Pengantar Kisi-kisi penilaian paper untuk presentasi ppm 2009

PENILAIAN 1 Bambang Sugeng Pendidikan Bahasa Inggris FBS UNY

1. Pengantar

Penilaian merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang memberikan gam- baran sejauh mana tujuan instruksional telah dicapai. Hasil penilaian dapat digunakan oleh guru, siswa, kepala sekolah, orangtua siswa, dan siapapun yang tertarik untuk me-ngetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar. Nilai pencapaian belajar dapat berfungsi se- bagai kriteria untuk kenaikan kelas, penentuan ranking, pemberian hadiah, penerimaan bea- siswa, dan sebagainya. Penilaian, oleh karenanya, seharusnya tidak hanya melihat sejauh mana siswa belajar, tetapi juga, yang lebih penting, sejauh mana sekolah berhasil menyeleng- garakan pendidikan bagi siswa, pada khususnya, dan masyarakat, pada umumnya. Penilaian dapat ditempuh dengan dua cara: tes atau non-tes. Dengan cara tes, peni- laian dapat berbentuk diskrit atau integratif. Penilaian diskrit biasanya dilakukan dengan teknik pilihan ganda, BenarSalah, memasangkan, dan sebagainya. Penilaian integratif dapat berbentuk esai, dikte, cloze, dan sebagainya. Dalam makalah ini, penilaian yang dibicarakan adalah penilaian jenis kedua, yakni penilaian integratif.

2. Sifat Penilaian

Sebagaimana disebutkan di atas, proses penilaian menghasilkan informasi yang berguna bagi banyak pihak. Fungsi penilaian semacam ini sampai sekarang belum banyak diterapkan. Hampir selalu, penilaian dilakukan untuk memberikan informasi yang ber- hubungan dengan hasil belajar siswa. Di bawah ini disampaikan beberapa sifat penilaian yang lebih luas. 1 Disampaikan pada Penataran Pengembangan Pembelajaran Bahasa Inggris SD untuk Guru Kelas, Kerjasama Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FBS UNY dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Tanggal 26 – 30 November 2009 1

a. Berpusat pada siswa

Pendidikan moderen meletakkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Siswa adalah pihak yang melakukan dan mendapatkan pembelajaran. Apapun yang dilakukan oleh pihak sekolah, apabila tidak ada perubahan dalam diri siswa, dapat dikatakan bahwa tidak atau belum terjadi pembelajaran di sekolah itu. Jadi, berhasil tidaknya program sekolah ditandai dengan ada tidaknya pembelajaran dalam diri siswa. Oleh karenanya, penilaian yang baik berpusat pada siswa. Ini berarti bahwa penilaian dilakukan sesuai dengan sifat-sifat siswa. Pada awalnya, tujuan pembelajaran harus men- cerminkan kebutuhan siswa. Kemudian, kegiatan belajar mengajar di kelas, yang melibatkan guru, bahan, media, dan sebagainya harus sesuai dengan keadaan siswa. Pada akhirnya, pe- nilaian juga harus disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan siswa. Dapat dikatakan bahwa penilaian dilakukan bukan untuk kepentingan guru, atau sekolah, atau siapa saja; tetapi untuk siswa.

b. Mendorong terjadinya pembelajaran

Banyak yang melihat penilaian sebagai akhir dari suatu kegiatan pembelajaran. Peng- lihatan semacam ini hanya separuhnya saja benar. Lebih dari itu, penilaian seharusnya dilihat sebagai kegiatan bolak-balik dalam proses pembelajaran. Hasil penilaian, dalam hal ini, di- gunakan sebagai umpan balik untuk memperbaiki proses belajar-mengajar. Penilaian tidak berhenti pada diterbitkannya nilai hasil belajar siswa, atau dilaksanakannya kenaikan kelas. Lebih dari itu, sebagian besar informasi yang didapat dari proses penilaian harus digunakan untuk menilik kembali apakah tujuan pembelajaran telah disusun sesuai dengan kebutuhan siswa, apakah kegiatan belajar-mengajar di kelas telah berjalan sesuai dengan rencana, apa- kah bahan pelajaran telah sesuai dengan tujuan instruksional, apakah telah digunakan media atau alat bantu yang memadai, dan sebagainya.

c. Lebih dari pada pengujian

Penting dibedakan antara penilaian dan pengujian. Sementara pengujian merupakan kegiatan untuk mendapatkan nilai angka, penilaian digunakan untuk mendapatkan data atau informasi yang lebih luas. Pengujian dapat dikatakan selesai apabila telah didapatkan sekor atau nilai angka. Sebaliknya, penilaian melibatkan proses yang terus berlangsung sepanjang kegiatan kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan. 2 Penilaian meliputi pengujian, pengujian belum tentu penilaian. Seorang guru membagi-bagi tes, memberikan sekor, dan menyatakan apakah siswa lulus atau tidak. Ini adalah pengujian. Tetapi, ketika guru menggunakan sekor ini, dan informasi lain yang ia dapat dari kegiatan pengujian, untuk bahan konsultasi dengan kepala sekolah, orangtua siswa, dan sebagainya, ini adalah penilaian.

