Meraih Harapan Bersama Gerakan Perempuan Wonorejo

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 89 Perempuan Wonorejo menanam TOGA dengan sangat antusias dan semangat untuk melestarikannya. Upaya pendamping dalam tanam TOGA ini yaitu ikut serta menanaman supaya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh perempuan Wonorejo dan tidak ada batas komunikasi dan strata sosial pada mereka. Penanaman berlangsung cukup lama sekitar 45 menit. Tanaman TOGA yang dipilih perempuan Wonorejo diantaranya tanaman daun cincau 10 biji, tanaman daun pandan dua biji dan tanaman sirih merah dua biji. Gambar 6.6 : Partisipasi aktif Perempuan Wonorejo Kegiatan aksi ini dilakukan sebagai upaya merangsang dan menstimulus warga Kampung Wonorejo RT 04 RW 01 Rungkut Kota Surabaya. Supaya makin giat menanam tanaman TOGA dan bisa dijadikan obat alternatif keluarga dalam mengobati berbagai penyakit ringan. Tidak hanya itu saja namun juga sebagai penambah ekonomi keluarga dan melestarikan lingkungan hidup Kampung Wonorejo ini. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 90 Tabel 6.2: Daftar perempuan setelah pendampingan tanam TOGA Perempuan Wonorejo juga mempunyai harapan seperti perempuan lainnya yaitu bisa menanam dan memanfaatkan tanaman TOGA. Hal utama yang diusahakan perempuan Wonorejo adalah mengajak tetangga- tetangga untuk aktif dalam berpartisipasi menanam TOGA. Seperti lidah buaya supaya bermanfaat bagi kesehatan rambut mereka. Tidak hanya lidah buaya saja tetapi tanaman seperti daun sirih merah, daun cincau dan daun pandan merupakan tanaman yang disenangi perempuan Wonorejo. Karena memiliki banyak manfaat dan dibutuhkan warga dan juga perawatan yang mudah dan sesuai dengan pekarangan rumah mereka. Hal ini juga bagian dari perempuan Wonorejo melepas belenggu dari produk pabrik kosmetik, contohnya produk shampo, sabun mandi, pasta gigi dan lain sebagainya. Dari menanam satu TOGA saja perempuan Wonorejo dapat merasakan manfaatnya. Tidak hanya bermanfaat bagi mereka sendiri, namun dapat dimanfaatkan sebagai pendapatan tambahan ekonomi keluarga mereka. Apabila tanaman TOGA diolah dengan baik dan benar maka manfaat yang diperoleh bisa maksimal. NO DAFTAR PEREMPUAN WONOREJO JENIS TOGA 1 SUMARTI DAUN CINCAU 2 DAMAYANTI SIRIH MERAH 3 MAHMUDAH PANDAN 4 ENDANG SIRIH MERAH 5 SULASTRI DAUN CINCAU digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 91 Gambar 6.7 : Wulan 47 tahun Penggerak Perempuan Wonorejo Sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh Wulan 47 tahun di RT 04 RW 01 Wonorejo Rungkut Kota Surabaya. Wulan telah menanam beberapa TOGA seperti daun cincau, daun sirih merah, lidah buaya, daun pandan dan lain sebagainya. Dari tanaman TOGA tersebut Wulan mulai merasakan manfaat dan khasiat ketika ada anggota keluarga yang mengalami sakit seperti sering pusing di kepala, nafsu makan berkurang dan penderita darah tinggi. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 92 Banyak dari perempuan Wonorejo sendiri sering meminta beberapa tanaman TOGA kepada Wulan sebagai penyembuh penyakitnya. Di saat anggota keluarga lain mengalami sakit saat itulah penggerak perempuan Wonorejo Wulan 47 tahun sebagai penolong mereka. Sebagian perempuan Wonorejo mencontoh sikap dan perilaku Wulan antara lain Aminatus 31 tahun, Emi 42 tahun, Ida 38 tahun. Namun Wulan 47 tahun pernah mengalami trauma dalam menanam TOGA. Dahulu pernah ada orang yang tidak bertanggung jawab memotong daun sirih merah yang diyakini memiliki keajaiban luar biasa dalam menyembuhkan penyakit. Setelah daun sirih merah tersebut terpotong maka tanaman TOGA tersebut langsung menguning dan mati. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 93

