PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP N 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI)
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI
POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP N 19 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2012/2013)

(Skripsi)

Oleh
ERFINA TRIUTAMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
(GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN
CIRI MAKHLUK HIDUP
(Study Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh
ERFINA TRIUTAMI

Keterampilan proses sains penting untuk dimiliki oleh setiap siswa. Namun di
SMP Negeri 19 Bandar Lampung keterampilan proses sains siswa belum
dikembangkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan model pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap
Keterampilan Proses Sains (KPS)

Desain penelitian ini adalah pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Sampel
penelitian adalah siswa kelas VIIC dan VIID yang dipilih secara purposive
sampling. Data penelitian berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
berupa angket tanggapan siswa dan deskripsi aktivitas belajar siswa yang
diobservasi. Data kuantitatif berupa rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain
yang dianalisis menggunakan uji-t atau uji U dengan bantuan program SPSS

ii

Erfina Triutami

versi 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model
pembelajaran GI berpengaruh signifikan terhadap peningkatan KPS ( pretes
eksperimen = 21,94 ;

pretes kontrol = 20,59 ;

postes eksperimen = 74,40 ;

postes kontrol = 62,09). Penggunaan model pembelajaran GI juga berpengaruh
terhadap peningkatan rata-rata aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan
(Pertemuan I = 68,17 ; Pertemuan II = 82,28;). Selain itu, sebagian besar siswa
(86,5%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model pembelajaran
GI. Dengan demikian, model pembelajaran GI berpengaruh terhadap peninigkatan
KPS dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Kata kunci: Model pembelajaran GI, keterampilan proses sains dan

keanekaragaman ciri makhluk hidup.

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Jaya, 22 September 1990 yang
merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan
Drs.Tasrif Arifin dan Erni Ciptaning. Pendidikan formal
pertama yang ditempuh penulis dimulai dari SD Negeri 2
Srimenanti (1996-2002) dan dilanjutkan di SMP N 2 Bandar
Sribhawono (2002-2005). Kemudian penulis menamatkan jenjang pendidikan
menengah atas pada tahun 2008 di SMA N 1 Way Jepara (2005-2008). Pada
tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP
Unila melalui jalur Mandiri. Penulis terdaftar sebagai anggota Divisi Sosial
Masyarakat (2009/2010). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan
(PPL) di SMA N 1 Simpang Pematang dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di
Kabupaten Mesuji. Selain itu penulis melaksanakan penelitian pendidikan di SMP
Negeri 19 Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd).


Moto
……Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan…
(Q.S. Alam Nasyrah: 5-6)

….maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu
dustakan…
(Q.S. ar-rahman : 21)

satu tindakan lebih baik dan berarti dari 100 teori

(Penulis)

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil ‘alamin...
Segala puji hanya milik Allah SWT yang Maha segalanya,
Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW

atas segala limpahan nikmat, rahmad dan karunia yang tak terhingga
sehingga selesainya skripsi ini.

Karya ini kupersembahkan dengan penuh cinta dan kasih kepada :


Bapakku tercinta Drs.H.Tasrif Arifin dan Ibuku tersayang Hj.Erni Ciptaning
Yang telah membesarkanku dengan penuh cinta dan kasih, yang tak pernah henti-hentinya
mendoakanku dalam setiap sujud agar aku memperoleh keberhasilan dan kebahagiaan.



Kakak-kakak ku tersayang : Ika Rahmawati, S.H dan Ida Rahayu, S.Kep
yang selalu memotivasi untuk selalu mengerjakan tugas dengan segera agar lebih cepat
selesai lebih baik.



Pendidikku (para Guru dan dosen) dan murobbi, atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah
diberikan…





Sahabat-sahabatku tercinta seperjuangan Pendidikan Biologi 2008
Sahabat-sahabat tercinta yang selalu berusaha memotivasiku, untuk selalu bersyukur,
jangan mudah putus asa, memberikan keceriaan di setiap hariku; rekan ku; Jarmini, S.Pd,
Cicilia Rina Fitriani, S.Pd. Sahabat-sahabatku (Eva Febriyanti R; Rela Kristiyawanti;
Septa Trismanita; Ihda Febriana Sari) dan adik ku Nela Kristiana,Amd.Keb yang selalu
mengingatkan dan meyakinkan untuk dapat menyelesaikan tugas, serta seluruh BioMa
tercinta…
Teman-teman KKN/PPL (Affriyan Eko, M. Zacky, Widodo Presetyo, Ika Puspita Sari,
Khusnul Khotimah, Rheza Ar Rahman, Lian Pratama, Yuliana, dan Wirda Ningsih T)
Terimakasih atas kekeluargaan dan kebersamaan yang sangat berkesan..





Almamater tercinta, Universitas Lampung.


SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini
berjudul “PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP
INVESTIGTION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP
(Studi Eksperimen pada Kelas VII SMP N 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran
2012/2013)”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2.


Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas
Lampung;

3.

Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

4.

Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai

xi

5.

Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing II sekaligus Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini
dapat selesai;


6.

Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku pembahas atas saran-saran perbaikan, dan
dukungan semangatnya;

7.

Hj. Sri Chairattini E.A, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 19 Bandar
Lampung dan Evi Linda. S.Pd., selaku guru mitra, yang telah memberikan
izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

8.

Ayahandaku tercinta Drs.Tasrif Arifin dan Ibundaku tercinta Erni Ciptaning
terima kasih untuk perhatian, doa dan kasih sayang yang tak terhingga selama
ini. Kakakku tersayang Ika Rahmawati, S.H, Ida Rahayu, S.Kep, serta
seluruh keluarga yang sangat kucintai, terima kasih atas dukungan moril,
materil, dan semangat yang diberikan bagi penulis;

9.


