun pada bayi. b. Pertambahan berat badan ibu yang berlebihan selama kehamilan, porsi makanan

yang dikonsumsi ibu hamil akan berpengaruh pada berat badan ibu. Asupan gizi yang berlebih bisa mengakibatkan bayi lahir dengan berat di atas rata-rata.

c. Ibu dengan diabetes milletus, tingginya gula darah ibu bisa berpengaruh pada berat badan bayi. Jika fungsi plasenta dan tali pusat baik, maka janin dapat tumbuh makin subur.

d. Ibu hamil dengan riwayat melahirkan bayi makrosomia, ibu yang sebelumnya pernah melahirkan bayi makrosomia berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan bayi makrosomia dibandingkan ibu yang belum pernah melahirkan bayi makrosomia.

e. Multigravida, ada kecendrungan berat badan lahir anak kedua dan seterusnya lebih besar daripada anak pertama.

f. Usia gestasi lama g. Usia ibu

h. Wanita hamil yang memiliki berat badan yang lebih dari 150 kg, janinnya memiliki risiko 30% mengalami makrosomia (Pendit, 2004).

4. Diagnosis

Menentukan apakah bayi besar atau tidak kadang-kadang sulit. Hal ini dapat diperkirakan dengan cara:

a. Keturunan atau bayi yang lahir terdahulu besar dan sulit melahirkannya dan adanya diabetes milletus


(27)

b. Kenaikan berat badan yang berlebihan tidak oleh sebab lainnya (edema dan sebagainya)

c. Pemeriksaan teliti tentang disproporsi sefalo atau feto-pelvik, dalam hal ini dianjurkan untuk mengukur kepala bayi dengan ultrasonografi (Mochtar, 1998). 5. Prognosis

Pada panggul normal janin dengan berat badan 4000-4500 gram umumnya tidak menimbulkan kesukaran persalinan. Distosia akan diperoleh bila janin lebih besar dari 4500-5000 gram atau pada kepala yang sudah keras (postmaturitas) dan pada bahu yang lebar. Apabila disproporsi sefalo atau feto-pelvic ini dibiarkan maka terjadi kesulitan baik pada ibu maupun pada janin (Mochtar, 1998).

6. Penanganan

a. Pada disproporsi sefalo dan feto-pelvic yang sudah diketahui dianjurkan untuk seksio caesar.

b. Pada kesukaran melahirkan bahu dan janin hidup dilakukan episiotomi yang cukup lebar dan janin diusahakan lahir, atau bahu diperkecil dengan melakukan kleidotomi unilateral atau bilateral. Setelah dilahirkan dijahit kembali dengan baik dan untuk cedera postkleidotomi dikonsulkan ke bagian bedah.

c. Apabila janin meninggal lakukan embriotomi (Mochtar, 1998). 7. Komplikasi

a. Komplikasi pada Ibu

1) Ibu mengalami robekan perineum 2) Persalinan dengan operasi caesar

3) Kehilangan darah dalam jumlah banyak saat persalinan 4) Ruptur uteri dan serviks


(28)

b. Komplikasi pada bayi

1) Bayi akan lahir dengan gangguan nafas dan kadangkala bayi lahir dengan trauma tulang leher dan bahu.

2) Distosia atau macet pada bahu

3) Hipoglikemia

Istilah hipoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi dibawah kadar rata-rata. Dikatakan hipoglikemia apabila kadar glukosa darah kurang dari 30 mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala

hipoglikemia. Umumnya hipoglikemia terjadi pada neonatus usia 1-2 jam

(Rudolph, 2006). 8. Pencegahan

a. Pencegahan dilakukan dengan melakukan penimbangan berat badan ibu secara teratur, dan ANC yang teratur.

b. Ibu harus selalu menjaga berat badannya agar tetap normal, ibu hamil sebaiknya melakukan pengaturan pola makan sesuai kebutuhan kalori. Ngemil boleh saja dilakukan, tapi hindari cemilan manis.

c. Lakukan olahraga ringan. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Norwegia menyebutkan, risiko bayi lahir dengan ukuran besar bisa berkurang hingga 28% bila di masa kehamilan ibu tetap berolahraga secara teratur terutama pada trimester dua dan tiga.

d. Ibu hamil hendaknya memeriksakan kadar gula darahnya, meskipun sebelumnya tidak ada diabetes milletus (Rukiyah, 2010).