BAB VII SEBUAH CATATAN REFLEKSI

A. Proses Sebelum dan Sesudah Pendampingan Bersama Perempuan

Wonorejo Sebelum pendamping memasuki wilayah Kampung Wonorejo RT 04 RW 01. Hal pertama yang dilakukan pendamping adalah melakukan observasi lapangan. Adapun macam-macam observasi ada tiga yaitu pertama observasi partisipatif, kedua observasi terus terang dan tersamar, ketiga observasi tak terstruktur. 73 Dari beberapa macam observasi, pendamping memilih observasi partisipatif yang sesuai di lapangan Kampung Wonorejo. Yang dimaksud observasi partisipatif adalah pendamping terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data pendampingan. Dengan melakukan pengamatan, pendamping ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. 74 73 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, CV. Alfabeta, Bandung, 2012, Hal. 65 74 Ibid, Hal. 64 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 94 Setelah melakukan observasi lapangan, pendamping melakukan pendekatan kepada warga Kampung Wonorejo RT 04 RW 01 Rungkut Kota Surabaya. Pendamping bertemu dengan perangkat Kampung Wonorejo yaitu Narto selaku RT 04 dan Tedjo selaku RW 01. Tujuan pendamping bertemu dengan perangkat Kampung Wonorejo adalah mengutarakan niat untuk mengajak warga setempat sebagai agen perubahan di lingkungan hidup setempat. Karena berdasarkan hasil observasi pendamping Kampung Wonorejo khususnya RT 04 RW 01 merupakan Kampung yang butuh perhatian lebih tentang menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Setelah bertemu perangkat Kampung Wonorejo ini. Pendamping memulai berbaur dengan warga sekitar Kampung Wonorejo. Di lain sisi pendamping mulai mengetahui siapa tokoh masyarakat yang mempunyai peran penting atau biasa disebut sebagai lokalider Kampung Wonorejo. Dari pembauran pendamping dengan warga Kampung Wonorejo dibutuhkan waktu selama empat bulan. Diharapkan upaya pembauran ini pendamping dengan masyarakat Kampung Wonorejo dapat menjalin hubungan komunikasi yang baik. Dalam menggerakkan perempuan Wonorejo untuk penanaman TOGA di lapangan tidaklah mudah. Dibutuhkan waktu ekstra untuk mengajak warga Wonorejo khususnya ibu-ibu Wonorejo. Hal ini karena ada penyebab yaitu belum ada kesadaran dari aspek menjaga lingkungan Kampung Wonorejo RT 04 RW 01, belum ada aturan yang menata digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 95 perilaku kesehatan masyarakat dan belum ada lembaga atau wadah untuk menggerakkan warga khususnya dalam hal kegiatan menanam TOGA. Selama proses pendampingan ini perubahan pada perilaku pada perempuan Wonorejo RT 04 RW 01 terlihat meningkat dari sebelumnya walaupun dari aspek kesadaran individualnya masih terbilang sedikit. Karena di dalam menumbuhkan kesadaran individu Kampung Wonorejo khususnya perempuan Wonorejo dibutuhkan komunikasi yang sifatnya persuasif, yaitu komunikasi yang dapat menarik perhatian perempuan Wonorejo tanpa paksaan. Sedangkan dari aspek perilaku yang terjadi pada perempuan Wonorejo adalah perilaku yang positif saat pendamping berbaur bersama mereka. Hal ini terlihat karena mendapat perhatian dan komunikasi antara pendamping dengan perempuan Wonorejo terasa sangat baik. Melihat kenyataan yang ada di Kampung Wonorejo RT 04 RW 01 mengenai aspek kebudayaan masih terlihat adanya tradisi keagamaan yang dominan di lingkungan Kampung Wonorejo RT 04 RW 01. Sehingga tradisi tersebut sangat mempengaruhi perilaku dan bahkan cara berpikir warga Wonorejo khususnya di kalangan perempuan Wonorejo.