Kuat Tarik dan Perpanjangan Putus

Tabel 4. Perbandingan sifat fisik dan kimia polipropilen PP, poli- β- hidroksibutirat PHB, PHA dan lembaran bioplastik DEG 20: PARAMETER PP PHB PHA Lembaran bioplastik DEG 20 Titik Leleh Tm o C 171-186 171-182 168,72 167,51 Kristalinitas 65-70 65-80 50,52 31,45 Densitas gcm -1 0,905-0,94 1,23-1,5 0,97 0,67 Kekuatan TarikMpa 39 40 0,12 0,07 Perpanjangan Putus 400 6-8 7,00 7,01 Sumber: Brandl et al 1990 didalam Atkinson dan Mavituna 1991 Hasil karakterisasi PHA dan lembaran bioplastik dari kultivasi R.. eutropha dengan substrat hidrolisat pati sagu

1. Kuat Tarik dan Perpanjangan Putus

Karakteristik mekanik lembaran bioplastik perlu diuji untuk mengetahui dan menentukan kualitas lembaran bioplastik yang dihasilkan. Karakteristik mekanik yang biasa diujikan adalah kuat tarik dan perpanjangan putus. Pengukuran kuat tarik dan perpanjangan putus dilakukan di Sentra Teknologi Polimer dengan menggunakan alat Universal Testing Machine UTM dengan merek Simadzu AGS-10KNG. Pengujian dilakukan dengan menggunakan standar ASTM D 882-92 tentang pengukuran kuat tarik film plastik yang sangat tipis thin plastic sheeting dengan ketebalan kurang dari 0,1 mm. Nilai kuat tarik menunjukkan kemampuan tarik maksimum bahan dalam menahan beban dan hal tersebut menjadi kemampuan maksimum bahan menahan gaya yang diberikan. Kuat tarik dari lembaran bioplastik 0 DEG, 10 DEG, 20 DEG, dan 30 DEG masing-masing adalah 0,12 ± 0,09 MPa; 0,11 ± 0,09 MPa; 0,07 ± 0,02 MPa; 0,03 ± 0,03 MPa. Besarnya faktor koreksi kuat tarik disebabkan oleh ketebalan tiap lembaran bioplastik yang dianggap sama. Menurut standar pengujian kuat tarik ASTM D 882-92, ketebalan sampel uji yang kurang dari 1 mm akan dianggap bahwa sampel yang diuji memiliki ketebalan 1 mm. Pada kenyataannya, ketebalan sampel lembaran bioplastik yang diuji memiliki ketebalan yang bervariasi. Ketebalan sampel lembaran bioplastik yang diuji berkisar 0,2-0,8 mm. Hasil uji kuat tarik yang dihasilkan pada lembaran bioplastik jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan PHB dalam literatur yakni sebesar 40 MPa Tabel 4. Hal ini dapat disebabkan oleh bentuk molekul dari lembaran bioplastik tersebut. Nilai kuat tarik dibawah 40 MPa menunjukkan bahwa struktur molekul lembaran bioplastik adalah amorf. Pada struktur molekul yang amorf, rantai-rantai bercabang namun tidak tersusun secara rapat tidak kompak sehingga jarak antar molekul menjadi lebih jauh dan kekuatan ikatan molekul menjadi melemah. Lemahnya kekuatan ikatan molekul dalam lembaran bioplastik menyebabkan semakin rendahnya gaya yang dibutuhkan untuk memutuskan lembaran bioplastik tersebut. Gaya yang dibutuhkan untuk memutuskan lembaran bioplastik ditunjukkan dengan hasil pengujian kuat tarik terhadap lembaran bioplastik. Hasil pengujian kuat tarik lembaran bioplastik menunjukkan adanya hubungan antara penambahan konsentrasi DEG dengan kekuatan tarik lembaran bioplastik. Penambahan konsentrasi DEG mulai dari 0 hingga 40 memperlihatkan adanya penurunan nilai kuat tarik dari lembaran bioplastik. Hal ini dapat disebabkan oleh jumlah pemlastis yang ditambahkan kedalam lembaran bioplastik. DEG yang ditambahkan tersebut akan mengisi struktur lembaran bioplastik dengan ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen tersebut terjadi antara PHA dan DEG dengan kekuatan sebesar sepersepuluh ikatan kovalen normal. Walaupun kekuatan yang dimiliki kecil namun dapat mempengaruhi sifat fisiknya seperti sifat kuat tarik. Semakin tinggi konsentrasi DEG yang ditambahkan maka makin banyak ikatan hidrogen yang terbentuk menyebabkan struktur molekul menjadi tidak teratur acak dan lembaran bioplastik yang dihasilkan cenderung amorf. Bentuk molekul yang amorf cenderung kurang kompak dibandingkan bentuk molekul kristalin sehingga kekuatan ikatan yang terdapat di dalam lembaran bioplastik menjadi rendah dan gaya yang dibutuhkan untuk memutuskan lembaran bioplastik menjadi semakin kecil Allcock dan Lampe, 1981. Gambar 9. Grafik hubungan antara konsentrasi DEG dan nilai kuat tarik MPa 0,03 0,02 0,04 0,06 0,08 0,10 0,12 0,14 0,07 0,11 0,12 20 30 40 Kuat Tarik MPa 10 Konsentrasi DEG 7,00 6,5 7,01 3,41 1 2 3 4 5 6 7 8 10 20 30 40 Konsentrasi DEG Perpanjangan Putus Gambar 10. Grafik hubungan antara konsentrasi DEG