Rekan-rekan Mandibula (Mahasiswa Pendidikan Biologi 2008), kakak dan
adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang luar
biasa; serta para sahabat dan teman di Himasakta;

10. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, karya terbaik penulis ini semoga dapat bermanfaat dan berguna bagi
kita semua. Amin.
Bandar Lampung, September 2014
Penulis

Erfina Triutami

xii

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii

I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Latar Belakang Masalah .......................................................................
Rumusan Masalah ................................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................
Manfaat Penelitian ...............................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................
Kerangka Pikir .....................................................................................
Hipotesis ...............................................................................................

1
5
6
6
7
8
10

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Kelompok Investigasi .........................................
B. Keterampilan Proses Sains ....................................................................
C. Hakikat melatih keterampilan proses IPA ............................................

12
16
20

III. METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
Populasi dan Sampel ............................................................................
Desain Penelitian ..................................................................................
Prosedur penelitian ................................................................................
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ...................................................
Teknik Analisis Data ............................................................................

23
23
23
24
32
34

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................
B. Pembahasan ..........................................................................................

xiii

42
47

V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..............................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

55
56

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

57

LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Silabus ................................................................................................... 59
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 63
Lembar Kerja Kelompok ..................................................................... 71
Soal Pretes dan Postes ........................................................................... 104
Data Hasil Penelitian ............................................................................ 115
Foto-Foto Penelitian ............................................................................. 122

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Tahapan dan keterangan model kooperatif tipe GI .............................

15

2. Keterampilan proses dan katerangan ...................................................

17

3. Rubrik penilaian keterampilan proses sains siswa ...............................

37

4. Kriteria ketrampilan proses sains siswa ...............................................

37

5. Lembar observasi aktivitas belajar siswa .............................................

38

6. Klasifikasi indeks aktivitas belajar siswa .............................................

39

7. Skor per soal angket tanggapan siswa pada model pembelajaran tipe
GI .........................................................................................................

40

8. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran menggunakan
model pembelajaran tipe GI .................................................................

40

9. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model
pembelajaran tipe GI ............................................................................

41

10. Tafsiran persentase jawaban angket .....................................................

41

11. Hasil uji normalitas dan homogenitas, kesamaan dua rata-rata,
perbedaan dua rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain pada kelas
eksperimen dan kontrol ........................................................................

42

12. Hasil analisis rata-rata N-gain setiap indikator keterampilan proses
sains siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ...................................

44

13. Presentase aktivitas belajar siswa kelas eksperimen ............................

45

14. Nilai pretes, postes, dan N-gain kelompok eksperimen ...................... 115
15. Nilai pretes, postes, dan N-gain kelompok kontrol .............................. 116
16. Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen ............... 117

xv

17. Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol ...................... 118
18. Analisis data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model
pembelajaran tipe GI ............................................................................ 121

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar
Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat .......................... 10
2. Desain penelitian pretes-postes kelas tak ekivalen. .............................

24

3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan model GI. ..............................

46

4. Contoh jawaban siswa pda indikator observasi, identifikasi, Prediksi
dan mengkomunikasikan (LKK pertemuan ke-1) ................................

50

5. Contoh jawaban pada pertanyaan esay pada LKK pertemuan ke-2.. ...

53

6. Kegiatan pretes oleh siwa.....................................................................

122

7. Contoh Guru membagikan LKK pada kelompok GI ...........................

122

8. Siswa mengerjakan LKK sesuai topik .................................................

122

9. Siswa sedang mempresentasikan hasil diskusi ....................................

123

10. Siswa mendengarkan kesimpulan dan evaluasi yang disampaikan .....

123

11. Kegiatan postes oleh siswa ..................................................................

123

12. Guru menuliskan sub materi dan memberi keterangan keragaman ciri
makhluk hidup......................................................................................

124

13. Siswa sedang berdiskusi dengan teman sekelompok ...........................

124

14. Presentasi perwakilan kelompok dan guru memberikan membantu
mengarahkan materi yang dipresentasikan ..........................................

124

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia yang bermutu merupakan faktor penting dalam
pembangunan di era globalisasi saat ini. Pengalaman di banyak negara
menunjukkan, sumber daya manusia yang bermutu lebih penting dari pada
sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu
hanya dapat diwujudkan dengan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu,
upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang tidak dapat ditawar
lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa
Indonesia (Tjalla, 2011: i).

Dari berbagai hasil survei menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di
Indonesia masih tergolong rendah, sejalan dengan pendapat Tola (dalam
Tjalla, 2011: i) gambaran hasil studi Internasional The Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang dilaksanakan
pada bulan Mei 2007 secara bersamaan di seluruh Indonesia. Dalam bidang
sains, kemampuan anak Indonesia berada pada posisi ke 35 dari 49 negara
peserta. Berdasarkan hasil studi diperoleh berbagai temuan tentang perkiraan
faktor penyebab kelemahan siswa yaitu kurang memahami konsep-konsep

2

sains yang mendasar dan mengetahui fakta sains dasar. Selain itu anak-anak
Indonesia tidak mampu dalam hal antara lain: (1) menunjukkan beberapa
konsep yang abstrak dan kompleks dalam biologi, kimia, fisika dan ilmu
bumi, (2) memahami kompleksitas makhluk hidup dan hubungan mereka
dengan lingkungannya, (3) memahami sifat magnet, suara, dan cahaya serta
perubahannya, (4) menerapkan pengetahuannya tentang tata surya, ciri-ciri
bumi dan prosesnya, serta menerapkan pengetahuannya pada masalah
lingkungan, (5) memahami dasar-dasar penyelidikan ilmiah dan menerapkan
prinsip-prinsip fisika untuk memecahkan beberapa masalah kuantitatif, dan
(6) memberikan penjelasan secara tertulis untuk menyampaikan pengetahuan
ilmiah (Martin dkk., 2008 dalam Tjalla, 2011: i).

