Kedisiplinan Guru dalam Taat terhadap Kebijakan atau Kebijaksanaan
72 sebesar 54,22, faktor penghambat kedisiplinan pada aspek keteladanan
pemimpin mendapat respon kecenderungan yang menjawab dengan persentase sebesar 55,42 sedangkan yang tidak menjawab dengan persentase sebesar
44,58, faktor penghambat pada aspek pendidikan dan pelatihan mendapat respon kecenderungan yang menjawab dengan persentase sebesar 40,96
sedangkan yang tidak memberikan jawaban dengan persentase sebesar 59,04 , faktor penghambat kedisiplinan pada aspek penegakan lewat hukum mendapat
respon kecenderungan yang menjawab dengan persentase sebesar 36,14 sedangkan yang tidak memberikan jawaban dengan persentase 63,86, faktor
penghambat kedisiplinan pada aspek pengawasan dari pemimpin mendapat respon kecenderungan menjawab dengan persentase sebesar 54,21 sedangkan yang
tidak memberikan jawaban dengan persentase sebesar 45,79 dan faktor penghambat kedisiplinan pada aspek hubungan kemanusiaan mendapat respon
kecenderungan yang menjawab dengan persentase sebesar 33,73 sedangkan yang tidak memberikan jawaban dengan persentase sebesar 66,27.
Dari 7 faktor penghambat kedisiplinan dalam kaitannya dengan kedisiplinan guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen,
secara lebih terperinci dapat dijabarkan sebagai berikut. a.
Faktor penghambat kedisiplinan dalam aspek motivasi berdasarkan hasil analisis di atas, sejumlah 42 guru dengan persentase sebesar 50,60 yang
memberikan uraian jawaban sedangkan 41 guru dengan persentase 49,40 tidak memberikan jawaban. Adapun beberapa uraian dari guru yang
memberikan jawaban daapt disimpulkan sebagai berikut.
73 1
Muncul rasa malas, jenuh dan bosan dengan rutinitas setiap hari di sekolah 2
Jarak antara sekolah dan rumah yang jauh menyebabkan sering datang terlambat.
3 Kurangnya motivasi dalam diri sendiri dan sekolah untuk berdisiplin
b. Kesejahteraan
Faktor penghambat kedisiplinan pada aspek kesejahteraan berdasarkan hasil analisis di atas, sejumlah 38 guru dengan persentase 45,78 memberikan
jawaban uraian sedangkan 45 guru dengan persentase 54,22 tidak memberikan jawaban. Adapun hambatan-hambatan yang diperoleh dari
uraian guru tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut. 1
Kesibukan tugas dari sekolah menyebabkan kurangnya waktu untuk keluarga.
2 Tidak ada dan alokasi kesejahteraan bagi guru dari sekolah
3 Minimnya penghasilan yang diperoleh tidak sebanding dengan beban kerja
yang diterima. 4
Minimnya penghasilan tidak sesuai UMR upah minimum regional dan belum dapat mencukupi untuk kebutuhan.
c. Keteladanan pemimpin
Faktor penghambat kedisiplinan pada aspek keteladanan pemimpin berdasarkan hasil analisis di atas, sejumlah 46 guru dengan persentase
55,42 memberikan jawaban sedangkan 37 guru dengan persentase 44,58 tidak memberikan jawaban. Adapun hambatan-hambatan kedisiplinan guru
pada aspek keteladanan pemimpin dapat disimpulkan sebagai berikut.
74 1
Kurang komunikasi antara kepala sekolah dengan guru karena kesibukan kepala sekolah
2 Kepala sekolah kurang disiplin dalam melakukan rutinitas
3 Kurang maksimalnya contoh dari pemimpin
4 Kurangnya rasa kepemimpinan dan jiwa kepemimpinan kepala sekolah
d. Pendidikan dan pelatihan
Faktor penghambat kedisiplinan pada aspek pendidikan dan pelatihan berdasarkan hasil analisis di atas, sejumlah 34 guru dengan persentase
40,96 memberikan jawaban sedangkan 49 guru dengan persentase 59,04 tidak memberikan jawaban. Adapun hambatan-hambatan kedisiplinan guru
pada aspek pendidikan dan pelatihan dapat disimpulkan sebagai berikut. 1
Minimnya pendidikan dan pelatihan dari pemerintah 2
Masih kurangnya dana untuk kegiatan diklat guru 3
Kurangnya kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan karena kurangnya informasi
4 Mengikuti diklat berarti mengurangi jam mengajar.
e. Penegakan lewat hukum
Faktor penghambat kedisiplinan pada aspek penegakan lewat hukum berdasarkan hasil analisis di atas, sejumlah 30 guru dengan persentase
36,14 memberikan jawaban sedangkan 53 guru dengan persentase 63,86 tidak memberikan jawaban. Adapun hambatan-hambatan kedisiplinan guru
pada aspek penegakan lewat hukum dapat disimpulkan sebagai berikut. 1
Minimnya pengetahuan tentang penegakan hukum di sekolah
75 2
Kurang ketat penerapan dalam penegakan lewat hukum 3
Belum adanya sanksi yang berarti bagi guru yang melanggar aturan. f.
Pengawasan dari pemimpin Faktor penghambat kedisiplinan pada aspek pengawasan dari pemimpin
berdasarkan hasil analisis di atas, sejumlah 45 guru dengan persentase 54,21 memberikan jawaban sedangkan 38 guru dengan persentase 45,79
tidak memberikan jawaban. Adapun hambatan-hambatan kedisiplinan guru pada aspek penegakan lewat hukum dapat disimpulkan sebagai berikut.
1 Masih minim pengawasan dari pemimpin, karena tugas pemimpin yang
begitu banyak. 2
Sikap individualis, ketidakpedulian, kesibukan dari pemimpin terkadang menjadikan kurangnya pengawasan.
h. Hubungan kemanusiaan Faktor penghambat kedisiplinan pada aspek hubungan kemanusiaan
berdasarkan hasil analisis di atas, sejumlah 28 guru dengan persentase 33,73 memberikan jawaban sedangkan 55 guru dengan persentase 66,27
tidak memberikan jawaban. Adapun hambatan-hambatan kedisiplinan guru pada aspek hubungan kemanusiaan dapat disimpulkan sebagai berikut.
1 Kurangnya komunikasi antar teman sejawat.
2 Kurang kerjasama, sikap acuh, dan masa bodoh antar teman.