(29)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

A.Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep konsep yang diamati atau diukur pada penelitian yang akan dilakukan. Sebagai variabel

independen adalah pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia dan variabel

dependen adalah sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia. Dapat dilihat pada skema berikut ini.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1. Kerangka konsep penelitian hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia.

B.Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternative (Ha) yaitu ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011.

Pengetahuan Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia

Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia


(30)

C.Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan ibu tentang bayi makrosomia Kemampuan ibu untuk mengungkap kembali apa yang diketahuinya tentang bayi makrosomia. Kuesioner yang berisi 10 pertanyaan Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner

-Baik: jika jawaban benar >5 butir soal (>50%) -Kurang: jika jawaban benar <5 butir soal (>50%)

Rasio

2 Sikap ibu tentang bayi makrosomia Pandangan atau perasaan ibu, penilaian ibu terhadap bayi makrosomia Kuesioner yang berisi 10 pernyataan Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner -Sikap positif: jika jawaban benar >5 butir soal (>50%) -Sikap negatif: jika jawaban benar <5 butir soal (<50%) Rasio


(31)

BAB IV

METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian

Desain penelitian adalah bersifat deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional study, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia, dan apabila ada seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2006: 270). B.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Klinik Bersalin Niar jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak pada Oktober tahun 2010 yang berjumlah 68 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Klinik Bersalin Niar Jl. Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak Tahun 2010 yang berjumlah 58 orang. Menentukan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan ketetapan absolut dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi


(32)

Jadi sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah : Diketahui : N = 68

Maka :

n =

=

= 58 orang

Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan jumlah sampel sebanyak 58 orang. Cara pengambilan sampel menggunakan cara accidental sampling yaitu mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia (Notoatmodjo, 2005). Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Klinik Bersalin Niar, ada riwayat makrosomia ataupun tidak ada riwayat makrosomia, bisa berbahasa Indonesia dan bersedia menjadi responden.

C.Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Niar jalan Balai desa Kecamatan Medan Patumbak. Alasan pemilihan tempat adalah karena tempat ini memiliki pasien ibu hamil yang cukup banyak sehingga dapat memenuhi sampel yang diinginkan dan belum pernah dilakukan penelitian serupa di tempat ini.

D.Waktu Penelitian


(33)

E.Pertimbangan Etik

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan izin permohonan penelitian kepada Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan Pimpinan Klinik Bersalin Niar Medan. Sedangkan untuk responden peneliti menyerahkan lembar persetujuan peneliti kepada responden, agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia di teliti maka terlebih dahulu harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak nya.

Dalam Penelitian ini terdapat beberapa yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden peneliti tentang tujuan prosedur penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk mendatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga, tidak menuliskan nama responden (Anonymyty) pada instrument, tetapi menggunakan inisial. Responden juga berhak secara bebas untuk mengikuti penelitian atau tidak, dan setiap responden juga berhak secara bebas untuk mengikuti penelitian atau tidak, dan setiap responden tidak ada yang dirugikan sehingga data-data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian (Nursalam,2009, hal. 4).


(34)

F. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa formulir data demografi, kuesioner pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia yakni:

1. Data demografi

Data karakteristik yang harus dilengkapi oleh responden meliputi: Umur, pendidikan terakhir, dan jumlah paritas. Data ini hanya bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden.

2. Kuesioner pengetahuan

Instrumen penelitian pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup sebanyak 10 soal dengan pilihan jawaban a, b dan c. Bila jawaban benar diberi nilai 1 dan bila jawaban salah diberi nilai 0 (Hidayat, 2001: 91). Untuk menentukan nilai digunakan rumus sebagai berikut:

Dengan kriteria penilaian

- Pengetahuan baik : jika jawaban yang benar >5 butir soal (>50%) - Pengetahuan kurang : jika jawaban yang benar <5 butir soal (<50%) 3. Kuesioner sikap

Instrumen penelitian sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka untuk mengetahui gambaran sikap ibu


(35)

hamil tentang bayi makrosomia dengan menggunakan kuesioner yang berisi 10 pernyataan sikap ibu. Dimana terdapat 5 pernyataan yang benar dan 5 pernyataan yang salah dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0 (Hidayat, 2001: 91)

Untuk menentukan nilai digunakan rumus sebagai berikut:

Dengan kriteria penilaian:

- Sikap positif : jika jawaban yang benar >5 butir soal (>50%) - Sikap negatif : jikajawaban yang benar <5 butir soal (<50%) G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas adalah kemampuan instrument pengumpulan data untuk mengukur

apa yang harus diukur. Dalam menguji validitas instrument maka dilakukan secara Content validity indeks.

