digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 33
Ibu PKK Wonorejo RT 04 RW 01 menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat sekitar.
Penelitian terdahulu menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Sedangkan tahap-tahap penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tahap pra-lapangan, tahap lapangan, dan tahap
analisa data. Dari rumusan masalah di atas penelitian ini menghasilkan bahwa pengembangan kawasan komunitas kampung TOGA Tanaman
Obat Keluarga yang dilakukan oleh Pak Isnandar sebagai Pendiri Pabrik Dayang Sumbi ini adalah bertujuan untuk menciptakan
pemandirian perilaku kesehatan masyarakat yang tinggal di tanah kelahirannya, yaitu di Dusun Sambilawang Desa Sambilawang
Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto. Adapun metode yang dilakukan oleh Pak Isnandar, yaitu dengan mengundang masyarakat
Dusun Sambilawang untuk diberikan pelatihan tentang cara penanaman, p erawatan dan cara meracik TOGA yang akan dijadikan
sebagai jamu. Selain itu juga Pak Isnandar juga memberikan bibit TOGA kepada masyarakat untuk ditanam dan dirawat di rumah.
Agar, sewaktu-waktu ada anggota keluarga yang sakit dan membutuhkan, maka masyarakat dapat memanfaatkan TOGA sebagai obatjamu. Dalam
hal ini pengembangan yang dilakukan oleh Pak Isnandar belum maksimal. Karena, masyarakat mau menanam dan merawat TOGA hanya dalam
waktu kurang lebih 2 tahun saja. Alasannya, yaitu masyarakat disibukkan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 34
dengan aktifitasnya sebagai petani. Sedangkan penelitian saat ini menggunakan aksi riset pendampingan atau dengan istilah Partisipation
Action Riseacrh PAR ini menggambarkan situasi kondisi lingkungan Hidup di Kampung Wonorejo RT 04 RW 01. Beberapa aspek lingkungan
hidup yaitu kebersihan Kampung Wonorejo, penghijauan pekarangan rumah dan sanitasi lingkungan. Selain itu, pembahasan di Kampung
Wonorejo meliputi profil perempuan Wonorejo, berbagai macam kegiatan perempuan Wonorejo seperti PKK, arisan, keagamaan dan lain
sebagainya.Salah satu upaya yang dilakukan perempuan Wonorejo adalah menanam TOGA bersama pendamping. Kegiatan tersebut cukup
memberikan pengaruh positif bagi warga Kampung Wonorejo. Hal ini merupakan harapan perempuan Wonorejo dalam melestarikan lingkungan
di Kampung Wonorejo.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 35
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Pendekatan Penelitian
Pada pemahaman konsep PAR Participatory Action Research secara khusus menjelaskan beberapa aspek yaitu pengertian, sejarah, dasar
filosofi, metodologi dan prinsip kerjanya. PAR tidak memiliki sebutan tunggal. Dalam berbagai literatur PAR bisa disebut dengan berbagai
sebutan, diantaranya adalah: Action Research, Learning By Doing, Action Learning, Action Science, Action Inquiry, Collaborative Research,
Participatory Action Research, Participatory Research,...
50
Beberapa definisi PAR telah dikemukakan oleh para ahli diantaranya menurut Yoland Wadworth, PAR adalah istilah yang memuat
seperangkat asumsi yang mendasari paradigma baru ilmu pengetahuan dan bertentangan dengan paradigma pengetahuan tradisional atau kuno.
Asumsi-asumsi baru tersebut menggaris bawahi arti penting proses sosial dan kolektif dalam mencapai kesimpulan-
kesimpulan mengenai “apa kasus yang sedang terjadi” dan “apa implikasi perubahannya”yang dipandang
berguna oleh orang-orang yang berda pada situasi problematis, dalam mengantarkan untuk melakukan penelitian awal.
51
50
Agus Afandi. dkk, Modul Participatory Action Research PAR, Surabaya: LPPM UINSA, 2015, Hal. 85- 90
51
Ibid. Hal. 90
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 36
Pengembangan masyarakat
harus selalu
berupaya untuk
memaksimalkan partisipasi, dengan tujuan membuat setiap orang dalam masyarakat terlibat secara aktif dalam proses-proses dan kegiatan
masyarakat, serta untuk menciptakan kembali masa depan masyarakat dan individu. Dengan demikian, partisipasi merupakan suatu bagian penting
dari pemberdayaan dan penumbuhan kesadaran. Semakin banyak orang yang menjadi peserta aktif dan semakin lengkap partisipasinya, semakin
ideal kepemilikan dan proses masyarakat yang akan terwujud.
52
Upaya menumbuhkan partisipasi warga melalui program pengembangan
masyarakat diawali dengan cara menggugah kesadaran masyarakat akan hak-haknya untuk hidup secara lebih bermutu, adanya realitas
kompleksitas permasalahan yang dihadapi, serta perlunya tindakan konkret dalam mengupayakan perbaikan kehidupan.
53
Pengembangan masyarakat
adalah komitmen
dalam memberdayakan lapis bawah sehingga mereka memiliki berbagai pilihan
nyata menyangkut masa depannya. Masyarakat lapis bawah umumnya terdiri dari orang-orang lemah, tidak berdaya dan miskin karena tida
memiliki sumber daya atau tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol sarana produksi. Mereka umumnya terdiri atas buruh, petani penggarap,
petani berlahan kecil, para nelayan, masyarakat hutan, kalangan pengangguran, orang cacat, dan orang-orang yang dibuat marginal karena
52
Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Hal. 285
53
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana Dan Praktik, Kencana, Jakarta, Hal. 34
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 37
umur, keadaan gender, ras, dan etnis.
54
Pada dasarnya, PAR merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan stakeholders dalam mengkaji
tindakan yang sedang berlangsung dimana pengamalan mereka sendiri sebagai persoalan dalam rangka melakukan perubahan dan perbaikan ke
arah yang lebih baik. Untuk itu, mereka harus melakukan refleksi kritis terhadap konteks sejarah, politik, budaya, ekonomi, geografis dan konteks
lain-lain terkait. Yang mendasari dilakukannya PAR adalah kebutuhan kita untuk mendapatkan perubahan yang diinginkan.
55
PAR memiliki beberapa tantangan diantaranya: 1.
PAR memerlukan waktu yang lama untuk berhasil, 2.
PAR memerlukan pertemuan perencanaan yang lebih banyak sehingga memerlukan lebih banyak dana,
3. Anggota tim PAR harus siap untuk mendengar dan melakukan
kompromi, 4.
PAR membutuhkan suatu mekanisme dan waktu yang lebih panjang untuk pembelajaran bersama bagi seluruh anggota PAR,
5. Anggota tim PAR harus mau berbagi dalam kerja dan hasil kerja,
6. Perlu adanya dokumentasi dan validasi yang komprehensif
terhadap PAR, 7.
Hasil-hasil PAR harus siap sedia dipublikasi dalam beragam bentuk.
54
Ibid. Hal. 4