2. Observasi non Partisipan
Menurut Nasution
dalam buku
Sugiyono 2009:310  observasi  adalah  dasar  semua  ilmu
pengetahuan.  Para  ilmuwan  hanya  dapat  bekerja berdasarkan  data  yaitu  fakta  mengenai  dunia  kenyataan
yang diperoleh melalui  observasi.  Data itu dikumpulkan dan  sering  dengan  bantuan  berbagai  alat  yang  sangat
jauh  benda  ruang  angkasa  dapat  diobservasi  dengan jelas.
3. Dokumentasi
Moleong 2007:161
menjelaskan mengenai
dokumentasi, adapun
penjelasannya mengenai
dokumentasi sebagai berikut : “Dokumentasi  berasal  dari  catatan  peristiwa  yang
telah  berlalu.  Dokumen  dapat  berupa  tulisan, gambar,  foto,  video  dan  sebagainya.  Dokumen
sudah  lama  digunakan  dalam  penelitian  sebagai sumber  data  karena  dalam  banyak  hal  dokumen
sebagai  sumber  data  dapat  dimanfaatkan  untuk
menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan“. Dokumentasi
sendiri merupakan
salah satu
pengumpul  data  dimana  sumber  dokumentasi  ini diperoleh  dari  beberapa  data  atau  dokumen,  laporan,
buku,  surat  kabar,  dan  juga  beberapa  bacaan  lainnya yang mendukung penelitiaan ini.
3.2.3 Teknik Penentuan Informan 3.2.3.1 Informan Penelitian
Menurut  Kuswarno  menjelaskan  mengenai  informan penelitian adalah
“Seseorang yang  memberikan  informas ikepada orang lain yang  belum  mengetahuinya.  Dalam  hal  ini  ,informan
merupakan  sumber  data  penelitian  utama  yang  memberikan informasi  dan  gambaran  mengenai  pola  perilaku  dari
kelompok masyarakat yang ditelit i”.
Dalam  penelitian  ini  teknik  sampling  yang  digunakan  oleh peneliti  dalam  penelitian  ini  adalah  purposive  sampling.
Purposive  sampling  menurut  Kriyantono  adalah  teknik  yang digunakan  dalam  penelitian  observasi  eksploratoris  atau
wawancara  mendalam  dimana  teknik  ini  dipilih  untuk penelitian yang lebih mengutamakan kedalaman data dari pada
untuk tujuan yang representative yang dapat digeneralisasikan. Dalam  penelitian  ini  yang  menjadi  informan  penelitian
adalah  orang-orang  pilihan  peneliti  yang  dianggap  terbaik dalam memberikan informasi yang dibutuhkan  kepada peneliti,
Para  informan  penelitian  tersebut  akan  disajikan dalam  bentuk tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian
No. Nama
Umur Keterangan
1 Edwin Permadi
43 th Orang Tua
2 Rohman Firmansyah
21 th Orang Tua
3 H. Barnas Trisana., SH
69 th Orang Tua
5 Athina Niassrin Muhammad
22 th Remaja
Sumber:Peneliti, 2014
Informan  terpilih  dari  beberapa  Orang  Tua  dan  Remaja Pecandu Alkohol dikota Bandung  diatas  menggunakan teknik
purposive  sampling,  dimana  tekni  kini  mencakup  orang-orang yang  diseleksi  atas  dasar  kriteria-kriteria  tertentu  yang  dibuat
peneliti  berdasarkan  tujuan  penelitian.  Alasan  dipilihnya informan  tersebut  karena  informan  tersebut  mempunyai
keterterlibatan  dengan  permasalahan minuman beralkohol  dan informan  ini  dapat  memberikan  informasi  apa  yang  kita
harapkan  mengenai pola komunikasi orang tua yang diterapkan didalam  keluarga  kepada  anak  yang  akhirnya  peneliti  dapat
mengetahui  pola  komunikasi  orang  tua  seperti  apa  yang diterapkan,  sehingga  akan  memudahkan  peneliti  menjelajahi
obyek atau situasi sosial yang diteliti.
