repayment capacity, dan apakah kredit harus diangsurdicicilatau dilunasi sekaligus diakhir periode.
3.
Risk bearing ability
kemampuan untuk menanggung resiko Dalam hal ini bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauh mana
nasabah mampu menanggung resiko kegagalan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang dimaksud dengan metode penilaian pemberian kredit dalam penelitian ini adalah cara-cara yang digunakan oleh Koperasi Simpan
Pinjam “ARTHA PRIMA” untuk menilai calon peminjam yang mengajukan kredit, bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar kembali.
2.9. Konsep Sistem
Pengertian sistem menurut Drs. Ibnu Syamsi, S.U. 2004:16 adalah sekumpulan kegiatan yang terdiri dari sub-sub sistem yang saling berinteraksi satu dengan lainnya dan berproses untuk
mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut yang merupakan subsistem adalah prosedur, antara prosedur yang satu dengan prosedur yang lain dalam satu sistem itu saling
berkaitan. Sedangkan metode ini merupakan komponen dari prosedur. Semuanya merupakan proses yang berkaitan satu dengan lainnya menuju kearah sasaran, maksud atau tujuan tertentu.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang dimaksud dengan sistem dalam penelitian ini adalah tahapan-tahapan yang harus dipenuhi oleh nasabah agar pengajuan kredit diproses oleh
pihak koperasi sehingga pengajuan kredit bisa disetujui dan dicairkan.
2.10. Risiko Kredit
Menurut Drs. H. Masyud Ali, M.Ba, MM 2006:199 Risiko kredit adalah risiko yang kemungkinan terjadinya kerugian bank sebagai akibat dari tidak dilunasinya kembali kredit yang
diberikan bank kepada debitur. Artinya setiap saat bila terdapat peminjam atau debitur yang tidak melunasi kembali pinjamannya dan membayar bunga serta kewajiban-kewajiban lainnya maka
koperasi sedang berhadap dengan resiko kredit. Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut maka yang dimaksud dengan resiko kredit
dalam penelitian ini adalah tanggungan yang harus diterima oleh pihak koperasi karena ketidakmampuan nasabah atau anggota dalam pengembalian kredit.
2.11. Prosedur Pemberian Kredit
Secara umum prosedur pemberian kredit oleh badan hukum dilakukan Kasmir, 2001:110 sebagai berikut:
1. Pengajuan berkas-berkas
Calon peminjam mengajukan permohonan kredit dengan dilampiri berkas-berkas yang dibutuhkan.
2. Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar.
3. Wawancara I
Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam secara langsung untuk meyakinkan apakah berkas-berkas yang diajukan telah sesuai dan lengkap.
4. On the spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meminjam berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan.
5. Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.
6. Keputusan Kredit
Merupakan penentuan apakah kredit akan diberikan atau ditolak. 7.
Penandatanganan Akad Kredit Merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit maka sebelum kredit dicairkan terlebih
dahulu pemohon kredit menandatangani akad kredit. 8.
Realisasi Kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan
membuka tabungan di bank atau koperasi yang bersangkutan. 9.
Penyaluran atau penarikan dana Merupakan pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari
pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang dimaksud dengan prosedur pemberian kredit dalam penelitian ini adalah langkah-langkah dan persyaratan yang diberlakukan oleh KSP
ARTHA PRIMA dalam pemberian kredit, mulai dari pengajuan permohonan kredit sampai dengan pencairan kredit yang diminta.
2.12. Sistem Pengendalian Kredit