DASAR TEORI 1. Teori Interaksi Sosial

16 Surakarta terdapat penjual jasa yang hanya menyewakan saja untuk pengguna, namun terdapat pula yang disewa sekaligus bertugas untuk mengayuhkan becak cinta tersebut untuk pengguna.

B. DASAR TEORI 1. Teori Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia dan antara orang dengan kelompok-kelompok masyarakat. Interaksi terjadi apabila dua orang atau kelompok saling bertemu dan pertemuan antara individu dengan kelompok, di mana komunikasi terjadi di antara kedua belah pihak Yulianti, 2003:91. Inti yang ditarik dari kehidupan sosial adalah interaksi, yaitu aksi atau tindakan yang berbalas-balasan, orang saling menanggapi tindakan mereka. masyarakat merupakan jaringan relasi-relasi hidup yang timbal balik, yang satu berbicara, yang lain mendengarkan, yang satu bertanya, yang lain menjawab, yang satu memberi perintah, yang satu mentaati, yang satu berbuat jahat, yang lain membalas dendam, yang satu mengundang, yang lain datang. Selalu tampak bahwa orang saling pengaruh-mempengaruhi. Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial oleh karena itu tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara individu dengan golongan di dalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya dan dalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya Ahmadi, 2004 : 100 17 Ciri penting dari interaksi sosial yaitu : a. Jumlah pelaku lebih dari seorang bisa dua atau lebih b. Adanya komunikasi antara para pelaku dengan menggunakan simbol- simbol c. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lampau, kini dan akan datang yang menentukan sifat dari aksi yang sedang berlangsung. d. Adanya tujuan-tujuan tertentu. Apabila interaksi sosial diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk waktu yang lama maka akan terwujud hubungan sosial. Bentuk-bentuk interaksi sosial adalah : a. Kerja sama Kerja sama adalah suatu bentuk proses sosial, di mana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing-masing. Menurut Soerjono Soekamto sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama, ada tiga bentuk kerja sama, yaitu: 1 Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih. 2 Co-optation, yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan. 18 3 Coalition, adalah kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Coalition dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, oleh karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Akan tetapi maksud utamanya adalah untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif Abdulsyani,2007:156. b. Pertikaian Pertikaian adalah bentuk persaingan yang berkembang secara negatif, artinya di satu pihak bermaksud untuk mencelakakan atau paling tidak berusaha untuk menyingkirkan pihak lainnya. Singkatnya pertikaian dapat diartikan sebagai usaha penghapusan keberadaan pihak lain. Pertentangan atau pertikaian dapat memungkinkan penyesuaian kembali, jika fungsi norma-norma sosial dan toleransi antara pribadi masih cukup kuat. Kecuali itu, pertikaian dapat pula membantu memperkuat kembali norma-norma sosial yang hampir tidak berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, pertikaian merupakan proses penyesuaian antara norma-norma sosial yang lama dengan norma-norma sosial yang baru sesuai dengan kepentingan yang dibutuhkan masyarakat pada saat tertentu. Jika pertikaian dapat diselesaikan, maka keseimbangan akan ditemukan kembali atau oleh karena ada pihak yang mampu melerai pertikaian tersebut paling tidak untuk sementara. Penyelesaian pertikaian sementara dapat disebut akomodasi dan dalam proses ini memungkinkan terjadi suatu kerja sama kembali. Pertikaian yang dapat diselesaikan, apabila masing-masing pihak dapat mengintropeksi diri, berusaha 19 menyadari kesalahan atau kelemahan masing-masing. Alternatif yang terjadi kemudian adalah pertama, dapat hidup berdampingan dengan bekerja sama, atau kedua, masing-masing menjauhkan diri secara tegas karena tidak mungkin dilakukan kerja sama Abdulsyani,2007:158. c. Persaingan Persaingan merupakan suatu usaha dari seseorang untuk mencapai sesuatu yang lebih daripada yang lainnya. Sesuatu itu bisa berbentuk harta benda atau popularitas tertentu. Persaingan biasanya bersifat individu, apabila hasil dari persaingan itu dianggap cukup untuk memenuhi kepentingan pribadiakan tetapi apabila hasilnya dianggap tidak mencukupibagi seseorang, maka persaingan bias terjadi antar kelompok, yaitu antara satu kelompok kerja sama dengan kelompok kerja sama yang lainnya. Dengan kata lain, bahwa terjadinya persaingan oleh karena ada perasaan atau anggapan seseorang bahwa ia akan lebih beruntung jika tidak bekerja sama dengan orang lain, orang lain dianggap dapat memperkecil hasil suatu kerja. Persaingan ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu persaingan pribadi dan persaingan kelompok. Persaingan pribadi adalah persaingan yang berlangsung antara individu dengan individu atau individu dengan kelompok secara langsung. Sedangkan persaingan kelompok adalah persaingan yang berlangsung antara kelompok dengan kelompok. Bentuk kegiatan ini biasanya didorong oleh motivasi sebagai berikut: 1 Mendapatkan status sosial 2 