Derajat Keasaman pH PENGARUH FAKTOR LAJU ALIR UDARA DAN LAMA INKUBASI

43 Stabilitas emulsi dilakukan juga terhadap kontrol yaitu stabilitas emulsi air dan minyak dengan penambahan surfaktan kontrol. Pada pembuatan sistem emulsi dibutuhkan energi untuk mencampurkan anta fase terdispersi dengan medium pendispersi dengan tenaga pengadukan vortex mixer selama 5 menit. Perubahan yang terjadi di amati setelah 48 jam. Stabilitas emulsi dengan penambahan surfaktan M-DG lebih besar dibandingkan dengan penambahan minyak jarak tanpa perlakuan Hasil analisa stabilitas emulsi dengan penambahan surfaktan M -DG berkisar antara 76,60 sampai 78,49 persen, sedangkan stablitas emulsi dengan penambahan minyak jarak tanpa perlakuan adalah 71,43 persen. Hasil analisa statistika menunjukkan bahwa stabilitas emulsi dengan penambahan surfaktan M-DG hasil hidrolisis in situ tidak dipengaruhi oleh laju alir udara X 1 dan lama inkubasi X 2 . Hasil analisa stabilitas emulsi dengan penambahan surfaktan M-DG dapat dilihat pada Lampiran 8. Koefisien parameter dan nilai signifikansi tegangan permukaan dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Koefisien parameter dan nilai signifikansi stabilitas emulsi Parameter Koefisien parameter Signifikansi Intersep 76,260845 0,9676 X 1 laju alir udara 0,003763 0,5706 X 2 lama inkubasi 0,0924 0,5345 Interaksi X 2 X 1 -0,000656 0,6891 r 2 0,7968 Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa laju alir udara X 1 dan lama inkubasi X 2 tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap stabilitas emulsi dengan penambahan surfaktan M-DG.

4. Derajat Keasaman pH

Analisa pH dilakukan untuk mengetahui tingkat keasaman dari surfaktan M-DG yang dihasilkan. Nilai pH yang semakin rendah menunjukkan bahwa terjadi hidrolisis in situ pada biji jarak. 44 Nilai pH surfaktan M-DG semakin menurun setelah diinkubasi. Nilai pH minyak jarak sebelum perlakuan sebesar 5,55 dan nilai pH minya k jarak hasil hidrolisis in situ antara 4,99 sampai 5,22 Lampiran 5. Hasil analisa statistika menunjukkan bahwa pH surfaktan M-DG hasil hidrolisis in situ dipengaruhi oleh laju alir udara X 1 dan lama inkubasi X 2 . Hasil analisa pH surfaktan M-DG dapat dilihat pada Lampiran 9. Koefisien parameter dan nilai signifikansi nilai pH dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Koefisien parameter dan nilai signifikansi pH Parameter Koefisien parameter Signifikansi intersep 8,300652 0,9785 Laju alir udara X 1 -0,007367 0,9485 lama inkubasi X 2 -0,109635 0,8379 Interaksi X 2 X 1 0,000124 0,8362 r2 0,9756 Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa pada selang kepercayaan 90 dan 80 persen, laju alir udara X 1 dan waktu inkubasi X 2 memberikan pengaruh yang signifikan dan berpengaruh negatif terhadap pH. Semakin besar laju alir udara dan lama inkubasi menyebabkan nilai pH semakin rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hidrolisis in situ dalam biji jarak karena terbentuk asam lemak bebas. Trigliserida akan bereaksi dengan air dengan bantuan lipase membentuk monogliserida, digliserida, asam lemak bebas, dan gliserol. Peningkatan asam lemak bebas menyebabkan nilai pH semakin menurun. Interaksi antara laju alir udara dan lama inkubasi memberikan pengaruh yang signifikan pada selang kepercayaan 80 persen. Pola interaksi laju alir udara X 1 dan lama inkubasi X 2 terhadap nilai pH surfaktan M-DG dapat dilihat pada Gambar 9. Penambahan lama pada saat laju alir udara tinggi dan laju alir udara rendah menyebabkan penurunan pH. 45 x1-1 x1-1 X1+1 X1+1 4,85 4,90 4,95 5,00 5,05 5,10 5,15 5,20 5,25 X2-1 X2+1 Waktu hari pH Gambar 9. Pola interaksi laju alir udara X 1 dan lama inkubasi X 2 terhadap nilai pH surfaktan M-DG.

C. OPTIMASI TEGANGAN PERMUKAAN