52
atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa kausal atau
interaktif, hipotesis atau teori.
G. Pengecekan keabsahan temuan
Dalam penelitian ini, pemeriksaan keabsahan data didasarkan pada kriteria-kriteria untuk menjamin kepercayaan data yang diperoleh melalui
penelitian yaitu : Kredibilitas, Dependabilitas dan Konfirmabilitas.
67
Transferabilitas. 1. Kredibilitas
Kredibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan dunia nyata serta terjadi dengan
sebenarnya. Untuk mencapai nilai kredibiltas ada beberapa teknik yaitu teknik triangulasi dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat
lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajad kepercayaan data. Salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan
hasil penelitian adalah dengan melakukan triangulasi peneliti, metode, teori, dan sumber data.
a. Triangulasi kejujuran peneliti Cara ini dilakukan untuk menguji kejujuran, subyektivitas, dan
kemampuan merekam data peneliti di lapangan. Perlu di ketahui bahwa sebagai manusia, peneliti sering kali sadar atau tidak sadar
melakukan tindakan-tindakan yang merusak kejujurannya ketika
67
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Siswa Rosdakarya, 2002, hal. 173
53
pengumpulan data, atau terlalu melepaskan subjektivitasnya bahkan kadang tanpa kontrol, ia melakukan rekaman-rekaman yang salah
terhadap data di lapangan. Melihat kemungkinan-kemungkinan itu, maka perlu dilakukan triangulasi terhadap peneliti, yaitu dengan
meminta bentuan peneliti lain melakukan pengecekan langsung, wawancara ulang, serta merekam data yang sama di lapangan. Hal ini
adalah sama dengan proses verifikasi terhadap hasil penelitian yang telah di lakukan oleh seorang peneliti.
68
b. Triangulasi dengan sumber data Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara berbeda dengan metode kualitatif yang dilakuan dengan: 1
membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, 2 membandingkan apa yang dilakukan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi, 3 membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan
sepanjang waktu, 4 membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain seperti
rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan orang pemerintah, 5 membandingkan hasil wawancara
dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Hasil dari perbandingan
68
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenadamedia, 2007, hal. 256
54
yang diharapkan adalah berupa kesamaan atau alasan-alasan terjadinya perbedaan.
Triangulasi sumber data juga memberi kesempatan untuk dilakukannya hal-hal sebagai berikut: 1 penelitian hasil penelitian
oleh informan, 2 mengoreksi kekeliruan oleh sumber data, 3 menyediakan tambahan informasi secara sukarela, 4 memasukkan
informan dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan untuk mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisis data, 5 menilai
kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan. c. Triangulasi dengan metode
Mengacu pendapat Patton dengan menggunakan strategi; 1 pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa
teknik pengumpulan data, 2 pengecekan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan
pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview sama dengan metode
observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di-interview. Begitu pula teknik ini dilakukan untuk
menguji sumber data, apakah sumber data ketika di-interview dan diobservasi akan memberikan informasi yang sama atau berbeda.
Apabila berbed maka peneliti harus dapat menjelaskan perbedaan itu,
55
tujuannya adalah untuk mencari kesamaan data dengan metode yang berbeda.
69
d. Triangulasi dengan teori Dilakukan dengan mengurai pola, hubungan dan menyertakan
penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau penjelasan pembanding. Secara induktif dilakukan dengan
menyertakan usaha pencarian cara lain untuk mengorganisasikan data yang dilakukan dengan jalan memikirkan kemungkinan logis dengan
melihat apakah kemungkinan-kemungkinan ini dapat ditunjang dengan data.
70
Triangulasi dengan teori, menurut Lincoln dan Guba, berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat
kepercayaannya dengan satu atau lebih. Di pihak lain, Patton berpendapat lain, yaitu bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu
dinamakannya penjelasan banding rival explanation. Hal itu dapat dilakukan dengan menyertakan usaha pencarian
cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang barangkali mengarahkan pada penemuan penelitian lainnya. Secara logika
dilakukan dengan jalan memikirkan kemungkinan logis lainnya dan kemudian melihat apakah kemungkinan-kemungkinan itu dapat
ditunjang oleh data lain dengan maksud untuk membandingkannya. Apabila peneliti gagal menemukan informasi yang cukup kuat untuk
69
Ibid., hal. 257
70
Ibid., hal. 258
56
menjelaskan kembali informasi ynag telah diperoleh, justru peneliti telah mendapat bukti bahwa derajat kepercayaan hasil penelitian
peneliti sudah tinggi. Banyaknya teknik dalam triangulasi peneliti hanya mengunakan
triangulasi dengan sumber data, selain itu peneliti menggunakan sumber data berupa People Orang, yaitu sumber data yang bisa memberikan
data berupa jawaban lisan melalui wawancara. Cara membandingkan data atau informan yang dikumpulkan dari guru pendidikan agama
Islam, kemudian membandingkan dengan data tersebut, pengecekan anggota dilakukan dengan cara menunjukkan data atau informasi,
termasuk hasil interpretasi penelitian yang sudah ditulis dengan rapi dalam bentuk catatan lapangan atau traskrip wawancara pada informan
kunci agar dikomentari, disetujui atau tidak, dan bisa ditambah informan lain jika dianggap perlu. Perpanjangan keikutsertaan peneliti
sebagaimana telah dikemukakan sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak dilaksanakan dalam
waktu singkat tetapi memerlukan waktu yang relatif panjang pada latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan peneliti dapat menguji
kebenaran informasi yang diperoleh secara distorsi baik bersal dari peneliti sendiri maupun dari guru pendidikan agama islam. Distorsi
tersebut memungkinkan tidak disengaja. Perpanjangan keikutsertaan ini dapat membangun kepercayaan guru pendidikan agama islam kepada
peneliti, sehingga antara peneliti dengan informan kunci guru
57
pendidikan agama islam dapat tercipta hubungan keakraban Rapport yang baik sehingga memudahkan guru pendidikan agama islam untuk
mengungkapkan sesuatu secara transparan dan ungkapan hati yang tulus dan jujur.
2. Dependabilitas ketergantungan Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya
kemungkinan kesalahan dalam menyimpulkan dan menginterprestasikan data, sehingga data dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Kesalahan banyak disebabkan oleh kesalahan manusia itu sendiri terutama peneliti sehingga instrumen kunci dapat menimbulkan ketidak percayaan
kepada peneliti. 3. Konfirmabilitas Kepastian
Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian
yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan ini, peneliti menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti data lapangan berupa
catatan lapangan dari hasil pengamatan penelitian pengembangan dan pemanfaatan sumber belajar buku ajar PAI dalam proses belajar mengajar
dan transkrip wawancara serta catatan proses pelaksanaan penelitian yang mencangkup metodologi, setrategi serta usaha keabsahan. Dengan
demikian pendekatan konfirmabilitas kepastian lebih menekankan pada karakteristik data. Upaya konfirmabilitis untuk mendapatkan kepastian
data yang diperoleh itu objektif, bermakna, dapat dipercaya, faktual dan
58
dapat dipastikan. Keberadaan guru pendidikan agama islam perlu diuji kredibilitasnya. Hal inilah yang menjadi dasar atau tumpuan penglihatan,
pengamatan objektifitas dan subjektifitas untuk menuju suatu kepastian atau kebenaran.
4. Tranferbilitas Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian
kuantitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut
diambil. Nilai tranfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.
Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut,
maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka
pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian
tersebut di tempat lain.
71
H. Tahap-tahap penelitian