dan nilai perpanjangan putus Penambahan pemlastis dapat mengakibatkan terbentuknya ‘ikatan yang hilang’. Ikatan baru yang terbentuk biasanya berupa ikatan jembatan hidrogen antara polimer resin dan pemlastis. Ikatan tersebut mampu memperlemah sebagian gaya Van Der Waals melalui penyisipan fisika pemlastis terhadap polimer-polimer yang menyebabkan bahan resin tersebut bersifat lebih elastis Spink dan Waychoff di dalam Modern Plastic Encyclopedia, 1958. Perpanjangan putus dari lembaran bioplastik 0 DEG kontrol, 10 DEG, 20 DEG, dan 30 DEG masing-masing adalah 7,00 ± 3,44; 6,46 ± 2,96; 7,01 ± 0,59 dan 3,41 ± 3,30. Perpanjangan putus lembaran bioplastik dengan penambahan 10 cenderung stabil walau memperlihatkan penurunan nilai perpanjangan putus sebesar 0,54. Hal ini dikarenakan tingginya faktor koreksi perpanjangan putus lembaran bioplastik tersebut dan dapat juga disebabkan oleh jumlah DEG yang ditambahkan tidak cukup banyak untuk membentuk ikatan hidrogen pada setiap molekul PHA sehingga gaya Van der Waals pada lembaran bioplastik tersebut masih cukup banyak. Selain itu, faktor sumber PHA yang digunakan pada pembuatan lembaran bioplastikpun mempengaruhi sifat fisik. Sumber PHA yang berbeda-beda dapat menghasilkan sifat PHA yang berbeda pula karena bobot molekul PHA dari proses dapat berbeda- beda tergantung pada strain mikroorganisme, kondisi pertumbuhan dan kemurnian PHA itu sendiri. Faktor yang paling berpengaruh untuk menghasilkan sifat PHA yang baik pada penelitian ini adalah kondisi pertumbuhan saat kultivasi sehingga kondisi pertumbuhan saat kultivasi menjadi faktor kritis yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan PHA. Nilai perpanjangan putus tertinggi 7,01 dimiliki oleh lembaran bioplastik dengan penambahan DEG 20. Penambahan pemlastis DEG akan membentuk interaksi molekuler rantai polimer untuk meningkatkan kecepatan respon viskoelastis pada polimer sehingga meningkatkan mobilitas molekuler rantai polimer Hammer, 1978. Meningkatnya mobilitas molekuler rantai polimer menunjukkan bahan semakin plastis sehingga perpanjangan putus akan semakin meningkat. Peningkatan perpanjangan putus ini akan terus terjadi selama masih terbentuk interaksi molekuler rantai polimer PHA dengan pemlastis DEG. Penambahan pemlastis DEG yang melebihi 20 menyebabkan penurunan nilai perpanjangan putus lembaran bioplastik. Hal ini dapat disebabkan oleh jumlah DEG yang ditambahkan pada formulasi pembuatan lembaran bioplastik tersebut berlebih. DEG yang berlebih ini terjadi akibat tidak adanya lagi gugus OH dari PHA yang tersedia untuk berinteraksi dengan DEG sehingga DEG dalam formula menjadi berlebih. Umumnya suatu bahan yang sama akan saling berkumpul satu sama lain. Begitu juga halnya dengan DEG yang berlebih pada lembaran bioplastik ini. DEG berlebih akan berkumpul pada suatu tempat tertentu terutama pada bagian yang paling lama mengering saat proses penguapan. Pengumpulan pemlastis ini menyebabkan nilai perpanjangan putus menjadi menurun hingga bernilai nol pada lembaran bioplastik 40 DEG karena lembaran bioplastik dengan DEG 40 tidak dapat terbentuk. Bila dibandingkan dengan PP, nilai perpanjangan putus lembaran bioplastik yang dihasilkan pada penelitian ini sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh struktur molekul yang sangat berbeda. Pada PP, struktur molekul berupa rantai lurus sehingga pada saat diregangkan, PP yang awalnya merupakan gulungan rantai lurus akan mulai teregang secara terarah diilustrasikan seperti pada Gambar 11. Berbeda halnya dengan lembaran bioplastik yang memiliki ikatan hidrogen antara DEG dan PHA yang membentuk struktur amorf. Struktur amorf tersusun tidak teratur dan kurang kompak sehingga lembaran bioplastik tidak dapat dimulurkan hingga 400. Gambar 11. Ilustrasi proses uji kuat tarik dan perpanjangan putus Allcock dan Lampe, 1981 Tegang an Tegang Gulungan rantai makro-molekul Terarah an Berdasarkan uji perpanjangan putus, lembaran bioplastik dengan penambahan DEG sebesar 20 menghasilkan sifat fisik yang terbaik karena lebih plastis. Oleh karena itu sampel lembaran bioplastik 0 dan 20 DEG digunakan untuk pengujian DSC dan FTIR guna mengetahui sifat kristalinitas, titik leleh dan gugus fungsi. Hasil uji kuat tarik dan perpanjangan putus dapat dilihat pada Lampiran 8.

