2. Observasi non Partisipan
Menurut Nasution
dalam buku
Sugiyono 2009:310 observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia kenyataan
yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat
jauh benda ruang angkasa dapat diobservasi dengan jelas.
3. Dokumentasi
Moleong 2007:161
menjelaskan mengenai
dokumentasi, adapun
penjelasannya mengenai
dokumentasi sebagai berikut : “Dokumentasi berasal dari catatan peristiwa yang
telah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, foto, video dan sebagainya. Dokumen
sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen
sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk
menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan“. Dokumentasi
sendiri merupakan
salah satu
pengumpul data dimana sumber dokumentasi ini diperoleh dari beberapa data atau dokumen, laporan,
buku, surat kabar, dan juga beberapa bacaan lainnya yang mendukung penelitiaan ini.
3.2.3 Teknik Penentuan Informan 3.2.3.1 Informan Penelitian
Menurut Kuswarno menjelaskan mengenai informan penelitian adalah
“Seseorang yang memberikan informas ikepada orang lain yang belum mengetahuinya. Dalam hal ini ,informan
merupakan sumber data penelitian utama yang memberikan informasi dan gambaran mengenai pola perilaku dari
kelompok masyarakat yang ditelit i”.
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Purposive sampling menurut Kriyantono adalah teknik yang digunakan dalam penelitian observasi eksploratoris atau
wawancara mendalam dimana teknik ini dipilih untuk penelitian yang lebih mengutamakan kedalaman data dari pada
untuk tujuan yang representative yang dapat digeneralisasikan. Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian
adalah orang-orang pilihan peneliti yang dianggap terbaik dalam memberikan informasi yang dibutuhkan kepada peneliti,
Para informan penelitian tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian
No. Nama
Umur Keterangan
1 Edwin Permadi
43 th Orang Tua
2 Rohman Firmansyah
21 th Orang Tua
3 H. Barnas Trisana., SH
69 th Orang Tua
5 Athina Niassrin Muhammad
22 th Remaja
Sumber:Peneliti, 2014
Informan terpilih dari beberapa Orang Tua dan Remaja Pecandu Alkohol dikota Bandung diatas menggunakan teknik
purposive sampling, dimana tekni kini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat
peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Alasan dipilihnya informan tersebut karena informan tersebut mempunyai
keterterlibatan dengan permasalahan minuman beralkohol dan informan ini dapat memberikan informasi apa yang kita
harapkan mengenai pola komunikasi orang tua yang diterapkan didalam keluarga kepada anak yang akhirnya peneliti dapat
mengetahui pola komunikasi orang tua seperti apa yang diterapkan, sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi
obyek atau situasi sosial yang diteliti.
3.2.3.2 Informan Kunci Key Informan
Selain menggunakan informan utama, peneliti juga memakai informan kunci yaitu orang atau orang-orang yang
paling banyak mengetahui informasi mengenai objek yang sedang diteliti tersebut. Informan kunci adalah mereka yang
mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, sedangkan informan utama
adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi social yang sedang diteliti Suyanto,2005:172.
Yang menjadi informan kunci keyinforman dalamp enelitian ini adalah sebagaiberikut :
Tabel 3.2 Informan Kunci
Sumber :Peneliti, 2014
3.2.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data
berlangsung, dan
setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data menurut Patton 1980:268 dalam Moleong
adalah : “Proses mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori, dan satuan
uraian dasar”. Moleong, 2007:280. Analisis data kualitatif menurut
No. Nama
Keterangan 1.
Daniel WidyatmokoFajar. S.Psi Psikolog
Bogdan dalam Sugiyono yang berjudul memahami penelitian
kualitatif adalah :
“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuanya dapat di informasikan
kepada orang lain.” Sugiyono, 2012 : 88.
Dalam penelitian diperlukan tahap-tahap penelitian yang
memungkinkan peneliti untuk tetap berada dijalur yang benar dan memiliki langkah-langkah yang akan diambil dalam penelitian.