3.2.3.2  Informan Kunci  Key Informan
Selain  menggunakan  informan  utama,  peneliti  juga memakai  informan  kunci  yaitu  orang  atau  orang-orang  yang
paling  banyak  mengetahui  informasi  mengenai  objek  yang sedang  diteliti  tersebut.  Informan  kunci  adalah  mereka  yang
mengetahui  dan  memiliki  berbagai  informasi  pokok  yang diperlukan  dalam  penelitian,  sedangkan  informan  utama
adalah  mereka  yang  terlibat  langsung  dalam  interaksi  social yang sedang diteliti Suyanto,2005:172.
Yang  menjadi  informan  kunci  keyinforman  dalamp enelitian ini adalah sebagaiberikut :
Tabel 3.2 Informan Kunci
Sumber :Peneliti, 2014
3.2.4   Teknik Analisis Data
Teknik  analisa  data  dalam  penelitian  kualitatif,  dilakukan  pada saat
pengumpulan data
berlangsung, dan
setelah selesai
pengumpulan  data  dalam  periode  tertentu.  Analisis  data  menurut Patton 1980:268 dalam Moleong
adalah : “Proses mengatur urutan data,  mengorganisasikan  kedalam  suatu  pola,  kategori,  dan  satuan
uraian dasar”. Moleong, 2007:280. Analisis data kualitatif menurut
No. Nama
Keterangan 1.
Daniel WidyatmokoFajar. S.Psi Psikolog
Bogdan  dalam  Sugiyono  yang  berjudul  memahami  penelitian
kualitatif adalah :
“Analisis  data  adalah  proses  mencari  dan  menyusun  secara sistematis  data  yang  diperoleh  dari  hasil  wawancara,  catatan
lapangan, dan bahan bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuanya  dapat  di  informasikan
kepada  orang  lain.”  Sugiyono, 2012 : 88.
Dalam  penelitian  diperlukan  tahap-tahap  penelitian  yang
memungkinkan  peneliti  untuk  tetap  berada  dijalur  yang  benar  dan memiliki  langkah-langkah  yang  akan  diambil  dalam  penelitian.
Tahapan-tahapan  ini  berguna  sebagai  sistematika  proses  penelitian yang  akan  mengarahkan  peneliti  dengan  patokan  jelas  sebagai
gambaran dari proses penelitian dan digunakan sebagai analisis data. Teknik analisis data dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Reduksi Data Data reduction
Penyeleksian data,
pemeriksaan kelengkapan
dan kesempurnaan  data  dan  serta  kejelasan  data.  Memilah  data
yang  didapatkan  untuk  dijadikan  sebagai  bahan  laporan penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang didapatkan sesuai
dengan  kebutuhan  penelitian  dan  dianggap  relevan  untuk dijadikan sebagai hasil laporan penelitian. Data yang diperoleh
kemungkinan tidak
sejalan dengan
tujuan penelitian
sebelumnya,  oleh  karena  itu  penyeleksian  data  yang  dianggap layak  sangat  dibutuhkan.  Penyeleksian  data  ini  juga  berfungsi
sebagai cara untuk dapat memfokuskan pembahasan penelitian tertentu yang dianggap menunjang.
2. Pengumpulan  Data  Data  collection:  Data  yang  dikelompok
kan  selanjutnya  disusun  dalam  bentuk  narasi-narasi,  sehingga berbentuk  rangkaian  informasi  yang  bermakna  sesuai  dengan
masalah penelitian.
3. Penyajian Data Data Display
Melakukan minterpretasi data yaitu menginter pretasikan apa yang  telahdi  interpretasikan  informan  terhadap  masalah  yang
diteliti. 4.
PenarikanKesimpulan Conclusion Verification Menganalisa hasil kesimpulan, tahap akhir yang diperoleh
dan  berusaha  membandingkannya  dengan  berbagai  teori  atau penelitian  sejenis  lainnya  dengan  data  yang  diperoleh
secaranyata  dilapangan.  Menganalisa  jawaban  atas  penelitian yang dilakukan dan berusaha menguatkan yang ada. Tahap ini
mengambil  satu  intisari  yang  diperoleh  selama  penelitian dilakukan.  Dengan  penarikan  kesimpulan  diharapkan  seluruh
penelitian  dapat  tercakup  secara  menyeluruh  pada  bagian  ini. Agar  mudah  di  mengerti  dan  dipahami.  Analisa  dilakukan
secara  kontinu  dari  pertama  sampai  akhir  penelitian,  untuk mengetahui  Pola  Komunikasi  Orang  Tua  dengan  Remaja
Pecandu Alkohol Di Kota Bandung.