Uji reabilitas dilakukan dengan Alpha Cronbach. Test realibitas menggunakan analisis item, yaitu masing - masing skor item dikorelasikan dengan skor totalnya dengan ketentuan apabila koefisien alpha mendekati angka dinyatakan reliable. Berdasarkan hasil perhitungan alpha cronbach. Uji realibilitas akan dilakukan peneliti pada saat sebelum dilakukannya penelitian, hasil yang didapatkan dengan ketentuan apabila r hasil > r tabel maka instrument tersebut dinyatakan realible (Machfoed,2009).

Untuk menguji validitas dan realibilitas instrumen, maka perlu dilakukan pengujian terhadap instrument penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi (content validity) yaitu dengan memberikan instrument kepada pakar yang menguasai topik yang akan diteliti (Dempsey, 2002). Dalam hal ini yaitu dr. Ichwanul Adenin


(36)

SpOG dengan skor total pengetahuan 0,79 dan skor total sikap 0,77. Dari validitas yang dilakukan terdapat 2 pertanyaan pengetahuan yang harus direvisi dan 1 pertanyaan sikap yang harus direvisi.

Uji reliabilitas dilakukan pada 10 responden dengan karakteristik yang sama. Dari uji reliabilitas yang dilakukan didapati nilai r hasil sebesar 0,7 lebih besar dari 0,632, maka instrument tersebut dinyatakan reliable.

H. Prosedur Pengambilan Data

Beberapa prosedur pengambilan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Memperkenalkan diri kepada calon responden dan menjelaskan mengenai penelitian yang dilakukan.

2. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent).

3. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur, dan mengisi seluruh pertanyaan.

4. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian agar dapat menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner. Dalam penelitian ini hamper 90% peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuesioner, sisanya responden mengisi kuesioner didampingi suami atau keluarga. 5. Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa


(37)

I. Analisis Data

Dalam melakukan analisis data terlebih dahulu data harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan, di antaranya:

1. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali data yang telah diperoleh atau

telah dikumpulkan. Setelah diperiksa, data yang terkumpul lengkap yaitu sebanyak 58 kuesioner dan seluruh kuesioner terisi lengkap.

2. Coding merupakan kegiatan pemberian kode terhadap data yang telah

dikumpulkan, yaitu: Umur, 1=<20 tahun, 2=20-25 tahun, 3=26-30 tahun, 4=31-35 tahun, dan 5=>36 tahun. Paritas, 1=Primigravida, dan 2=Multigravida. Pendidikan, 1=SD, 2=SMP, 3=SMA, dan 4=PT. Pernah mendengar informasi makrosomia, 1= Pernah, dan 2=Tidak pernah. Sumber informasi, 1=Tenaga kesehatan, 2=Media massa, 3=Media elektronik, dan 4=Tidak pernah.

3. Entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam tabel, dalam hal ini peneliti memasukkan seluruh data kedalam master tabel, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana.

Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Statistik Univariat

Pada statistik univariat analisis data dilakukan untuk mengetahui nilai mean, median, standar deviasi nilai minimum dan maksimum dari variabel yang diteliti yaitu pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia.

2. Statistik Bivariat

Statistik bivariat adalah suatu prosedur yang digunakan untuk menerangkan


(38)

digunakan dalam penelitian ini adalah product moment person dengan tujuan untuk melihat adanya hubungan antara variabel dependen dan variabel independen dan untuk mengetahui keeratan hubungan antarvariabel tersebut. Menurut Colton kekuatan hubungan dua variabel ada 4 (empat) area, yaitu: r = 0,00-0,25 berarti tidak ada hubungan/ hubungan lemah

r = 0,26-0,50 berarti hubungan sedang r = 0,51-0,75 berarti hubungan kuat


(39)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.HASIL

Hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak pada September tahun 2010 sampai dengan Mei tahun 2011 terhadap hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia dengan jumlah responden 58 orang, dapat dilihat sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian didapatkan dari 58 orang Ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak ditemukan usia termuda 19 tahun, usia tertua 38 tahun dengan mayoritas rata-rata usia responden yaitu usia 20-25 tahun sebanyak 21 orang (36,2%). Berdasarkan paritas responden mayoritas adalah multigravida sebanyak 44 orang (75,9%). Berdasarkan pendidikan terakhir responden mayoritas adalah SMA sebanyak 41 orang (70,7%). Berdasarkan pernah mendengar informasi makrosomia mayoritas adalah pernah sebanyak 42 orang dan berdasarkan sumber informasi adalah dari tenaga kesehatan sebanyak 25 orang (43,1%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(40)