Tahapan-tahapan ini berguna sebagai sistematika proses penelitian yang akan mengarahkan peneliti dengan patokan jelas sebagai
gambaran dari proses penelitian dan digunakan sebagai analisis data. Teknik analisis data dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Reduksi Data Data reduction
Penyeleksian data,
pemeriksaan kelengkapan
dan kesempurnaan data dan serta kejelasan data. Memilah data
yang didapatkan untuk dijadikan sebagai bahan laporan penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang didapatkan sesuai
dengan kebutuhan penelitian dan dianggap relevan untuk dijadikan sebagai hasil laporan penelitian. Data yang diperoleh
kemungkinan tidak
sejalan dengan
tujuan penelitian
sebelumnya, oleh karena itu penyeleksian data yang dianggap layak sangat dibutuhkan. Penyeleksian data ini juga berfungsi
sebagai cara untuk dapat memfokuskan pembahasan penelitian tertentu yang dianggap menunjang.
2. Pengumpulan Data Data collection: Data yang dikelompok
kan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi, sehingga berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan
masalah penelitian.
3. Penyajian Data Data Display
Melakukan minterpretasi data yaitu menginter pretasikan apa yang telahdi interpretasikan informan terhadap masalah yang
diteliti. 4.
PenarikanKesimpulan Conclusion Verification Menganalisa hasil kesimpulan, tahap akhir yang diperoleh
dan berusaha membandingkannya dengan berbagai teori atau penelitian sejenis lainnya dengan data yang diperoleh
secaranyata dilapangan. Menganalisa jawaban atas penelitian yang dilakukan dan berusaha menguatkan yang ada. Tahap ini
mengambil satu intisari yang diperoleh selama penelitian dilakukan. Dengan penarikan kesimpulan diharapkan seluruh
penelitian dapat tercakup secara menyeluruh pada bagian ini. Agar mudah di mengerti dan dipahami. Analisa dilakukan
secara kontinu dari pertama sampai akhir penelitian, untuk mengetahui Pola Komunikasi Orang Tua dengan Remaja
Pecandu Alkohol Di Kota Bandung.
5. Evaluasi : Melakukan verifikasi hasil analisis data dengan
informan, yang didasarkan pada kesimpulan tahap keempat. Tahap
ini dimaksudkan
untuk menhindari
kesalahan interprestasi dari hasil wawancara dengan sejumlah informan
yang dapat mengaburkan makna persoalan sebenarnya dari focus penelitian.
Dari kelima tahap analisis data diatas setiap bagian-bagian yang ada didalamnya berkaitan satu sama lainnya. Analisis
dilakukan secara kontinu dari pertama sampai akhir penelitiaan, untuk mengetahui Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja
Pecandu Alkohol Di Kota Bandung.
3.2.4.1 Uji Keabsahan Data
Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian menurut Sugiyono dilakukan dengan perpanjangan
pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif,dan
membercheck. 2005:270.
1. Perpanjangan pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data
yang pernah ditemui maupun yang baru.
2. Peningkatan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara
pasti dan sistematis.
3. Triangulasi, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Triangulasi
waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi,atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda. Sugiyono, 2005:270-274
4. Diskusi dengan teman sejawat, teknik ini dilakukan dengan
mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Pemeriksaan
sejawat berarti pemerikasaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan
rekan-rekan sebaya,
yang memilikipengetahuanumum yang samatentangapa yang sedang
diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan.
Moleong, 2007:334
5. Membercheck, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Sehingga informasi yang
diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
Sugiyono, 2005:275-276.
Dari penjelasan di atas peneliti memilih membercheck sebagai proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data
agar penelitian data lebih valid, sehingga informasi yang diperoleh sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini memiliki lokasi yang menjadi lapangan penelitian dari peneliti serta waktu berlangsungnya penelitian ini, adapun lokasi dan
waktunya sebagai berikut :
3.3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di kota Bandung. Penelitian yang dilakukan tidak terfokus pada satu tempat, tetapi dilakukan
berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan informan.
