7
2.3. Antibakteri
Antibakteri merupakan sifat dari suatu bahan yang menunjukkan efek penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri. Penghambatan pertumbuhan bakteri
dibedakan menjadi 2 sifat, yaitu bakterisidal dan bakteriostatik. Suatu bahan disebut bersifat bakterisidal jika mampu membunuh bakteri, sedangkan sifat bakteriostatik
hanya menghambat pertumbuhan bakteri. Bahan antibakteri dapat bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah, namun bersifat bakterisidal pada konsentrasi
tinggi Lay, 1994. Bakteri merupakan sel prokariotik yang khas, uniseluler dan tidak mengandung
membran inti. Terdapat beberapa bentuk dasar bakteri seperti batang, spiral dan bola yang umumnya berdiameter sekitar 0,5-1,0 µm dan panjangnya 1,5-2,5 µ m. Bakteri
memiliki peran penting dalam memelihara lingkungan, yaitu dengan menghancurkan bahan yang tertumpuk di atau dalam daratan dan lautan. Tetapi, di sisi lain bakteri
juga dapat menimbulkan penyakit pada binatang termasuk manusia, tumbuhan dan protista lainnnya Pelczar dan Chan, 1986.
Berdasarkan struktur dinding selnya, bakteri dibedakan menjadi bakteri Gram positif dan Gram negatif. Bakteri Gram negatif memiliki susunan dinding sel yang
lebih rumit daripada bakteri Gram positif. Dinding sel bakteri Gram positif hanya tersusun dari satu lapisan saja, yaitu lapisan peptidoglikan yang relatif tebal.
Sedangkan dinding sel bakteri Gram negatif mempunyai dua lapisan dinding sel, yaitu lapisan luar yang terdiri dari lipopolisakarida dan protein, dan lapisan dalam
yang tersusun dari peptidoglikan tetapi lebih tipis dari daripada lapisan peptidoglikan pada bakteri Gram positif Timotius, 1982.
Aktivitas suatu bahan antibakteri dalam menghambat bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kepadatan populasi bakteri, kepekaan terhadap bahan
antibakteri, volume bahan antibakteri, lamanya bahan antibakteri yang diaplikasikan, konsentrasi bahan antibakteri, suhu dan kandungan bahan organik Lay, 1994.
Menurut Neal 2002, mekanisme kerja bahan antibakteri dibagi menjadi 3 jenis, yaitu antibakteri yang menghambat sintesis asam nukleat, menghambat sintesis
dinding sel dan menghambat sintesis protein.
8
Tumbuh-tumbuhan sebagai sumber senyawa fitokimia memiliki potensi untuk mengobati penyakit infeksi akibat mikroba. Senyawa fitokimia yang berpotensi
sebagai antimikroba alami antara lain fenolik, polifenol, terpenoid, alkaloid, lektin dan polipeptida Cowan, 1999.
2.4. Metode Difusi Agar