Berat kering tajuk shoot, yaitu berat biomasa rumput signal ataupun puero Berat kering akar root, yaitu seluruh bagian rumput signal atau puero yang Kandungan nitrogen tajuk, yaitu kadar nitrogen yang terdapat dalam tajuk Kandungan fosfor tajuk, yaitu kad

41 F3 = pemberian 3 kali. Seluruh perlakuan diulang sebanyak tiga kali, sehingga masing-masing percobaan terdapat 5 x 3 x 3 = 45 unit percobaan. Model matematis dari rancangan yang digunakan adalah: Yijk = µ+ αi + βj + αβij + ε ijk dimana: Yijk = nilai pengamatan konsentrasi kompos cair pada taraf ke-i dengan frekuensi pemberian kompos cair pada taraf ke-j dan ulangan ke-k µ = nilai rataan αi = pengaruh perlakuan konsentrasi kompos cair ke-i βj = pengaruh perlakuan frekuensi pemberian kompos cair ke-j αβij = pengaruh interaksi antara konsentrasi kompos cair ke-i pada frekuensi pemberian kompos cair ke-j ε ijk = pengaruh acak percobaan dari perlakuan konsentrasi kompos cair ke-i pada frekuensi pemberian kompos cair ke-j pada ulangan ke-k i = 0, 1, 2, 3, 4 j = 1, 2, 3 k = 1, 2, 3 Mattjik Sumertajaya, 2006. Peubah yang diukur meliputi:

1. Berat kering tajuk shoot, yaitu berat biomasa rumput signal ataupun puero

yang berada di atas permukaan tanah setelah dioven pada suhu 65 o C selama 48 jam. Diukur pada akhir percobaan.

2. Berat kering akar root, yaitu seluruh bagian rumput signal atau puero yang

berada di bawah permukaan tanah setelah dioven pada suhu 65 o C selama 48 jam. Diukur pada akhir percobaan.

3. Kandungan nitrogen tajuk, yaitu kadar nitrogen yang terdapat dalam tajuk

tanaman.

4. Kandungan fosfor tajuk, yaitu kadar fosfor yang terdapat dalam tajuk

tanaman. 42

5. Serapan nitrogen tajuk, yaitu banyaknya nitrogen yang terdapat dalam tajuk

untuk setiap unit percobaan dengan cara mengalikan kandungan nitrogen tajuk dengan berat kering tajuk.

6. Serapan fosfor tajuk, yaitu banyaknya fosfor yang terdapat dalam tajuk

untuk setiap unit percobaan dengan cara mengalikan kandungan fosfor tajuk dengan berat kering tajuk.

7. Kolonisasi FMA pada akar tanaman, yaitu persentase infeksi akar oleh

FMA yang diukur dengan melihat akar yang terinfeksi melalui tehnik pewarnaan yang dikembangkan oleh Phillips Hayman 1970 yang telah dimodifikasi Lampiran 1 dan 2.

8. Jumlah spora, yaitu banyaknya spora yang berasal dari rizosfir signal dan

puero yang diisolasi dengan tehnik penyaringan basah wet sieving, dikembangkan oleh Gardermann Nicolson 1963 yang telah dimodifikasi. Tanah yang berasal dari rizosfer akar tanaman percobaan ditimbang sebanyak 50 g, kemudian dilarutkan dalam air hingga benar-benar merata. Endapkan beberapa saat. Bagian yang tidak mengendap disaring secara bertingkat dengan menggunakan saringan 200 µm dan 38 µm. Fraksi yang tidak lolos saringan ukuran 38 µm dipindahkan ke dalam tabung sentrifus yang dicampur dengan air dan larutan gula 60 . Selanjutnya disentrifus pada kecepatan 2400 rpm selama 30 detik. Fraksi yang tidak mengendap disaring dengan saringan ukuran 38 µm. Pada saat penyaringan dilakukan dibawah air mengalir agar bersih dari larutan gula. Kemudian dipindahkan ke dalam cawan petri dan dilihat di bawah dissecting microscope pada pembesaran 35x. Spora terlihat dihitung dengan tally counter. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan sidik ragam, dan untuk menjelaskan perbedaan yang terjadi diantara perlakuan, digunakan uji DMRT Duncan multiple range test. Pelaksanaan kegiatan 1. Persiapan benih rumput signal dan legum puero bermikoriza. Benih rumput signal dan legum puero yang akan digunakan dalam percobaan ini 43 dilakukan penyelimutan coating dengan suspensi akar sorghum sp. bermikoriza. Tehnik coating yang digunakan seperti halnya pada percobaan I. 2. Pembuatan kompos cair. Pembuatan kompos cair dilakukan dengan cara mencampur 10 kg kotoran sapi, 1 L bioaktivator dan air hingga volume 200 L. Bioaktivator merupakan cairan organik yang terdiri atas campuran enzim, asam amino, hormon, asam humat serta beberapa unsur mikro esensial yang dapat mengaktifkan mikroba tanah. Hasil analisis kompos cair terdiri atas unsur-unsur C 0.18 , N 297.99 ppm, P 100.70 ppm, K 200.70 ppm, Ca 54.20 ppm, Mg 100.50 ppm, Fe 2.11 ppm, Cu tidak terdeteksi, Zn 0.53 ppm, Mn 3.75 ppm, B 80.70 ppm, S 80.70 ppm, Mo 0.02 ppm, dan pH 6.50.

3. Persiapan rumah kaca. Rumah kaca dibersihkan dari kotoran, kemudian