Memperoleh jodoh 3 Mendapatkan kekuasaan 20 4 Mendapatkan nama baik 5 Mendapatkan kekayaan Abdulsyani, 2007:157 d. Akomodasi Akomodasi adalah suatu keadaan hubungan antara kedua belah pihak yang menunjukan keseimbangan yang berhubungan dengan nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Akomodasi sebenarnya suatu bentuk proses sosial yang merupakan perkembangan dari bentuk pertikaian, di mana masing-masing pihak melakukan penyesuaian dan berusaha mencapai kesepakatan untuk tidak saling bertentangan. Tujuan akomodasi menurut Soerjono Soekanto, dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu: 1 Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibatt perbedaan paham. Akomodasi disini bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa antara kedua pendapat tersebut, agar menghasilkan suatu pola yang baru. 2 Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan, untuk sementara waktu atau secara temporer. 3 Akomodasi kadang-kadang diusahakan untuk memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok-kelompok sosial yang sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, hidupnya terpisah, seperti misalnya yang dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang mengenai sistem berkasta. 21 4 Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya melalui perkawinan campuran atau asimilasi dalam arti yang luas. e. Kontravensi Kontravensi berasal dari kata Latin, yakni conta dan venire, yang berarti menghalangi atau menantang. Dalam kata ini mengandung makna usaha untuk menghalangi pihak lain mencapai tujuan. Hal utama dalam proses sosial ini adalah menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain. Kontravensi dapat dilakukan dengan cara-cara berikut: 1 Kasar dan halus. Cara kasar ditandai dengan ketidaksopanan, berupa gangguan, ejekan, fitnah, profokasi, intimidasi. Cara halus dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa dan perilaku yang sopan, namun mengandung makna yang tajam. 2 Terbuka dan tersembunyi. Cara terbuka jika dilakukan langsung oleh pihak mana dan siapa yang melakukan proses sosial itu, serta isinya apa. Cara tersembunyi sulit diketahui. 3 Resmi dan tidak resmi. Cara resmi adalah penentangan yang diterima dan ditegakkan dengan ketentuan hukum atau dengan ketentuan yang dilembagakan oleh kekuasaan Negara atau oleh kekuasaan agama. Sedang cara tidak resmi adalah pertentangan yang tidak dikukuhkan peraturan hukum dan tidak dilembagakan Syahrial, 2013:35. 22 Kelima proses sosial tersebut merupakan siklus yang senantiasa terjadi dalam kehidupan masyarakat. Mengenai proses keseluruhan, tidak selamanya selalu diawali oleh bentuk kerja sama, atau bentuk-bentuk yang lainnya, bahkan biasa terjadi suatu pertikaian dapat diselesaikan, sampai terjadi kerja sama Abdulsyani, 2007:159. Soerjono Soekanto mengatakan bahwa pada dasarnya ada dua bentuk umum dari interaksi sosial yaitu asosiatif dan disosiatif. Asosiatif antara lain kerjasama dan akomodasi. Sedangkan persaingan, kontravensi dan pertikaian merupakan suatu bentuk disosiatif. Interaksi sosial terjadi apabila dalam masyarakat terjadi kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial berasal dari bahasa latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tango yang artinya menyentuh. Jadi arti secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh Soekanto, 2007:59. Kontak sosial merupakan tahap pertama ketika seseorang hendak melakukan interaksi, dalam konsep kontak sosial terdapat dua jenis kontak sosial, yaitu kontak sosial primer dan kontak sosial sekunder. a. Kontak Primer Kontak sosial yang dikembangkan secara intim dan mendalam berupa pergaulan tatap muka di mana hubungan secara visual dan perasaan-perasaan yang berhubungan dengan pendengaran senantiasa diperdengarkan. 23 b. Kontak Sekunder Yakni kontak yang ditandai oleh pengaruh keadaan luar dan jarak yang lebih besar Mannheim, 1986:51. Kontak sekunder merupakan kontak sosial yang memerlukan pihak perantara misalnya pihak ketiga. Hubungan-hubungan sekunder tersebut dapat dilakukan melalui alat-alat misalya telepon, telegraf, radio, internet dan seterusnya. Syarat-syarat terjadinya interaksi juga melibatkan komunikasi, di mana komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak badaniah atau sikap, perasaan-perasaan yang ingin disampaikan pada orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut Soekanto, 2007 : 60. Proses Interaksi Sosial dapat berlangsung, antara lain karena faktor berikut ini: a. Imitasi Imitasi adalah proses meniru perilaku dan gaya seseorang yang menjadi idolanya. Tindakan meniru dilakukan dengan belajar dan meniru perbuatan orang lain yang menarik perhatian. b. Sugesti Sugesti adalah pandangan atau sikap seseorang yang kemudian diterima dan diikuti oleh pihak lain. c. Identifikasi Identifikasi adalah keinginan seseorang untuk sama dengan orang lain. 24 d. Simpati Simpati adalah proses ketika seseorang merasa tertarik dengan pihak lain. e. Motivasi Motivasi adalah dorongan yang diberikan kepada seseorang individu kepada individu lainnya. f. Empati Empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain Soekanto, 2007: 63.

2. Teori Interaksionisme Simbolik