5. Evaluasi  :  Melakukan  verifikasi  hasil  analisis  data  dengan
informan,  yang  didasarkan  pada  kesimpulan  tahap  keempat. Tahap
ini dimaksudkan
untuk menhindari
kesalahan interprestasi  dari  hasil  wawancara  dengan  sejumlah  informan
yang  dapat  mengaburkan  makna  persoalan  sebenarnya  dari focus penelitian.
Dari  kelima  tahap  analisis  data  diatas  setiap  bagian-bagian yang  ada  didalamnya  berkaitan  satu  sama  lainnya.  Analisis
dilakukan  secara  kontinu  dari  pertama  sampai  akhir  penelitiaan, untuk  mengetahui  Pola  Komunikasi  Orang  Tua  Dengan  Remaja
Pecandu Alkohol Di Kota Bandung.
3.2.4.1  Uji Keabsahan Data
Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian  menurut  Sugiyono  dilakukan  dengan  perpanjangan
pengamatan,  peningkatan  ketekunan  dalam  penelitian,  triangulasi, diskusi  dengan  teman  sejawat,  analisis  kasus  negatif,dan
membercheck. 2005:270.
1. Perpanjangan pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan,
melakukan  pengamatan,  wawancara  lagi  dengan  sumber  data
yang pernah ditemui maupun yang baru.
2. Peningkatan  ketekunan,  berarti  melakukan  pengamatan  secara
lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka
kepastian  data  dan  urutan  peristiwa  akan  dapat  direkam  secara
pasti dan sistematis.
3. Triangulasi,  diartikan  sebagai  pengecekan  data  dari    berbagai
sumber  dengan  berbagai  cara  dan  berbagai  waktu.  Triangulasi sumber  dilakukan  dengan  cara  mengecek  data  yang  telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan  cara  mengecek  data  kepada  sumber  yang  sama  dengan
teknik berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Triangulasi
waktu  dilakukan  dengan  cara  melakukan  pengecekan  dengan wawancara,  observasi,atau  teknik  lain  dalam  waktu  atau  situasi
yang berbeda. Sugiyono, 2005:270-274
4. Diskusi  dengan  teman  sejawat,  teknik  ini  dilakukan  dengan
mengekspos  hasil  sementara  atau  hasil  akhir  yang  diperoleh dalam  bentuk  diskusi  dengan  rekan-rekan  sejawat.  Pemeriksaan
sejawat  berarti  pemerikasaan  yang  dilakukan  dengan  jalan mengumpulkan
rekan-rekan sebaya,
yang memilikipengetahuanumum  yang  samatentangapa  yang  sedang
diteliti,  sehingga  bersama  mereka  peneliti  dapat  me-review persepsi,  pandangan  dan  analisis  yang  sedang  dilakukan.
Moleong, 2007:334
5. Membercheck,  proses  pengecekan  data  yang  diperoleh  peneliti
kepada  pemberi  data.  Tujuan  membercheck  adalah  untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang  diberikan  oleh  pemberi  data.  Sehingga  informasi  yang
diperoleh  dan  akan  digunakan  dalam  penulisan  laporan  sesuai dengan  apa  yang  dimaksud  sumber  data  atau  informan.
Sugiyono, 2005:275-276.
Dari  penjelasan  di  atas  peneliti  memilih  membercheck  sebagai proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data
agar  penelitian  data  lebih  valid,  sehingga  informasi  yang  diperoleh sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
3.3  Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian  ini  memiliki  lokasi  yang  menjadi  lapangan  penelitian  dari peneliti  serta  waktu  berlangsungnya  penelitian  ini,  adapun  lokasi  dan
waktunya sebagai berikut :
3.3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi  penelitian ini dilakukan di  kota Bandung. Penelitian  yang dilakukan  tidak  terfokus  pada  satu  tempat,  tetapi  dilakukan
berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan informan.
