c. Lingkungan Akademik
Lingkungan akademik menyangkut sejauh mana sebuah institusi pendidikan dapat memenuhi kebutuhan individu sebagai
siswa berprestasi di sekolahnya, meliputi fasilitas yang disediakan, hubungan antara siswa dan guru, dan hubungan antar siswa sendiri.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor pendukung untuk memotivasi sesorang untuk berprestasi. Oleh karena
itu sebagai tenaga pendidik harus memahami setiap latar belakang permasalahan sehingga ketika mendampinggi sesorang yang kurang
termotivasi berprestasi tenaga pendidik mampu membuat treatment. Dan membuat sesorang bersemangat untuk lebih berprestasi. Dapat
disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah usaha yang dilakukan individu untuk mempertahankan kemampuan pribadi setinggi
mungkin, untuk mengatasi rintangan-rintangan, dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dalam suatu ukuran keunggulan. Ukuran
keunggulan dapat berupa prestasi sendiri sebelumnya atau dapat pula prestasi orang lain.
B. Pengetahuan Tentang Kecerdasan Dalam Pendidikan Musik
Menurut Arthur Harvey dalam Anggraeni, 2005 seorang pendidik musik harus mengetahui 3 perkembangan yang terjadi baru-baru ini untuk
memperkuat posisi pendidik musik dalam mengembangkan musik secara signifikan.
1. Semakin luasnya penelitian tentang kinerja otak dengan menggunakan
musik. Penelitian yang dimulai pada awal tahun 1900-an melahirkan pernyataan bahwa saat ini meupaka
n “Dekade Otak”. 2.
Gardner 1991 mengembangkan teori “Multiple Intelligences”, dengan menyediakan 8 model kecerdasan manusia untuk mereformasi
bidang pendidikan dengan memberi tempat yang layak bagi pengembangan dan program pendidikan musik.
3. Publikasi besar-besaran hasil penelitian Frances Rauscher, Gordon
Shaw dan koleganya di Univesitas California, Irvine, tentang “Efek Mozart”, menunjukkan ada hubungan kausal antara musik dan aspek
kecerdasan. Seiring dengan momentum tersebut, penting untuk diketahui pula
data penelitian rasional dan ilmiah untuk mendukung asumsi bahwa musik penting dalam pendidikan anak. Saat ini minat terhadap hubungan antara
musik dan otak dari berbagai perspektif telah berkembang luas dan dapat diketahui dari beberapa publikasi.
Gardner, seorang psikolog kognitif dari Universitas Harvard yang mengembangkan Teori Kecerdasan dalam bukunya Frames of Mind: The
Theory of Multiple Intelligences yang terbit tahun 1983, menyebutkan bahwa manusia memiliki 8 kecerdasan dasar yaitu kecerdasan linguistik,
kecerdasan logika matematika, kecerdasan musikal, kecerdasan spatial, kecerdasan kinestik tubuh, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan
interpersonal, dan kecerdasan naturalistik. Kemudian pada tahun 1993
dipublikasikannya Multiple Intelligences: The Theory in Practice, sebagai pengembangan dari teori lamanya. Thomas Armstrong menyatakan,
kedelapan kecerdasan dasar Gardner merupakan kerangka kerja yang tepat dalam praktek pendidikan. dalam Anggraeni, 2005
Gardner dalam
Suparno 2004
mendefinisikan multiple
intelligences sebagai; „ Kemampuan untuk memecahkan persoalan dan
menghasilkan produk dalam suatu setting yangbermacam-macam dan situasi yang nyata.‟ Berdasarkan pengertian tersebut, sangat jelas bahwa
intelegensi bukan hanya kemampuan seseorang untuk menjawab suatu tes IQ dalam ruangan tertutup yang
lepas dari lingkungannya. “Intelegensi memuat kemampuan untuk memecahkan persoalan yang nyata dalam
situasi yang bermacam macam. Suparno 2004 juga menyatakan bahwa;
“untuk mengerti intelegensi seseorang yang menonjol perlu dilihat bagaimana orang
tersebut menghadapi persoalan nyata dalam hidup, bukan hanya dengan tes di atas meja”, selain itu, Suparno 2004 menyatakan bahwa;
“Intelegensi seseorang bisa dikembangkan lewat pendidikan dan intelegensi itu banyak jumlahnya.
” Suatu studi dalam Armstrong, 2004 menunjukkan bahwa
sekelompok siswa yang kepadanya diperdengarkan musik selama delapan bulan mengalami peningkatan IQ sebesar 46, sementara kelompok
kontrol yang tidak diperdengarkan musik hanya meningkat 6. Mungkin
sering terlihat ada siswa atau orang yang lebih suka belajar bila ada musik yang didengarkan Gaya belajar Auditory.
Pada usia Sekolah Dasar, anak mulai suka memainkan alat musik. Dia juga melihat teman temannya memainkan alat musik sehingga
menggugah minatnya untuk mempelajari. Lie dalam Rustikawati, 2011 menuliskan beberapa manfaat musik bagi anak usia Sekolah Dasar :
1. Pada masa ini kecerdasan musikal masih dapat dan perlu
dikembangkan. 2.
Belajar alat musik mengajarkan anak untuk mengembangkan sikap disiplin, ketekunan, dan bekerja keras.
3. Bermain musik memberikan kenikmaan dan mengalihkan
anak dari kejenuhan. Susan Black 1997 dalam “The Musikal Mind” mengenai
penelitiannya terhadap neuromusikal membuktikan semua bayi telah memiliki mekanisme saraf yang secara eksklusif terfokus pada musik.
Demikian pula dengan pentingnya pelatihan musik sejak dini yang akan membantu pengorganisasian dan perkembangan otak anak pada tahap
selanjutnya. Penelitian John Langstall dan Elizabeth Mayer 1996 dalam
Anggraeni, 2005, menunjukkan secara rasional pentingnya pendidikan musik pada anak sejak dini, karena pada usia 11 tahun, sirkuit neuron yang
mengolah semua jenis persepsi dan diskriminasi sensori, seperti kemampuan mengidentifikasi pitch dan irama, akan tertutup. Ditambahkan
pula, kalau tidak digunakan maka selamanya anak akan mengalami buta nada dan irama.
C. Kecerdasan Musikal