Tabel 5.1

Distribusi Responden berdasarkan Karakteristik Demografi di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa

Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011

Data Demografi F %

Umur

-< 20 Tahun -20-25 Tahun -26-30 Tahun -31-35 Tahun -> 35 Tahun

1 21 19 11 6 1,7 36,2 32,8 19,0 10,3 Paritas -Primigravida -Multigravida 14 44 24,1 75,9 Pendidikan -SD -SMP -SMA -PT 0 6 41 11 0 10,3 70,7 19,0 Pernah mendengar informasi makrosomia

-Pernah -Tidak pernah

42 16

72,4 27,6 Sumber informasi

-Tenaga kesehatan -Media massa -Media elektronik -Tidak pernah

25 7 10 16 43,1 12,1 17,2 27,6


(41)

2. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia

Pengetahuan ibu adalah apa yang diketahui ibu tentang bayi makrosomia. Pengetahuan ibu dikategorikan baik dan kurang. Setelah peneliti memberikan 10 pertanyaan tentang bayi makrosomia mayoritas responden menjawab benar tentang definisi bayi makrosomia, sedangkan pertanyaan yang banyak dijawab salah yaitu pertanyaan tentang komplikasi bayi makrosomia pada ibu dan bayi.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu hamil yaitu rata-rata = 76,55, median = 80,00 dengan standar deviasi = 19,965. Pengetahuan terendah yaitu 30 dan pengetahuan tertinggi 100. Ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 49 orang (84,4%), sedangkan yang berpengetahuan kurang sebanyak 9 orang (15,5%). Hal ini menunjukan bahwa mayoritas ibu berpengetahuan baik mengenai bayi makrosomia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.2

Pengetahuan Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011

Variabel Mean Median SD

Min-Maks

N

Pengetahuan Ibu hamil 76,55 80,00 19,695 30-100 58

3. Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia

Sikap ibu adalah respon atau pendapat ibu tentang bayi makrosomia. Sikap ibu dikategorikan positif dan negatif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sikap ibu hamil yaitu rata-rata = 68,10, median = 65,00 dengan standar deviasi = 16,906 sikap terendah yaitu 30 dan sikap tertinggi 100. Ibu


(42)

yang memiliki sikap positif sebanyak 46 orang (79,3%), sedangkan yang memiliki sikap negatif sebanyak 12 orang (20,6%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu bersikap positif tentang bayi makrosomia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.3

Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011

Variabel Mean Median SD

Min-Maks

N

Sikap ibu hamil 68,10 65,00 16,906 30-100 58

4. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentangBayi Makrosomia Dari hasil analisis menggunakan uji product moment diperoleh nilai r = 0,293 ini berarti hubungan yang ada berkekuatan sedang dengan arah positif karena nilai r positif, artinya semakin baik pengetahuan Ibu hamil maka semakin baik pula sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia. Dari hasil analisis diperoleh juga nilai p = 0,02 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut


(43)

Tabel 5.4

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Jalan Balai Desa Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011

Variabel yang dikorelasikan r P

Pengetahuan Ibu hamil tentang bayi

makrosomia dan sikap Ibu hamil tentang

bayi makrosomia

0,293 0,02

A. PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini peneliti akan menguraikan tujuan dari penelitian ini yaitu bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia, sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia, serta hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia.

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

a. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia

Pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia yaitu rata-rata = 76,55, median = 80,00 dengan standar deviasi = 19,695. Ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 49 orang (84,4%), dan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 9 orang (15,5%). Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua ibu berpengetahuan baik tentang bayi makrosomia.

Dari hasil tersebut menggambarkan bahwa ibu-ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 49 orang (84,4%) disebabkan oleh pendidikan ibu yang mayoritas SMU sebanyak 41 orang (70,7%) dan ibu yang pernah mendengar informasi tentang bayi makrosomia sebanyak 42 orang (72,4%).

