42 MAG dengan satu gugus asam lemak dan dua gugus hidroksil bebas pada
gliserol membuatnya bersifat seperti lemak dan air. Begitu pula dengan digliserida DG juga dapat berfungsi sebagai surfaktan karena memiliki
satu gugus hidroksil dan dua gugus asam lemak. Lama inkubasi tidak berpengaruh signifikan terhadap tegangan
antar muka. Interaksi antara laju alir udara dan lama inkubas i juga tidak berpengaruh signifikan terhadap tegangan antar muka .
3. Stabilitas Emulsi
Emulsi adalah suspensi yang stabil dari suatu bahan cair di dalam bahan cair lain, bahan-bahan cair tersebut tidak saling bercampur.
Kemantapan emulsi diperoleh dengan penyebaran butir sangat halus bahan cair yang disebut fase terdispersi, menembus bahan cair lain yang disebut
medium pendispersi. Emulsi stabil apabila cairan tersebut dapat bertahan tanpa mengalami perubahan untuk waktu yang lama, fase terdispersinya
tida k saling bergabung ataupun mengendap. Emulsi diartikan sebagai campuran dua buah cairan atau lebih yang tidak saling melarutkan, cairan
yang satu terdispersi dalam cairan lainnya Becher, 1965. Menurut Bird et al. 1983 , kerja dari bahan pengemulsi ada lah
membentuk suatu lapisan pada batas antara kedua cairan minyak dan air, sehingga dengan adanya lapisan ini akan mengurangi tegangan antar muka
dan oleh karenanya memberikan kestabilan terhadap sistem emulsi tersebut. Selain itu, hal lain yang dapat mempermudah terbentuknya
emulsi yaitu adanya penurunan tegangan permukaan kedua fase, sedangkan peningkatan kestabilan disebabkan karena kemampuan bahan
pengemulsi untuk mencegah terjadinya penggabungan antara partikel- partikel terdispersi Griffin, 1954.
Pengujian dilakukan terhadap kemampuan surfaktan dalam mempertahankan emulsi xylene dengan air. Air dengan xylene adalah dua
zat yang berbeda berat jenisnya. Air bersifat pola r sementara xylene bersifat non polar.
43 Stabilitas emulsi dilakukan juga terhadap kontrol yaitu stabilitas
emulsi air dan minyak dengan penambahan surfaktan kontrol. Pada pembuatan sistem emulsi dibutuhkan energi untuk mencampurkan anta
fase terdispersi dengan medium pendispersi dengan tenaga pengadukan vortex mixer
selama 5 menit. Perubahan yang terjadi di amati setelah 48 jam.
Stabilitas emulsi dengan penambahan surfaktan M-DG lebih besar dibandingkan dengan penambahan minyak jarak tanpa perlakuan Hasil
analisa stabilitas emulsi dengan penambahan surfaktan M -DG berkisar antara 76,60 sampai 78,49 persen, sedangkan stablitas emulsi dengan
penambahan minyak jarak tanpa perlakuan adalah 71,43 persen. Hasil analisa statistika menunjukkan bahwa
stabilitas emulsi dengan penambahan surfaktan M-DG hasil hidrolisis in situ tidak
dipengaruhi oleh laju alir udara X
1
dan lama inkubasi X
2
. Hasil analisa stabilitas emulsi dengan penambahan surfaktan M-DG dapat dilihat pada
Lampiran 8. Koefisien parameter dan nilai signifikansi tegangan permukaan dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Koefisien parameter dan nilai signifikansi stabilitas emulsi
Parameter Koefisien parameter
Signifikansi
Intersep 76,260845
0,9676 X
1
laju alir udara 0,003763
0,5706 X
2
lama inkubasi 0,0924
0,5345 Interaksi X
2
X
1
-0,000656 0,6891
r
2
0,7968 Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa laju alir udara X
1
dan lama inkubasi X
2
tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap stabilitas emulsi dengan penambahan surfaktan M-DG.
4. Derajat Keasaman pH