3.3.2   Waktu Penelitian
Penelitian  ini  berlangsung  dan  dilaksanakan  oleh  peneliti  dengan menggunakan kurun waktu penelitian selama 6 bulan mulai dari bulan
Februari – Agustus 2014. Dengan time schedule waktu penelitian
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian
Sumber :Peneliti, 2014
No Kegiatan
Bulan Februari
Maret April
Mei Juni
Juli Agustus
1  2  3  4  1  2  3  4  1  2  3  4  1  2  3  4  1  2  3  4  1  2  3  4  1  2  3  4
1 PengajuanJudul
2 Penulisan Bab I
Bimbingan 3
Penulisan Bab II Bimbingan
4 Pengumpulan Data
Lapangan 5
Penulisan Bab III Bimbingan
6 Seminar UP
7 Wawancara
8 Penulisan Bab IV
Bimbingan 9
Penulisan Bab V Bimbingan
10 PenyusunanKesulur
uhan Draft 11
SidangSkripsi
137
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab  ini  merupakan  bagian  terakhir  dari  hasil  penelitian  yang  penulis lakukan.  Dalam  bab  ini  juga  diuraikan  mengenai  simpulan  penelitian  dan  saran-
saran penulis.
5.1   Kesimpulan
Berdasarkan    hasil  penelitian  pada  Bab  IV  telah  diangkat  subfokus  yang
menjelaskan Pola  Komunikasi  Orang  Tua  Dengan  Remaja  Pecandu  Alkohol Dalam  Membentuk  Perilakunya  Di  Kota  Bandung
,  maka  dapat  ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses  komunikasi    dari  keluarga  kurang  harmonis  karena  adanya  suatu
tekanan  dari  orang  tua  dengan  anak  dan    adanya  komunikasi  perantara melalui media elektonik tanpa face to face. Proses komunikasi yang penuh
dengan  tekanan  akan  menghasilkan  komunikasi  yang  kurang  terbuka antara  orang  tua,  ketidakharmonisan    komunikasi  inilah  yang  membuat
tidak adanya saling pengertian antara orang tua dan anak, dan sedangkan proses  komunikasi  melalui  perantara    media  elektronik  berlangsung
berjalan  kurang  kondusif  dari  pada  berkomunikasi  secara  face  to  face, karena  hanya  melalui  media  eletronik  yaitu    Handphone,  komunikasi  ini
tidak  memungkinkan  berjalan  secara  dialogis  dan  tidak  adanya  kontak pribadi  secara  langsung,  dan  anak  kurang  adanya  setuhan-sentuhan  atau
belaian  dari  orang  tua  sehingga  anak  mudah  terpengaruh  hal-hal  negatif dalam berprilaku dan anak merasa kehilangan orang tua.
2. Hubungan  dari  dua  keluarga  juga  mengalamin  kurang  harmonis,  karena
adanya  suatu  hubungan  yang  tegang  antara  orang  tua  dan  anak  sehingga adanya  permusuhan  serta  pertentangan  didalam  keluarga  yang  sering
menimbulkan  terjadinya  suatu  konflik  didalam  keluarga,  selain  itu  juga kekurangan  faktor  waktu  untuk  bertemu  juga  dapatmenimbulkan  suatu
permasalahan  pada  anak,  anak  merasa  tidak  dilindungi  dan  dibimbing orang  tua  secara  langsung  sehingga  anak  tidak  jelas  arah  hidupnya  dan
anak tidak tahu sampai mana batasan-batasan kesalahannya dimana. 3.    Pola  komunikasi  dari  dua  keluarga  menghasilkan  pola  komunikasi  yang
berbeda, yaitu pola komunikasi Authoritarian dan Permissive, dimana pola komunikasi  Authoritarian  ini  sikap  orang  tua  untuk  menerima  kemauan
pada  anak  sangat  rendah,  namun  kontrolnya  tinggi,  terdapat  beberapa hukuman baik fisik maupun tidak apabila sang anak melakukan kesalahan,
sedangkan  pola  komunikasi  Permissive  sikap  orang  tua  untuk  menerima sangat tinggi namun kontrolnya sangat rendah, mendukung setiap anaknya
mau karena merupakan terbaik buat anaknya.
5.2   Saran
Setelah  penulis  menyelesaikan  pembahasan  pada  skripsi  ini,  maka pada  bab  penutupan  penulis  mengemukakan  saran-saran  sesuai  dengan
hasil pengamatan dalam membahas skripsi ini.
