disebutkan: “Bagian bagi
ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris yang
sederajat dengan yang diganti”.
2. Pembagian Warisan Yang Dilakukan Oleh Keluarga Hj. Ponijem
Pembagian warisan untuk ahli waris Hj. Ponijem dilakukan secara kekeluargaan, sesuai dengan penetapan Nomor 43Pdt.P2011PA.Wsb. Dari harta
warisan yang ada harta tersebut dibagi dua, ½ bagian untuk ahli waris hubungan darah dan ½ bagian untuk ahli waris hubungan pernikahan yaitu suami. Dalam
penulisan ini hanya akan dijelaskan tentang pembagian yang dilakukan oleh ahli waris hubungan darah dari Hj. Ponijem, karena penulisan ini hanya mefokuskan
pada pembahasan tersebut. Ahli waris Hj. Ponijem untuk hubungan darah terdiri dari dua, yaitu
Endardiyono dan Tikno Harjono. Endardiyono merupakan ahli waris pengganti sebagaimana ditetapkan dalam penetapan Pengadilan Agama Wonosobo Nomor
43Pdt.P2011PA.Wsb, menggantikan kedudukan ibunya yaitu Daliyem Saudara perempuan Hj. Ponijem yang telah meninggal terlebih dahulu. Tikno Harjono
memiliki enam orang anak yaitu Triyanti, Trianingsih, Tri Indayani, Tanti Cristina, Liston Setiawan dan Lin Sundarwan. Untuk melaksankan pembagian
secara kekeluargaan yang sesuai dengan penetapan telah dilakukan musyawarah pada tanggal 11 September 2011, pihak keluarga Hj. Ponijem yaitu Tikno Harjono
dan Endardiyono melakukan musyawarah pembagian waris. Mengingat saat itu Tikno Harjono kurang sehat, dalam proses musyawarah Tikno Harjono
diwakilkan keenam anaknya. Dalam proses musyawarah tersebut, putri Tikno Harjono yang bernama Trianingsih mengatakan bahwa tidak ada nama ahli waris
pengganti dan mengatakan bahwa Endardiyono mendapat bagian warisnya karena dianggap anak oleh Tikno
1
, sehingga bagian dari Endardiyono adalah sama dengan bagian dari anak-anak Tikno Harjono.
Kemudian dalam proses musyawarah tersebut anak-anak dari Tikno Harjono membagi warisan tersebut menjadi tujuh bagian, yaitu enam anak Tikno
Harjono dan Endardiyono dianggap setara dengan anak-anak Tikno Harjono. Endardiyono melihat dan merasakan proses musyawarah yang tidak sesuai dengan
apa yang ditetapkan Pengadilan Agama menolak hasil musyawarah sehingga terjadi perdebatan, yang akhirnya Endardiyono mendapatkan bagian 16
sedangkan sisanya untuk anak-anak dari Tikno Harjono. Tidak nampak alasan yang jelas mengapa bagian yang didapat Endardiyono mendapat 16 bagian, tidak
ada penjelasan dari anak-anak Tikno Harjono tentang bagian yang didapat oleh Endardiyono
2
. Pembagian warisan yang sudah dilakukan adalah kios dijual senilai 375 juta
pada tanggal 22 Desember 2011 dibagi untuk keluarga H. Hadi Pranoto dan keluarga Hj. Ponijem, sehingga masing-masing keluarga mendapatkan Rp
187.500.000,-. Endardiyono sebagaimana hasil musyawarah mendapatkan 16 dari Rp. 187.500.000, sehingga diperoleh bagian Rp. 31.250.000. Untuk sawah dijual
pada tanggal 12 Agustus 2012 seharga Rp. 163.000.000, namun bagian dari Endardiyono sampai saat ini belum diberikan oleh keluarga Tikno Harjono.
1
Wawancara dengan Endardiyono, Wonosobo, 13 September 2011.
2
Ibid..
Sedangkan rumah sampai saat ini belum laku dijual, sehingga belum ada pembagiannya
3
.
2. Pendapat Tokoh Masyarakat Tentang Ahli Waris Pengganti