32
fenomena bentuk interaksi sosial yang dikaji pada masyarakat alun-alun kidul kota Surakarta.
D. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, bahasa dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan yang mendukung seperti dokumen,
foto dan lain-lain Moleong, 2005:157. Tindakan orang-orang yang diamatidiwawancarai merupakan sumber data utama yang dicatat melalui
catatan tertulis maupun melalui perekam videoaudio tape, pengambilan foto, atau film. Data dari informan yang digunakan atau diperlukan dalam
penelitian, dikaji dari sumber data penelitian antara lain sebagai berikut:
1. Sumber Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian yang diambil, dikumpulkan atau diperoleh langsung oleh peneliti kepada sumbernya
tanpa ada perantara dengan cara menggali sumber asli secara langsung melalui responden. Data ini diperoleh melalui wawancara dengan subjek
atau informan dan pengamatan langsung di lapangan. Data atau informasi tersebut dilakukan dengan metode wawancara. Berkaitan dengan hal
tersebut, pada penelitian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis dan dokumentasi visual foto atau gambar.
Sumber data primer pada penelitian ini, peneliti mengambil data secara langsung melalui observasi dan wawancara dengan beberapa
penjual jasa becak cinta yang sedang bekerja menjajakan becak cinta di alun-alun kidul Surakarta sebagai informan lapangan penelitian ini. Serta
33
diperkuat oleh data dan informasi dari beberapa informan pemilik becak cinta, pengguna becak cinta dan penjual jasa selain becak cinta.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data kedua di luar kata dan tindakan yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, namun
data ini tidak diabaikan dan memiliki kedudukan penting yang mampu memberikan tambahan serta penguatan terhadap data penelitian. Sumber
data sekunder biasanya diperoleh dari mengumpulkan referensi dan kajian keputakaan dan dokumen dari kegiatan objek penelitian yang sedang
dilaksanakan. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari sumber tertulis, majalah, surat kabar, jurnal, internet dan hasil penelitian yang
relevan dengan interaksi sosial antar penjual jasa becak cinta di alun-alun kidul Surakarta. Data sekunder juga dapat berupa foto-foto kegiatan dan
data statistik mengenai jumlah penjual jasa becak cinta yang berada di alun-alun kidul Surakarta.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu objek yang sistematis mengenai kejadian yang diteliti. Observasi dapat dilakukan dengan sesaat atau
berulang-ulang Sukandar Rumidi, 2004:69. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang komplaks,
suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengematan dan ingatan. Dalam
34
proses pelaksanaan pengumpulan data observasi dapat dibedakan menjadi observasi berperan serta dan nonpartisipan, selanjutnya dari segi instrumentasi
yang digunakan maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Observasi Berperan Serta
Dalam observasi ini peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai
sumber data penelitian. Sambil melakukan penelitian, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan sumber data, dan ikut merasakan suka
dukanya. Dengan observasi partisipasi ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari
setiap perilaku yang nampak. b.
Observasi Nonpartisipan Dalam observasi ini peneliti tidak terlibat langsung dengan
kegiatan, dan peneliti hanya sebagai pengamat independen. Observasi ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam dan tidak sampai pada
tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.
c. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya,
jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variable apa yang akan diamati.
35
d. Observasi Tidak Terstruktur
Observasi Tidak Terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini
dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan
instrument yang telah baku, tetapi hanya beberapa rambu-rambu pengamatan Sugiyono, 2009:145-146.
Dalam penelitian ini peneliti berencana menggunakan observasi nonpartisipan karena objek penelitian ini adalah sebuah masyarakat
dengan fenomena kehidupan sehari-harinya, sehingga peneliti tidak dapat mengikuti kegiatan kesehariannya karena menyangkut kehidupan
pribadinya, selain itu peneliti juga akan menggunakan observasi secara terstruktur karena peneliti telah mengetahui lokasi dan kondisi objek
penelitian. 2.
Wawancara Wawancara merupakan suatu peristiwa umum dalam kehidupan sosial,
sebab ada banyak bentuk dari wawancara. Wawancara dapat dilakukan dengan individu tertentu untuk mendapatkan data atau informasi tentang masalah yang
berhubungan dengan satu subyek tertentu atau orang lain. Individu sebagai sasaran wawancara ini serimg disebut informan, yaitu orang yang memiliki
keahlian atau pemahaman yang terbaik mengenai sesuatu yang ingin diketahui Silalahi, 2010 : 2013. Wawancara ini dipakai guna melengkapi data yang
sebelumnya telah diperoleh melalui proses observasi. Wawancara ini
36
dilakukan langsung kepada informan, yaitu kepada para penjual jasa becak cinta, pemilik becak cinta, pengguna jasa becak cinta, dan para penjual jasa
lain. Bentuk wawancara yang digunakan adalah bentuk wawancara terstruktur, dengan teknik ini diharapkan peneliti dapat mengembangkan pernyataan
sendiri ketika bertanya kepada informan. 3.
Dokumentasi Dokumentasi ialah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan oleh subyek penelitian. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
pasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya Arikunto, 2006: 232.
E. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menentukan samprl yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
teknik sampling yang digunakan. Penelitian ini menggunakan teknik pusposive sampling. Purposive sampling adalah penarikan sampel sumber
data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang diangap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau
munglin dia sebagai penguasa sehingga akan mempermudah peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti Sagino, 2009: 219.
