Pendapat Tokoh Masyarakat Tentang Ahli Waris Pengganti

Sedangkan rumah sampai saat ini belum laku dijual, sehingga belum ada pembagiannya 3 .

2. Pendapat Tokoh Masyarakat Tentang Ahli Waris Pengganti

Beberapa pendapat tokoh masyarakat sekitar tentang ahli waris pengganti, salah seorang tokoh bernama Widodo Ali Partono yang menyatakan bahwa ahli waris pengganti pada umumnya diberi makna, orang yang tampil sebagai ahli waris karena menggantikan kedudukan orang tuanya yang meninggal dunia lebih dahulu dari pewaris, tanpa membedakan apakah orang yang meninggal itu laki- laki atau perempuan. Setiap anak yang meninggal dunia lebih dahulu digantikan oleh anak-anaknya, demikian pula jika di antara pengganti-penggantinya itu ada yang meninggal lebih dahulu lagi, maka ia digantikan oleh anak-anaknya, begitu seterusnya, dengan ketentuan bahwa semua keturunan dari satu orang yang meninggal lebih dahulu tersebut harus dipandang sebagai suatu cabang dan bersama-sama memperoleh bagiannya orang yang mereka gantikan 4 . Pendapat tokoh masyarakat mengenai ahli waris dikemukakan oleh Ngadino yang menyatakan bahwa pembagian waris yang berlaku dalam masyarakat Kertek, Wonosobo, apalagi untuk keluarga yang sudah menunaikan ibadah haji, lebih banyak mendasarkan pembagian waris menurut Hukum Islam dan hukum yang ditetapkan pemerintah. Ahli waris pengganti dalam hukum kewarisan Islam menurutnya bertujuan untuk mencari rasa keadilan bagi ahli waris. Ahli waris pengganti pada dasarnya adalah ahli waris karena penggantian yaitu orang-orang yang menjadi ahli waris karena orang tuanya yang berhak mendapat warisan meninggal lebih dahulu dari pewaris, sehingga dia tampil 3 Wawancara dengan Endardiyono, Salatiga, 16 Oktober 2013. 4 Wawancara dengan Widodo Ali Partono, Wonosobo, 13 Juli 2013. menggantikannya ngijoli . Jadi bagian ahli waris pengganti sebesar bagian ahli waris yang digantikannya 5 . Dengan demikian dapat dimengerti bahwa ahli waris pengganti itu dikenal tetapi dengan istilah “ngijoli”.

B. Analisis