3.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung dan dilaksanakan oleh peneliti dengan menggunakan kurun waktu penelitian selama 6 bulan mulai dari bulan
Februari – Agustus 2014. Dengan time schedule waktu penelitian
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian
Sumber :Peneliti, 2014
No Kegiatan
Bulan Februari
Maret April
Mei Juni
Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PengajuanJudul
2 Penulisan Bab I
Bimbingan 3
Penulisan Bab II Bimbingan
4 Pengumpulan Data
Lapangan 5
Penulisan Bab III Bimbingan
6 Seminar UP
7 Wawancara
8 Penulisan Bab IV
Bimbingan 9
Penulisan Bab V Bimbingan
10 PenyusunanKesulur
uhan Draft 11
SidangSkripsi
137
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bagian terakhir dari hasil penelitian yang penulis lakukan. Dalam bab ini juga diuraikan mengenai simpulan penelitian dan saran-
saran penulis.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV telah diangkat subfokus yang
menjelaskan Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya Di Kota Bandung
, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses komunikasi dari keluarga kurang harmonis karena adanya suatu
tekanan dari orang tua dengan anak dan adanya komunikasi perantara melalui media elektonik tanpa face to face. Proses komunikasi yang penuh
dengan tekanan akan menghasilkan komunikasi yang kurang terbuka antara orang tua, ketidakharmonisan komunikasi inilah yang membuat
tidak adanya saling pengertian antara orang tua dan anak, dan sedangkan proses komunikasi melalui perantara media elektronik berlangsung
berjalan kurang kondusif dari pada berkomunikasi secara face to face, karena hanya melalui media eletronik yaitu Handphone, komunikasi ini
tidak memungkinkan berjalan secara dialogis dan tidak adanya kontak pribadi secara langsung, dan anak kurang adanya setuhan-sentuhan atau
belaian dari orang tua sehingga anak mudah terpengaruh hal-hal negatif dalam berprilaku dan anak merasa kehilangan orang tua.
2. Hubungan dari dua keluarga juga mengalamin kurang harmonis, karena
adanya suatu hubungan yang tegang antara orang tua dan anak sehingga adanya permusuhan serta pertentangan didalam keluarga yang sering
menimbulkan terjadinya suatu konflik didalam keluarga, selain itu juga kekurangan faktor waktu untuk bertemu juga dapatmenimbulkan suatu
permasalahan pada anak, anak merasa tidak dilindungi dan dibimbing orang tua secara langsung sehingga anak tidak jelas arah hidupnya dan
anak tidak tahu sampai mana batasan-batasan kesalahannya dimana. 3. Pola komunikasi dari dua keluarga menghasilkan pola komunikasi yang
berbeda, yaitu pola komunikasi Authoritarian dan Permissive, dimana pola komunikasi Authoritarian ini sikap orang tua untuk menerima kemauan
pada anak sangat rendah, namun kontrolnya tinggi, terdapat beberapa hukuman baik fisik maupun tidak apabila sang anak melakukan kesalahan,
sedangkan pola komunikasi Permissive sikap orang tua untuk menerima sangat tinggi namun kontrolnya sangat rendah, mendukung setiap anaknya
mau karena merupakan terbaik buat anaknya.
5.2 Saran
Setelah penulis menyelesaikan pembahasan pada skripsi ini, maka pada bab penutupan penulis mengemukakan saran-saran sesuai dengan
hasil pengamatan dalam membahas skripsi ini.
5.2.1 Saran Bagi Orang Tua
1. Sebagai orang tua tentunya untuk senantiasa melungkan waktunya bersama anak. Orang tua harus bisa mengkomunikasikan segala
sesuatunya dengan kedekatan diri kepada anak, bahwa orang tua bukan hanya sekedar melarang tapi juga harus bisa memberikan
contoh apa yang dibutuhkan anak, selain itu orang tua juga harus selalu mendukung, memberikan dorongan berupa motivasi
terhadap anak. 2. Orang tua bisa melakukan pendekatan terhadap anak dengan
konteks komunikasi yang mudah diterima dan dipahami oleh anak, memposisikan anak sebagai orang teman yang selalu menghargai
pendapat anak, sehingga anak memiliki rasa nyaman dan terbuka dalam setiap komunikasi bersama orang tuanya.
3. Orang tua disarankan mampu memberikan waktu bersama ananknya, supaya anak itu juga tidak ada merasa kehilangan orang
tuanya, mesikupun orang tuanya ada tapi tidak ada komunikasi, jadi bahkan meskipun orang tuanya tidak ada ditempat, tapi kalau
komunikasi sering dilakukan, maka anak juga akan merasa orang tuanya itu ada.
4. Orang tua juga disarankan bisa membentuk dan mengembangkan perilaku baik anak ke arah yang lebih baik melalui pendekatan
komunikasi interpersonal yang dilakukan orang tua dalam waktu kebersamaan bersama keluarga.
5.2.2 Saran Peneliti untuk Selanjutnya
Adapun saran-saran penulis untuk peneliti selanjutnya sebagai berikut :
1. Peneliti harus lebih spesifik dan mendalam lagi tentang pembahasan
mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya Di Kota Bandung.
2. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya,
disarankan untuk mencari dan membaca referensi lain lebih banyak lagi sehingga hasil penelitian selanjutnya akan semakiin baik serta
dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang baru. 3.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya yakni dalam program studi ilmu
komunikasi bidang kajian kehumasan.
POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN REMAJA PECANDU ALKOHOL
Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya Di Kota Bandung
SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Gelar Sarjana S1 Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas
Oleh : M.Reza Pahlevi.H
41810115
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
2014
ABSTRACT
The pattern of communication between the parents and youth of alcoholic
The qualitative of descriptive study in regard “The Pattern of communication between the parents and youth of alcoholic in
forming of their attitude and behaviour in city of Bandung”
By:
M.Reza Pahlevi. H 41810115
This thesis under supervise by:
Melly Maulin. P. Sos,.M.Si
This thesis titled the pattern of communication between the parents and youth of alcoholic in formed of their attitude and behaviour in
city of Bandung. This research has aiming to know how is the pattern of parents communication between the youth of alcoholic in forming their
attitude behaviour. To answer those aiming further conduct the analysis based on commincation process and relationship.
The research approach is qualitative with using descriptive study, amount of informan counted area four persons and the key of
informan is one person, where the data collection technique has did on deeply interview, observation, docummentation, reference study and
internet searching. The data anylysis technique has did with the data sortation, clasifiying data, the result of research, tringualtion data and
research anylysis.
The result of this research is process communication from both side of the family researched whereby has not good due to there is a
pressure from the parents and child, there any communication happened through the electronic media and without face to face and private directly.
The relationship among of these family is not good due to the lack of time to meet and raise up a problem to the child.
The conclusion of this research, the pattern of parents communication between and youth of alcoholic in forn their attitude and
behaviour in city of Bandung, showing up the communication of Authoritarian and Permissive.
The suggest of this researched is the pattern of communcation should be used by the parents with their youth of alcoholic in city of
Bandung is the Authoritative communication of pattern. This will make the interpersonal commucation among the parents and the youth of
alcoholic are able to be good a communication among of them.
Key Words : The pattern of communication, Parents, Yout
ABSTRAK
Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua
Dengan Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya Di Kota Bandung
Oleh : M.RezaPahlevi. H
41810115 Skripsi ini dibawah bimbingan :
Melly Maulin. P. Sos,.M.Si
Skripsi ini berjudul Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya Di Kota Bandung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi antara orang tua dengan remaja pecandu alkohol dalam membetuk
perilakunya. Untuk menjawab tujuan tersebut, kemudian dianalisis berdasarkan proses komunikasi,dan hubungan.
Pendekatan penelitian ini kualitatif dengan metode studi deskriptif. Jumlah informan penelitian terhitung sebanyak 4 orang dan informan
kunci 1 orang dimana teknik pengumpulan data dilakukan secara wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, studi pustaka, dan
internet searching. Teknik analisa data dilakukan dengan cara penyeleksian data, klafikasi data, merumuskan hasil penelitian,
triangulasi data dan menganalisa penelitian.
Hasil dari penelitian ini adalah Proses komunikasi dari dua
keluarga yang diteliti kurang harmonis karena adanya suatu tekanan dari orang tua dengan anak dan adanya komunikasi perantara melalui media
elektonik tanpa face to face tanpa adanya kontak pribadi secara langsung, Hubungan
dari dua keluarga juga mengalami kurang harmonis, karena adanya suatu hubungan yang tegang serta kekurangan faktor waktu untuk
bertemu juga dapat menimbulkan suatu permasalahan pada anak. Kesimpulan penelitian, pola komunikasi orang tua antara remaja
pecandu alkohol dalam membentuk perilakunya di kota Bandung, memperlihatkan pola komunikasi Authoritarian, dan Permissive.
Saran dalam penelitian ini, pola komunikasi yang kondusif digunakan orang tua dengan anak remaja pecandu alkohol di kota
Bandung adalah pola komunikasi Authoritative. Sehingga komunikasi interpersonal antara orang tua dengan anak pecandu alkohol dapat terjalin
dengan harmonis. Kata Kunci : Pola Komunikasi, Orang Tua, Remaja
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam kehidupan sehari-hari pola komunikasi orang tua sangat penting untuk perkembangan pertumbuhan remaja yang lebih baik. Pola
komunikasi yang dibangun akan mempengaruhi pola asuh orang tua. Dengan pola komunikasi yang baik diharapkan akan terciptanya pola asuh
yang baik juga. Hal ini telah membuktikan bahwa betapa pentingnya pola asuh orang tua dalam keluarga dalam upaya untuk mendidik dan membina
remaja agar tidak terjadinya perlaku-perilaku yang menyimpang dengan norma-norma yang telah ada. Kegiatan pengasuhan anak akan berhasil
dengan baik jika pola komunikasi yang tercipta dilambari dengan cinta dan kasih sayang. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang
merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dalam anggota masyarakat sehat, namun banyak persoalan muncul
ketika pola komunikasi dalam mendidik yang diterapkan oleh orang tua tidak mampu menciptakan suasana kehidupan yang efektif baik bagi
remaja maupun didalam keluarga. Suasana kehidupan yang kurang efektif itu, misalnya sering terjadinya konflik anatar orang tua dan anak disaat
remaja.