F. Vadilitas Data
Vadilitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti, dengan demikian
data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan
37
oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian Sugiyono, 2009: 267. Untuk menguji vadilitas penelitian dapat dilakukan
dengan metode triangulasi dimana triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Penelitian ini
menggunakan triangulasi sumber yang berarti membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu, alat
yang berbeda dalam penelitian kualitas. Menurut Patton dalam Moleong untuk mengecek dan membandingkan derajat kepercayaan satu informasi yang
diperoleh dapat dicapai dengan cara: 1.
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2.
Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang pada situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. 4.
Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pandangan dan pendapat orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan, orang yang mempunyai keadaan ekonomi tinggi, orang pemerintahaan dan lain-lain. Membandingkan hasil wawancara dengan isi
dokumen yang berkaitan Moleong, 2010: 330-331.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data memilah-milah data, mensintesiskannya,
mencari dan menentukan pola, menemukan apa pentingnya dan yang
38
dipelajari dan menyimpulkan data. Analisis data dilakukan terus menerus sejak awal dan selama proses penelitian berlangsung. Setiap data dan
informasi yang diperoleh harus dianalsis, berupa usaha menafsirkan untuk mengetahui maknanya dihubungkan dengan masalah penelitian Bodgan dan
Biken dalam Moleong : 248. Proses analisa data menurut Milles dan Huberman dalam Sugiyono dilakukan dalam empat tahap yaitu :
Bagan 2 : Model Analisa data Interaktif Milles dan Huberman Dalam tahap analisis data peneliti mengacu pada teknik analisis data yaitu :
1. Pengumpulan Data Data Collection
Data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua aspek yaitu
aspek deskripsi dan refleksi. Catatan deskripsi merupakan data alami yang berisi tentang apa yang dilihat, didengar, disaksikan, dirasakan serta yang
dialami sendiri oleh peneliti tanpa adanya pendapat dan penafsiran pribadi terhadap fenomena yang dijumpai peneliti.
Pengumpulan Data
Sajian Data
Verifikasi penarikan
Kesimpulan Reduksi Data
39
2. Reduksi data Data Reduction
Dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan dan pemusatan perhatian untuk penyederhanan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang
diperoleh. Dalam tahap ini peneliti mulai memilah data-data hasil penelitian dilapangan, kemudian difokuskan pada masalah yang akan diteliti.
3. Penyajian data Data Display
Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Display data atau penyajian
data lazim digunakan pada langkah ini adalah dalam bentuk teks naratif. Pada tahap ini peneliti mengelompokkan data-data dari lapangan yang kemudian
dimaknai dan disimpulkan. 4.
Penarikan kesimpulan dan verifikasi Conclusions Drawing and Verification Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi
dengan mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari
fenomena dan proposisi Sugiyono, 2009:247-252.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah
1. Deskripsi wilayah alun-alun kidul kota Surakarta
Kota Surakarta yang juga dikenal sebagai Kota Solo, merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan
Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 meter diatas permukaan air laut. Dengan luas sekitar 44 km persegi, kota
Surakarta terletak diantara 110 45` 15” – 110 45` 35” Bujur Timur dan 70` 36” – 70` 56” Lintang Selatan. Suhu udara maksimum Kota
Surakarta adalah 32,5 derajat Celsius, sedang suhu udara minimum adalah 21,9 derajad Celcius. Rata-rata tekanan udara adalah 1010,9
MBS dengan kelembaban udara 75. Solo beriklim tropis, sedang musim penghujan dan kemarau bergantian sepanjang 6 bulan tiap
tahunnya. Keraton Surakarta atau lengkapnya dalam bahasa Jawa disebut
Karaton Surakarta Hadiningrat adalah istana Kasunanan Surakarta. Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II Sunan PB II
pada tahun 1744. Kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sunan dan rumah tangga istananya yang masih
menjalankan tradisi kerajaan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di kota Solo. Sebagai kompleks,
41 keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik
kasunanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pustaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya keraton ini
merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa tradisional yang terbaik. Luas wilayah Surakarta adalah 46,61 km persegi, dengan
jumlah penduduk 541.116 jiwa. Wilayah administrasi Surakarta dengan 5 kecamatan dan 51 kelurahan.
Secara umum pembagian keraton meliputi kompleks Siti Hinggil Lor atau utara, Kompleks Sasana Sumewa, kompleks Siti Hinggil Lor
atau Utara, Kompleks Kamandungan Lor atau Utara, Kompleks Sri Manganti, Kompleks Kedaton, Kompleks Kamagangan, Kompleks Sri
Manganti Kidul atau Selatan, dan Kamandungan Kidul atau Selatan, serta Kompleks Siti Hinggil Kidul atau Selatan dan Alun-alun Kidul
atau Selatan. Alun-alun kidul sendiri mempunyai batas wilayah antara lain pada batas utara adalah keraton Surakarta yang lebih tepatnya
adalah Kompleks Siti Hinggil Kidul atau Selatan. Batas selatan alun- alun kidul adalah kelurahan Joyosuran. Batas sebelah barat alun-alun
kidul adalah kelurahan Gajahan. Sedangkan batas wilayah alun-alun sebelah timur adalah kelurahan pasar Kliwon. Alun-alun kidul
merupakan wilayah yang terdapat pada kompleks keraton tepatnya pada kelurahan Baluwarti Wordpress, diakses 11 November 2015.
42
2. Profil Alun-alun Kidul Surakarta