5.2.1 Saran Bagi Orang Tua
1. Sebagai orang tua tentunya untuk senantiasa melungkan waktunya bersama  anak.  Orang  tua  harus  bisa  mengkomunikasikan  segala
sesuatunya  dengan  kedekatan  diri  kepada  anak,  bahwa  orang  tua bukan  hanya  sekedar  melarang  tapi  juga  harus  bisa  memberikan
contoh  apa  yang  dibutuhkan  anak,  selain  itu  orang  tua  juga  harus selalu  mendukung,  memberikan  dorongan  berupa  motivasi
terhadap anak. 2.  Orang  tua  bisa  melakukan  pendekatan  terhadap  anak  dengan
konteks komunikasi yang mudah diterima dan dipahami oleh anak, memposisikan  anak  sebagai  orang  teman  yang  selalu  menghargai
pendapat  anak,  sehingga  anak  memiliki  rasa  nyaman  dan  terbuka dalam setiap komunikasi bersama orang tuanya.
3.    Orang  tua  disarankan  mampu  memberikan  waktu  bersama ananknya, supaya anak itu juga tidak ada merasa kehilangan orang
tuanya,  mesikupun  orang  tuanya  ada  tapi  tidak  ada  komunikasi, jadi bahkan meskipun orang tuanya tidak ada ditempat, tapi kalau
komunikasi  sering  dilakukan,  maka  anak  juga  akan  merasa  orang tuanya itu ada.
4.  Orang  tua  juga  disarankan  bisa  membentuk  dan  mengembangkan perilaku  baik  anak  ke  arah  yang  lebih  baik  melalui  pendekatan
komunikasi  interpersonal  yang  dilakukan  orang  tua  dalam  waktu kebersamaan bersama keluarga.
5.2.2 Saran Peneliti untuk Selanjutnya
Adapun  saran-saran  penulis  untuk  peneliti  selanjutnya  sebagai berikut :
1. Peneliti harus lebih spesifik dan mendalam lagi tentang pembahasan
mengenai  Pola  Komunikasi  Orang  Tua  Dengan  Remaja  Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya Di Kota Bandung.
2. Bagi  peneliti  yang  akan  melakukan  penelitian  selanjutnya,
disarankan  untuk  mencari  dan  membaca  referensi  lain  lebih  banyak lagi  sehingga  hasil  penelitian  selanjutnya  akan  semakiin  baik  serta
dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang baru. 3.
Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  dijadikan  sebagai  bahan rujukan  bagi  peneliti  selanjutnya  yakni  dalam  program  studi  ilmu
komunikasi bidang kajian kehumasan.
POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN REMAJA PECANDU ALKOHOL
Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya Di Kota Bandung
SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Gelar Sarjana S1 Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas
Oleh : M.Reza Pahlevi.H
41810115
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
2014
ABSTRACT
The pattern of communication between the parents and youth of alcoholic
The qualitative of descriptive study in regard “The Pattern of communication between the parents and youth of alcoholic in
forming of their attitude and behaviour in city of Bandung”
By:
M.Reza Pahlevi. H 41810115
This thesis under supervise by:
Melly Maulin. P. Sos,.M.Si
This  thesis  titled  the  pattern  of  communication  between  the parents and youth of alcoholic in formed of their attitude and behaviour in
city of Bandung. This research has aiming to know how is the pattern of parents  communication  between  the  youth  of  alcoholic  in  forming  their
attitude  behaviour. To answer those aiming further conduct the analysis based on commincation process and relationship.
The  research  approach  is  qualitative  with  using  descriptive study,  amount  of  informan  counted  area  four  persons  and  the  key  of
informan  is  one  person,  where  the  data  collection  technique  has  did  on deeply  interview,  observation,  docummentation,  reference  study  and
internet  searching.  The  data  anylysis  technique  has  did  with  the  data sortation,  clasifiying  data,  the  result  of  research,  tringualtion  data  and
research anylysis.
The  result  of  this  research  is  process  communication  from  both side  of  the  family  researched  whereby  has  not  good  due  to  there  is  a
pressure from  the parents and  child, there any  communication happened through the electronic media and without face to face and private directly.
The relationship among of these family is not good due to the lack of time to meet and raise up a problem to the child.
The  conclusion  of  this  research,  the  pattern  of  parents communication between and youth of alcoholic in forn their attitude and
behaviour  in  city  of  Bandung,  showing  up  the  communication  of Authoritarian and Permissive.