Dari uraian di atas diketahui bahwa kemampuan siswa-siswi Indonesia di
bidang IPA masih berada pada kualitas yang tergolong rendah. Secara umum
IPA dipahami sebagai ilmu yang berkembang melalui langkah observasi,
perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui
eksperimen, penarikan simpulan serta penemuan teori dan konsep (Trianto,
2010: 141). Dalam kegiatan belajar mengajar IPA dibutuhkan malatih
keterampilan ilmiah yang terarah yang dapat digunakan untuk menemukan
konsep atau prinsip atau teori dalam pengembangan keterampilan
memproseskan. Melatih keterampilan proses dalam IPA, Dahar (dalam
Trianto, 2010: 148) mengemukakan bahwa keterampilan-keterampilan proses
yang diajarkan dalam pendidikan IPA memberikan penekanan pada
keterampilan-keterampilan berpikir. Dengan keterampilan ini, anak-anak

3

dapat mempelajari IPA sebanyak mereka dapat mempelajarinya dan ingin
mengetahuinya

Sejalan dengan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi sangat
cepat, sehingga tidak memungkinkan lagi para guru mengajarkan semua
fakta dan konsep kepada siswa. Sehingga diperlukan suatu pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik dan dapat mengarahkan peserta didik untuk
dapat terlibat secara langsung dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang
memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa (Semiawan dkk,1984:14).

Tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah secara
operasional adalah membelajarkan siswa agar mampu memproseskan dan
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi dirinya
sendiri. Timbul pertanyaan “apakah bisa dilakukan untuk mengidealkan
kegiatan pembelajaran di sekolah? ” Salah satu jawaban atas pertanyaan
tersebut adalah penerapan Pendekatan Keterampilan Proses ( Dimyati dan
Mujiono,2009:136).

Strategi keterampilan proses sains dapat direalisasikan dengan menggunakan
model pembelajaran pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (dalam
Rusman, 2010: 221) model pembelajaran tipe GI sangat cocok untuk bidang
kajian yang memerlukan kegiatan studi proyek terintegrasi yang mengarah
pada kegiatana perolehan, analisis, dan sistesis informasi dalam upaya
memecahkan suatu masalah. Dengan topik materi yang mengarah kepada
kegiatan metode ilmiah, diharapkan siswa dalam kelompknya dapat saling

4

memberi kontribusi dalam pengalaman sehari-harinya. Dalam tahapan
pelaksanaan investigasi para siswa mencari informasi dari berbagai sumber,
baik di dalam maupun di luar kelas/sekolah.

Proses investigasi menekankan inisiatif siswa, dibuktikan dengan pertanyaan
yang mereka ajukan, dengan sumber yang mereka temukan, dan jawaban
yang mereka rumuskan. Interaksi antara siwa penting bagi investigasi
kelompok, yang dapat meberikan dorongan, mengembangkan gagasan satu
sama lain. Menurut Thelen bahwa interaksi sosial dan intelektual merupakan
cara yang digunakan siswa untuk mengolah lagi pengetahuan personal
mereka di hadapan pengetahuan baru yang didapat oleh kelompok, selama
berlangsungnya penyelidikan (Sharan dalam Taniredja, Faridli dan Harmianto
2012:75).

Dari wawancara dengan guru biologi SMP N 19 Bandar Lampung pada
Oktober 2012, model pembelajaran GI belum pernah diterapkan dalam proses
pembelajaran. Selama ini guru menggunakan metode ceramah. Kendala
pembelajaran yang sering ditemukan adalah siswa kelas VII masih kurang
terampil dalam memprediksi dan menyimpulkan hasil dari materi yang telah
dipelajari. Metode-metode yang telah digunakan diduga kurang
memfasilitasi siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sains yang
dapat memberikan pengalaman belajar siswa yang melibatkan keterampilan
kognitif, keterampilan psikomotor, dan keterampilan afektif. Pada materi
ciri-ciri makhluk hidup kelas VII memiliki banyak sub topik yang
mengarahkan pada kegiatan perolehan, analis, dan sintesis informasi yang

5

merupakan bahan belajar untuk membantu mengembangkan keterampilan
proses sains siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe GI.

Salah satu penelitian yang menguji efektivitas model pembelajaran GI adalah
Primarinda (2011:1) dalam penelitiannya bahwa siswa-siswi kelas X SMAN
4 Surakarta menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif kelompok
investigasi GI berpengaruh signifikan terhadap keterampilan proses sains dan
model pembelajaran kooperatif kelompok investigasi GI berpengaruh
terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian yang berjudul
“Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Pokok Keanekaragaman Ciri
Makhluk Hidup (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP N 19 Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2012/2013)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan diteliti yaitu:
1. Apakah penggunaan model pembelajaran GI berpengaruh signifikan dalam
meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi pokok ciri-ciri
makhluk hidup?
2. Apakah penggunaan model pembelajaran GI berpengaruh dalam
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok ciri-ciri makhluk
hidup?

