IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN BAHAN BAKU BIOPLASTIK
1. Persiapan Substrat
Substrat yang digunakan pada kultivasi R. eutropha adalah hidrolisat pati sagu yang merupakan sumber karbon bagi R. eutropha dan
diperoleh dengan cara menghidrolisis pati sagu secara enzimatis. Proses hidrolisis secara enzimatis terdiri dari dua tahap yaitu likuifikasi dan
sakarifikasi. Likuifikasi dengan enzim α-amilase berfungsi untuk
memecah ikatan α-1,4 di bagian dalam rantai polisakarida secara acak
menghasilkan glukosa, maltosa, maltodekstrin, dan α-limit dekstrin
sedangkan sakarifikasi dengan enzim amiloglikosidase AMG mengubah maltodekstrin menjadi glukosa.
Hidrolisat pati sagu yang dihasilkan pada persiapan substrat ini berwarna coklat. Pemucatan dengan menggunakan arang aktif tidak
dilakukan karena parameter penting hidrolisat pati sagu yang digunakan sebagai substrat kultivasi adalah nilai total gulanya. Selain itu, hidrolisat
pati sagu yang dihasilkan ternyata masih banyak mengandung kotoran- kotoran seperti serat kasar sehingga dilakukan penyaringan dengan sistem
vakum. Hasil hidrolisis dari 270 g pati sagu adalah ± 900 ml hidrolisat pati
sagu. Perhitungan nilai total gula dari hidrolisat pati sagu dilakukan dengan menggunakan metode fenol-sulfat. Nilai total gula yang diperoleh
adalah 281 gl. Prosedur analisa metode fenol-sulfat dapat dilihat pada Lampiran 6.
2. Produksi PHA secara Fed Batch
Proses kultivasi dilakukan secara fed-batch semi-sinambung. Kultivasi sistem fed-batch mampu meningkatkan konsentrasi PHA dan
rendemen PHA di dalam sel sebesar lebih dari dua kali lipat apabila dibandingkan dengan kultivasi sistem curah. Bahan yang diumpankan
pada proses kultivasi adalah hidrolisat pati sagu karena pengumpanan dengan hidrolisat pati sagu pada awal fase stationer menghasilkan
konsentrasi sel dan konsentrasi PHA yang tinggi Atifah, 2006. Pada awal kultivasi, warna cairan kultivasi berwarna mendekati
warna hidrolisat pati sagunya. Hal ini dikarenakan hidrolisat pati sagu yang dihasilkan pada saat hidrolisis pati sagu berwarna coklat karena tidak
dilakukan pemucatan saat proses hidrolisis. Pada jam ke-24, cairan kultivasi mulai mengalami perubahan yakni warna yang semakin memucat
dan tidak jernih serta viskositas cairan kultivasi meningkat. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas pertumbuhan R. eutropha.
Aktivitas pertumbuhan R. Eutropha saat kultivasi juga dapat diketahui dengan penurunan pH cairan kultivasi. Hal ini disebabkan
terjadinya pembentukan asam sebagai hasil samping dari proses metabolisme dan adanya penambahan amonia yang merupakan sumber
nitrogen bagi bakteri. Namun kondisi pH optimum untuk pertumbuhan R. eutropha adalah 7,0 sehingga saat terjadi perubahan pH saat kultivasi,
dilakukan penambahan NaOH 4 M atau H
3
PO
4
1,33 M hingga pH 7,0 kembali tercapai.
3. Proses Hilir PHA