Sumber Moralitas Keagamaan Tinjauan Tentang Moralitas Keagamaan 1. Pengertian Moralitas Keagamaan

               Artinya : 1 Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, 2 yaitu orang-orang yang khusyu dalam sembahyangnya 3Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna, 4Dan orang-orang yang menunaikan zakat, 5Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, 6Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, Maka Sesungguhnya mereka dalam hal Ini tiada terceIa. 7Barangsiapa mencari yang di balik itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas. 8Dan orang-orang yang memelihara amanat- amanat yang dipikulnya dan janjinya. 9Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. 10Mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, 11yakni yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya. QS. Al- mukmin; 1-11 55 Peran agama dalam hidup dan kehidupan manusia sangat penting karena pada dasarnya manusia memilki keinginan yang sangat esensial dalam jiwa, berupa keinginan selalu mencari sesuatu yang berbeda di luar dirinya, yang ideal, yang dapat memahami hatinya.

2. Sumber Moralitas Keagamaan

Sumber-sumber akhlak yang merupakan pembentukan mental itu ada beberapa faktor, secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu; a Faktor internal dari dalam dirinya, b Faktor eksternal dari luar dirinya. 56 55 Departemen agama RI, Al-qur`an dan terjemahanya, Al- jumanatul Ali,Bandung, CV penerbit J- ART 2005 h. 343 56 Ulwan Abdullah Nasikh, Membentuk Karakter Generasi Muda, Solo: CV. Pustaka digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Adapun faktor yang termasuk faktor yang dari luar dirinya, yang turut membentuk mental adalah : a Keturunan atau al-waratsah, b Lingkungan, c Rumah tangga, d Sekolah, e Pergaulan kawan, persahabatan, f Penguasa, pemimpin atau al-mulk. Sedangkan yang termasuk faktor dari dalam dirinya, secara terperinci pula dapat diuraikan sebagai berikut : a Insting dan akalnya, b Adat, c Kepercayaaan, d Keinginan-keinginan, e Hawa nafsu, dan f Hati nurani. 57 Semua faktor-faktor tersebut menggabung menjadi satu turut membentuk mental seseorang, mana yang lebih kuat, lebih banyak memberi corak pada mentalnya. Tentu saja untuk membentuk mental yang baik agar si insan mempunyai akhlak yang mulia, tidak dapat digarap hanya dengan satu faktor saja, melainkan harus dari segala jurusan, dari mana sumber-sumber akhlak itu datang. Sedangkan sumber akhlakmoral dalam Islam terakumulasi dalam kitab suci dan sabda Rasul Muhammad SAW. yang secara mutlak telah diyakini bahwa Dialah yang berdaulat secara absolut, Tuhan. Tidak ada yang mempunyai pengaruh kecuali dengan kemurahan hati yang absolut dari pada- Nya. Segala bentuk kebesaran adalah haknya yang eksklusif, karena itu kesombongan manusia dalam bentuk apa pun juga dan sebesar apa pun Mantiq, Cetakan III, 1992, h.18 57 Rachmat Djatmika, Sistem Etika Islami Akhlaq Mulia, Surabaya: Pustaka Islam, 1987, h. 25 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kesombongan itu, menimbulkan ketidaksenangan-Nya. Berdasar hal-hal yang sangat pokok dan prinsip tersebut, Islam secara tegas memproklamirkan bahwa sumber dan ciri akhlak Islam adalah Al Quran dan Al Hadis. 58 Sebab jika ukurannya adalah manusia, maka baik dan buruk itu bisa berbeda-beda. Seseorang mengatakan bahwa sesuatu itu baik, tetapi orang lain belum tentu menganggapnya baik. Begitu juga sebaliknya, seseorang menyebut sesuatu itu buruk, padahal yang lain bisa saja menyebutnya baik. Selain itu, segala tindakan dan perbuatan manusia yang memiliki corak berbeda antara satu dengan yang lainnya, pada dasarnya merupakan akibat adanya pengaruh dari dalam diri manusia insting dan motivasi yang disuplai dari luar dirinya. Berikut ini adalah faktot-faktor yang mempengaruhi hal tersebut: a. Insting Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh potensi kehendak yang dimotori oleh insting seseorang dalam bahasa Arab disebut gharizah. Insting merupakan seperangkat tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para psikolog menjelaskan bahwa insting naluri berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku. 59 Dalam ilmu akhlak, pengertian tentang naluri ini amat penting, karena 58 Zahruddin Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlaq,Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada,2004, h. 89-90 59 Ibid., h. 93 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id para ahli etika tidak merasa memadai kalau hanya menyelidiki tindak tanduk lahir dari manusia saja, melainkan merasa perlu juga menyelidiki latar belakang kejiwaan yang mempengaruhi dan mendorong suatu perbuatan. Misalnya perbuatan mencuri, disamping nilai buruknya kelakuan tersebut, ahli etika merasa perlu menyelidiki faktor-faktor pendorong dari dalam jiwa pelakunya yang bersumber dari suatu naluri, ingin makan dan kelanjutan hidupnya, akan tetapi naluri tersebut melalui jalan yang salah. b. Adat kebiasaan Yang terpenting dalam tingkah laku manusia adalah “kebiasaan” atau “adat kebiasaan”. Adatkebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti berpakaian, makan, tidur, olahraga, dan sebagainya. 60 Adat kebiasaan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan akhlak moralitas keagamaan, sehingga ketika akan dirubah pasti akan menimbulkan reaksi yang sangat besar dalam diri pribadi yang bersangkutan. Segala perbuatan baik atau buruk menjadi adat kebiasaan karena dua faktor: “kesukaan hati kepada sesuatu pekerjaan dan menerima kesukaan itu dengan melahirkan suatu perbuatan, dan dengan diulang-ulang 60 Ibid..,h. 95 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id secukupnya”. 61 c. Wirotsah Keturunan Perbincangan istilah wirotsah berhubungan dengan faktor keturunan. Dalam hal ini secara langsung atau tidak langsung, sangat mempengaruhi bentukan sikap dan tingkah laku seseorang. Adapun warisan itu ialah berpindahnya sifat-sifat pokok orang tua kepada cabang anak keturunan. 62 d. Lingkungan Salah satu aspek yang turut memberikan pengaruh dalam terbentuknya akhlak adalah faktor lingkungan dimana seseorang itu berada. Milieu atau lingkungan artinya adalah suatu yang melingkungi tubuh yang hidup. Lingkungan tumbuh-tumbuhan ialah tanah dan udaranya, lingkungan manusia adalah apa yang melingkunginya dari negeri, lautan, sungai, udara, dan bangsa. 63