6

3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran GI
pada materi pokok keragaman ciri makhluk hidup?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran GI terhadap keterampilan
proses sains siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri makhluk hidup.
2. Pengaruh model pembelajaran GI terhadap aktivitas belajar siswa pada
materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.
3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran GI dalam
keterampilan proses sains siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri
makhluk hidup.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para siswa-siswi,
bapak/ibu guru pengajar, sekolah serta peneliti, ini dapat menjadi salah
satualternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan bagi perorangan
maupun institusi.
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian dapat menambah wawasan, memberikan pengalaman, dan
bekal pengetahuan dalam proses belajar mengajar sebagai calon guru
biologi yang profesional, terutama dalam merancang dan melaksanakan
pengaruh model pembelajaran kelompok investigasi terhadap keterampilan

7

proses sains siswa khususnya pada materi pokok Keanekaragaman ciri
makhluk hidup.
2. Bagi guru
Sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran IPA biologi
khususnya untuk materi ciri-ciri makhluk hidup dalam rangka
meningkatkan keterampilan proses sains siswa-siswi sehingga dapat
dikembangkan untuk materi IPA atau Biologi lain yang relevan.
3. Bagi siswa
Meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk mempelajari IPA, dan
siswa dapat lebih memahami materi khususnya keanekaragaman ciri
makhluk hidup dan memiliki pengalaman belajar yang berbeda serta
menyenangkan.
4. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu masukan dalam penyusunan
kurikulum sekolah untuk menentukan pengalaman belajar yang dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran IPA
khususnya biologi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah:

1. Langkah pembelajaran dalam model pembelajaran GI yang digunakan
yaitu: (1) mengelompokkan/mengidentifikasi, (2) perencanaan tujuan

8

investigasi, (3) melakukan percobaan untuk memperoleh informasi, (4)
serta mengumpulkan dananalisis data (menyiapkan laporan akhir),
(5) presentasi dan evaluasi.
2. Keterampilan proses sains yang diukur dalam penelitian ini meliputi; (1)
mengobservasi, (2) identifikasi, (3) menginterpretasi data, (4)
mengkomunikasikan, (5) memprediksi, (6) dan menyimpulkan (inferensi).
3. Materi IPA dalam penelitian ini adalah materi pokok keanekaragaman ciri
makhluk hidup di kelas VII semester 2 (dua) dengan kompetensi dasar
mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup (KD 6.1).
4. Aktivitas belajar siswa yang diamati pada penelitian ini yaitu aktivitas
merencanakan percobaan, melaksanakan investigasi,dan melakukan
kegiatan diskusi.
5. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII SMP N 19 Bandar
Lampung tahun ajaran 2012/2013.

F. Kerangka Pikir

Metode pembelajaran yang kurang kreatif dan inovatif serta berorientasi pada
produk berupa pengetahuan saja dapat mematikan keterampilan dan
kreativitas siswa. Karena metode yang kurang sesuai itu, berakibat pada
kurang terasahnya keterampilan proses siswa. Padahal IPA merupakan mata
pelajaran yang terdiri dari aspek produk dan proses, sehingga dalam standar
kompetensi lulusan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) dan berlaku secara nasional dijelaskan bahwa produk akhir IPA
meliputi pengetahuan, keterampilan dan juga sikap. Sehingga produk dari

9

pembelajaran IPA tersebut dapat digunakan siswa tidak hanya di dalam kelas
ketika pembelajaran berlangsung, tapi juga di luar kelas dalam kehidupan
sehari-hari serta sebagai wahana pembentuk kepribadian siswa dalam
menyiapkan dirinya melangkah ke profesi apapun yang diminati siswa.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengasah kemampuan
mengamati oleh siswa, mengidentifikasi, perencanaan tujuan investigasi,
percobaan untuk memperoleh informasi dan menginterpretasi data, dapat
diwujudkan dengan memberikan kondisi yang sesuai dalam proses
pembelajaran. Untuk menciptakan pembelajaran yang dapat memberdayakan
keterampilan proses sains siswa adalah dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe GI.

Dalam upaya meningkatkan keterampilan proses sains, dalam sintaks GI pada
tahapan pertama yaitu tahap pengelompokkan terdapat kegiatan mengamati
sumber dan memilih serta menentukan kategori-kategori topik permasalahan.
Tahap kedua, yaitu tahap perencanaan, pada tahap ini siswa dilatih kecakapan
mengambil tindakan dan memprediksi perencanaan investigasi. Tahap GI
yang ketiga adalah tahap pelaksanaan investigasi, pada tahap ini kecakapan
menggali dan mengolah informasi serta kecakapan mengambil keputusan
pada diri secara tidak langsung dapat diterapkan. Pada tahap keempat, yaitu
tahap pengorganisasian (menyiapkan laporan akhir), mengaktifkan interaksi
antar anggota kelompok untuk menentukan hasil diskusi dari pengamatan
untuk dipresentasikan, melatih kecakapan memprediksi, dan melatih
kecakapan mengambil keputusan untuk menentukan pesan-pesan penting

10

dalam proyeknya masing- masing. Selanjutnya pembelajaran berjalan
menuju tahap presentasi dan evaluasi. Sehingga diharapkan siswa dapat
mempunyai pemahaman yang lebih baik dan dapat meningkatkan
keterampilan proses, yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan dua
kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan
keterampilan proses sains siswa melalui model pembelajaran GI pada kelas
eksperimen dan metode diskusi pada kelas kontrol. Hubungan antara variabel
tersebut di gambarkan sebagai berikut:
X

Y

Keterangan: X = Model Pembelajaran GI
Y = Keterampilan Proses Sains
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini yaitu:
1.

H0 = Penggunaan model GI tidak berpengaruh terhadap keterampilan
proses sains siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri
makhluk hidup.
H1 = Penggunaan model GI berpengaruh terhadap keterampilan proses
sains siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri makhluk
hidup.

11

2.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI berpengaruh
terhadap aktivitas belajar siswa.

3.

Siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model
pembelajaran tipe GI.