Berdasarkan latar belakang pendidikan ibu diperoleh data ibu yang berpengetahuan baik memiliki latar belakang pendidikan SMP 10,3, SMA 70,7%


(44)

dan PT 19,0%. Dalam hal ini, tingkat pendidikan ibu dapat mempengaruhi pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia. Sehingga ibu yang berpendidikan terakhir SMU dan PT mempengaruhi pengetahuan ibu menjadi baik tentang bayi makrosomia. Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (2007), pendidikan adalah persyaratan utama untuk membangun masyarakat berbasis pengetahuan dan pendidikan mempengaruhi pengetahuan.

Ibu-ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang bayi makrosomia, salah satunya karena sumber informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan. Sedangkan yang berpengetahuan kurang tidak pernah mendengar informasi tentang bayi makrosomia. Dalam hal ini responden yang berpengetahuan baik memperoleh pengetahuan melalui informasi tenaga kesehatan 43,1%, media massa 12,1%, dan media elektronik 17,2%. Menurut Lukman dan Hendra (2008), bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik, maka akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Dan menurut pandapat Azwar (2007), pengetahuan dapat diperoleh dari informasi.

b. Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia

Sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia yaitu rata-rata 68,10, median = 65,00 dengan standar deviasi = 16,906. Nilai terendah yaitu 30 dan niai tertinggi yaitu 100. Ibu-ibu yang bersikap positif sebanyak 46 orang (79,3%) dan yang memiliki sikap negatif tentang bayi makrosomia sebanyak 12 orang (20,6%). Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua ibu hamil mempunyai sikap positif tentang bayi makrosomia.


(45)

Berdasarkan hasil tersebut ibu-ibu yang memiliki sikap positif memiliki latar belakang pendidikan yaitu SMP 10,3%, SMA 70,7 % dan PT 19%. Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (2007), bahwa pendidikan meletakkan dasar pengertian dan konsep dalam individu. Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap serta memahami dasar pengertian dan konsep. Pendidikan adalah persyaratan utama untuk membangun masyarakat berbasis pengetahuan dalam pembentukan sikap.

Ibu-ibu yang memiliki sikap positif tentang bayi makrosomia, salah satunya karena sumber informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan. Sedangkan yang bersikap negatif tidak pernah mendengar tentang bayi makrosomia. Ibu-ibu yang bersikap positif tentang bayi makrosomia memiliki latar belakang yang mendapat sumber informasi dari tenaga kesehatan 43,1%, media massa 12,1%, dan media elektronik 17,2% . Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (1007), bahwa adanya informasi baru mengenai sesuatu hal member landasan kognitif baru terhadap terbentuknya sikap tersebut.

c. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Bayi Makrosomia Dari hasil analisis menggunakan uji product moment diperoleh nilai r = 0,293 ini berarti hubungan yang ada berkekuatan sedang dengan arah positif karena nilai r positif, artinya semakin baik pengetahuan Ibu hamil maka semakin baik pula sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia. Dari hasil analisis diperoleh juga nilai p = 0,02 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap Ibu hamil tentang bayi makrosomia. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi


(46)

makrosomia. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan Notoadmojo, (2005) bahwa penerimaan sikap dan prilaku didasari oleh pengetahuan. Tingginya pengetahuan ibu juga mempengaruhi sikap positif ibu terhadap bayi makrosomia.

Pengetahuan dan sikap ibu tentang bayi makrosomia disebabkan oleh ada 49 orang (84,4%) ibu yang berpengetahuan baik tentang bayi makrosomia memiliki sikap positif tentang bayi makrosomia sebanyak 46 orang (79,3%) dan ibu yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 9 orang (15,5%) memiliki sikap negatif tentang bayi makrosomia sebanyak 12 orang (20,6%). Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Varney (2007), bahwa pengetahuan dan pemahaman terhadap bayi makrosomia akan membantu ibu bersikap positif. Melihat hasil penelitian Varney, maka pengetahuan ibu yang baik tentang bayi makrosomia dapat mempengaruhi sikap ibu menjadi positif, begitu pula sebaliknya jika pengetahuan ibu kurang baik dapat mempengaruhi sikap ibu menjadi negatif tentang bayi makrosomia.


(47)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi

makrosomia di Klinik Bersalin Niar Kecamatan Medan Patumbak tahun 2011 dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia yaitu rata-rata 76,55, median = 80,00 dengan standar deviasi = 19,695, mayoritas ibu berpengetahuan baik tentang bayi makrosomia yaitu sebanyak 49 orang (84,4%).

2. Sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia yaitu rata-rata = 68,10, median = 65,00 dengan standar deviasi = 16,906, mayoritas ibu memiliki sikap positif tentang bayi makrosomia yaitu sebanyak 46 orang (79,3%).

3. Adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,02 dan juga diperoleh nilai r = 0,293 hal ini berarti hubungan yang ada berkekuatan sedang dan dengan arah positif karena nilai r positif. Hal ini berarti semakin baik pengetahuan ibu hamil tentang bayi makrosomia maka semakin baik pula sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia.

B. SARAN

1. Diharapkan kepada seluruh ibu hamil khusunya di Kecamatan Patumbak agar selalu aktif mencari informasi tentang kehamilan agar dapat mencegah resiko ataupun komplikasi yang bisa terjadi selama kehamilan dan persalinan.


(48)

2. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk lebih dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan, baik melalui konseling maupun penyuluhan-penyuluhan tentang kehamilan.

3. Diharapkan pada peneliti selanjutnya lebih mengembangkan penelitian ini terutama tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu mengalami makrosomia.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, A. (2005). Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : Binapura Aksara

Azwar, S. (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi 2, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Barbara, R. (2004). Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir, Edisi 3, Jakarta : Rineka Cipta

Bobak., et al. (2005). Keperawatan Maternitas, Jakarta : EGC

Cunningham, F. G., et al. (2005). Obstetri William, Edisi 21, Jakarta : EGC

Hidayat, A. (2007). Metode Penelititan Kebidanan dan Tehnik Analisa Data, Jakarta: Salemba Medika

Machfoedz. (2007). Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan, Jakarta : Rineka Cipta

Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC

Nelson. (2000). Ilmu Kesehatan Anak, Volume 1, Jakarta : EGC

Notoadmojo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi 3, Jakarta : Rineka Cipta

, (2003). Pendidikan Kesehatan dan Prilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta


(50)

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medik

Pendit, B.(2009). Obstetri William, Jakarta : EGC

Prawirohardjo, S. (2002). Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBP-SP

Purwanto. (1998). Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan, Jakarta : EGC

Rukiyah, A. (2010). Asuhan Kebidanan 4 (patologi), Jakarta : Trans Info Media

Rudolph, M. (2006). Buku Ajar Pediatri Rudolph, Volume 1, Jakarta : EGC

Salam, B. (2003). Logika materiil filsafat ilmu pengetahuan, Jakarta : Rineka Cipta

Sastroasmoro, S. (2006). Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta : Sagung Seto

William, F. (2001). Obstetri dan Ginekologi, Jakarta : Widya Medika

Yusuf. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung : Rosda

Zuriah. (2003). Penelitian Tindakan Dalam Bidang Pendidikan dan Sosial, Malang : Banyu Publishing


(51)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Yasinta Wintry/105102014 adalah mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Bayi Makrosomia di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2011. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya, saya mohon kiranya kepada ibu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, ibu bebas mengundurkan diri setiap saat. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas perhatian ibu dalam penelitian ini.

Medan, Maret 2011

Peneliti Responden


(52)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG BAYI MAKROSOMIA DI KLINIK BERSALIN NIAR Jl. BALAI DESA

KECAMATAN MEDAN PATUMBAKTAHUN 2011

A. DATA DEMOGRAFI

Karakteristik responden NO Responden=…………

(diisi oleh peneliti)

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Paritas :

Apakah anda pernah mendengar informasi tentang bayi makrosomia?

a. Pernah b. Tidak pernah

Jika pernah diperoleh darimana? a. Tenaga kesehatan

b. Media massa c. Media elektronik


(53)

B. PERTANYAAN PENGETAHUAN

Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling benar

1. Berat badan normal bayi baru lahir adalah………. a. Kurang dari 2500 gram

b. 2500-4000 gram c. Lebih dari 4000 gram

2. Bayi Makrosomia merupakan………….

a. Bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram b. Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 4000 gram c. Bayi yang lahir dengan berat 4000 gram

3. Salah satu penyebab bayi makrosomia (bayi besar) adalah………….. a. Pertambahan berat badan ibu yang berlebihan selama kehamilan b. Ibu yang hamil dengan penyakit jantung

c. Ibu yang hamil dengan hipertensi (darah tinggi)

