9
Penggolongan potensi atau kekuatan aktivitas suatu bahan antibakteri dapat ditinjau dari luas DDH Diameter Daerah Hambat. Suatu senyawa dianggap
memiliki sifat antibakteri yang kuat apabila DDH yang dihasilkan 8 mm; berkekuatan sedang bila DDH yang dihasilkan antara 6 hingga 8 mm dan tidak aktif
bila DDH yang dihasilkan 6 mm Ela dkk., 1996 dalam Elgayyar dkk., 2001. Berghe 1991 dalam Lestari 2011 menyatakan bahwa potensi senyawa antibakteri
juga dapat diketahui melalui bentuk zona hambatan. Zona hambatan radikal adalah daerah di sekitar cakram yang sama sekali tidak ada pertumbuhan bakterinya.
Sedangkan, zona iradikal adalah daerah di sekitar cakram dimana pertumbuhan bakteri terhambat, tetapi tidak dimatikan sehingga pertumbuhan bakteri kurang subur
dibandingkan dengan daerah yang tidak dipengaruhi oleh bahan antibakteri.
2.5. Metode Bioautografi
Bioautografi merupakan uji yang tepat dan sederhana dalam menguji efek ekstrak tanaman dan senyawa fitokimia murni terhadap mikroba penyebab penyakit
pada manusia maupun tumbuhan Hostettmann, 1999. Metode ini menggabungkan penggunaan teknik kromatografi lapis tipis dengan respons dari mikroorganisme uji
berdasarkan aktivitas biologi dari suatu analit yang dapat berupa antibakteri, antikapang dan antiprotozoa. Bioautografi dapat digunakan untuk mencari
antimikroba baru, kontrol kualitas antimikroba dan mendeteksi golongan senyawa antimikroba. Metode bioautografi dibedakan menjadi bioautografi kontak,
bioautografi imersi atau bioautografi agar overlay dan bioautografi langsung. Pada bioautografi kontak, kromatogram hasil elusi diletakkan di atas media agar
yang telah diinokulasi mikroba uji selama beberapa menit atau jam sehingga proses difusi dapat terjadi. Setelah itu kromatogram diambiil dan media agar diinkubasi.
Daerah hambatan ditunjukkan dengan adanya spot antimikroba yang menempel pada permukaan media agar. Pada bioautografi imersi, kromatogram dilapisi dengan agar
cair yang telah diinokulasi dengan mikroba uji. Setelah media agar memadat, kromatogram diinkubasi lalu diwarnai dengan tetrazolium. Penghambatan dapat
dideteksi melalui terbentuknya spot atau pita band. Bioautografi imersi merupakan gabungan dari metode bioautografi kontak dan bioautografi langsung. Bahan
antimikroba berpindah dari plat KLT ke lapisan media agar sebagaimana yang terjadi
10
pada bioautografi kontak, tetapi selama proses inkubasi dan visualisasi, lapisan agar tetap berada di atas plat seperti pada bioautografi langsung. Bioautografi langsung
dilakukan dengan menyemprotkan suspensi mikroba uji pada kromatogram lalu diinkubasi. Daerah hambatan yang terbentuk dapat diketahui dengan cara
menyemprot garam tetrazolium pada kromatogram. Garam tetrazolium akan diubah oleh mikroba melalui enzim dehidrogenase menjadi pewarna formazan. Spot terang
pada kromatogram merupakan penanda lokasi senyawa antibakteri atau daerah hambatan, karena dengan terbunuhnya bakteri maka tidak ada enzim dehidrogenase
yang mengubah tetrazolium menjadi formazan Choma, 2005. Reaksi perubahan
garam tetrazolium menjadi formazan ditunjukkan pada Gambar 4.
C N
N N
N
+
NO
2
I
C N
N NH
N NO
2
I H
+
Gambar 4. Reaksi Garam Tetrazolium Menjadi Formazan Sigma-Aldrich, 2011
2.6. Teh Sebagai Antibakteri