1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari, menguraikan dan menganalisis gajala-gejala alam secara ilmiah. Menurut Koes
yang dikutip dalam Yulianti Wiyanto 2009: 2 salah satu kunci untuk pembelajaran fisika adalah pembelajaran harus melibatkan siswa secara aktif
untuk berinteraksi dengan objek konkret. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk pembelajaran fisika adalah metode demonstrasi.
Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan memepertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan Sanjaya, 2006: 152. Metode demonstrasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengamati, mengukur, serta mendapat gambaran yang jelas dan melalui metode ini siswa dapat terlibat secara langsung dan akhirnya dapat menyimpulkan sendiri
konsep yang sedang dipelajari sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep.
Penelitian mengenai metode demonstrasi pernah dilakukan oleh Daluba Ekeyi 2013 dari Kogi State University dalam World Journal of Education
menyimpulkan bahwa “... implies that demonstration method increase students interest and understanding and conse
quenly promoting high achievement rate”.
Jadi penelitian ini menyatakan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatakan minat dan pemahaman siswa serta meningkatkan prestasi.
Pada pembelajaran fisika untuk mencapai hasil belajar yang maksimal selain pemahaman konsep, motivasi belajar juga dibutuhkan. Namun pada
umumnya pembelajaran di kelas masih membuat siswa merasa bosan, tegang dan beranggapan bahwa fisika adalah pelajaran yang menakutkan serta tidak
menyenangkan. Hal ini senada dengan Semiawan dkk 1987: 9 yang menyatakan bahwa siswa ke sekolah hanya melakukan prinsip DDCH, yaitu Duduk, Dengar,
Catat, Hafal sehingga keterlibatan siswa saat proses pembelajaran sangat kurang. Akibatnya suasana kelas terasa sepi, monoton, membosankan dan tidak
menyenangkan. Rasa bosan dalam belajar dapat menyebabkan motivasi belajar menurun
sehingga menimbulkan rasa malas dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan pemahaman konsep yang diperoleh menjadi tidak optimal. Hal ini menunjukkan
bahwa emosi atau perasaan saat proses pembelajaran sangat mempengaruhi kerja otak. Sebagaimana dikemukakan oleh Muslich 2009: 63, dalam teori quantum
teaching jika perasaan tertekan, maka kerja otak tidak akan optimal atau dapat disimpulkan otak dibajak secara emosional. Oleh sebab itu langkah yang harus
dilakukan yaitu menyusun strategi pembelajaran yang tepat dan mengelola kegiatan belajar mengajar dengan baik agar siswa selalu merasa senang dalam
proses pembelajaran sehingga motivasi belajar dapat meningkat. Shawn M. Glynn, dkk 2009 dalam Journal of Research in Science
Teaching , menyatakan bahwa ”Motivation is the internal state that arouse,
directs, and sustains goal-oriented behaviour ”. Motivasi merupakan keadaan
yang dapat membangkitkan, mengarahkan dan menjadi landasan perilaku seseorang dalam mencapai suatu tujuan. Dalam kegiatan belajar, motivasi
merupakan suatu penggerak di dalam diri seseorang yang mampu menumbuhkan keinginan untuk belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh
sebab itu diperlukan pendekatan pembelajaran yang membuat suasana belajar menjadi terasa menyenangkan dan tidak membosankan. Salah satu pendekatan
tersebut adalah quantum learning. Pendekatan quantum learning adalah pendekatan yang memadukan antara
bekerja dan bermain. Dengan pendekatan ini dimungkinkan tercipta suatu pembelajaran yang menyenangkan karena siswa belajar dalam lingkungan yang
nyaman yaitu diiringi dengan musik, penataan meja kursi yang teratur dan terciptanya suasana belajar yang santai. Dengan kondisi yang menyenangkan ini
maka secara otomatis akan membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Penyampaian materi pelajaran untuk siswa akan terasa menyenangkan apabila
suasana dan dunia emosi mereka ikut terlibat, sehingga motivasi untuk belajar fisika menjadi meningkat dan hal ini akan mempermudah siswa untuk menerima
konsep-konsep fisika. Penelitian tentang pendekatan quantum learning pernah dilakukan oleh
Acat Yusuf 2014 dalam Educational Research Association The International Journal of Research in Teacher Education
menyatakan bahwa “The academic achievement will increase in parallel with this factor when it is checked.
Quantum Learning method differs from the other methods with its features such as
different method, using music, celebrating the learning, learning frame ”. Jadi
penelitian ini menyatakan bahwa pendekatan quantum learning dapat meningkatkan prestasi akademik karena metode quantum learning berbeda dari
metode yang lain dengan beberapa keistimewaannya seperti metode yang berbeda, penggunaan musik, perayaan, dan kerangka pembelajarannya.
Hasil observasi yang dilakukan di SMK Penerbangan Kartika Aqasa Bhakti Semarang menunjukkan bahwa 1 antusias siswa terhadap pelajaran fisika
masih rendah, hal ini di tunjukkan dengan banyaknya siswa yang mengantuk didalam kelas saat pembelajaran dan merasa senang ketika guru tidak dapat
mengisi pelajaran di kelas, 2 siswa malas mengumpulkan tugas-tugas yang di berikan oleh guru, 3 siswa tidak berani mengemukakan pendapatnya dan masih
ragu dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, 4 masih banyak siswa yang beranggapan bahwa fisika adalah pelajaran yang sulit dan pelajaran
yang paling tidak disukai, 5 nilai hasil ulangan yang masih rendah. Kondisi ini menunjukkan bahwa motivasi dan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran
masih rendah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dilakukan penelitian
yang berjudul “Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Demonstrasi dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan
Pemahaman Konsep ”.
1.2 Batasan Masalah