The  suggest  of  this  researched  is  the  pattern  of  communcation should  be  used  by  the  parents  with  their  youth  of  alcoholic  in  city  of
Bandung  is  the  Authoritative  communication  of  pattern.  This  will  make the  interpersonal  commucation  among  the  parents  and  the  youth  of
alcoholic are able to be good a communication among of them.
Key Words : The pattern of communication, Parents, Yout
ABSTRAK
Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua
Dengan Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya Di Kota Bandung
Oleh : M.RezaPahlevi. H
41810115 Skripsi ini dibawah bimbingan :
Melly Maulin. P. Sos,.M.Si
Skripsi  ini  berjudul  Pola  Komunikasi  Orang  Tua  Dengan  Remaja Pecandu  Alkohol  Dalam  Membentuk  Perilakunya  Di  Kota  Bandung.
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  bagaimana  pola  komunikasi antara  orang  tua  dengan  remaja  pecandu  alkohol  dalam  membetuk
perilakunya.  Untuk  menjawab  tujuan  tersebut,  kemudian  dianalisis berdasarkan proses komunikasi,dan hubungan.
Pendekatan penelitian ini kualitatif dengan metode studi deskriptif. Jumlah  informan  penelitian  terhitung  sebanyak  4  orang  dan  informan
kunci  1  orang  dimana  teknik  pengumpulan  data  dilakukan  secara wawancara  mendalam,  observasi,  dokumentasi,  studi  pustaka,  dan
internet  searching.  Teknik  analisa  data  dilakukan  dengan  cara penyeleksian  data,  klafikasi  data,  merumuskan  hasil  penelitian,
triangulasi data dan menganalisa penelitian.
Hasil  dari  penelitian  ini  adalah  Proses  komunikasi  dari  dua
keluarga yang diteliti kurang harmonis karena adanya suatu tekanan dari orang  tua  dengan  anak  dan  adanya  komunikasi  perantara  melalui  media
elektonik tanpa face to face tanpa adanya kontak pribadi secara langsung, Hubungan
dari  dua  keluarga  juga  mengalami  kurang  harmonis,  karena adanya suatu hubungan yang tegang serta kekurangan faktor waktu untuk
bertemu juga dapat menimbulkan suatu permasalahan pada anak. Kesimpulan  penelitian,  pola  komunikasi  orang  tua  antara  remaja
pecandu  alkohol  dalam  membentuk  perilakunya  di  kota  Bandung, memperlihatkan pola komunikasi Authoritarian, dan Permissive.
Saran  dalam  penelitian  ini,  pola  komunikasi  yang  kondusif digunakan  orang  tua  dengan  anak  remaja  pecandu  alkohol  di  kota
Bandung  adalah  pola  komunikasi  Authoritative.  Sehingga  komunikasi interpersonal antara orang tua dengan anak pecandu alkohol dapat terjalin
dengan harmonis. Kata Kunci : Pola Komunikasi, Orang Tua, Remaja
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam  kehidupan  sehari-hari  pola  komunikasi  orang  tua  sangat penting  untuk  perkembangan  pertumbuhan  remaja  yang  lebih  baik.  Pola
komunikasi  yang  dibangun  akan  mempengaruhi  pola  asuh  orang  tua. Dengan pola komunikasi yang baik diharapkan akan terciptanya pola asuh
yang baik juga. Hal ini telah membuktikan bahwa betapa pentingnya pola asuh orang tua dalam keluarga dalam upaya untuk mendidik dan membina
remaja  agar  tidak  terjadinya  perlaku-perilaku  yang  menyimpang  dengan norma-norma  yang  telah  ada.  Kegiatan  pengasuhan  anak  akan  berhasil
dengan  baik  jika  pola  komunikasi  yang  tercipta  dilambari  dengan  cinta dan  kasih  sayang.  Perawatan  orang  tua  yang  penuh  kasih  sayang
merupakan  faktor  yang  kondusif  untuk  mempersiapkan  anak  menjadi pribadi dalam anggota masyarakat sehat, namun banyak persoalan muncul
ketika pola komunikasi  dalam  mendidik  yang diterapkan oleh orang tua tidak  mampu  menciptakan  suasana  kehidupan  yang  efektif  baik  bagi
remaja maupun didalam keluarga. Suasana kehidupan yang kurang efektif itu,  misalnya  sering  terjadinya  konflik  anatar  orang  tua  dan  anak  disaat
remaja.
