Bahan kering hijauan, yaitu campuran bahan kering signal dan puero yang Komposisi botanis signal, yaitu berat kering signal dalam suatu perlakuan Komposisi botanis puero, yaitu berat kering puero dalam suatu perlakuan Kandungan protein kasar signal, yaitu

C1= 40 rumput signal + 60 puero C2= 50 rumput signal + 50 puero C3= 60 rumput signal + 40 puero Faktor kedua adalah kombinasi antara FMA dan penggunaan kompos cair D, yaitu: D1= tanpa FMA dan tanpa kompos cair D2= FMA dan tanpa kompos cair D3= tanpa FMA dan kompos cair D4= FMA dan kompos cair Seluruh perlakuan diulang sebanyak tiga kali, sehinga masing-masing percobaan terdapat 3 x 4 x 3 = 36 unit percobaan. Model matematis dari rancangan yang digunakan adalah: Yijk = µ+ αi + βj + αβij + ρk+ ε ijk dimana: Yijk = nilai pengamatan campuran signal-puero pada taraf ke-i dengan kombinasi FMA-kompos cair pada taraf ke-j dan ulangan ke-k µ = nilai rataan αi = pengaruh perlakuan campuran signal-puero ke-i βj = pengaruh perlakuan kombinasi FMA-kompos cair ke-j αβij = pengaruh interaksi antara komposisi signal-puero ke-i pada kombinasi FMA-kompos cair ke-j ρk = pengaruh kelompok ulangan ke-k ε ijk = pengaruh acak percobaan dari perlakuan campuran signal-puero ke-i pada kombinasi FMA-kompos cair ke-j pada ulangan ke-k i = 0, 1, 2, 3 j = 1, 2, 3, 4 k = 1, 2, 3 Mattjik Sumertajaya, 2006. Peubah yang diukur meliputi:

1. Bahan kering hijauan, yaitu campuran bahan kering signal dan puero yang

berada dalam suatu perlakuan yang diambil dalam kuadran ukuran 1 m x 1 m.

2. Komposisi botanis signal, yaitu berat kering signal dalam suatu perlakuan

yang diambil dalam kuadran ukuran 1 m x 1 m dibandingkan terhadap berat kering seluruh tanaman yang terdapat dalam kuadran tersebut.

3. Komposisi botanis puero, yaitu berat kering puero dalam suatu perlakuan

yang diambil dalam kuadran ukuran 1 m x 1 m dibandingkan terhadap berat kering seluruh tanaman yang terdapat dalam kuadran tersebut.

4. Kandungan protein kasar signal, yaitu nilai kandungan nitrogen signal yang

dianalisis dengan metode kjeldahl dikalikan dengan 6.25.

5. Kandungan protein kasar puero, yaitu nilai kandungan nitrogen puero yang

dianalisis dengan metode kjeldahl dikalikan dengan 6.25.

6. Kandungan serat kasar signal, yaitu nilai kandungan serat signal setelah

mengalami perlakuan asam dan basa.

7. Kandungan serat kasar puero, yaitu nilai kandungan serat puero setelah

mengalami perlakuan asam dan basa.

8. Kandungan fosfor signal, yaitu kandungan fosfor signal yang dianalisis

dengan AAS.

9. Kandungan fosfor puero, yaitu kandungan fosfor puero yang dianalisis

dengan AAS

10. Produksi protein kasar hijauan, yaitu nilai kandungan protein kasar

signal dan puero dari suatu petak percobaan dikalikan dengan berat kering signal dan puero pada petak percobaan tersebut, kemudian keduanya dijumlahkan.

11. Produksi serat kasar hijauan, yaitu nilai kandungan serat kasar signal