Kebiasaan International International Custom

terbatas bagi negara yang mengeluarkan pernyataan tersebut. Lihat Nuclear Test Case 1974 ICJ Reports, hal 253 paragraf 43 Perjanjian Internasional dapat pula berfungsi sebagai bukti adanya kebiasaan internasional ketika:  Ada beberapa perjanjian bilateral terhadap kasus yang serupa yang memakai prinsip-prinsip yang sama atau ketentuan-ketentuan yang serupa sehingga bisa menimbulkan akibat hukum yang sama. Lihat Lotus Case 1927 PCIJ reports, Series A, No. 1  Sebuah perjanjian yang ditandatangani oleh beberapa negara bisa menjadi sebuah kebiasaan jika aturan yang disepakati merupakan generalisasi dari praktek negara- negara dan persyaratan bahwa hal tersebut dianggap sebagai sebuah hukum dapat dipenuhi. LihatNorth Sea Continental Shelf Cases 1969 ICJ Report, hal 3 Sebuah perjanjian yang ditandatangani beberapa negara yang merupakan hasil kodifikasi dari beberapa prinsip dalam kebiasaan internasional dan secara konsekuen telah mengikat pihak-pihak yang tidak terlibat dalam perjanjian tersebut. Lihat preamble Geneva Convention on theHigh Seas 1958 dan treaty on Principles Governing the Activities of States in the Exploration and Use of Outer Space 1967.

b. Kebiasaan International International Custom

Ada dua elemen yang harus ada dalam kebiasaan internasional untuk bisa dipakai sebagai sumber hukum internasional:  Praktek Negara-negara: Unsur-unsur yang dilihat dalam praktek negara adalah seberapa lama hal itu sudah dilakukan secara terus menerus duration; keseragaman atau kesamaan dari praktek tersebut dalam berbegai kesempatan dan berbagai pihak yang terlibat uniformity serta kadar kebiasaan yang dimunculkan oleh tindakan tersebut generality. Lihat Fisheries Jurisdiction Merits Case 1974 ICJ Reports, hal 3 dan North Sea Continental Shelf Cases 1969 ICJ Report, hal 6  Opinio Juris sive Necessitatis. Ini adalah pengakuan subyektif dari negara-negara yang melakukan kebiasaan internasional tertentu dan kehendak untuk mematuhi kebiasaan internasional tersebut sebagai sebuah hukum yang memberikan hak dan kewajiban bagi negara-negara tersebut. Bukti keberadaan sebuah kebiasaan internasional ialah: Korespondensi Diplomatik, pernyataan kebijakan, siaran pers, pendapat dari pejabat yang berwenang tentang hukum, keputusan eksekutif dan prakteknya, komentar resmi dari pemerintah 8 tentang rancangan yang dibuat oleh ILC, Undang-undang nasional, keputusan pengadilan nasional, kutipan dalam sebuah perjanjian internasional, praktek lembaga- lembaga internasional, dan resolusi yang dikeluarkan Sidang Umum PBB. Suatu negara bisa secara terus menerus melakukan penolakan terhadap sebuah kebiasaan internasional persistent objector. Bukti penolakan tersebut harus jelas. Lihat Anglo Norwegian Fisheries Case 1951 ICJ Reports, hal 116. Namun demikian, suatu negara yang diam saja ketika proses pembentukan kebiasaan internasional berlangsung tidak dapat menghindar dari pemberlakuan kebiasaan tersebut terhadapnya. Suatu kebiasaan internasional bisa saja “exist” di wilayah tertentu saja, misal antar dua negara atau regional saja. Lihat Asylum Case 1950 ICJ Reports, hal. 266 dan The Rights of Passage over Indian Territory Case 1960 ICJ Reports,hal 6

c. Prinsip Hukum Umum General Principles of Law yang diakui oleh negara-