12

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kelompok Investigasi (Group Investiogation)

Pembelajaran koooperatif (cooperative learning) merupakan sistem
pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk
bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.
Belajar kelompok lebih dari sekedar kerja kelompok tetapi juga ada struktur
dorongan atau tugas yang bersifat kelompok yang memungkinkan interaksi
secara terbuka dan interdependisi efektif antara anggota kelompok (Riyadi
dalam Taniredja, Faridli dan Harmianto, 2012:55)

Model pembelajaran kooperatif GI dapat dipakai guru untuk mengembangkan
kreativitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Model
pembelajaran GI dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung
jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju
pembentukan manusia sosial (Mafune, dalam Rusman 2011: 22). Model
pembelajaran kooperatif dipandang sebagi proses pembelajaran siswa aktif,
sebab siswa akan lebih banyak belajar melalui proses pembentukkan dan
penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagai pengetahuan serta tanggung
jawab individu tetap merupakan kunci keberhasilan belajar. Asumsi yang

13

digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model pembelajaran GI
yaitu:
1. Untuk meningkatkan kemampuan kreatif siswa dapat ditempuh melalui
pengembangan proses kreatif menuju satu kesadaran dan pengembangan
alat bantu yang mendukung kreativitas.
2. Komponen emosional lebih penting dari pada intelektual, yang tak
rasional lebih penting dari pada yang rasional.
3. Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan suatu
masalah harus lebih dahulu memahami komponen emosional dan irasional.

Guru dan siswa melaksanakan sejumlah kegiatan akademik dan
nonakademik yang dapat membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas. GI sesuai untuk proyek-proyek studi yang
terintegrasi yang berhubungan dengan hal-hal semacam penguasan, analisis,
dan mensintesiskan informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan
masalah yang bersifat multi-aspek. Tugas akademik haruslah menyediakan
kesempatan bagi anggota kelompok untuk memberikan berbagai macam
kontribusi, dan tidak boleh dirancang hanya sekedar untuk bisa menjawab
petranyaan-pertanyaan yang bersifat faktual (siapa, apa, kapan, dan
sebagainya). Misalnya, GI akan sangat ideal untuk mengajari tentang
pelajaran sejarah dan budaya dari sebuah Negara atau tentang pelajaran
biologi hutan hujan, tetapi tidak sesuai digunakan untuk mengajari pelajaran
kemampuan pemetaan atau unsur-unsur tabel periodik. Secara umum, guru
merancang sebuah topik yang cakupannya luas, para siswa selanjutnya
membagi topik tersebut ke dalam subtopik. Subtopik ini merupakan sebuah

14

hasil perkembangan dari ketertarikan dan latar belakang siswa, yang sama
halnya dengan pertukaran gagasan di antara para siswa.
Perencanaan kooperatif sangat penting bagi GI adalah perencanaan
kooperatif siswa atas apa yang dituntut dari mereka. Anggota kelompok
mengambil bagian dalam merencanakan berbagai dimensi dan tuntutan dari
proyek mereka. Bersama mereka menentukan apa yang mereka ingin
investigasikan. Sehubungan dengan upaya mereka untuk “menyelesaikan
masalah yang mereka hadapi; sumber apa yang mereka butuhkan; sispa yang
akan melakukan apa; dan bagaimana mereka akan menampilakan proyek
mereka yang sudah selesai ke hadapan kelas”. Biasanya ada pembagian tugas
dalam kelompok yang mendorong tumbuhnya interdependensi yang bersifat
positif di antara kelompok. Investigasi subtropik yang dipilih siswa harus
ditambahkan dengan pengajaran mengenai topik lainnya oleh guru, yang
menurut guru tersebut memang penting. Guru dengan demikian dapat
memperluas unit dengan memberikan pengajaran langsung kepada seluruh
kelas, memberikan pengajaran yang terindividualisasi dalam serta-serta
pembelajaran, atau kombinasi apapun dari metode-metode tersebut.
Pembelajaran ini bisa saja diberikan sebelum, setelah, atau selama dalam
masa kelas melaksanakan GI (Sharan dan Sharan dalam Slavin,2008:218)

Slavin (2008: 218-220) mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan
pembelajaran kooperatif GI adalah sebagai berikut;

15

Tabel 1. Tahapan dan keterangan model kooperatife tipe GI
No

Langkah/ tahap

Keterangan

1

Mengidentifikasi

- Guru memberikan macam sub topik untuk
dipelajari
- Siswa berkumpul dengan kelompok,
menentukan sub topik sebagai bahan
investigasi

2

Perencanaan tugas

3

Melaksanakan
investigasi

4

Menyiapkan
laporan akhir

5

Mempresentasikan
laporan akhir

6

Evaluasi

- Siswa merencanakan pelaksanaan investigasi,
meliputi:
Apa yang kita pelajari?
Pembagian tugas dalam kelompok
Bagaimana pelaksanaan investigasi
Tujuan melakukan investigasi
- Menentukan sumber yang dibutuhkan
- Siswa mengumpulkan informasi,
menganalisis data,berdiskusi, menyimpulkan
sementara hasil investigasi.
- Siwa menetukan pesan-pesan esensial dari
hasil penelitian
- Membuat bahan presentasi
- Menentukan wakil kelompok untuk
presentasi
- Siswa mempresentasikan hasil investigasi
mereka
- Siswa harus melaksanakan peran sebagai
wakil kelompok
- Siswa harus mampu mengatasi masalah atau
mengkoordinasi dalam forum presentasi
- Guru dan siswa mengevaluasi tiap kontribusi
kelompok terhadap kerja kelas sebagaisuatu
keseluruhan.
- Para siwa berbagi mengenai balikan terhadap
topik yang dikerjakan, pengalamanpengalaman efektifnya, evaluasi diarahkan
pada pemahaman konsep dan keterampilan
berpikir.
- Menyimpulkan hasil pengamatan

16

B. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai serangkaian keterampilan
atau pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik
bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya
telah ada dalam diri siswa (Depdikbud dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009:
138).