Impikasinya adalah ketidakcocokan atai ketidaktepatan orang tua dalam memilih pola asuh, pola komunikasi yang tidak dialogis dan adanya
permusuhan serta pertentangan didalam keluarga, maka akan terjadi hubungan yang tegang, kesenjangan demi kesenjangan selalu terjadi, dan
komunikasi yang baik pada akhirnya sukar diciptakan. Tidak semua orang tua memahami pilihan apa yang diinginkan oleh anaknua disaat remaja,
maka biasanya orang tua sejak awal telah membekali pendidikan, bimbingan dan arah yang baik agar anaknya berhati-hati dalam pergaulan
dengan kelompok teman sebayanya. Akan tetapi ternyata banyak orang tua yang tidak memahami. Ketidakpahaman ini kana menyebabkan
kesalahperlakuan orang tua terhadap anak, misalnya terlalu protektif melindungi dengan cara melarang bergaul dengan lawan jenisnya. Hal
ini akan berdampak buruk bagi anak, misalnya remaja mencari ke4sempatan untuk bergaul atau berpacaran secara sembunyi-sembunyi
tanpa diketahui oleh orang tuanya.
Peneliti melihat adanya faktor penyebab perilaku remaja yang menyimpang ini biasanya disebabkan tidak adanya perhatian dan curahan
kasih sayang dari orang tua atau juga peraturan-peraturan yang keras sehingga sang anak tidak diberi kebebasan. Kebanyakan orang tua sering
memberikan kelonggaran dan “serba boleh” kepada anak setiap apa yang mau diinginkannya.
Banyak yang terjadi disini orang tua cenderung menghindari tanggung jawab mereka untuk memberikan perhatian serius terhadap
persoalan sehari-hari, misalnya kelalaian dan kurang kontrol orang tua terhadap anaknya disaat remaja, hal ini dapat menjadi sebab utama
terjadinya perilaku menyimpang pada remaja, dan dapat menyebabkan banyak nya remaja, dan dapat menyebabkan banyak remaja banyak
menghabiskan waktu di luar bersama teman sebanyanya untuk berkumpul
dan bergaul dengan teman yang dianggapnya mendukung dan memberikan perhatian, seperti lebih sibuk berkumpul dengan teman-
teman sebanyanya, dari pada berkumpul dengan keluarga.
Agar tidak terjadi hal-hal tersebut, maka seharusnya komunikasi orang tua dan remaja ditekan kan pada perhatian orang tua pada remaja
dan waktu luang orang tua bagi anak remajanya. Berbagai masalah remaja saat ini, baik yang berhubungan penyimpangan perilaku minuman
beralkohol, disebabkan antara lain oleh kurang nya perhatian dan bekal yang diterima anak dari orang taunya. Semua berawal dari masalah
kurang komunikasi antara orang tua dengan anak.
Pola komunikasi yang tidak efektif akan berdampak perilaku-perlaku yang menyimpang oleh anak disaat pertumbuhan remajanya. Setiap orang
tua mempunyai pola komunikasi yang berbeda-beda dan bervariasi. Didalam buku Syaiful Djamarah Bahri 2004:1 pola diartikan sebagai
bentuk atau struktur yang tetap, sedangkan komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih dengan cara
tepat sehingga pesan yang dimaksud dapahami. Dengan demikian yang dimaksud dengan pola komunikasi adalah hubungan antara dua orang atau
lebih dalam penerimaan dan pengiriman pesan dengan cara yang tepat sehingga dapat dipahami.
Menurut Yusuf Syamsu yang dikutp dari Djamarah 2004:51, adapun macam-macam pola komunikasi orang tua pada anak 3 yaitu :
1. Authoritarian cenderung bersikap bermusuhan.