40 dilihat dari kemiringan garis, laju alir udara tinggi menyebabkan
penurunan tegangan permukaan yang lebih cepat dibandingkan dengan laju alir udara rendah. Hal ini disebabkan pada laju alir udara tinggi terjadi
reaksi hidrolisis in situ yang lebih maksimal sehingga menghasilkan M- DG yang berfungsi sebagai surfaktan.
2. Tegangan Antar Muka
Tegangan antar muka merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi. Semakin kecil perbedaan tegangan antar
muka dalam emulsi tersebut maka emulsi tersebut akan semakin stabil. Menurut Petrowski 1976, bahwa tegangan antar muka menjadi penting
diperhatikan daripada tegangan permukaan ketika pembahasannya menyangkut sistem emulsi.
Pengujian tegangan antar muka menggunakan metode xylene dengan air. Perbedaan berat jenis diantara kedua jenis bahan tersebut Bj
air = 1; Bj xylene = 0,86 menyebabkan kedua bahan tersebut tidak dapat saling melarutkan. Surfaktan yang ditambahkan sebanyak 10 persen dari
jumlah kedua cairan tersebut. Penambahan surfaktan diharapkan dapat membentuk emulsi dengan baik.
Peningkatan stabilitas emulsi disebabkan karena adanya
kemampuan surfaktan untuk mencegah terjadinya penggabungan antara partikel-partikel terdispersi. Gugus polar pada surfaktan adalah gugus
hidroksil, sedangkan gugus non polar adalah gugus asam lemak. Gugus polar dari surfaktan akan cenderung berikatan dengan air yang bersifat
lebih polar, sedangkan gugus non polar dari surfaktan akan berikatan dengan xylene yang bersifat non polar. Semakin besar persentase
penurunan tegangan antar muka xylene dengan air maka sistem emulsi akan terbentuk lebih stabil.
Hasil analisa tegangan antar muka air dan xylene setelah penambahan surfaktan M-DG menunjukkan kisaran antara 6,35 dynecm
sampai 7,70 dynecm Lampiran 5. Tegangan antar muka air dan xylene mengalami penurunan antara 24,80 dynecm sampai 26,15 dynecm
41 setelah penambahan surfaktan, dimana tegangan antar muka air dan xylene
sebelumnya bernilai 32,5 dynecm. Persentase penurunan tegangan antar muka air-xylene setelah penambahan surfaktan memperlihatkan bahwa
surfaktan mampu menurunkan tegangan antar muka air-xylene antara 76,31 sampai 80,46 persen.
Hasil analisa statistika menunjukkan bahwa tegangan antar muka air-xylene dengan penambahan surfaktan M-DG hasil hidrolisis in situ
dipengaruhi oleh laju alir udara X
1
. Laju alir udara memberikan pengaruh yang negatif terhadap nilai tegangan antar muka. Hasil analisa
tegangan antar muka pada surfaktan M-DG dapat dilihat pada Lampiran 7. Koefisien parameter dan nilai signifikansi tegangan permukaan dapat
dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Koefisien parameter dan nilai signifikansi tegangan antar muka
Parameter Koefisien parameter
Signifikansi
Intersep 20,037917
0,9557 Laju alir udara X
1
-0,030516 0,9381
lama inkubasi X
2
-0,166667 0,6587
Interaksi X
2
X
1
0,5000 r2
0,9738 Berdasarkan Tabel 12, laju alir udara X
1
berpengaruh signifikan pada tingkat signifikansi 93,81 persen terhadap tegangan antar muka
dengan penambahan surfaktan M-DG. Semakin besar laju alir udara yang diberikan menyebabkan tegangan antar muka semakin menurun. Hal ini
disebabkan, bahwa udara lembab akan membantu terjadinya reaksi hidrolisis in situ. Hidrolisis in situ terjadi karena lipase dalam biji jarak
dapat bekerja dengan baik karena adanya oksigen dan air. Selain itu, hidrolisis juga terjadi karena adanya mikroorganisme khususnya kapang
penghasil lipase spesifik yang tumbuh dengan adanya ketersediaan oksigen dan air sehingga dihasilkan M-DG.
Monoasilgliserol atau MAG merupakan komponen yang tersusun oleh satu rantai asam lemak yang diesterifikasikan ke rantai gliserol,
sehingga MAG memiliki baik gugus hidroksil bebas, yang merupakan gugus hidrofilik, dan grup teresterifikasi yang merupakan gugus lipofilik.
42 MAG dengan satu gugus asam lemak dan dua gugus hidroksil bebas pada
gliserol membuatnya bersifat seperti lemak dan air. Begitu pula dengan digliserida DG juga dapat berfungsi sebagai surfaktan karena memiliki
satu gugus hidroksil dan dua gugus asam lemak. Lama inkubasi tidak berpengaruh signifikan terhadap tegangan
antar muka. Interaksi antara laju alir udara dan lama inkubas i juga tidak berpengaruh signifikan terhadap tegangan antar muka .
3. Stabilitas Emulsi