Berbagai keterampilan dalam keterampilan proses terdiri dari keterampilanketerampilan dasar dan keterampilan-keterampilan terintegrasi. Keterampilan
dasar meliputi mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,
menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan
terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data,
menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antarvariabel, mengumpulkan dan mengolah data, manganalisis penelitian,
menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang
penelitian, dan melaksanakan eksperimen (Funk dalam Dimyati dan
Mudjiono, 2009:140).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 141-144) kegiatan keterampilan
proses sains dapat dilaksanakan dengan bentuk-bentuk berikut :

17

Tabel 2. Keterampilan proses dan keterangan
No
Keterampilan
Keterangan
1
Observasi/Pengamatan Keterampilan paling mendasar dalam proses
ilmiah, mengamati dengan panca idra
tentang objek dan fenomena alam sekitar.
Pengamatan ini dapat menuntut
keingintahuan, pemikiran dan melakukan
interpretasi tentang lingkungan.
2

Mengklasifikasi

Keterampilan proses untuk memilah
berbagai objek berdasarkan sifat-sifat
khususnya. Sehingga kita mampu
menggolongkan persamaan dan perbedaan
objek berdasarkan pengamatan.

3

Mengkomunikasikan

4

Mengukur

Keterampilan proses yang melatih
kemampuan untuk mengkomunikasikan
menngemukakan ide, menyampaikan fakta,
konsep dan prinsip ilmu pengetahuan bentuk
suara, visual (gambar, tabel, grafik)atau
suara visual.
Keterampilan yang terpenting untuk
membina observasi kuantitatif dan
membandingkan satuan ukuran tertentu yang
telah ditetapkan sebelumnya.

5

Memprediksi

Keterampilan mengantisipasi atau membuat
ramalan tentangn segala yang terjadi pada
waktu mendatang berdasarkan pemikiran
antara fakta, konsepdan prinsip dalam ilmu
pengetahuan.

6

Menyimpulkan

Keterampilan untuk memutuskan keadaan
suatu objek atau peristiwa berdasarkan
fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui.

Enam keterampilan di atas, menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 145)
merupakan keterampilan-keterampilan dasar dalam keterampilan proses, yang
menjadi landasan untuk keterampilan proses integrasi yang lebih kompleks.
Keterampilan proses yang terintegrasi pada hakikatnya merupakan
keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penelitian.
Sepuluh keterampilan terintegrasi tersebut adalah:

18

1.

Mengenali Variabel
Variabel dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai
atau segala sesuatu yang dapat berubah atau berganti dalam satu situasi,
secara umum dibedakan menjadi variabel termanipulasi dan variabel
terikat.

2.

Membuat Tabel Data
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mengembangkan
keterampilan membuat tabel data di antaranya adalah membuat tabel
frekuensi, melidi data, dan membuat tabel silang.

3.

Membuat Grafik
Keterampilan membuat grafik adalah keterampilan mengolah data untuk
disajikan dalam bentuk visualisasi garis atau bidang datar dengan
variabel termanipulasi selalu pada sumbu datar dan variabelhasil selalu
ditulis sepanjang sumbu vertikal.

4.

Menggambarkan Hubungan antar Variabel
Keterampilan menggambarkan hubungan antar variabel dapat diartikan
sebagai kemampuan mendeskripsikan hubungan antara variabel
termanipulasi dengan variabel hasil/hubungan antara variabel-variabel
yang sama (Singarimbun dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009: 147).

5.

Mengumpulkan dan Mengolah Data
Keterampilan mengumpulkan dan mengolah data adalah kemampuan
memperoleh informasi/data dari orang atau sumber informasi lain
dengan cara lisan, tertulis, atau pengamatan dan mengkajinya lebih lanjut

19

secara kuantitatif atau kualitatif sebagai dasar pengujian hipotesis atau
penyimpulan.
6.

Menganalisis Penelitian
Keterampilan menganalisis penelitian merupakan kemampuan menelaah
laporan penelitian orang lain untuk meningkatkan pengenalan terhadap
unsur-unsur penelitian. Kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk
mengembangkan keterampilan menganalisis di antaranya adalah
mengenali variabel, mengenali rumusan hipotesis, dan kegiatan lain yang
sejenis.

7.

Menyusun Hipotesis
Keterampilan menyusun hipotesis dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk menyatukan dugaan yang dianggap benar mengenai adanya suatu
faktor yang terdapat dalam suatu situasi, maka akan ada akibat tertentu
yang dapat diduga akan timbul. Keterampilan menyusun hipotesis
menghasilkan rumusan dalam bentuk kalimat pernyataan.

8.

Mendefinisikan Variabel
Keterampilan mendefinisikan variabel secara operasional dapat diartikan
sebagai kemampuan mendeskripsikan variabel beserta segala atribut
sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda.

9.

Merancang Penelitian
Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk
mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspons
dalam penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel

20

hipotesis yang diuji dan cara mengujinya, serta hasil yang diharapkan
dari penelitian yang akan dilaksanakan.
10. Bereksperimen
Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan untuk mengadakan
pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan
prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang
menerima atau menolak ide-ide itu.

Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproseskan
perolehan, dapat membantu siswa memiliki kemampuan menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan
mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
Mengembangkan keterampilan-keterampilan memproseskan perolehan, anak
akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan
demikian, keterampilan-keterampilan ini menjadi roda penggerak penemuan
dan pengembangan sikap dan nilai. Seluruh irama gerak atau tindakan proses
belajar mengajar seperti ini akan menciptakan kondisi belajar siswa aktif.
Inilah sebenarnya yang dimaksud dengan pendekatan proses
(Semiawan.dkk,1984:18).

