cawan petri dan dioven pada suhu 50
o
C selama 24 jam sehingga diperoleh PHA kering.
PHA kering yang telah dihasilkan kemudian direfluks dengan menggunakan kloroform sebagai pelarut. Proses refluks dilakukan
dengan cara melarutkan PHA dalam kloroform. Perbandingan PHA : kloroform adalah 1 : 50 bv dan proses refluks dilakukan dengan
pengadukan selama 24 jam pada suhu ± 50
o
C. Pada akhir proses refluks, larutan disaring dengan sistem penyaringan vakum
menggunakan kertas saring whatman 42. Filtrat hasil penyaringan diuapkan pada suhu ruang sehingga diperoleh PHA yang siap
digunakan untuk membuat lembaran bioplastik. Diagram alir proses hilir dapat dilihat pada Lampiran 3.
2. Pembuatan Lembaran Bioplastik
Proses pembuatan lembaran bioplastik dilakukan dengan cara pencampuran blending antara PHA-pelarut kloroform-pemlastis dietilen
glikol. Pencampuran dilakukan dengan menggunakan stirer diatas hot plate yang memberikan pemanasan 50
o
C selama pengadukan dan pendingin tegak pada bagian penutup wadah untuk menghindari proses
penguapan pelarut dengan adanya proses kondensasi pada pendingin tegak.
Pencampuran dilakukan dengan melarutkan 0,260 g PHA ke dalam pelarut kloroform. Perbandingan antara PHA dengan pelarut kloroform-
pemlastis adalah 1 : 35. Konsentrasi pelarut kloroform dan pemlastis dietilen glikol yang digunakan tergantung dari persentase pemlastis yang
ingin diuji. Pembuatan lembaran bioplastik dilakukan dengan penambahan
pemlastis DEG pada berbagai konsentrasi. Konsentrasi yang digunakan adalah 0 sebagai kontrol PHA, 10, 20, 30 dan 40 bb dari
bobot campuran PHA-DEG. Tahap pertama yang dilakukan yaitu melarutkan PHA ke dalam kloroform 50
o
C selama satu jam. Campuran
PHA yang telah larut sempurna kemudian ditambahkan dengan pemlastis DEG sesuai dengan konsentrasi yang telah direncanakan pada penelitian
ini selama 0,5 jam pada suhu 50
o
C hingga homogen. Larutan homogen yang diperoleh kemudian dicetak pada cetakan
kaca dan diuapkan pada suhu ruang. Setelah seluruh pelarut kloroform menguap, lembaran bioplastik yang terbentuk dikeluarkan dari cetakan
dan siap untuk diuji karakteristiknya. Diagram alir proses pembuatan bioplastik dapat dilihat pada Lampiran 4.
3. Karakterisasi Lembaran Bioplastik
Karakterisasi lembaran bioplastik dilakukan dengan pengujian sifat mekanis, sifat termal, derajat kristalinitas, gugus fungsi dan densitas
lembaran bioplastik. Pengujian sifat mekanis, pengukuran titik leleh dan derajat kristalinitas dilakukan di Sentra Teknologi Polimer STP,
Puspiptek-Serpong sedangkan pengukuran gugus fungsi dilakukan di Laboratorium Rekayasa Reaksi Kimia dan Konversi Gas Alam, Fakultas
Teknik-Universitas Indonesia. Prosedur analisa karakteristik bioplastik dapat dilihat pada Lampiran 5.
C. ANALISA DATA
Analisa data yang digunakan adalah statistika deskriptif. Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan
penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna Walpole, 1995.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN BAHAN BAKU BIOPLASTIK
1. Persiapan Substrat