4. Yang bukan penyebab terjadinya bayi makrosomia (bayi besar) adalah…… a. Ibu yang hamil dengan penyakit diabetes milletus (kencing manis) b. Pertambahan berat badan ibu yang berlebihan selama kehamilan c. Ibu yang hamil dengan mual muntah yang berlebihan

5. Salah satu karakteristik (ciri-ciri) bayi makrosomia (bayi besar) adalah……….. a. Badan montok dan bengkak

b. Badan kurus c. Badan cacat

6. Yang bukan komplikasi makrosomia (bayi besar) pada bayi adalah………….. a. Bayi lahir dengan gangguan pernapasan

b. Bayi lahir dengan patah tulang pada leher atau bahu c. Bayi lahir kurus

7. Yang bukan komplikasi makrosomia (bayi besar) pada ibu adalah…………. a. Ibu mengalami perdarahan

b. Ibu mengalami robekan pada perineum c. Ibu mengalami kejang


(54)

8. Salah satu upaya yang dilakukan ibu untuk menjaga berat badannya selama hamil adalah……….

a. Menghindari cemilan manis b. Makan dalam porsi yang banyak c. Tidak melakukan apa-apa

9. Yang bukan upaya untuk mencegah makrosomia (bayi besar) adalah…… a. Olahraga secara teratur

b. Menjaga berat badan selama hamil c. Sering ngemil selama kehamilan

10. Hal-hal yang harus dilakukan ibu hamil untuk mendeteksi terjadinya makrosomia (bayi besar) adalah……..

a. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur b. Makan yang berlebihan

c. Sering ngemil selama hamil

C.PERTANYAAN SIKAP

Isilah data dibawah ini dengan memilih pada pernyataan ya atau tidak. Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia

NO PERNYATAAN

Ya Tidak

1.

Pemeriksaan kehamilan secara teratur dapat mendeteksi terjadinya makrosomia (bayi besar)

2.

Ibu tidak perlu melakukan pemeriksanaan kehamilan untuk

mengetahui bayi makrosomia (bayi besar)

3.

Ibu hendaknya memilih operasi caesar untuk mengurangi komplikasi jika diketahui bayi makrosomia (bayi besar)


(55)

4.

Ibu tidak perlu mengatur pola makan agar kenaikan berat badan dalam kehamilan tidak berlebihan

5.

Ibu hendaknya menghindari cemilan manis selama hamil untuk menjaga berat badan selama kehamilan

6.

Ibu tidak perlu menjaga berat badan selama hamil agar dapat mencegah bayi makrosomia (bayi besar)

7.

Ibu hendaknya memeriksakan kadar gula darahnya sewaktu hamil, meskipun sebelumnya tidak ada riwayat diabetes milletus

8.

Ibu tidak perlu mengetahui tentang bayi makrosomia (bayi besar) karna tidak berbahaya bagi ibu dan bayi

9.

Ibu sebaiknya mengatur pola makan selama hamil untuk menjaga berat badannya

10. Ibu tidak perlu olahraga yang teratur untuk mencegah makrosomia (bayi besar)


(56)

(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yasinta Wintry

TTL : Tembilahan, 12 April 1989

Agama : Islam

Nama Ayah : H. Hamsar Sabrie

Nama Ibu : Hj. Nenda Megawati

Anak ke : 2 (dua)

Alamat : Jl. Imam Bonjol No. 07 Tembilahan, INHIL-Riau Pendidikan Formal : - SD Negeri 003 Tembilahan (1994-2000)

-MTsN 094 Tembilahan (2000-2003) -SMA Negeri 2 Tembilahan (2003-2006)

-Akademi Kebidanan Husada Gemilang Tembilahan (2006-2009)


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Yasinta Wintry

TTL : Tembilahan, 12 April 1989

Agama : Islam

Nama Ayah : H. Hamsar Sabrie Nama Ibu : Hj. Nenda Megawati Anak ke : 2 (dua)

Alamat : Jl. Imam Bonjol No. 07 Tembilahan, INHIL-Riau Pendidikan Formal : - SD Negeri 003 Tembilahan (1994-2000)

-MTsN 094 Tembilahan (2000-2003) -SMA Negeri 2 Tembilahan (2003-2006)

-Akademi Kebidanan Husada Gemilang Tembilahan (2006-2009)

-D-IV Bidan Pendidik F Kep USU (2010-2011)