Pengecekan keabsahan temuan bab inti (bab1,2,3,4,5)

52 atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

G. Pengecekan keabsahan temuan

Dalam penelitian ini, pemeriksaan keabsahan data didasarkan pada kriteria-kriteria untuk menjamin kepercayaan data yang diperoleh melalui penelitian yaitu : Kredibilitas, Dependabilitas dan Konfirmabilitas. 67 Transferabilitas. 1. Kredibilitas Kredibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan dunia nyata serta terjadi dengan sebenarnya. Untuk mencapai nilai kredibiltas ada beberapa teknik yaitu teknik triangulasi dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajad kepercayaan data. Salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan melakukan triangulasi peneliti, metode, teori, dan sumber data. a. Triangulasi kejujuran peneliti Cara ini dilakukan untuk menguji kejujuran, subyektivitas, dan kemampuan merekam data peneliti di lapangan. Perlu di ketahui bahwa sebagai manusia, peneliti sering kali sadar atau tidak sadar melakukan tindakan-tindakan yang merusak kejujurannya ketika 67 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Siswa Rosdakarya, 2002, hal. 173 53 pengumpulan data, atau terlalu melepaskan subjektivitasnya bahkan kadang tanpa kontrol, ia melakukan rekaman-rekaman yang salah terhadap data di lapangan. Melihat kemungkinan-kemungkinan itu, maka perlu dilakukan triangulasi terhadap peneliti, yaitu dengan meminta bentuan peneliti lain melakukan pengecekan langsung, wawancara ulang, serta merekam data yang sama di lapangan. Hal ini adalah sama dengan proses verifikasi terhadap hasil penelitian yang telah di lakukan oleh seorang peneliti. 68 b. Triangulasi dengan sumber data Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara berbeda dengan metode kualitatif yang dilakuan dengan: 1 membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, 2 membandingkan apa yang dilakukan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, 3 membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, 4 membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan orang pemerintah, 5 membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Hasil dari perbandingan 68 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenadamedia, 2007, hal. 256 54 yang diharapkan adalah berupa kesamaan atau alasan-alasan terjadinya perbedaan. Triangulasi sumber data juga memberi kesempatan untuk dilakukannya hal-hal sebagai berikut: 1 penelitian hasil penelitian oleh informan, 2 mengoreksi kekeliruan oleh sumber data, 3 menyediakan tambahan informasi secara sukarela, 4 memasukkan informan dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan untuk mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisis data, 5 menilai kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan. c. Triangulasi dengan metode Mengacu pendapat Patton dengan menggunakan strategi; 1 pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, 2 pengecekan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di-interview. Begitu pula teknik ini dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data ketika di-interview dan diobservasi akan memberikan informasi yang sama atau berbeda. Apabila berbed maka peneliti harus dapat menjelaskan perbedaan itu, 55 tujuannya adalah untuk mencari kesamaan data dengan metode yang berbeda. 69 d. Triangulasi dengan teori Dilakukan dengan mengurai pola, hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau penjelasan pembanding. Secara induktif dilakukan dengan menyertakan usaha pencarian cara lain untuk mengorganisasikan data yang dilakukan dengan jalan memikirkan kemungkinan logis dengan melihat apakah kemungkinan-kemungkinan ini dapat ditunjang dengan data. 70 Triangulasi dengan teori, menurut Lincoln dan Guba, berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih. Di pihak lain, Patton berpendapat lain, yaitu bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding rival explanation. Hal itu dapat dilakukan dengan menyertakan usaha pencarian cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang barangkali mengarahkan pada penemuan penelitian lainnya. Secara logika dilakukan dengan jalan memikirkan kemungkinan logis lainnya dan kemudian melihat apakah kemungkinan-kemungkinan itu dapat ditunjang oleh data lain dengan maksud untuk membandingkannya. Apabila peneliti gagal menemukan informasi yang cukup kuat untuk 69 Ibid., hal. 257 70 Ibid., hal. 258 56 menjelaskan kembali informasi ynag telah diperoleh, justru peneliti telah mendapat bukti bahwa derajat kepercayaan hasil penelitian peneliti sudah tinggi. Banyaknya teknik dalam triangulasi peneliti hanya mengunakan triangulasi dengan sumber data, selain itu peneliti menggunakan sumber data berupa People Orang, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara. Cara membandingkan data atau informan yang dikumpulkan dari guru pendidikan agama Islam, kemudian membandingkan dengan data tersebut, pengecekan anggota dilakukan dengan cara menunjukkan data atau informasi, termasuk hasil interpretasi penelitian yang sudah ditulis dengan rapi dalam bentuk catatan lapangan atau traskrip wawancara pada informan kunci agar dikomentari, disetujui atau tidak, dan bisa ditambah informan lain jika dianggap perlu. Perpanjangan keikutsertaan peneliti sebagaimana telah dikemukakan sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak dilaksanakan dalam waktu singkat tetapi memerlukan waktu yang relatif panjang pada latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan peneliti dapat menguji kebenaran informasi yang diperoleh secara distorsi baik bersal dari peneliti sendiri maupun dari guru pendidikan agama islam. Distorsi tersebut memungkinkan tidak disengaja. Perpanjangan keikutsertaan ini dapat membangun kepercayaan guru pendidikan agama islam kepada peneliti, sehingga antara peneliti dengan informan kunci guru 57 pendidikan agama islam dapat tercipta hubungan keakraban Rapport yang baik sehingga memudahkan guru pendidikan agama islam untuk mengungkapkan sesuatu secara transparan dan ungkapan hati yang tulus dan jujur. 2. Dependabilitas ketergantungan Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam menyimpulkan dan menginterprestasikan data, sehingga data dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Kesalahan banyak disebabkan oleh kesalahan manusia itu sendiri terutama peneliti sehingga instrumen kunci dapat menimbulkan ketidak percayaan kepada peneliti. 3. Konfirmabilitas Kepastian Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan ini, peneliti menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti data lapangan berupa catatan lapangan dari hasil pengamatan penelitian pengembangan dan pemanfaatan sumber belajar buku ajar PAI dalam proses belajar mengajar dan transkrip wawancara serta catatan proses pelaksanaan penelitian yang mencangkup metodologi, setrategi serta usaha keabsahan. Dengan demikian pendekatan konfirmabilitas kepastian lebih menekankan pada karakteristik data. Upaya konfirmabilitis untuk mendapatkan kepastian data yang diperoleh itu objektif, bermakna, dapat dipercaya, faktual dan 58 dapat dipastikan. Keberadaan guru pendidikan agama islam perlu diuji kredibilitasnya. Hal inilah yang menjadi dasar atau tumpuan penglihatan, pengamatan objektifitas dan subjektifitas untuk menuju suatu kepastian atau kebenaran. 4. Tranferbilitas Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil. Nilai tranfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain. 71

H. Tahap-tahap penelitian