C. Hakikat melatih keterampilan proses IPA

Dalam kegiatan belajar mengajar IPA dengan melatih keterampilan proses
tidak diharapkan setiap siswa akan menjadi saintis, melainkan mampu yang
mengemukakan idenya bahwa memahami IPA bergantung pada

21

kemampuan memandang dan bergaul dengan alam menurut cara-cara yang
diperbuat oleh ilmuwan. Kegiatan belajar mengajar dengan melatihkan
keterampilan proses pada siswa dapat dilaksanakan bahwa IPA merupakan
alat yang sangat potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian
siswa. Kepribadian siswa yang dikembangkan merupakan prasyarat untuk
melangkah untuk kejalur profesi apaun yang diminantinya. Keterampilan
proses akan terbentuk hanya melalui proses berulang-ulang. Siswa tidak
akan terampil (misalnya untuk merumuskan masalah, mengajukan pertanyan,
melakukan percobaan, melakukan pengukuran, mengolah data, dan menarik
kesimpulan) apabila tidak ada peluang untuk melakukannya sendiri
proses tersebut secara terus-menerus (Trianto, 2010:149).

Selain itu, menurut Muhammad (dalam Trianto,20120:150) tujuan melaltih
keterampilan proses pada pembelajaran IPA diharapkan:
1.

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar, kerena dalam melatihkan ini
siswa dituntut untuk berpartisipasi secara aktif dan efisien dalam belajar.

2.

Menuntaskan hasil belajar siswa secara serentak, baik keterampilan
produk, proses, maupun keterampilan kinerjanya.

3.

Menemukan dan membangun sendiri konsepsi serta dapat
mendefinisikan secara untuk mencegah terjadinya miskonsepsi

4.

Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian dan fakta yang
dipelajarinya karena dengan latihan keterampilan proses, siswa sendiri
yang berusaha mencari dan menemukan konsep tersebut.

5.

Mengembangkan pengetahuan teori atau konsep dengan kenyataan
dalam kehidupan bermasyarakat.

22

6.

Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup di
dalam masyarakat, karena siswa telah dilatih keterampilan dan berpikir
logis dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan.

23

III.

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei, 2013 di SMP N 19 Bandar
Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan kelompok besar yang menjadi sasaran atau target suatu
penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa semester genap
kelas VII SMP N 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013. Sampel
dalam penelitian ini adalah 2 kelas dari 8 kelas yang ada. Sampel dipilih dari
populasi dengan teknik Purposive Sampling, dan diperoleh sampel untuk
kelas eksperimen adalah kelas

dengan jumlah 37 siswa dan kelas kontrol

dengan jumlah 36 siswa.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes
kelompok non ekuivalen, baik kelas eksperimen maupun kontrol.
Kelas eksperimen diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran
kelompok tipe GI, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode diskusi.
Hasil pretest dan posttest pada kedua kelas subyek dibandingkan.

24

Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kelompok

pretest

posttest

perlakuan

I

O1

X

O2

II

O1

C

O2

Keterangan: I = Kelas eksperimen II = Kelas kontrol
O1 = Pretest
O2 = Posttest
X = Perlakuan model pembelajaran kelompok GI
C = Perlakuan metode diskusi
Gambar 2. Desain penelitien pretes-postes kelompok.Sumber : dimodifikasi
dari Sukardi (2007:186)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
d. Mengambil data berupa nilai akademik siswa semester ganjil yang
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kelompok.
e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK)

25

untuk setiap pertemuan, serta instrumen evaluasi yaitu soal
pretest/posttest dan lembar observasi aktivitas yang kemudian diuji
ahli. Selanjutnya membuat video yang digunakan pada apersepsi di
pertemuan kedua.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran tipe GI untuk kelas eksperimen dan menggunakan metode
diskusi untuk kelas kontrol di SMP N 19 Bandar Lampung. Penelitian ini
dilaksanakankan sebanyak 2 (dua) kali pertemuan, pertemuan pertama
membahas keragaman ciri makhluk hidup gerak, iritabilitas, adaptasi dan
respirasi. Pertemuan kedua membahas keragaman cara berkembang biak,
cara mendapatkan nutrien, keragaman tumbuh kembang, keragaman organ
ekskresi dan hasil ekskresi. Dengan langkah-langkah pembelajaran
sebagai berikut:
a.

Kelas Eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran GI
1. Pendahuluan
a) Siswa mengerjakan pretest pada pertemuan I mengenai: ciriciri makhluk hidup (gerak, iritabilitas, adaptasi,
bernafas/respirasi, reproduksi, tumbuh kembang, memerlukan
nutrien dan eksresi).
b) Siswa digali pengetahuan awalnya dengan pertanyaan

26

 Pertemuan I

:

 Menunjukkan gambar ikan hias dalam aquarium berisi
air dan gambar kelinci, menanyakan kepada siswa
bagimana reaksi yang terjadi jika ikan dan kelinci ini
ditukar tempat dalam waktu lama? (kelinci diletakkan
dalam aquarium berisi air dan ikan diletakkan di darat).
Menanyakan kepada siswa respon apa yang akan
diberikan oleh siswa, ketika ada salah seorang temannya
yang mencabut rambut ditangan atau di kepala dan
kemudian menanyakan apakah sapu/kemoceng juga
akan memberikan respon yang sama ketika dicabut
rambut/bulu pada sapu atau kemoceng.
 Menanyakan kepada siswa, ” jika burung terbang dengan
sayap, manusia berjalan dengan kaki lalu bagaimana
dengan ikan untuk dapat bergerak dalam air”.
Mempelajari keanekaragaman makhluk hidup.
 Pertemuan II :
 Diberikan beberapa pertanyaan; “Pada saat kita berpuasa
maka badan kita terasa lemah dan lemas mengapa
demikian?”. “pohon jambu, tanaman mawar dan kelinci
adalah makhluk hidup, apakah pohon dan tanaman
mawar dapat bergerak/berjalan seperti kelinci? Mengapa
demikian?