3. Macam-Macam Moralitas Keagamaan

Dokumen yang terkait

Penyesuaian diri santri di Pondok Pesantren terhadap kegiatan pesantren : studi kasus di Pondok Pesantren Darunnajah

14 101 116

PERAN PONDOK PESANTREN TERHADAP PENDIDIKAN DAN KESEJAHTERAAN Peran Pondok Pesantren Terhadap Pendidikan Dan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus Pondok Pesantren Baitul Musthofa Mojosongo, Jebres, Surakarta).

0 1 17

PENDAHULUAN Peran Pondok Pesantren Terhadap Pendidikan Dan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus Pondok Pesantren Baitul Musthofa Mojosongo, Jebres, Surakarta).

0 1 16

PERAN PONDOK PESANTREN „IBAADURRAHMAN DANUKUSUMAN SURAKARTA DALAM UPAYA Peran Pondok Pesantren 'Ibaadurrahman Danukusuman Surakarta Dalam Upaya Memberdayakan Masyarakat Melalui Pendidikan Islam Nonformal.

0 1 15

PERAN PONDOK PESANTREN MA’AHID KUDUS DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT Peran Pondok Pesantren Ma’ahid Kudus Dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Ma’ahid Kudus).

0 1 14

PENDAHULUAN Peran Pondok Pesantren Ma’ahid Kudus Dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Ma’ahid Kudus).

0 3 12

Kiprah peran pondok pesantren dalam membentuk soft skill : studi kasus pondok pesantren mambaus Sholihin Suci Manyar Gresik.

8 65 129

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM PONDOK PESANTREN “PENANGANAN MASALAH KEMALASAN TERHADAP PENGURUS DI PONDOK PESANTREN MAMBA’UL MA’ARIF DENANYAR JOMBANG”.

0 0 118

PERAN PONDOK PESANTREN DALAM PEMBINAAN AKHLAK

0 3 114

PONDOK PESANTREN SEBAGAI SUBTITUSI PERAN

0 0 18