Impikasinya  adalah  ketidakcocokan  atai  ketidaktepatan  orang  tua dalam memilih pola asuh, pola komunikasi yang tidak dialogis dan adanya
permusuhan  serta  pertentangan  didalam  keluarga,  maka  akan  terjadi hubungan yang tegang, kesenjangan demi kesenjangan selalu terjadi, dan
komunikasi yang baik pada akhirnya sukar diciptakan. Tidak semua orang tua  memahami  pilihan  apa  yang  diinginkan  oleh  anaknua  disaat  remaja,
maka  biasanya  orang  tua  sejak  awal  telah  membekali  pendidikan, bimbingan dan arah yang baik agar anaknya berhati-hati dalam pergaulan
dengan  kelompok  teman  sebayanya.  Akan  tetapi  ternyata  banyak  orang tua  yang  tidak  memahami.  Ketidakpahaman  ini  kana  menyebabkan
kesalahperlakuan  orang  tua  terhadap  anak,  misalnya  terlalu  protektif melindungi  dengan  cara  melarang  bergaul  dengan  lawan  jenisnya.  Hal
ini  akan  berdampak  buruk  bagi  anak,  misalnya  remaja  mencari ke4sempatan  untuk  bergaul  atau  berpacaran  secara  sembunyi-sembunyi
tanpa diketahui oleh orang tuanya.
Peneliti  melihat  adanya  faktor  penyebab  perilaku  remaja  yang menyimpang ini biasanya disebabkan tidak adanya perhatian dan curahan
kasih  sayang  dari  orang  tua  atau  juga  peraturan-peraturan  yang  keras sehingga sang anak tidak diberi kebebasan. Kebanyakan orang tua sering
memberikan kelonggaran dan “serba boleh” kepada anak setiap apa yang mau diinginkannya.
Banyak  yang  terjadi  disini  orang  tua  cenderung  menghindari tanggung  jawab  mereka  untuk  memberikan  perhatian  serius  terhadap
persoalan  sehari-hari,  misalnya  kelalaian  dan  kurang  kontrol  orang  tua terhadap  anaknya  disaat  remaja,  hal  ini  dapat  menjadi  sebab  utama
terjadinya  perilaku  menyimpang  pada  remaja,  dan  dapat  menyebabkan banyak  nya  remaja,  dan  dapat  menyebabkan  banyak  remaja  banyak
menghabiskan waktu di luar bersama teman sebanyanya untuk berkumpul
dan  bergaul  dengan  teman  yang  dianggapnya  mendukung  dan memberikan  perhatian,  seperti  lebih  sibuk  berkumpul  dengan  teman-
teman sebanyanya, dari pada berkumpul dengan keluarga.
Agar  tidak  terjadi  hal-hal  tersebut,  maka  seharusnya  komunikasi orang  tua  dan  remaja  ditekan  kan  pada  perhatian  orang  tua  pada  remaja
dan waktu luang orang tua bagi anak remajanya. Berbagai masalah remaja saat  ini,  baik  yang  berhubungan  penyimpangan  perilaku  minuman
beralkohol,  disebabkan  antara  lain  oleh  kurang  nya  perhatian  dan  bekal yang  diterima  anak  dari  orang  taunya.  Semua  berawal  dari  masalah
kurang komunikasi antara orang tua dengan anak.
Pola komunikasi yang tidak efektif akan berdampak perilaku-perlaku yang menyimpang oleh anak disaat pertumbuhan remajanya. Setiap orang
tua  mempunyai  pola  komunikasi  yang  berbeda-beda  dan  bervariasi. Didalam  buku  Syaiful  Djamarah  Bahri  2004:1  pola  diartikan  sebagai
bentuk  atau  struktur  yang  tetap,  sedangkan  komunikasi  adalah  proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih dengan cara
tepat  sehingga  pesan  yang  dimaksud  dapahami.  Dengan  demikian  yang dimaksud dengan pola komunikasi adalah hubungan antara dua orang atau
lebih  dalam  penerimaan  dan  pengiriman  pesan  dengan  cara  yang  tepat sehingga dapat dipahami.
Menurut Yusuf Syamsu yang dikutp dari Djamarah 2004:51, adapun macam-macam pola komunikasi orang tua pada anak 3 yaitu :
1. Authoritarian cenderung bersikap bermusuhan.