B. TEORI PRAGMATIK
Teori pragmatis menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan
teori akuntansi adalah penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan. Sasarannya pada relevansi informasi yang dikomunikasikan
kepada para pengambil keputusan dan perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai akibat penyajian informasi akuntansi serta pengaruh
laporan dari pihak eksternal terhadap manajemen dan pengaruh umpan balik terhadap tindakan para akuntan dan auditor. Jadi, teori perilaku mengukur dan
menilai pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis, dan sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan media pelaporannyaHal ini sekarang sesuai
untuk mempertimbangkan beberapa teori akuntansi dan mengklasifikasikannya sesuai dengan diskusi umum kami dari formulasi teori
pada bab 2. Tinjauan ini jauh dari lengkap dan, dengan kebutuhan singkat.Banyak diskusi yang dikembangkan dan dibahas secara lebih rinci
pada bab-bab berikut. Tujuan utama dari bab ini adalah untuk memberikan beberapa wawasan: bagaimana teori akuntansi secara historis telah
dirumuskan. Tidak semua teori memiliki aspek pragmatis. Disini pragmatis itu
berkaitan dengan pengaruhkata-kata, symbol terhadap manusia. Akuntansi dianggap memiliki kemampuan mempengaruhi perilaku manusia.Teori harus
mampu merumuskan kebenaran. Oleh karena itu teori harus selalu diuji. Ada 3 kriteria atau pihak atau sumber yang memiliki wewenang dalam menetukan
kebenaran atassuatu teori, yaitu: a. Dogmatic Kebenaran dikatakan benar karena disampaikan
oleh ahli yang memenang memiliki wewenang untuk menyampaikan kebenaran dan ini tidak perlu diuji lagi.
Keyakinan pada kebenaran inihanya berdasar pada kepercayaan, keyakinan, atau iman seseorang. Misalnya
keyakinan beragama, charisma seseorang, jabatan, dan lain sebagainya.
b. Self evidence Kebenaran disampaikan dari suatu teori yang dibuktikan oleh pengetahuan umum, pengamatan,atau
pengalaman. c. Scientific Kebenaran disampaikan dari suatu teori yg
dibuktikan lewat metode ilmiah. Teori dirumuskan,diuji, dan seterusnya berulang secara terus-menerus.
Pendekatan Pragamatis Deskriptif
Pendekatan pragmatis deskriptif untuk konstruksi teori akuntansi merupakan sebuah pendekatan induktif dimana terori tersebut didasarkan
pada pengamatan terus-menerus terhadap perilaku akuntan untuk menyalin prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
Pendekatan deskriptif mungkin adalah metode tertua dan paling universal digunakan dalam konstruksi teori akuntansi. Sampai saat ini,
pendekatan ini adalah cara yang populer untuk mempelajari akuntansi keterampilan akuntansi dimana akuntan dilatih dengan cara magang atau
diberi artikel untuk berlatih akuntan. Namun, ada beberapa kritik dari pendekatan ini untuk konstruksi teori
akuntansi: pendekatan pragmatis deskriptif tidak mencakup penilaian analisis dari kualitas tindakan akuntan, tidak ada penilaian apakah akuntan
melaporkan dengan cara mereka seharusnya. Pendekatan ini tidak menyediakan teknik akuntansi yang ditantang. Misalnya, metode dan teknik
akuntan dan mengajarkan mereka metode dan teknik tersebut kepada para siswa. Pendekatan pragmatis deskriptif memfokuskan perhatian pada perilaku
akuntan, bukan pada pengukuran atribut perusahaan, seperti aset, kewajiban dan keuntungan.
Pendekatan Pragmatis Psikologis
Berbeda dengan pendekatan pragmatis deskriptif, di mana teori tersebut mengamati perilaku akuntan, pendekatan pragmatis psikologis mengamati
tanggapan pengguna output keuangan. Akuntan akan menghitung transaksi keuangan untuk menunjukkan perbedaan sintaksis yang berguna untuk
membuat laporan keuangan yang kemudian akan dipakai oleh penggunanya. Reaksi oleh pengguna digunakan sebagai bukti bahwa laporan keuangan
bermanfaat dan berisi informasi yang relevan.
C. TEORI SINTAKTIK DAN SEMANTIK