Lokasi Penelitian Teori Interaksionisme Simbolik

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di alun-alun kidul kota Surakarta. Peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut karena ingin meneliti tentang bentuk interaksi masyarakat dan para penjual jasa di alun-alun tersebut. Penelitian ini yang menjadi sasaran obyek penelitian adalah masyarakat alun-alun Surakarta dengan responden pemilik becak cinta, para pengguna becak cinta, para penjual jasa becak cinta, dan penjual jasa lain serta untuk menambah referensi penelitian nantinya akan melibatkan masyarakat setempat. B. Waktu Penelitian Penelitian tentang pola interaksi penjual jasa ini sesuai dengan rencana pengambilan data akan dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan, dari bulan Februari sampai April 2013. C. Bentuk Penelitian Berdasarkan sifat dan spesifikasi yang diangkat dalam penelitian ini, maka bentuk yang paling relevan adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2010:4 penelitian kualitatif berarti sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, disebut juga dengan metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak 30 digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif Sugiyono, 2009:8. Penelitian kualitatif merupakan fokus perhatian dengan beragam metode, yang mencakup pendekatan interpretatif dan naturalistik terhadap subjek kajian-kajiannya. Hal ini berarti bahwa peneliti kualitatif mempelajari benda- benda di dalam konteks alaminya, yang berupaya untuk memahami, atau menafsirkan, fenomena dilihat dari sisi makna yang dilekatkan dengan manusia peneliti kepadanya. Penelitian kualitatif mencakup penggunaan subjek yang dikaji dan kumpulan berbagai data empiris, studi kasus, pengalaman pribadi, instropeksi, perjalanan hidup, wawancara, teks-teks hasil pengamatan, historis, interaksional dan visual yang menggambarkan saat-saat dan makna keseharian dan problematis dalam kehidupan seseorang. Penelitian kualitiatif juga tidak mempunyai seperangkat metode yang berbeda yang murni miliknya. Para peneliti kualitatif memanfaatkan semiotika, analisis narasi, isi, wawancara, arsip, dan fonemis, bahkan statistika sekalipun. Mereka juga menggunakan dan mendayagunakan pendekatan, metode dan teknik etnometodologi, fenomenologi, hermeneutika, feminism, kajian-kajian kebudayaan, penelitian survey, dan observasi partisipatif, disamping yang lain Denzin, 2009:2-4. Peneliti kualitatif dapat dikembangkan kearah penelitian fenomenologis dilaporkan secara thick description deskripsi mendalam dengan hubungan antar variable yang lebih kompleks. Penelitian fenomenologi mencoba 31 menjelaskan atau mengungkapkan makna konsep atau fenomena pengalaman yang disadari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji John W. Creswell, 2008:54. Terdapat orientasi metodologis dalam fenomenologi kehidupan sosial, yang berkaitan dengan relasi antara pemakaian bahasa dengan objek-objek pengalaman. Sejalan dengan itu fenomenologi sosial berpijak pada keyakinan dasar bahwa interaksi sosial tidak hanya memuat makna tetapi juga mengkonstruksikannya. Fenomenologi dimaksudkan untuk merumuskan ilmu sosial yang mampu menafsirkan dan menjelaskan tindakan dan pemikiran utama interpretif yang memusatkan perhatian pada makna dan pengalaman subjektif sehari-hari. Agenda utamanya adalah untuk memperlakukan subjektivitas sebagai topik penelitian itu sendiri, bukan sebagai pantangan metodologis Denzin, 2009:337. Inti dari penelitian kualitatif dengan strategi fenomenologi bertujuan untuk menginterprestasikan tindakan sosial individu sebagai sebuah tindakan yang dimaknai serta dapat merekonstruksi kembali turunan makna dari tindakan yang bermakna pada komunikasi intersubjektif individu dalam dunia kehidupan sosial. Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang disadari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami 32 fenomena bentuk interaksi sosial yang dikaji pada masyarakat alun-alun kidul kota Surakarta.

D. Sumber Data