d. Selaras dengan pendidikan

Penilaian dilakukan dalam rangka mendidik, bukan menghakimi. Dalam hal ini, data yang dikumpulkan haruslah sesuai dengan apa yang telah dikerjakan oleh siswa. Penilaian harus adil. Apa yang digali dalam penilaian haruslah yang pernah dilakukan oleh siswa. Apa- bila ada satu pertanyaan, atau pernyataan, sedangkan pertanyaan itu belum pernah diberikan dalam kegiatan pembelajaran, maka pertanyaan ini menjadi tidak adil. Demikian pula, apa- bila penilaian menyerupai kegiatan pencarian masalah atau kesalahan, maka penilaian sema- cam ini adalah tidak sesuai dengan sifat kependidikan. Selanjutnya, hasil penilaian harus digunakan untuk tujuan-tujuan pendidikan. Apa- bila ada yang salah harus dibetulkan. Apabila sudah betul, dapat diberikan perlakuan tambah- an agar lebih bagus lagi. Penilaian yang begini tidak hanya menghasilkan dikotomi lulus atau tidak lulus tetapi, jauh dari pada itu, juga memberikan alternatif-alternatif remedial danatau pengayaan.

e. Memberi informasi kepada siswa dan orangtua siswa

Hasil penilaian haruslah memberi informasi kepada siswa dan orangtua siswa me- ngenai perkembangan siswa dalam pembelajarannya. Selama ini, dari nilai rapor, siswa dan orangtua siswa memang sudah mendapatkan informasi tersebut, namun hanya sebagian saja. Misalnya, bilamana siswa mendapat nilai lebih dari lima, maka ia dinyatakan lulus untuk mata pelajaran terkait. Setelah itu, siswa dan orangtua siswa dapat menilai apakah nilai hasil belajaranya tujuh, delapan, sembilan, atau bahkan sepuluh. Namun demikian, nilai ini belum menunjukkan proses pembelajaran: bagaimanakah usaha siswa dalam kegiatan kelas sehari- hari, apakah siswa menunjukkan ketertarikan dan motivasi yang tinggi untuk belajar, bagai- manakah sikap siswa terhadap mata pelajaran ini, dan pertanyaan-pertanyaan mengenai proses semacam ini. Penilaian yang baik, selain memberikan data mengenai hasil belajar, harus juga memberikan informasi mengenai proses pembelajaran siswa. 3

3. Kisi-kisi

Agar penilaian membuahkan hasil yang diharapkan, diperlukan kisi-kisi yang dapat menjadi panduan dalam menyusun butir-butir pertanyaan. Kisi-kisi dibuat agar penilaian dapat menghasilkan data yang lengkap, tidak ada sesuatu yang tercecer. Kisi-kisi juga me- nunjukkan bahwa penilaian yang dikembangkan dan dilaksanakan telah memenuhi syarat- syarat kesahihan sebagai suatu proses penilaian. Di bawah ini dituliskan satu contoh kisi-kisi untuk penilaian pembalajaran bahasa. Penguasaan kosa kata Keterampilan berkomunikasi Penguasaan tata bahasa Penggunaan strategi belajar Berbicara Mengucapkan kata Menggunakan kosa kata Bereksperimen dengan penggunaan kosa kata Mengungkapkan dan merespon wacana Menggunakan gerakan dan isyarat Memenuhi kriteria kebermaknaan, keberterimaan, dan kesesuaian Menggunakan struktur morfologi dan sintaksis Menggunakan strukturorganisasi wacana Menirukan, me- ngulang kembali, berlatih Menarik perhatian lawan bicara, menyela, meminta giliran berbicara, dsb. Menyimak Membedakan kata Memaknai kata dan ungkapan Memahami sinonim, antonim, homonym, dsb. Memahami dan merespon wacana Memahami minimal pairs, stress, intonation, dsb. Memahami struktur dialog dan monolog Menirukan, me- ngulang kembali, berlatih Menggunakan teknik-teknik mencatat Menggunakan dugaan-dugaan Membaca Mengartikan kata dan ungkapan Menggunakan konteks untuk memahami kata sukar Memahami dan merespon wacana Memahami butir-butir tata bahasa tentang pola kalimat, tenses, voice, speech, dsb. Memahami struktur organisasi wacana Menggunakan teknik-teknik membaca Menggunakan dugaan-dugaan Menggunakan media, kamus, dsb. Menulis Mengeja kata Menggunakan kata dan ungkapan Mengungkapkan dan merespon wacana Memenuhi kriteria kebermaknaan, keberterimaan, dan kesesuaian Menggunakan aturan- aturan tata bahasa Menggunakan aturan- aturan tata tulis Menggunakan teknik-teknik menulis Menggunakan media, kamus, dsb 4 Dalam penilaian integratif, ungkapan-ungkapan yang digunakan dalam menuliskan laporan perkembangan pembelajaran siswa haruslah menekankan prinsip-prinsip komunika- tif. Dalam hal ini, keempat keterampilan berbahasa haruslah dikemas sedemikian rupa se- hingga berbicara dapat bergabung dengan menyimak, membaca dapat bergabung dengan me- nulis, menyimak bias bergabung dengan membaca, demikian seterusnya. Penguasaan tata bahasa, dalam hal ini, tidak digunakan sebagai dasar untuk menyusun pertanyaan, namun haruslah diintegrasikan ke dalam keempat keterampilan tersebut. Selanjutnya, guru dapat menggunakan kisi-kisi semacam tersebut di atas untuk melaporkan perkembangan pem- belajaran siswa sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

4. Contoh Penilaian