27

c) Siswa diberikan motivasi:
 Pertemuan I :
 Ditunjukkan manfaat mempelajari materi ciri-ciri
makhluk hidup.
 Pertemuan II :
 Ditunjukkan beberapa contoh keanekaragaman
morfologi atau struktur makhluk hidup yang bermanfaat
mendukung aktivitas dan melangsungkan kehidupan
makhluk hidup. Ditunjukkan bidang ilmu yang
mempelajari identifikasi keragaman semua ciri-ciri
makhluk hidup seperti taksonomi, klasifikasi, dan
morfologi.
d) Siswa diinformasikan tentang indikator dan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai.

2. Kegiatan Inti
a.

Guru membentuk siswa dalam kelompok yang heterogen.

b.

Siswa dibagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang berisi
permasalahan (sesuai dengan topik pertemuan) kepada setiap
siswa dalam kelompok yang harus diselidiki oleh siswa.

c.

Setiap kelompok merencanakan tugas belajar dan menjalankan
investigasi kelompok.

d.

Siswa menentukan informasi yang dibutuhkan, misalnya
membandingkan apa yang mereka temui dari hasil pengamatan

28

dengan sumber buku pelajaran. Dengan sumber-sumber yang
ada dan fakta yang telah terkumpul.
e.

Tiap-tiap kelompok menyiapkan laporan akhir dengan
menunjuk salah satu anggota kelompok untuk
mempresentasikan tentang laporan hasil penyelidikannya.

f.

Siswa dibimbing dalam menemukan jawaban dari
permasalahan yang ada dalam LKK dan dibantu dalam
menyimpulkan hasil diskusi yang tertera pada LKK.

g.

Siswa mengumpulkan LKK yang telah dikerjakan.

h.

Perwakilan dari masing-masing kelompok mempersiapkan diri
untuk mempresentasikan laporan akhir yang telah
dikumpulkan, secara bergantian tiap kelompok
mempresentasikan hasil penemuan mereka, dan kelompok
yang lain dapat memberikan tanggapan.

i.

Membahas masalah-masalah yang ada di dalam LKK yang
belum dapat ditemukan oleh siswa bersama dengan guru.

j.

Setelah kegiatan tersebut, guru menambahkan materi yang
mungkin belum diungkapkan oleh siswa.

3. Penutup
a.

Siswa bersama guru merangkum kegiatan pembelajaran pada
pertemuan tersebut dan guru memberikan umpan balik
terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.

b.

Siswa mengerjakan posttest pada pertemuan terakhir.

c.

Siswa mengumpulkan hasil posttest yang telah dikerjakan.

29

b. Kelas Kontrol dengan menggunakan pembelajaran diskusi

1. Pendahuluan

a) Siswa mengerjakan pretest pada pertemuan I mengenai:
ciri-ciri makhluk hidup (bernafas/respirasi, adaptasi,
bergerak, reproduksi, tumbuh dan berkembang, membutuhkan
nutrisi, ekskresi, dan iritabilitas).
b) Pengetahuan awal siswa digali oleh guru dengan pertanyaan;
 Pertemuan I:
 Menunjukkan gambar ikan hias dalam aquarium berisi
air dan gambar kelinci, menanyakan kepada siswa
bagimana reaksi yang terjadi jika ikan dan kelinci ini
ditukar tempat dalam waktu lama? (kelinci diletakkan
dalam aquarium berisi air dan ikan di letakkan di darat).
Menanyakan kepada siswa respon apa yang akan
diberikan oleh siswa, ketika ada salah seorang temannya
yang mencabut rambut di tangan atau di kepala dan
kemudian menanyakan apakah sapu atau kemoceng juga
akan memberikan respon yang sama ketika dicabut
rambut/bulu pada sapu/kemoceng.
 Menanyakan kepada siswa, ” jika burung terbang
dengan sayap, manusia berjalan dengan kaki lalu
bagaimana dengan ikan untuk dapat bergerak dalam air”.
Mempelajari keanekaragaman makhluk hidup.

30

 Pertemuan II :
 Diberikan beberapa pertanyaan :
“Pada saat kita berpuasa maka badan kita terasa lemah
dan lemas mengapa demikian?”. “pohon jambu,
tanaman mawar dan kelinci adalah makhluk hidup,
apakah pohon dan tanaman mawar dapat
bergerak/berjalan seperti kelinci? Mengapa demikian?
c) Siswa diberikan motivasi:
 Pertemuan I:
 Ditunjukkan manfaat mempelajari materi ciri-ciri
makhluk hidup.
 Pertemuan II :
 Ditunjukkan beberapa contoh keanekaragaman
morfologi atau struktur makhluk hidup yang bermanfaat
mendukung aktivitas dan melangsungkan kehidupan
makhluk hidup. Ditunjukkan bidang ilmu yang relevan
dalam mempelajari identifikasi keragaman semua ciriciri makhluk hidup seperti taksonomi, klasifikasi, dan
morfologi.

2. Kegiatan Inti

a.

Guru

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)

0 16 61

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PRAKTIKUM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Metro Semester Genap Tahun Pelajar

0 17 61

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA N 12 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013)

1 9 52

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

2 12 55

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PRAKTIKUM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Metro Semest

2 18 54

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OBSERVASI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tanjung Bintang Lampung Selatan Semester Genap Tahu

8 114 44

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP N 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013)

0 10 62

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP PENGUASAAN MATERI SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Ajaran 2012/2013)

1 8 46

PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGGUNAAN MIKROSKOP (Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP N 19 Bandar Lampung T.P 2012/2013)

2 8 58

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA ( Studi Eksperimen pada Siswa Kelas III SD N 1 Kedaton Bandar Lampung 2012/2013)

0 5 55