2. Sifat Termal

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konsentrasi Tributil Fosfat terhadap Karakteristik Bioplastik dari Poli-B-Hidroksialkanoat (PHA) yang dihasilkan oleh Ralstonia eutropha dengan Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 5 97

Pengaruh Konsentrasi Pemlastis Dietil Glikol Terhadap Karakteristik Bioplastik dari Polyhydroxyalkanoates (PHA) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 7 94

Pembuatan dan Karakterisasi Bioplastik dari Poly-3-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstonia Eutropha pada Hidrolisat Pati Sagu dengan Penambahan Dimetil Ftlat (DMF)

0 19 102

Produksi bioplastik poli-3-hidroksialkanoat (pha) oleh ralstonia eutropha menggunakan substrat hidrolisat pati sagu (metroxylon.sp) sebagai sumber karbon

0 34 2

Pembuatan Bioplastik Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Yang Dihasilkan Oleh Rastonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu Dengan Pemlastis Isopropil Palmitat

1 12 98

Pengaruh Suhu, Jenis dan Perbandingan Pelarut Terhadap Kelarutan Bioplastik Dari Pha (Poly-Β-Hydroxyalkanoates) yang Dihasilkan Ralstonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu

1 14 132

Produksi Bioplastik Poli-3-Hidroksialkanoat (PHA) oleh Ralstonia Eutropha Menggunakan Substrat Hidrosilat Pati Sagu (Metroxylon sp.) sebagai Sumber Karbon

0 9 1

Pengaruh penambahan polioksietilen-(20)-sorbitan monolaurat pada karakteristik bioplastik poli-hidroksialkanoat (pha) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada substrat hidrollsat pati sagu

0 4 6

Pengaruh Konsentrasi Peg 400 terhadap Karakteristik Bioplastik Polihidroksialkanoat (Pha) yang Dihasilkan Oleh Ralstonia Eutropha Menggunakan Substrat Hidrolisat Pati Sagu

1 28 96

Pengaruh konsentrasi pemlastis dietil glikol terhadap karakteristik bioplastik dari polyhydroxyalkanoates (PHA) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada substrat hidrolisat minyak sawit

0 4 3